POPULASI TERLANTAR
Tugas ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu :
Ns. Ritanti, M.Kep., Sp.Kep.Kom, Ns. Diah Ratnawati, M.Kep., Sp.Kep.Kom
Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep., Sp.Kep.Kom
Ns. Nourmayansa Vidya Anggraini, M.Kep., Sp.Kep.Kom
Disusun Oleh :
Pricilia Dewi S. 1810711006
Annisa Kirana Putri 1810711009
Regita Siti Nurjanah 1810711013
Afifah Afriana 1810711017
Widya Astika S. 1810711022
Nanda Syifa M. 1810711031
Rensi Hepi F. 1810711076
Nisrina P. 1810711079
Nur Rohmah 1810711083
Dinda Nur Aini 1810711084
A. Latar Belakang
Populasi rentang atau populasi beresiko adalah kondisi yang mempengaruhi seseorang
atau populasi untuk menjadi sakit atau sehat (Kaakinen, Hanson, Birenbaum dalam
Stanhope & Lancaster, 2004). Pandera mengkategorikan factor resiko Kesehatan
antara lain genetic, usia, karakteristik biologi, Kesehatan individu, gaya hidup dan
lingkungan. Jika seseorang dikatakan rawan apabila mereka berhadapan dengan
penyakit, bahayas, atau outcome negative. Factor pencetusnyya berupa genetic,
biologi dan psikososial. Populasi rawan atau rentan merupakan kelompok-kelompok
social yang memiliki peningkatan resiko yang relative atau rawan untuk menerima
pelayanan Kesehatan. Kenyataan menunjukan bahwa Indonesia memiliki banyak
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kelompok rentan, tetapi
tingkat implementasinya sangat beragam. Sebagaian undang-undang sangat lemah
pelaksanaannya, sehingga keberadaannya tidak memberikan manfaat bagi
masyarakat. Disamping itu, terdapat peraturan perundang-undangan yang belum
sepenuhnya mengakomodasi berbagai hal yang berhubungan bagi perlindungan
kelompok rentan. Keberadaan masyarakat kelompok rentan yang merupakan
mayoritas di negri ini memerlukan Tindakan aktif untuk melindungi hak-hak dan
kepentingan-kepentingan mereka melalui penegakan hukum dan Tindakan legislasi
lainnya. Hak asasi orang-orang yang diposisikan sebagai masyarakat kelompok rentan
belum terpenuhi secara maksimal, sehingga membawa konsekuensi bagi kehidupan
diri dan keluarganya, serta secara tidak langsung juga mempunyai dampak bagi
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. apakah yang dimaksud dengan Populasi Rentan?
2. Apakah yang dimaksud dengan Tunawisma/Gelandangan/Terlantar?
3. Apa saja factor-faktor penyebab munculnya tunawisma?
4. Apa saja factor-faktor perilaku psikosial yang menyebabkan masalah Kesehatan
tunawisma?
5. Apa saja masalah Kesehatan pada tunawisma?
6. Apa saja peran perawat pada Tunawisma?
7. Apa saja perspektif Tunawisma di Indonesia?
8. Asuhan Keperawatan pada Agregat Populasi Rentan
9.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Teori
A. Populasi Rentan
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous (rakyat, berarti penduduk). Jadi,
populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu
tertentu. Pengertian kelompok rentan tidak dirumuskan secara eksplisit dalam
peraturan perundang-undangan, seperti tercantum dalam Pasal 5 ayat (3) Undang-
Undang No.39 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa setiap orang yang termasuk
kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan
lebih berkenaan dengan kekhususannya. Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan kelompok masyarakat yang rentan, antara lain, adalah
orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil dan penyandang cacat.
Menurut Departeman Hukum dan Hak Asasi Manusia, kelompok rentan adalah
semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati standar
kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum bagi suatu masyarakat
yang berperadaban. Jadi kelompok rentan dapat didefinisikan sebagai kelompok yang
harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah karena kondisi sosial yang sedang
mereka hadapi.
PENGKAJIAN
Data Penunjang
Gelandangan
- Kemiskinan
- Pendidikan rendah
- Kurangnya pengetahuan
Resiko perilaku kekerasan
- Lingkungan
- Psikologis
- Biologis
Disabilitas fisik
- Pendidikan rendah
- Kurang pengetahuan
- Kemiskinan
3. Diagnosa Keperawatan
A. Masalah kesenjangan ekonomi pada resiko populasi rentan gelandangan
B. Masalah tingkat pengetahuan yang rendah
Skoring Diagnosa
Pembobotan
- Nilai 1: Rendah
- Nilai 2: Sedang
- Nilai 3: Cukup
- Nilai 4: Tinggi
- Nilai 5: Sangat tinggi
No Diagnosa 1 2 3 4 5 Total
1. Masalah kesenjangan ekonomi pada 1 1 4 3 2 15
resiko populasi rentan gelandangan
2. Masalah tingkat pengetahuan yang 1 3 3 2 4 13
rendah
4. Rencana Tindakan
a. Rencana Tindakan minggu pertama
- Lakukan survey dan observasi
- Meminta izin kepada ketua RW dan menjelaskan maksud, tujuan dan
diskusi mengenai fenomena gelandangan yang ada di daerah desa x
b. Rencana Tindakan minggi ke-2
- Melakukan rencana Tindakan meliputi penyuluhan dan pelatihan
tentang cara pendaur ulang barang-barang yang dapat di daur ulang
dan memiliki nilai jual dimasyarakat.
c. Rencana Tindakan minggu ke-3
- Mendemonstrasikan Teknik membuat kerajinan yang memiliki nilai
ekonomis seperti membuat dompet dari bungkus kopi dan lain-lain.
- Bekerja sama dengan dinas social tentang penjualan barang-barang
yang dihasilkan.
d. Rencana Tindakan minggu ke-4
- Mengevaluasi ke masyarakay tentang perkembangan usaha ini dan
hasil yang didapatkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan untuk dapat mengaplikasikan pada
kehidupan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan serta makalah ini dapat
digunakan sebagai tambahan bahan untuk menambah wawasan mengenai asuhan
keperawatan komunitas khususnya pada kasus agregat populasi rentan.
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Sri. Dkk. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Agregat Dalam Komunitas Populasi
Rentan : Penyakit Mental, Kecacatan, Dan Populasi Terlantar Di akses tanggal 5
Desember 2018
Darmawan, Lili. Dkk. 2017. Penyakit Mental, Kecacatan Dan Populasi Terlantar Di akses
tanggal 5 Desember 2018
Iman B, Aisiyah. Dkk. 2017. Askep Pada Agregat Dalam Komunitas Populasi Rentan
(Penyakit Mental, Kecacatan, Dan Populasi Terlantar) Di akses tanggal 5 Desember
2018