Anda di halaman 1dari 27

Aspek Perlindungan Hukum

Bagi Praktisi Bidan di Komunitas


 

Kelompok 4
Nora fitri ayunda
Yolanda oktari
Defenisi bidan

KEPMENKES NOMOR 900/ MENKES/SK/ VII/2002 bab I


pasal 1:
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti
program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
persyaratan yang berlaku.
.

1993 WHO merekomendasikan agar bidan di bekali


pengetahuan dan ketrampilan penanganan
kegawatdaruratan kebidanan yang relevan. Untuk itu
1996 Depkes telah menerbitkan Permenkes
No.572/PER/Menkes/VI/96 yang memberikan
wewenang dan perlindungan bagi bidan dalam
melaksanakan tindakan penyelamatan jiwa ibu dan
bayi baru lahir.
Mengelola asuhan ANC, INC, PNC, Neonatus
dan Balita serta KB di komunitas

Pelayanan kebidanan
Kode ETIK
Standar Praktek Kebidanan
Registrasi Praktik Bidan
Standar Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan profesional yang
menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan sehingga standar
pelayanan kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan
kompetensi yang diperlukan bidan dalam menjalankan praktek
sehari-hari.

Standar Standar pelayanan


pelayanan nifas (3)
umum(2)

Standar pelayanan Standar


antenatal (6) penangan
kegawatdara
ratan
Standar pertolongan obstetri dan
persalinan(4) neonatal (9)
Standar Pelayanan Umum
Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat.
Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan

Standar Pelayana Antenatal


Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Standar 5 : Palpasi abdomen
Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan
Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Standar 8 : Persiapan persalinan

Standar Pertolongan Persalinan


Standar 9 : Asuhan saat persalinan 
Standar 10 : Persalinan yang aman
Standar 11 : Pengeluaran plasenta dan peregangan tali pusat
Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
Standar Pelayanan Nifas
Standar 14 : Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan
Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir
Standar Pelayanan Nifas
Standar 14 : Penanganan pada 2 jam
pertama setelah persalinan
Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir

Standar Penangan Kegawatan Obstetri dan Neonatal


Standar 16 : Penanganan perdarahan pada kehamilan
Standar 15 : Pelayan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Standar 17 : Penangan kegawatan pada eklampsi
Standar 18 : Penangan kegawatan pada partus lama atau
macet
Standar 19 : Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktsi 
Standar 20 : Penanganan retensio plasenta
Standar 21 : Penanganan perdarahan post partum primer
 Standar 22 : Penanganan perdarahan post partum sekunder :
Standar 23 : Penangan sepsi puerperalis
Standar 24 : Penanganan Asfiksia
KODE ETIK

Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun


1986 dan disahkan dalam Kongres nasional Ikatan Bidan
Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk
pelaksanaannya disahkan dalam rapat kerja nasional IBI
tahun 1991, kemudian disempurnakan dan disahkan pada
kongres nasional IBI ke XII tahun 1989.
kode etik KEBIDANAN
berisi 7 BAB.

Ke 7 BAB dapat dibedakan atas 7 bagian yaitu :


Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat.
Kewajiban bidan terhadap tugasnya.
Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan
lainnya.
 Kewajiban bidan terhadap profesinya
Kewajiban bidan terhadap diri sendiri,
 Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air.
Penutup
 
Standar Praktek Kebidanan

Standar I : Metode Asuhan

Merupakan asuhan kebidanan yang


dilaksanakan dengan metode manajemen
kebidanan dengan tujuh langkah, yaitu :
pengumpulan data, analisa data, penentuan
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
dan dokumentasi.

Standar II :
Pengkajian Pengumpulan data mengenai status
kesehatan klien yang dilakukan
secara sistematis dan
berkesinambungan. Data yang
diperoleh dicatat dan dianalisis.
 
 
Standar III : Diagnosa
Diagnosa Kebidanan dirumuskan
dengan padat, jelas dan sistematis
mengarah pada asuhan kebidanan yang
diperlukan oleh klien sesuai dengan
wewenang bidan berdasarkan analisa data
yang telah dikumpulkan.
 

Standar IV : Rencana Asuhan


Rencana asuhan kebidanan
dibuat berdasarkan diagnosa
kebidanan.
 

Standar V : Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan
rencana dan perkembangan keadaan klien dan
dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
Standar V : Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan
perkembangan keadaan klien dan dilanjutkan dengan evaluasi
keadaan klien.

Standar VI : Partisipasi klien


Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-
sama/pertisipasi klien dan keluarga dalam rangka
peningkatan pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan.
 

Standar VII : Pengawasan


Monitoring atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan
secara terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui
perkembangan klien.
 
Standar VIII : Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan
dilaksanakan secara terus
menerus seiring dengan
tindakan kebidanan yang
dilaksanakan dan evaluasi dari
rencana yang telah
dirumuskan.
 
Standar IX :
Dokumentasi
Asuhan kebidanan
didokumentasikan sesuai
dengan standar
dokumentasi asuhan
kebidanan yang diberikan.
 
Registrasi Praktik Bidan

PERATURAN
PERATURANMENTERI
MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK
KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
NOMOR
NOMOR
1464/MENKES/PER/X/2010
1464/MENKES/PER/X/2010
TENTANG
TENTANGIZIN
IZINDAN
DAN
PENYELENGGARAAN
PENYELENGGARAAN
PRAKTIK
PRAKTIKBIDAN
BIDAN
  
Pasal 1
MBELAJARAN YANG DIGUNAL
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

.Bidan
.Bidanadalah
adalahseorang
seorangperempuan
perempuanyangyanglulus
lulusdari
daripendidikan
pendidikan
bidan
bidanyang
yangtelah
telahteregistrasi
teregistrasisesuai
sesuaiketentuan
ketentuanperaturan
peraturan
perundangan-undangan.
perundangan-undangan.

Fasilitas
Fasilitaspelayanan
pelayanankesehatan
kesehatanadalah
adalahtempat
tempatyang
yangdigunakan
digunakan
untuk
untukmenyelenggarakan
menyelenggarakanupayaupayapelayanan
pelayanankesehatan
kesehatanbaikbaik
promotif,
promotif,preventif,
preventif,kuratif
kuratifmaupun
maupunrehabilitatif,
rehabilitatif,yang
yang
dilakukan
dilakukanoleh
olehPemerintah,
Pemerintah,pemerintah
pemerintahdaerah
daerahdan/atau
dan/atau
masyarakat.
masyarakat.

Surat
SuratTanda
TandaRegistrasi,
Registrasi,selanjutnya
selanjutnyadisingkat
disingkatSTR
STRadalah
adalah
bukti
buktitertulis
tertulisyang
yangdiberikan
diberikanoleh
olehpemerintah
pemerintahkepada
kepadatenaga
tenaga
kesehatan
kesehatanyang
yangdiregistrasi
diregistrasisetelah
setelahmemiliki
memilikisertifikat
sertifikat
kompetensi.
kompetensi.

Surat
SuratIzin
IzinKerja
KerjaBidan,
Bidan,selanjutnya
selanjutnyadisingkat
disingkatSIKB
SIKBadalah
adalah
bukti
buktitertulis
tertulisyang
yangdiberikan
diberikankepada
kepadaBidan
Bidanyang
yangsudah
sudah
memenuhi
memenuhipersyaratan
persyaratanuntuk
untukbekerja
bekerjadi
difasilitas
fasilitaspelayanan
pelayanan
kesehatan.
RUMUSAN
RUMUSAN
D
DSurat MASALAH
MASALAH
Surat Izin PraktikBidan,
Izin Praktik Bidan,((SIPB
SIPB))
adalah
adalahbukti
buktitertulis
tertulisyang
yangdiberikan
diberikankepada
kepadaBidan
Bidan
yang
yangsudah
sudahmemenuhi
memenuhipersyaratan
persyaratanuntuk
untuk
menjalankan
menjalankanpraktik
praktikbidan
bidanmandiri.
mandiri.

Standar
Standaradalah
adalahpedoman
pedomanyang
yangharus
harusdipergunakan
dipergunakan
sebagai Apakah
petunjukApakah
sebagaipetunjuk dalam Terdapat
Terdapat
dalammenjalankan
menjalankan
pengaruh
pengaruh
profesi
profesi yang
yang
meliputi
standar
penyempurnaan
meliputistandar
standarpelayanan,
penyempurnaan
operasional
peta
pelayanan,standar
standar
prosedur. petakonsep
profesi,
profesi,
konsep
dandalam
dan
dalam
standar operasional prosedur.
penerapan
penerapan model
model pembelajaran
pembelajaran Two Stay
Two Stay
Praktik mandiri adalah praktik bidan swasta
Two
Praktik
Two
perorangan.
Stray
mandiri
Stray (TSTS)
adalah terhadap
praktik
(TSTS)
bidan
terhadap hasil
swasta
hasilbelajar
belajar
perorangan.
 biologi
Organisasi
biologi
Organisasi kelas
profesi
profesikelasVIII
adalah
adalahVIIIsiswa
Ikatan
siswa
Ikatan SMPN
Bidan
Bidan 22Kec.
Indonesia
SMPN
Indonesia Kec.
(IBI).
(IBI). Kapur IX tahun pelajaran 2011/2012?
Kapur IX tahun pelajaran 2011/2012?
EE ASUMSI
ASUMSI
PERIZINAN
PERIZINAN
  
Seluruh siswa memiliki
Seluruh siswa memiliki
Pasal
Pasal
kesempatan
kesempatan
22 yang
yang sama
sama
Pasal
Pasal88
dalam proses
dalam proses
pembelajaran
pembelajaran
Pasal
Pasal Terdapat
Terdapat sarana
sarana dan
dan
33
prasarana
prasarana untuk
untuk Pasal
Pasal77
melaksanakan
melaksanakan model model
Pasal pembelajaran
Pasal
pembelajaran Two Two Stay
Stay
44
Two
Two Stray
Stray (TSTS)
(TSTS)
Siswa dapat
Siswa
Pasal 6dapat
Pasal 6
Pasal melaksanakan proses
Pasal
55 melaksanakan proses
pembelajaran
pembelajaran dengan dengan
menggunakan
menggunakan peta peta
 
PENYELENGGARAAN
PRAKTIK
MBELAJARAN YANG DIGUNAL
Pasal
Pasal99
Pasal
Pasal10
10
Pasal
Pasal11
11
Pasal
Pasal12
12
  
Pasal
Pasal13
13
Pasal
Pasal14
14
  
Pasal
Pasal15
15
Pasal
Pasal16
16
Pasal
Pasal17
17
Pasal
Pasal18
18
Pasal
Pasal19
19
PENCATATAN DAN
PELAPORAN
 
Pasal 20
  
Dalam
Dalammelakukan
melakukantugasnya
tugasnyabidan
bidan
wajib
wajibmelakukan
melakukanpencatatan
pencatatandan dan
pelaporan
pelaporansesuai
sesuaidengan
denganpelayanan
pelayanan
yang
yangdiberikan.
diberikan.
Pelaporan
Pelaporansebagaimana
sebagaimanadimaksud
dimaksud
pada
padaayat
ayat(1)
(1)ditujukan
ditujukankekePuskesmas
Puskesmas
wilayah
wilayahtempat
tempatpraktik.
praktik.
Dikecualikan
Dikecualikandari
dariketentuan
ketentuan
sebagaimana
sebagaimanadimaksud
dimaksudpadapadaayat
ayat(2)
(2)
untuk
untukbidan
bidanyang
yangbekerja
bekerjadidifasilitas
fasilitas
pelayanan
pelayanankesehatan.
kesehatan.
 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
 
 Pasal 21
 Pasal 22
 Pasal 23
 Pasal 24
 Pasal 21
 Pasal 22
 Pasal 23
 Pasal 24

 KETENTUAN PERALIHAN 
 Pasal 25
 Pasal 26
 Pasal 27 
 Pasal 28

 KETENTUAN PENUTUP
 Pasal 29
 Pasal 30
b. Membangun jaringan kerja
MBELAJARAN YANG DIGUNAL
komunitas

1.Beberapa
1. Beberapajaringan
jaringankerja
kerjabidan
bidandi
dikomunitas
komunitasyaitu
yaitu
Puskesmas/Puskesmas
Puskesmas/PuskesmasPembantu,
Pembantu,Polindes,
Polindes,
Posyandu,
Posyandu,BPS,
BPS, Rumah
Rumahpasien,
pasien,Dasa
DasaWisma,
Wisma,PKK.
PKK.
(Syahlan,
(Syahlan,1996
1996: :235)
235)
Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan
Di puskesmas
diharapkan dapatbidan sebagai
mengenali anggotayang
kegiatan tim bidan
akan
diharapkan dapat mengenali kegiatan yang
dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan akan
dilakukan,
tugas masing mengenali
– masing,dan menguasai
selalu fungsi dan
berkomunikasi
tugas pimpinan
dengan masing – masing,
dan anggotaselalu berkomunikasi
lainnya, memberi
dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi
dan menerima saran serta turut bertanggung
jawabdan menerima
atas sarankegiatan
keseluruhan serta turut
timbertanggung
dan hasilnya.
jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.

Di
DiPolindes,
Polindes,Posyandu,
Posyandu,BPS BPSdan
danrumah
rumah
pasien,
pasien,bidan
bidanmerupakan
merupakanpimpinan
pimpinan
tim/
tim/leader
leaderdi
dimana
manabidan
bidandiharapkan
diharapkan
mampu
mampuberperan
berperansebagai
sebagaipengelola
pengelola
sekaligus
sekaliguspelaksana
pelaksanakegiatan
kegiatan
kebidanan
kebidanandi dikomunitas.
komunitas.(Meilani,
(Meilani,dkk,
dkk,
2009
2009: :11)
11)
Dalam jaringan kerja bidan di
komunitas diperlukan kerjasama
lintas program dan lintas sektor
Tujuan dari kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam kebidanan
Tujuan dari kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam kebidanan
komunitas antara lain.
komunitas antara lain.
.Meningkatkan koordinasi untuk memenuhi kewajiban peran masing-
.Meningkatkan koordinasi untuk memenuhi kewajiban peran masing-
masing dalam pembangunan kesehatan. Intinya adalah kerja sama lintas
masing dalam pembangunan kesehatan. Intinya adalah kerja sama lintas
program dan sektoral untuk memecahkan suatu masalah kesehatan. Oleh
program dan sektoral untuk memecahkan suatu masalah kesehatan. Oleh
karena itu fungsi koordinasi yang dilakukan oleh sektor kesehatan
karena itu fungsi koordinasi yang dilakukan oleh sektor kesehatan
merupakan suatu keharusan.
merupakan suatu keharusan.
Meningkatkan komunikasi antara sektoral pemerintahan dan swasta
Meningkatkan komunikasi antara sektoral pemerintahan dan swasta
tentang masalah kesehatan. Agar saling memahami di antara anggota dan
tentang masalah kesehatan. Agar saling memahami di antara anggota dan
mitra, maka diperlukan komunikasi yang efektif melalui pertemuan-
mitra, maka diperlukan komunikasi yang efektif melalui pertemuan-
pertemuan berkala berdasarkan kesepakatan bersama.
pertemuan berkala berdasarkan kesepakatan bersama.
.Meningkatkan kemampuan bersama dalam menanggulangi masalah
.Meningkatkan kemampuan bersama dalam menanggulangi masalah
kesehatan danmemaksimalkan keuntungan semua pihak. Tujuan utama dari
kesehatan danmemaksimalkan keuntungan semua pihak. Tujuan utama dari
kemitraan di bidang kesehatan adalah menggalang kekuatan untuk
kemitraan di bidang kesehatan adalah menggalang kekuatan untuk
memecahkan dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat setempat.
memecahkan dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat setempat.
Oleh sebab itu, memaksimalkan manfaat atau keuntungan adalah
Oleh sebab itu, memaksimalkan manfaat atau keuntungan adalah
merupakan harapan bersama dari sebuah kemitraan.
merupakan harapan bersama dari sebuah kemitraan.
Meningkatkan
Meningkatkanapaapayang
yangmenjadi
menjadi
komitmen
komitmenbersama.
bersama.Komitmen
Komitmenadalah
adalah
suatu
suatukesediaan
kesediaandan
danpengorbanan
pengorbanan
((waktu,
waktu,pikiran,
pikiran,tenaga,
tenaga,dan
dansebagainya)
sebagainya)
masing-masing
masing-masinganggota
anggotakemintraan
kemintraan
terhadap
terhadapprogram
programatau
atauupaya
upayapemecahan
pemecahan
masalah
masalahkesehatan
kesehatanyang
yangtelah
telahdisepakati
disepakati
bersama.Dalam
bersama.Dalamkomitmen
komitmenpasti
pastiada
ada
pengorbanan
pengorbanandari
darimasing-masing
masing-masing Tercapainya
anggota. Tercapainya
anggota. upaya
upaya
  
kesehatan
kesehatan
yang
yangefisien
efisien
dan
danefektif
efektif
atau
atauberdaya
berdaya
guna
gunadan
dan
berhasil
berhasilguna
guna
Pendekatan yang digunakan dalam kerjasama lintas program dan lintas sektoral antara
lain.

 Input
Input sebuah kemitraan adalah semua sumber daya yang
dimiliki oleh masing-masing unsur yang terjalin dalam
kemitraan, terutama sumber daya manusia, dan sumber
daya yang lain seperti dana, sistem informasi, teknologi,
dan sebagainya. Selain itu, jumlah atau banyaknya mitra
yang terlibat juga merupakan input.
 
 Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya adalah
kegiatan-kegiatan untuk membangun kemitraan tersebut.
 
 Output
Output adalah terbentuknya kerja atau networking, forum, dan sebagainya
yang terdiri dari berbagai unsur dan tersusunnya program dan pelaksanaannya
berupa kegiatan bersama dalam rangka memecahkan masalah kesehatan. Selain
itu, juga tersusun uraian tugas dan fungsi untuk masing-masing anggota.
 
 Outcome
Outcome adalah dampak dari pada kerjasama terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Oleh sebab itu, outcome dapat dilihat dari indikator-indikator
derajat kesehatan masyarakat, yang sebenarnya merupakan akumulasi dari
dampak upaya-upaya lain di samping kemitraan. Dengan demikian, outcome
adalah meningkatnya angka atau indikator kesehatan ,misalnya meningkatnya
status gizi anak balita, meningkatnya penduduk yang terakses air bersih, dan
lain sebagainya.
 
 
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai