Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN

KEBIDANAN PADA
PEREMPUAN DAN
ANAK DENGAN
KONDISI RENTAN
KEBUTUHAN KHUSUS PADA PERMASALAHAN EKONOMI

Ernawati, SST.,M.Kes.,M.Keb
Kelompok rentan
adalah
masyarakat(ibu
dan anak yang
memiliki
keterbatasan
dalam
menikmati
kehidupan .
• Kelompok rentan menurut Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia adalah semua orang yang
menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam
menikmati standar kehidupan yang layak.
• Kelompok rentan berhak mendapatkan perlakuan
khusus untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
MENURUT UU NO.39 TAHUN 1999
PASAL 5 AYAT (3)
• Hak Asasi Manusia yang menyatakan bahwa setiap
orang yang termasuk kelompok masyarakat yang
rentan berhak memperoleh perlakuan dan
perlindungan lebih.
• Kelompok rentan tersebut antara lain adalah orang
lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, dan
penyandang cacat
FAKTOR YANG MENGAKIBATKAN
TERJADINYA KERENTANAN
• Faktor-faktor tersebut adalah faktor ekonomi,budaya,
biologis dan psikologis.
• Hal tersebut mengakibatkan adanya kelompok rentan
yang dapat menimbulkan dampak-dampak negatif di
wilayah tertentu seperti tingkat criminal yang tinggi,
adanya perpecahan kelompok, penyimpangan perilaku
serta banyaknya pengangguran.
ADA TIGA ALASAN MENGAPA DIPERLUKAN
PENDEKATAN YANG SISTEMATIK YAITU:

1. Pandangan mengenai manusia dalam


lingkungannya (the person in environment).
Masyarakat diartikan sebagai seseorang yang
memiliki sososk tertentu yang mencakup beragam
masalah yang dihadapi hingga menerapkan
sumber-sumber apa saja yang tersedia untuk
menangani masalah tersebut.
2. Pengembangan masyarakat memerlukan pemahaman mengenai
sejarah dan perkembangan suatu masyarakat yang ada di daerah
tertentu dengan permasalahan sosialnya dan analisis mengenai
status masyarakat tersebut.
3. Masyarakat secara konstan dapat berubah. Individu maupun
kelompok bergerak ke dalam perubahan kekuasaan, struktur
ekonomi, sumber pendanaan dan peranan penduduk.
• Dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dalam suatu
wilayah tertentu secara spesifik untuk dapat digunakan sebagai
bahan dalam membuat suatu keputusan yang terbaik adalah
prinsip utama dalam pemetaan sosial.
• Masyarakat yang berubah secara konstan menandakan bahwa
individu serta kelompok bergerak ke dalam perubahan-perubahan
baik itu kekuasaan, struktur ekonomi, sumber dana dan peranan
penduduk.
FAKTOR EKONOMI

• Dalam faktor ekonomi, masalah sosial yang dapat


terjadi antara lain kemiskinan, pengangguran dan lain
sebagainya yang biasa terjadi akibat faktor
kurang bertanggungjawabnya pemerintah dalam
mensejahterakan masyarakat.
PENYEBAB KERENTANAN

• Anak Yatim/Piatu
Kelompok rentan anak yatim/piatu biasanya disebabkan
karena kematian orang tua baik kematian ayah, ibu
ataupun keduanya.
Dikatakan rentan karena kebutuhan hidup anak yatim/
piatu sebagian besar tidak terpenuhi dengan baik.
Kebutuhan tersebut bukan hanya secara materi tetapi
kebutuhan akan kasih sayang dan pengasuhan juga tidak
dapat terpenuhi
• Faktor Miskin atau Masyarakat Kurang Mampu

karena sebagian besar mereka tidak memiliki pekerjaan yang tetap


dan pekerja serabutan. Dengan tingkat pendidikan yang rendah, fakir
miskin atau masyarakat yang kurang mampu biasanya
• Anak Putus Sekolah

Anak yang putus sekolah yang disebabkan oleh berbagai faktor


yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal karena kurangnya kesadaran diri anak untuk
bersekolah dan mereka lebih memilih bekerja untuk membantu
perekonomian orang tuanya.
2. Faktor eksternal adalah orang tua yang mendukung anaknya
untuk tidak bersekolah dan membantu mereka bekerja di kebun
ataupun di sawah untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari.
Faktor eksternal lainnya adalah karena
perekonomian orang tua yang rendah sehingga
tidak mampu untuk membiayai anaknya untuk
sekolah. Ketidakmampuan tersebut menjadi salah
satu faktor banyaknya anak yang putus sekolah.
• Masyarakat yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni

bisa diartikan rumah yang sudah tua atau tidak layak


huni.
KEBUTUHAN KELOMPOK RENTAN

• Anak Yatim/Piatu

Kebutuhan bagi anak yatim adalah


a. jaminan sosial agar dapat terpenuhinya kebutuhan
dasar anak yatim/piatu,
b. jaminan kesehatan yang berupa layanan kesehatan
yang layak.
c. jaminan pendidikan.
• Fakir Miskin atau Masyarakat yang Kurang Mampu
Kebutuhan fakir miskin kebutuhan-kebutuhan dasar:
a. santuan yang berupa uang ataupun kebutuhuan pokok
sembako yang biasanya dilaksanakan pada hari-hari
besar.
b. pelatihan kerja untuk meningkatkan perekonomian
mereka, adanya binaan dari para ahli agar dapat
berjalan dengan baik.
• Anak Putus Sekolah
Kebutuhan anak yang putus sekolah
diberikannya jaminan pendidikan dan sosialisasi mengenai
pendidikan Jaminan pendidikan diberikan agar anak yang
kurang mampu dapat bersekolah tanpa memikirkan
tanggungan biaya yang nanti dikeluarkan oleh orang tua.
Dengan adanya sosialisasi, masyarakat khususnya orang
tua dapat memahami bahwa pendidikan bagi anaknya
sangat penting untuk kehidupan masa depannya.
• Masyarakat yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni

Kebutuhannya adalah
Berupa perbaikan rumah agar dapat dihuni dengan
layak.
bekerja sama dan adanya partisipasi dari berbagai
pihak mulai dari pemilik rumah, masyarakat sekitar,
pemerintah desa dan lain-lain.
KEBUTUHAN PADA
KONDISI RENTAN DI
PERMASALAHAN
SOSIAL
•  Kondisi Rentan berupa kondisi fisik, sosial, dan sikap
yang dapat mempengaruhi kemampuan masyarakat
dalam melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan,
dan tindak-tanggap terhadap dampak bahaya.
JENIS-JENIS KERENTANAN DAPAT
BERUPA

• Kerentanan fisik : bangunan, fisik individu


• Kerentanan sosial : kemiskinan, lingkungan, konflik,
tingkat pertumbuhan yang tinggi, anak-anak dan
wanita, lansia, dan stigma
• Kerentanan mental : ketidaktahuan, tidak menyadari,
kurangnya pecaya diri, memiliki tantangan kesehatan
mental, dan lainnya.
• Kelompok yang rentan terkena dampak di tengah
pandemi nyatanya bukan hanya KDRT dan kekerasan
berbasis gender saja.
• Berdasarkan definisi UU Republik Indonesia, yang
termasuk ke dalam kelompok rentan adalah orang
lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, perempuan hamil,
dan orang dengan disabilitas.
• Orang tahanan atau narapidana yang direnggut
kebebasannya oleh Negara atas dasar hukum merupakan
kelompok yang rentanvulnerable
( ) dalam masyarakat.
• Apabila wanita yang melakukan kejahatan maka wanita
tersebut memperoleh pembinaan di LAPAS wanita.
• Hak Asasi Manusia (HAM) yang ada didalam Undang-
undang RI Nomor 39 Tahun 1999 termasuk hak wanita.
Pengakuan hak-hak narapidana terlihat pada materi
muatan yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
• Dalam hal pemenuhan hak bagi narapidana ini
terselipkan salah satu hak yang sangat krusial dan
harus terpenuhi yaitu hak mendapatkan pelayanan
kesehatan dan makanan yang layak, contohnya pada
ibu yang dalam keadaan hamil.
KEBUTUHAN RENTAN PADA IBU HAMIL DI
PENJARA
• Sehingga kebutuhan wanita lebih spesifik terutama dalam hal
pelayanan kesehatan khususnya untuk wanita yang sedang hamil
sampai melahirkan dan menyusui.
• Narapidana wanita yang sedang hamil menjalankan proses pembinaan
di LAPAS ini mempunyai hak yang lebih spesifik dan urgensinya lebih
mendalam selama masa kehamilannya.
Narapidana wanita yang sedang hamil selama menjalani proses
pembinaan di sebuah LAPAS Wanita ini diberikan dispensasi seperti
keringanan dalam kegiatan dan pekerjaan sehari-hari didalam LAPAS,
misalnya apabila biasanya mengangkat kaleng yang berisi air untuk
menyiram tanaman (melakukan aktivitas berat) kini ketika dalam masa
kehamilan pekerjaan itu tidak dilakukan lagi dan digantikan oleh
narapidana wanita lainnya yang tidak hamil.
ADA BEBERAPA KEGIATAN
SEBAGAI BENTUK PEMBINAAN
• berupa pendidikan, keagamaan, olahraga, kesenian,
dan pembinaan kemandirian seperti menjahit,
merajut, membatik, menyulam, dan mempayet
Prinsip pembinaan dan
bimbingan bagi narapidana

1. Orang-orang tersesat harus diayomi dengan


memberikan bekal hidup sebagai warga yang baik dan
berguna dalam masyarakat. Bekal tersebut diwujudkan
dalam bentuk: (Pada ibu hamil dipenjara)
a. Pembinaan kepribadian yaitu pembinaan agama sesuai
kepercayaan masing-masing,
b. intelektual seperti kejar paket A,B,C, kegiatan menonton
TV, mendengarkan radio, dan membaca Koran untuk
membuka informasi
c. pembinaan kesadaran hukum di perpustakaan setiap
hari jumat untuk meningkatkan integritas diri;
d. pembinaan keterampilan sebagai wujud kemandirian
diberikan keterampilan untuk membuat kecap,
membuat tahu, merajut, menjahit, border, payet, batik
Lanjutan
2. Penjatuhan pidana adalah bukan tindakan balas dendam dari negara.
Penjatuhan pidana bukanlah tindakan balas dendam negara terhadap
narapidana wanita yang sedang hamil, melainkan bentuk pembinaan yang
dilakukan secara bertahap, pembinaan ini jauh dari kata derita.
3. Rasa tobat tidaklah dapat dicapai dengan menyiksa melainkan dengan
bimbingan
Memberi pengertian kepada narapidana wanita yang sedang hamil dapat
menyadari akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan yang telah mereka
lakukan.
• Bagi ibu yang sedang hamil diberikan makanan
tambahan ini guna untuk mencukupi kebutuhan gizi,
sehingga tubuh mereka tetap terjaga kesehatannya
dan dapat mengikuti kegiatan-kegiatan pembinaan di
Lembaga Pemasyarakatan.
• Pelaksanaan hak-hak lain narapidana wanita yang sedang
hamil dilaksanakan berdasarkan kebijakan masing-masing
lembaga pemasyarakatan :
a. Memberikan dispensasi untuk tidak mengikuti kegiatan
olah raga;
b. Memberikan dispensasi untuk tidak mengikuti kegiatan
kerja bakti; dan
c. Memberikan dispensasi terhadap kegiatan-kegiatan yang
membahayakan kesehatan si ibu maupun kandungannya.
SINGLE PARENT

• Dapat dikaitkan pada pengertian seseorang yang mandiri.


Orang tua tunggal yang mandiri adalah mampu secara
sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran,
dukungan, dan tanggung jawab dari pasangannya.
• Salah satu penyebab wanita menjadisingle parent adalah
perceraian.Yang mana salah satu penyebab perceraian
karena adanya KDRT . KDRT terhadap anak juga sering
terjadi sehingga tanpa disadari perkataan dan perilaku orang
tua terkadang atau sering dapat membahayakan atau
melukai anak seperti penyiksaan fisik, penyiksaan emosi,
pelecehan
Mengapa bisa dikatakan pada kondisi rentan:
1. Kesepian,
2. Perasaan terjebak dengan tanggung jawab mengasuh anak
3. mencari sumber pendapatan
4. Kekurangan waktu untuk mengurus diri dan kehidupan
seksualnya,
5. Kelelahan menanggung tanggung jawab untuk mendukung
dan membesarkan anak sendirian
6. Lebih banyak masalah ekonomi yang muncul
7. Memiliki fisik yang rentan terhadap penyakit.
MASALAH PADA SINGLE PARENT

• orang tua tunggal wanita adalah kesulitan


mendapatkan pendapatan yang cukup
• orang tua tunggal pria masalah khusus yang
timbul hanya dalam hal memberikan
perlindungan dan perhatian pada anak
• Ancaman kesehatan
• Emosi labil
• Peran ganda
KEBUTUHAN

• Kematangan wanita yang berstatus sebagaisingle


parent merupakan hal yang utama dibutuhkan
dalam mebesarkan serta mendidik anak-anaknya.
• Kematangan pada wanita sebagai single parent
dapat mempengaruhi caranya dalam
memanajemen diri dan keluarganya, terutama
dalam membentuk anak yang berkualitas.
• Salah satu kelompok yang rentan adalah kelompok minoritas
seksual atau LGBTQ.
• Sebelum ada wabah Covid-19 pun kerap menerima
diskriminasi berupa:
a. mereka kesulitan mengakses layanan kesehatan,
b. pekerjaan,
c. akses mendapatkan tempat tinggal karena mereka kerap
ditolak untuk sewa kos, dan akses keadilan, sehingga
pandemi Covid-19 ini membuat kelompok minoritas
seksual semakin rentan
• Kelompok rentan lainnya adalak kelompok difabel. 

Membuka usaha panti pijat di rumahnya harus


kehilangan pendapatannya karena wabah Covid-19
Distribusi informasi terkait penyebaran dan
pencegahan Covid-19 juga dirasa sulit untuk diakses
oleh para difabel.
Langkah atau cara untuk
meminimalisir risiko gawat darurat
bagi kelompok rentan
Dengan menggunakan kerangka berpikir psikososial.
Pesan komunikasi yang mudah diakses perlu
dikembangkan, antara lain pertimbangan tentang
penyandang disabilitas (termasuk disabilitas sensorik,
intelektual, kognitif, dan psikososial
Adanya gangguan mental yang dihadapi
ibu single parent
Mempunyai cara cara untuk Dalam menanggulangi kesepian
membesarkan anaknya
ASUHAN KEBIDANAN PADA
KONDISI RENTAN PADA
KEBUTUHAN SOSIAL

ERNAWATI, SST.,M.KES.,M.KEB
SURROGATE MOTHER

• adalah seorang wanita yang mengandung anak


atas kepentingan orang lain dan juga memberikan
anak atas kepentingan orang lain dan juga
memberikan hak-haknya sebagai orang tua kepada
orang lain tersebut atau seorang wanita yang
mengandung anak yang benihnya berasal dari
pasangan lain dan kemudian setelah wanita
tersebut melahirkan akan memberikan hak atas
pengasuhan anak yang dilahirkan kepada pasangan
dari mana benih tersebut berasal.
• surrogate mother adalah seorang wanita yang
menyetujui untuk mengandung anak atas nama
pasangan lain yang tidak dapat memiliki keturunan
infertil
karena sang istri
SURROGATE MOTHER

a. Merupakan teknik bayi tabung(fertilisasi in vitro) , yaitu di mana


sperma danovum pasangan suami istri yang diproses dalam tabung,
lalu dimasukkan ke dalam rahim orang lain, bukan ke dalam rahim
istri.
b. Perempuan yang bersedia dititipkan embrionya tersebut disebut
dengansurrogate mother
c. Pasangan suami istri yang ingin menggunakan jasa surrogate
mother tersebut yang biasa disebut denganintended parent .
d. Surrogate mother ini diberi biaya untuk semua kebutuhan selama
proses mengandung anak tersebut, saat proses melahirkan dan
setelah melahirkan.
e. Surrogate mother ini setelah melahirkan anak tersebut harus
menyerahkan anak tersebut kepadaintended parent .
• Perjanjian sewa rahim/surrogate mother adalah orangtua
pemesan dan ibu pengganti, para pihak bisa dari
keluarga si pemesan,
• Subjek dalam surrogate mother dapat berubah sesuai
dengan kondisi yang dialami oleh orangtua pemesan.
• Sedangkan hal-hal yang menjadi objek surrogate
mother adalah menerima embrio, megandung,
menjaga janin, melahirkan anak, menyerahkan anak itu
kepada orangtua pemesan.
FERTILISASI IN VITRO DAPAT DILAKUKAN DALAM BENTUK-
BENTUK SEBAGAI BERIKUT:

a. Benih istri (ovum ) disenyawakan dengan benih


suami (sperma), kemudian dimasukkan ke dalam
rahim wanita lain.
Kaidah ini digunakan dalam keadaan istri memiliki
benih yang baik, tetapi rahimnya dibuang karena
pembedahan, kecacatan yang serius, akibat
penyakit yang kron ik atau sebab-sebab yang lain.
b.Ovum istri disenyawakan dengan sperma lelaki lain
(bukan suaminya) dan dimasukkan ke dalam rahim
wanita lain.
Keadaan ini apabila suami mandul dan istri ada
halangan atau kecacatan pada rahimnya tetapi benih
istri dalam keadaan baik.
 
JENIS PENYEWAAN RAHIM:
a.   Surrogacy
Traditional
Traditional surrogacy adalah suatu kehamilan yang mana sang wanita
menyediakan sel telurnya untuk dibuahi denganinseminasi buatan
kemudian mengandun g atas janinnya serta melahirkan anaknya untuk
orang lain atau kehamilan yang berasal dari suatu inseminasi buatan, di
ovum
mana (sel telur) berasal dari si wanita yang hamil dan mengandung
bayi tersebut dalam suatu jangka waktu kehamilan, kemudian melahirkan
anak untuk pasangan lain.

Jenissurrogacy ini dilakukan pada umumnya apabila istri tidak lagi


memproduksi sel telur.Di luar negeri, khususnya di negara-negara yang
memperbolehkan hubun gan sesama jenis secara legal, hal ini bisa juga
dilakukan oleh pasangan sesama jenis homo
( sexual ) yang ingin memiliki
keturunan.
b.Gestational surrogacy merupakan suatu kehamilan yang
berasal dari sel telur atauovum seorang wanita yang telah
dibuahi oleh spermaseorang pria (umumnya pasangan dari
wanita pemilikovum ) yang dikandung dalam rahim wanita
lain.

Gestational surrogacy anak yang dilahirkan oleh seorang ibu


pengganti secara genetik membawa gen wanita dan laki-laki
lain, sehingga orangtua biologis dari si anak yang dilahirkan si
ibu pengganti adalah si laki-laki yang dari mana sperma
berasal dan si wanita yang memilikiovum tersebut, bukan si
wanita yang mengandung dan melahirkan bayi.
• Intended mother adalah wanita lajang atau
yang memiliki pasangan yang menghendaki
kehamilannya dilakukan oleh wanita lain yang
menyetujui untuk dihamili dengan janin dari
sel telurnya sendiri maupun dari hasil donasi
melalui suatu perjanjian bisnis.
MARI DISKUSI
KEBUTUHAN PADA KASUS PERCERAIAN

a. Adanya pedoman pendampingan konseling pra nikah dan


pengauatan pernikahan setelah pernikahan.
 pasangan dapat membangun kesiapan ekonomi , Strategi
yang harus dilakukan oleh pasangan adalah suami bekerja
dengan tekun dan istri dapat membantu dalam menjalankan
peran masing-masing
 membuka kembali komunikasi yang lebih positif dan
mengembalikan kebiasaan positif yang dapat menguatkan
intimasi dan komitmen pernikahan.
Strategi yang di gunakan adalah membuka komunikasi yang
lebih positif dan menghangatkan pernikahan dengan kembali
melakukan kebiasaan positif di awal pernikahan.
• Program penguatan pernikahan ini tidak diberikan pada
pasangan saat konflik atau menjelang perceraian, namun
upaya yang di lakukan untuk mengantisipasi persoalan
yang timbul dalam proses adaptasi dalam kehidupan
pernikahan.
• PREP yang hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan
efektifitas dalam komunikasi pada pasangan di banding
pada grup yang tidak di latihkan, meningkatkan
kepercayaan diri dalam hubungan pasutri, peningkatan
problem solving , pengurangan perceraian,
komunikasi dalam
menambah kepuasan pernikahan dan mengurangi
permasalahan
• Runtuhnya keluarga inti akibat perceraian yang terus meningkat berkaitan
dengan peningkatan kemiskinan bagi masyarakat kelas bawah dalam hierarki
sosial dengan meningkatnya tingkat kejahatan dan berpengaruh terhadap
merosotnya kualitas sumberdaya manusia pada generasi- generasi berikutnya.

• Rusaknya struktur keluarga sangat berkaitan dengan timbulnya penyakit-


penyakit sosial dan kriminalitas seperti penggunaan narkoba, LGBT,
kekerasan terhadap perempuan dan anak, seks bebas serta pelacuran yang
nantinya akan menjadi beban ekonomi bagi negara untuk menanggulanginya.

• Selain itu perceraian juga bisa menurunkan kesejahteraan ekonomi keluarga.


Perempuan dan anak yang paling dirugikan akibat perceraian
• Perceraian bisa menyebabkan timbulnya banyak
masalah yang disebabkan ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan rumahtangga seperti
menurunnya kualitas tempat tinggal, stress karena
kesulitan ekonomi dan anak-anak korban
perceraian rentan terhadap kekerasan fisik
maupun psikis dari orangtua tiri dan resiko
ditelantarkannya mereka oleh orang tua tunggal.
PERNIKAHAN USIA DINI

Menimbulkan persoalan hukum


 Melanggar undang- undang tentang pernikahan,
perlindungan anak dan Hak Asasi Manusia, tapi juga
menimbulkan persoalan psikologis dan masalah
kesehatan yaitu resiko tinggi saat melahirkan.
Resiko penyakit akibat menikah dini beresiko
tinggi terjadinya panyakit kanker leher rahim,neoritis
depesi , dan konflik yang berujung perceraia
• Pernikahan dini memiliki beberapa dampak pada
menurunnya kesehatan perempuan.
• Jika terjadi kehamilan dini dan kurang
terpenuhinya gizi bagi dirinya sendiri
meningkatkan resiko anemia dan meningkatnya
angka kejadian depresi sehingga beresiko
pada kematian usia dini, BBLR, resiko
terkena penyakit menular seksual.
• Perkawinan usia muda dipengaruhi oleh
minimnya kesadaran dan pengetahuan,
namun juga terjadi di wilayah perkotaan
yang secara tidak langsung juga
“role model”
dipengaruhi oleh dari
materi hiburan yang mereka tonton.
• Anak Yatim/Piatu
Kelompok rentan anak yatim/piatu biasanya
disebabkan karena kematian orang tua baik kematian
ayah, ibu ataupun keduanya. Anak yang tergolong
yatim/piatu biasanya tinggal bersama salah satu orang
tuanya yang masih hidup.
Dikatakan rentan karena sebagian besar tidak terpenuhi
dengan baik. Bukan hanya secara materi tetapi
kebutuhan akan kasih sayang dan pengasuhan juga tidak
dapat terpenuhi karena orang tua yang tidak lengkap.
KEBUTUHAN BAGI ANAK YATIM
ATAU PIATU
• jaminan sosial agar dapat terpenuhinya kebutuhan
dasar anak yatim/piatu
• jaminan kesehatan yang berupa layanan kesehatan
yang layak
• jaminan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai