Anda di halaman 1dari 16

KESEJAHTERAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Putri Romadhatul Aisyah, Sudi Hasby As Shidiqie, Thalia Aprianti Aresteriana Tanus
Dr. Maria Silvya Elisabeth Wangga, S.H., M.H.
Fakultas Hukum, Universitas Trisakti, Jakarta
Email: 010002100447@std.trisakti.ac.id

ABSTRAK

Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin
pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani dan jasmani maupun
sosial. Anak berkebutuhan khusus (ABK) didefinisikan sebagai anak yang mengalami
keterbatasan atau keluarbiasaan, baik dari fisik, mental, intelektual, sosial, maupun emosional,
yang berpengaruh dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan
anak-anak lain yang seusia dengannya. Peran masyarakat dan keluarga sangat penting dalam
mewujudkan kesejahteraan anak. Beberapa peran orangtua/keluarga dalam memberikan
pengasuhan positif kepada anak dengan disabilitas untuk memenuhi dan melindungi hak-hak
mereka antara lain memberikan perlakuan yang khusus sebagai orangtua dari ABK dimana
mereka sulit untuk melindungi diri dari orang-orang yang menganggu mereka, membangun
kemandirian anak perlu diajarkan sejak dini serta melatih kemandirian itu bagi ABK,
memenuhi kebutuhan anak akan makanan yang bergizi dan sehat serta layak untuk dikonsumsi,
memberikan kasih sayang, perhatian dan rasa aman, mendidik, membimbing dan melatih anak,
serta memberikan dukungan dan motivasi kepada anak. Dengan ini membahas bagaimana
peran masyarakat dan orangtua/keluarga dalam memberikan perlindungan dan rasa aman dan
nyaman terhadap ABK karena dalam megasuh ABK orangtua mempunyai pengaruh yang besar
terhadap anak agar dapat hidup mandiri serta dengan memberikan hak-hak yang layak dan
bagaimana agar ABK mendapatkan layanan pendidikan yang layak juga tanpa
mengurangi/menghilangkan hak-hak yang melekat pada mereka.

Kata Kunci: kesejahteraan anak, anak berkebutuhan khusus, peran masyarakat dan keluarga

ABSTRACT

Child welfare is a system of life and livelihood for children that can guarantee their growth
and development naturally, both spiritually, physically and socially. Children with special
needs (ABK) are defined as children who experience limitations or exceptionalities, whether
physical, mental, intellectual, social or emotional, which influence their growth or development
process compared to other children of the same age. The role of society and family is very
important in realizing children's welfare. Some of the roles of parents/families in providing

1
positive care to children with disabilities to fulfill and protect their rights include providing
special treatment as parents of ABK where it is difficult for them to protect themselves from
people who bother them, building children's independence. needs to be taught from an early
age and train independence for ABK, fulfill children's needs for nutritious and healthy food
that is suitable for consumption, provide love, attention and a sense of security, educate, guide
and train children, and provide support and motivation to children. Hereby discussing the role
of society and parents/families in providing protection and a sense of security and comfort to
ABK because in caring for ABK parents have a big influence on children so that they can live
independently and by providing appropriate rights and how to ensure that ABK get services.
proper education without reducing/eliminating their inherent rights.

Keywords: child welfare, children with special needs, role of community and family

A. PENDAHULUAN

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mempunyai ciri-ciri khusus yang
membedakannya dengan anak normal lainnya dan tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak berkebutuhan Khusus ini juga berhak
mendapatkan hak-hak yang mendasar seperti hak wajib yang di dapatkan anak anak dari usia
dini, usia remaja hingga dewasa. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak mendefinisikan kesejahteraan anak sebagai tata kehidupan yang menjamin pertumbuhan
dan perkembangan mereka. Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami
keterbatasan, dan hak anak mencakup anak usia dini hingga remaja. Ada empat hak dasar anak,
termasuk hak hidup, tumbuh kembang, partisipasi, dan perlindungan. Memastikan kebutuhan
anak terpenuhi diperlukan untuk mencapai kesejahteraan anak, dengan pentingnya
perlindungan spesifik bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Indonesia perlu pendekatan yang
mencakup lingkungan yang memungkinkan dan penguatan layanan perlindungan anak, dengan
peningkatan pemahaman masyarakat dan penanganan hambatan sosial, budaya, dan ekonomi.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak menetapkan bahwa
masyarakat memiliki kewajiban dalam melindungi anak, melibatkan organisasi
kemasyarakatan, akademisi, dan pemerhati anak. Orang tua juga memiliki tanggung jawab
dalam mengasuh, mendidik, dan melindungi anak, terutama anak berkebutuhan khusus. Anak
berkebutuhan khusus memiliki hak-hak yang perlu dipenuhi, termasuk perlindungan khusus
dari diskriminasi, perawatan keluarga, dan pendampingan sosial. Peran orang tua sangat
penting dalam membimbing dan memenuhi hak-hak anak berkebutuhan khusus, seperti
memberikan perlindungan khusus, membangun kemandirian, memenuhi kebutuhan gizi,
memberikan kasih sayang, dan mendidik anak. Dukungan sosial dari masyarakat juga berperan
dalam membantu orang tua dan anak berkebutuhan khusus dalam penerimaan diri dan
pengembangan potensi anak. Dalam konteks kasus penganiayaan anak berkebutuhan khusus,
peran masyarakat menjadi kunci dalam mendeteksi dan mencegah penelantaran serta
memberikan perlindungan kepada anak. Pemahaman konsep anak berkebutuhan khusus oleh

2
masyarakat dan peran pemerintah dalam menyediakan layanan pendidikan, sosial, dan
perlindungan hukum juga sangat penting untuk mencegah kasus serupa.
Pendidikan adalah tujuan penting bagi setiap individu dalam mencapai cita-cita dan
jenjang karir yang diinginkan. Meskipun wajib bagi semua warga negara, banyak orang,
terutama yang berkebutuhan khusus, masih kesulitan mendapatkan pendidikan layak. Untuk
mengatasi kesenjangan ini, pendidikan inklusif hadir, memberikan peluang kepada mereka
yang kurang beruntung. Meskipun konsep ini masih terdengar asing bagi sebagian masyarakat,
partisipasi aktif masyarakat dapat mendukung keberhasilan pendidikan inklusif. Peran orang
tua sangat krusial dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus, dengan keterlibatan mereka
dalam mengusulkan, musyawarah, dan mendukung program-program sekolah. Selain itu,
keterlibatan masyarakat melalui kerjasama dengan pemerintah, dewan pendidikan, dan komite
sekolah juga mendukung pendidikan inklusif. Terlibatnya orang tua dalam memastikan suasana
belajar kondusif di rumah dan menciptakan self-advocacy pada anak berkebutuhan khusus juga
merupakan faktor penting dalam keberhasilan pendidikan mereka. Komunikasi dua arah antara
orang tua dan guru, penggunaan media belajar menarik, dan persiapan anak untuk self-
advocacy menjadi elemen penting dalam memastikan keberhasilan anak berkebutuhan khusus
di sekolah. Keseluruhan, peran serta orang tua dan masyarakat sangat penting dalam
mengoptimalkan layanan pendidikan dan mewujudkan kesejahteraan anak berkebutuhan
khusus.

B. PERMASALAHAN

1. Peran masyarakat dan keluarga untuk mewujudkan kesejateraan anak berkebutuhan


khusus.
2. Bagaimana cara mengoptimalkan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
untuk meraih kesejeahteran anak berkebutuhan khusus?

C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan anak,


kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin
pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial.
1
Sedangkan yang dimaksud anak berkebutuhan khusus (ABK) didefinisikan sebagai anak yang
mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun
emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya.

1
BBKH Fakultas Hukum Universitas Pasundan and Hukumonline, “Hak Memperoleh Pendidikan Khusus Untuk
Anak Berkebutuhan Khusus,” Pusat Produk & Jasa Hukum Terpercaya Di Indonesia, diakses 8 Maret, 2024,
hBps://www.hukumonline.com/klinik/a/hak-memperoleh-pendidikan-khusus-untuk-anak-berkebutuhan-
khusus-lt5Jcd26d6b0bb/.

3
Hak anak adalah hak dasar yang wajib diberikan dan didapatkan oleh anak meliputi
anak usia dini dan juga remaja usia 12-18 tahun. Hak anak ini berlaku baik anak yang
mempunyai orang tua ataupun sudah tidak mempunyai orang tua, dan juga anak-anak
terlantar.Hak anak menjadi sesuatu yang sudah selayaknya didapatkan oleh anak.
2
Sedangkan untuk hak dasar anak, terdapat 4 hak dasar anak, yaitu :
1. Hak Hidup
Hak hidup ini berlaku dari semenjak anak itu masih dalam kandungan, yang
termasukkedalam hak hidup adalah seperti memberikan gizi dan rangsangan-rangsangan
ketika anak masih dalam kandungan, periksa kandungan, dan lain- lain.
2. Hak Tumbuh Kembang
Dalam kehidupan anak, anak harus diberikan kesempatan sebaik-baiknya untuk tumbuh
dan berkembang, seperti mendapatan pengasuhan, pendidikan yang baik, jika sakit diobati
atau dibawa kedokter, diberi ASI,di imunisasi, dibawa ke posyandu. Selain itu
perkembangan Psikisnya pun diperhatikan, seperti memberikan rasa aman dan rasa
nyaman, membuat lingkungan kondusif, menjauhkan anak dari hal-hal yang berbahaya,
tidak memberikan makanan yang berbahaya bagi perkembangannya.
3. Hak Partisipasi
Maksud dari hak partisipasi disini adalah anak harus dilindungi dari situasi-situasi darurat,
menerapkan tentang perlindungan hukum, dan dari apapun yang berkaitan dengan masa
depan si anak.
4. Hak Perlindungan
Anak mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan dan menentukan pilihan untuk
hidupnya. Anak dalam keluarga harus dibiasakan berbicara, agar anak mempunyai hak
suara dan mulai berani menentukan hal-hal yang diinginkan. Contohnya adalah ingin saat
anak memiliki keinginan yang berbeda dengan keinginan orangtuanya, maka dicarikan titik
temu.Hal ini perlu diperhatikan karena apa yang ditentukan oleh orang dewasa itu belum
tentu baik pula bagi si anak, sehingga anak juga diperlakukan sebagai insan yang
dimanusiakan.
Jika anak telah merasa bahwa kebutuhan dirinya terpenuhi, anak akan merasa
sejahtera. Karena tingkat kesejahteraan anak dapat diukur dari seberapa besarnya
kebutuhannya terpenuhi.
Indonesia memerlukan tiga pendekatan pokok untuk memastikan perlindungan anak.
Pertama adalah lingkungan yang memungkinkan, di dalamnya termasuk perkembangan
layanan perlindungan anak yang kuat – yang juga dapat membina peningkatan penyediaan
layanan perlindungan anak, sekaligus mendorong munculnya ‘permintaan’ atas layanan
tersebut. Upaya penguatan lingkungan ini membutuhkan, antara lain: peningkatan pemahaman
terkait hak, undang-undang dan kebijakan anak yang mencerminkan prinsip-prinsip pro-anak;
penguatan data dan bukti sekaligus pendanaan yang memadai untuk mendukung proses
pelaksanaan. Dalam lingkungan ini pemerintah dan pemangku kepentingan perlindungan anak
lain harus memastikan pelayanan dan mekanisme perlindungan anak dapat dikembangkan,

2
Fitri, Anissa Nur, Agus Wahyudi Riana, and Muhammad Fedryansyah. 2015. “Perlindungan Hak-Hak Anak Dalam
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Anak.” Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2 (1).
doi:10.24198/jppm.v2i1.13235.

4
diakses dan dipromosikan kepada masyarakat. Bersamaan dengan hal tersebut, pemanfaatan
dan ‘permintaan’ atas layanan tersebut harus ditingkatkan melalui peningkatan kesadaran
masyarakat tentang perlindungan anak, sekaligus mengatasi hambatan sosial, budaya dan
ekonomi yang menghalangi peningkatan perlindungan anak.
3
Anak-anak berkebutuhan khusus membutuhkan perlindungan spesifik agar tumbuh
kembang secara optimal. Selain keluarga dan orangtua sebagai kekuatan utama pengasuhan
dan perlindungan anak, negara mesti menjamin hak-hak anak berkebutuhan khusus, khususnya
dalam mengakses layanan pendidikan dan kesehatan.

Contoh Kasus : Penganiayaan Anak Berkebutuhan Khusus Oleh Orang Tua Selama 3
Bulan Hingga Tewas di Tasikmalaya

4
Kasus penganiayaan hingga meninggal dunia terhadap anak berkebutuhan khusus
berinisial AN (10) menggegerkan warga di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya,
Jawa Barat. Ternyata, pelaku pembunuhan tak lain adalah orang tua korban berinisial SM (50)
dan BK (61).
Dalam kasus kekerasan terhadap anak tersebut, polisi telah menetapkan kedua orang
tua korban sebagai tersangka. Suhardi menyebut, motif pelaku menganiaya anak kandungnya
adalah tingginya tempramen kedua orang tua dalam mengasuh anak yang memang butuh
perlakukan khusus. Pihak kepolisian juga berhasil mengamankan barang bukti berupa foto
korban dalam kondisi sehat bersama ayah angkatnya, dan dalam kondisi terakhir bersama
kedua orang tuanya yang menunjukkan tanda-tanda kekerasan.
Suhardi menuturkan, kasus tersebut berumula dari laporan masyarakat terkait insiden
kematian seorang anak berkebutuhan khusus yang dinilai tidak wajar. Penyidik Polres
Tasikmalaya kemudian melakukan penyelidikan dan mengautopsi jasad korban. Hasil autopsi
terhadap jenazah korban, polisi menemukan beberapa luka bekas penganiayaan dan luka
tusukan di bagian perut sebelah kanan. Luka tersebut diduga menjadi penyebab korban
meninggal dunia.
Ia mengungkapkan, aksi penganiayaan tersangka terhadap anaknya itu berlangsung
sejak Agustus 2023 hingga 12 Oktober 2023. Kedua tersangka kesal kepada karena korban
kerap menangis ketika akan dimandikan dan diberi makan. Mereka memukul korban
menggunakan benda seperti sapu, kayu, gayung, dan sendok.
Dari tangan kedua tersangka, polisi mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya
bantal dan sarung yang terdapat bekas darah. Selanjutnya, pakaian korban, benda yang
digunakan tersangka menganiaya korban berupa sendok, gayung, dan beberapa peralatan
lainnya.
Akibat perbuatannya itu, tersangka saat ini mendekam di sel tahanan Markas Polres
Tasikmalaya untuk menjalani proses hukum lebih lanjut dan dijerat Pasal 80 UU RI Nomor 35

3
Kompas, TIm. 2020. “Lindungi Anak Berkebutuhan Khusus.” Kompas.Id. Harian Kompas. September 15. Diakses
pada 8 Maret 2024. https://www.kompas.id/baca/kesehatan/2020/09/15/lindungi-anak-berkebutuhankhusus.
4
Salim, Hanz Jimenez. 2023. “Anak Berkebutuhan Khusus Di Tasikmalaya Tewas Diduga Dianiaya Orang
Tua.” Liputan6.Com. Liputan6. Desember 5. Diakses 8 Maret 2024.
https://www.liputan6.com/news/read/5472972/anak-berkebutuhan-khusus-di-tasikmalaya-
tewasdidugadianiaya-orang-tua?page=2.

5
Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak atau Pasal 351 KUHPidana tentang Penganiayaan
dengan ancaman pidana penjara 15 tahun.

Peran Masyarakat dan Keluarga untuk Mewujudkan Kesejateraan Anak Berkebutuhan


Khusus

Dalam Pasal 25 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
menegaskan bahwa kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak
dilaksanakan melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak.
Dan dalam ayat (2), Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan melibatkan organisasi kemasyarakatan, akademisi, dan pemerhati
anak. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa salah satu peran masyarakat untuk dapat mewujudkan
kesejahteraan anak yang berkebutuhan khusus adalah dengan ikut serta dalam penyelenggaraan
perlindungan anak.
Sedangkan pada orang tua diatur dalam Pasal 26 Ayat (1), dimana orang tua
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi
anak; menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak; dan memberikan pendidikan karakter dan
penanaman nilai budi pekerti pada anak.
5
Orang tua adalah orang yang mengasuh, menjaga, menyayangi, mendidik dan
melindungi anak dari kecil sampai dewasa. Orangtua bertugas menyayangi dan memberikan
perlindungan terhadap anak. Dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus orangtua mempunyai
pengaruh yang besar terhadap anak, agar mereka bisa hidup mandiri selain itu orangtua juga
wajib mendampingi, membimbing, serta memberikan hak-hak yang layak bagi anak
berkebutuhan khusus. Banyak orangtua anak berkebutuhan khusus yang bergantung pada orang
lain dan menganggap bahwa anak berkebutuhan khusus tidak bisa menjadi kebanggaan
tersendiri bagi orangtua. Anak berkebutuhan khusus juga mempunyai hak-hak yang layak
sebagai seorang anak. Hak-hak anak berkebutuhan khusus antara lain adalah hak diberi kasih
sayang, hak dilindungi, hak diperlakukan yang sama dengan anak normal lainnya, hak
diberikan pengajaran yang sama dengan anak normal lainnya, dalam arti orangtua berperan
penting dalam pemenuhan hak-hak anak berkebutuhan khusus karena orangtua wajib untuk
memenuhi hak-hak anaknya yang berkebutuhan khusus.
6
Setiap anak tanpa terkecuali anak dengan disabilitas sudah mempunyai hak-hak yang
tertanam di dalam dirinya dan hak-hak tersebut yang perlu dipenuhi oleh keluarga maupun
beberapa pihak lainnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang disabilitas pada pasal 5 ayat 3 mengemukakan terdapat 7 (tujuh) hak anak dengan
disabilitas yakni:

5
Mibakhul Jannah, “Studi Deskripsi : Perekonomian Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus Terhadap Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus,” SPECIAL : Special and Inclusive EducaGon Journal 1, no. 1 (2020),
hBps://doi.org/10.36456/special.vol1.no1.a2293.
6
Gea, Yusuf Krisman, Budi Muhammad Taftazani, and Santoso Tri Raharjo. 2023. “Pengasuhan Positif Orangtua
Dalam Melindungi Hak Anak Dengan Disabilitas.” Share : Social Work Journal 13 (1): 60.
doi:10.24198/share.v13i1.46432.

6
1. Hak untuk mendapatkan perlindungan khusus dari diskriminasi, penelantaran, pelecehan,
eksploitasi, serta kekerasan dan kejahatan seksual.
2. Mendapatkan perawatan dan pengasuhan keluarga atau keluarga pengganti untuk tumbuh
kembang secara optimal.
3. Dilindungi kepentingannya dalam pengambilan keputusan
4. Perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak anak
5. Pemenuhan kebutuhan khusus
6. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dengan anak lain untuk mencapai integrasi
sosial dan pengembangan individu
7. Mendapatkan pendampingan sosial
Orang tua merupakan faktor terpenting dalam mengasuh anak penyandang disabilitas
dan faktor utama dalam meningkatkan potensi anaknya. Motivasi dan perhatian orang tua dan
keluarga anak berkebutuhan khusus merupakan kunci keberhasilan mereka dalam menghadapi
dan merawat anak berkebutuhan khusus (Rasyid, dkk. 2019). Sehingga, peran orangtua disini
menjadi hal yang sangat penting untuk membimbing anak dan untuk memenuhi hak-hak anak
dengan disabilitas.
Berikut ini adalah beberapa peran orangtua dan/atau keluarga dalam memberikan
pengasuhan positif kepada anak dengan disabilitas untuk memenuhi dan melindungi hak-hak
mereka yang telah dirangkum dari beberapa sumber literatur yakni:
1. Perindungan Khusus Anak
Memberikan perlindungan kepada anak sudah menjadi tanggung jawab dan peran orang
tua. Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan anak dan
Hutabarat, dkk (2022) menyatakan bahwa semua perlindungan anak adalah kegiatan untuk
mengamankan dan melindungi anak dan hak-haknya. Hal ini memungkinkan anak untuk
hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara bermartabat dan bermartabat sebagai
manusia serta dilindungi dari kekerasan dan diskriminasi.Anak dengan disabilitas sering
rentan terhadap perlakuan-perlakuan yang salah dan kasar. Karena adanya keterbatasan
yang mereka alami menjadikan mereka sering kali tidak dapat melindungi diri dan menjaga
diri mereka dari orang-orang yang mengganggu mereka. Sehingga, sudah sepatutnya setiap
orang tua menjadi pelindung bagi mereka supaya tidak berhadapan dengan bahaya maupun
ancaman yang bisa melukai diri mereka.
2. Membangun Kemandirian Anak
Kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu tanpa mereka dan
mengharapkan dukungan dari orang lain, baik dalam hal perawatan fisik, pengambilan
keputusan, maupun interaksi sosial dengan orang lain (Sa’adiyah dalam Putri dan Ardisal,
2019). Dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah keterampilan yang membantu
individu untuk melakukan sesuatu secara mandiri (otonom) tanpa bantuan atau dukungan
orang lain. sehingga, Perkembangan kemandirian anak perlu diajarkan sejak dini, karena
kemandirian anak akan mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan
datang.Kemandirian bagi anak dengan disabilitas menjadi bagian yang sangat diperlukan.
Bagi anak dengan disabilitas kemandirian merupakan hal yang menjadi rumit bagi mereka
dikarenakan keterbatasan yang mereka miliki. Namun, bukan berarti bahwa mereka tidak
bisa menjadi mandiri. Anak dengan disabilitas tentunya bisa mencapai kemandirian mereka
sendiri. Akan tetapi, sebelum mencapai kemandirian maka diperlukan adanya bantuan dari

7
orang lain khususnya orang tua untuk melatih kemandirian mereka. Sehingga, keluarga
khususnya orang tua sangat memiliki peran penting dalam pembentuka kemandirian anak
dengan disabilitas.Ramadhani, dkk (2021) dalam penelitiannya menyatakan bahwa orang
tua sangat berperan dalam membangun dan mengembangkan kemandirian anak. Ada
beberapa peran yang harus dilakukan yaitu menciptakan rumah yang aman dan nyaman
bagi anak, menciptakan suasana yang menyenangkan, menjadi teladan bagi anak,
membantu anak untuk berpetualang dan eksplorasi, mengikutsertakan anak dalam kegiatan
yang dilakukannya, menjauhi kata-kata atau perintah yang menekan anak, menunjukkan
rasa cinta kepada anak, mendukung anak dalam aktivitas yang segala aktivitas mereka,
serta memberikan sikap positif terhadap anak seperti memuji dan mengapresiasi anak. Oleh
karena itu, memberikan pengasuhan positif dalam membina kemandirian anak akan
membantu anak dalam peningkatan kepercayaan diri mereka dalam menjalankan tugas
yang mereka hadapi (Maulida, dkk. 2020).
3. Memenuhi kebutuhan anak akan makanan yang bergizi dan sehat
Peran selanjutnya yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam memberikan pengasuhan
positif bagi anak penyandang disabilitas adalah pemenuhan kebutuhan akan makanan yang
bergizi dan sehat yang terdiri dari buah dan sayur, karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan pola makan yang seimbang (Hutabarat, et.al. 2022). Alasan mengapa anak
perlu makan makanan bergizi adalah karena makanan bergizi merupakan sumber energi,
menyehatkan tubuh, mendorong tumbuh kembang yang optimal, serta meningkatkan
kekebalan tubuh. Sehingga, sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk menjaga gizi
dan kesehatan anaknya.
4. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman
Anak tidak hanya membutuhkan kebutuhan fisiknya terpenuhi, melainkan juga
membutuhkan adanya kasih sayang, perhatian, dan rasa aman yang diberikan oleh orang
tua. Orang tua memiliki peran untuk memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal anak
harus aman dan menjauhkan anak dari bahaya apapun terkhusus tindakan kriminal dan
diskriminasi dari orang-orang yang lain. Orang tua anak penyandang disabilitas dapat
mengajari anaknya apa yang aman dan tidak aman dalam mengeksplorasi lingkungannya,
mengajari anak membedakan yang benar dan yang salah, serta membantu mereka
melindungi diri sendiri dan orang lain.
5. Mendidik, Membimbing dan Melatih anak
Semua orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anak mereka menjadi
pribadi yang mandiri dan kuat. Anak perlu dididik dan dilatih supaya bisa mengatasi setiap
keterbatasan-keterbatasan yang mereka hadapi. Di sini, orang tua perlu menyadarkan anak
akan kemampuannya dan menggunakannya untuk mengatasi hambatan keterbatasannya.
Adapun cara dapat digunakan untuk membantu anak dalam menyadari kemampuannya dan
anak mampu menggunakannya adalah menasihati mereka tentang apa yang harus
dilakukan,daripada mengarahkan atau mengarahkan perkembangan mereka tanpa
melakukan bagian mereka (Ramadhani, dkk. 2021).
6. Memberikan dukungan dan motivasi kepada anak
Setiap anak pasti memiliki suatu keadaan yang membuat semangat mereka jatuh dan/atau
membuat mereka menjadi stress akibat tekanan-tekanan yang mereka hadapi. Dalam
memberikan pengasuhan penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan dan motivasi

8
kepada anak supaya anak tidak patah semangat dan takut untuk maju. Dengan adanya
dukungan dan motivasi akan membantu anak untuk mencapai tujuan-tujuan mereka dan
mendorong anak untuk bisa mengatasi setiap tantangan yang dihadapinya.
Kemudian, apabila dikaitkan dengan kasus penganiayaan anak berkebutuhan khusus
oleh orang tua selama 3 bulan hingga tewas di Tasikmalaya yang dicontohkan diatas, maka
peran orang tua dalam menyejahterakan anak berkebutuhan khusus tidaklah optimal dan
berhasil. Dimana hendaknya orang tua menjadi tempat berlindung, memberikan kasih sayang,
memenuhi kebutuhan, mendidik, dan memberikan dukungan kepada anak. Namun justru
menjadi tempat yang paling berbahaya bagi anak berkebutuhan khusus, karena kurangnya
edukasi dan kesabaran dalam merawat dan mendidik anak berkebutuhan khusus daripada orang
tua korban.
7
Selanjutnya, peran dan dukungan sosial di masyarakat atau lingkungan sangat
membantu orang tua dengan anak berkebutuhan khusus dalam proses penerimaan diri. Jersild
(dalamAnggraini, 2012) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi
penerimaan diri, salah satunya adalah dukungan sosial. Individu yang mendapat dukungan dari
masyarakat atau lingkungannya berpengaruh baik pada perilaku individu tersebut karena ia
akan merasa diterima oleh lingkungannyanya. Hal ini membuat individu yang mendapat
perlakuan positif atau dukungan sosial dari masyarakat sehingga mereka mampu untuk
menerima dirinya lebih baik. (Ismail, 2008). Sarafino (1997) mengatakan dukungan sosial
adalah perhatian, rasa hormat, penerimaan atau bantuan yang ditunjukkan kepada seseorang
oleh orang lain. Dukungan ini bisa datang dari keluarga atau kerabat, teman, masyarakat dan
orang terdekat. Siapapun yang menerima dukungan sosial dari lingkungannya akan merasa
dihargai, dicintai dan diterima sebagai bagian dari kelompok sosial.
Sebaiknya masyarakat maupun orang tua harus memahami konsep anak berkebutuhan
khusus itu seperti apa. Contohnya seperti pemahaman mengenai apa saja yang mereka
butuhkan, layanan seperti apa yang harus disediakan untuk membantu perkembangan anak
tersebut. Pemahaman mengenai hal tersebut merupakan upaya meminimalkan tingkat
penelantaran anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Peran pemerintah juga sangat
memengaruhi terutama dalam penyediaan layanan pendidikan, layanan sosial, fasilitas umun
dan penegakan hukum yang adil bagi perlindungan dan pemenuhan hak anak berkebutuhan
khusus.
Dan apabila dikaitkan dengan contoh kasus maka peran masyarakat disini sangatlah
penting, dimana dijelaskan bahwa kasus penganiayaan terhadap anak berkebutuhan khusus
oleh orang tuanya tersebut bermula dari adanya laporan masyarakat yang menilai kematian
korban tidak wajar ketika melihat beberapa luka bekas penganiayaan dan luka tusukan di
bagian perut sebelah kanan pada saat memandikan jenazah korban. Oleh karena itu masyarakat
diharapkan dapat lebih peka terhadap kondisi sosial dan lingkungan sekitar guna mewujudkan
kesejahteraan anak khususnya anak berkebutuhan khusus.

7
Mufidah, Hana, Siti Hamidah, Safina Salsabila Ramadhani Nur, Khairunnisa Kamilah, and Insani Nurul Qolbi.
2023. “Keterlibatan Peran Orang Tua, Masyarakat, Dan Pemerintah Terhadap Penelantaran Anak Berkebutuhan
Khusus.” Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora Dan Ilmu Pendidikan 2 (2). doi:10.58192/sidu.v2i2.821.

9
Optimalisasi Layanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus untuk Meraih
Kesejeahteran Anak Berkebutuhan Khusus dengan Melibatkan Orang Tua dan
Masyarakat

8
Pendidikan menjadi salah satu tujuan yang penting dalam mencapai cita-cita serta
mendapatkan jenjang karir yang diinginkan oleh setiap individu, memiliki Pendidikan yang
baik akan memudahkan tiap individu dalam proses mencapai tujuan serta mendapatkan
berbagai banyak manfaat di segala bidang (sosial, moral, spiritual, dll). Pendidikan wajib
didapatkan oleh seluruh warga negara baik itu usia dini hingga dewasa karena diharapkan
mereka dapat meneruskan generasi-generasi saat ini dan mengembangkan negara dengan
Pendidikan yang mereka pelajari. Namun pada kenyataanya banyak orang-orang yang masih
belum mendapatkan Pendidikan yang layak khususnya bagi mereka yang berkebutuhan
khusus. Kesenjangan ini menjadi salah satu permasalahan bagi Pendidikan di Indonesia yang
bisa menghambat kemajuan bangsa, maka dari itu Pendidikan inklusif tercipta untuk
memberikan kesempatan bagi mereka yang kurang beruntung dalam meraih Pendidikan yang
layak. Dalam sekolah inklusi tidak hanya anak-anak pada umumnya saja namun terdapat anak-
anak berkebutuhan khusus yang menempuh Pendidikan. Pendidikan Inklusi dirancang untuk
menekan hambatan tersebut dengan menghargai persamaan hak masyarakat atas Pendidikan
tanpa membedakan usia, gender, etnik, Bahasa, kecacatan, dll.
Dalam penyelenggaraan sekolah inklusi ini masih belum berjalan dengan cukup baik
dimana masyarakat saat ini hanya disibukan dengan urusan dalam meningkatkan Pendidikan
secara horizpntal maupun vertical. Istilah Pendidikan inklusi ini untuk saat ini terdengar cukup
asing bagi masyarakat karena beberapa keterbatasan yang membuat Pendidikan inklusif ini
cukup terhambat. Proses perkembangan pembelajaran akan bergantung pada moral serta
capaian yang dipahami oleh anak tersebut, apabila moral sang anak buruk memungkinkan
untuk menghambat proses belajar anak. Dari sini peran lingkungan sosial dan masyarakat untuk
meningkatkan moral sang anak untuk menjadi lebih baik lagi agar tidak menghambat proses
akademik anak. Layanan Pendidikan inklusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus perlu
diberikan pelayanan yang berbeda dibandingkan anak-anak pada umumnya dimana mereka
akan memiliki pola tersendiri dalam belajar. Partisipasi yang dapat masyarakat berikan dalam
mendukung Pendidikan inklusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus sebagai berikut:
1. Masyarakat berperan aktif dalam mengusulkan dan memberikan masukan keapda
Lembaga-lembaa yang terkait dengan Pendidikan inklusi. Hal ini dapat berupa mengajukan
usul untuk memberikan fasilitas yang baru serta ramah bagi anak-anak berkebutuhan
khusus. Dengan peran aktif ini akan menimbulkan sisi positif serta membangun komunitas
yang baik bagi lingkungan sekolah inklusi.
2. Pada saat penentuan program-program pembelajaran sekolah, masyarakat dapat ikut
melakukan musyawarah dengan pihak sekolah untuk menentukan program sekolah yang
sesuai dan baik bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
3. Setelah melakukan proses musyawarah bersama dengan pihak sekolah maka masyarakat
diharapkan ikut dalam melaksanakan program-program yang telah disepakati bersama dan

8
Hasbi. 2023a. “Peran Masyarakat Dalam Pendidikan Inklusi.” JurnalPost. Diakses 8 Maret 2024.
https://jurnalpost.com/peran-masyarakat-dalam-pendidikan-inklusi/52476/.

10
partisipasi masyarakat tersebut dapat berupa tenaga, dana, dan donasi materi lainnya, bisa
juga dengan memberikan dukungan bagi anak-anak yang bersekolah untuk menciptakan
hubungan harmonis di lingkungan sekolah inklusi.
4. Setelah proses program pembelajaran berakhir masyarakat dapat melakukan evaluasi
bersama pihak sekolah dan memberikan saran, kritikan serta menyelesaikan maslah yang
terjadi saat proses program belajar dilaksanakan untuk menciptakan program belajar yang
lebih sempurna.
5. Bertanggung jawab terhadap kritik, saran yang diutarakan terhadap keberhasilan
pelaksanaan program pembelajaran dan kemudian masyarakat dapat meraih dan menikmati
hasil-hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
9
Peran serta masyarakat yang berupa kerjasama kemitraan antara sekolah dengan
pemerintah, orang tua, dan kelompok-kelompok masyarakat serta organisasi kemasyarakatan
lainnya dilindungi oleh undang-undang atau peraturan-peraturan pemerintah yang mendasari
Kerjasama kemitraan. Wasliman (2009: 135) mengatakan peran serta masyarakat sangat
penting diwujudkan dalam implementasi pendidikan kebutuhan khusus, karena masyarakat
memiliki berbagai sumberdaya yang dibutuhkan sekolah dan sekaligus masyarakat juga
sebagai pemilik sekolah di samping pemerintah. Pemerintah telah membuat aturan-aturan
tentang pendidikan di Indonesia. Dalam undang-undang terdapat beberapa aturan tentang dasar
hukum yang mengatur pada pendidikan tersebut. “Masyarakat berkewajiban memberikan
dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan”. (Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 9 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masyarakat berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi
program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah. Indikator partisipasi
masyarakat dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif untuk anak berkebutuhan
khusus.
10
Selanjutnya, adanya keterlibatan orang tua dalam mengoptimalkan layanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Dimana keterlibatan orang tua dalam pendidikan
adalah faktor pendorong dan penentu dalam perkembangan pendidikan inklusif. Hal itu dimulai
dari pengambilan keputusan mengenai tempat sekolah juga kolaborasi dengan pihak sekolah
dan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Orang tua merupakan penanggung
jawab utama dalam pendidikan anaknya. Peran orang tua menjadi salah satu faktor pendukung
keberhasilan dan kegagalan anak dalam proses pendidikan. Orang tua memiliki peranan yang
sangat penting dan mendukung proses pendidikan anaknya. Pendidikan dari orang tua
merupakan pendidikan dasar bagi anak. Karena, orang tua berperan dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan anak. Keberhasilan anak sangat bergantung pada orang tua dan lingkungan
sekitarnya.
Peran dan fungsi orang tua sangatlah penting. Adapun peran dan fungsi orang tua
terhadap anak berkebutuhan khusus antara lain orang tua sebagai pendamping utama, sebagai

9
Nuraeni, Siti Hajah, Hadiyanto A. Rachim, and Arie Surya Gutama. 2016. “Partisipasi Masyarakat Dalam
Mendukung Pelaksanaan Pendidikan Inklusif Untuk Anak Berkebutuhan Khusus.” Prosiding Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat 3 (2). doi:10.24198/jppm.v3i2.13653.
10
Admin. 2022. “Peran Orangtua Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi.” Fakultas Psikologi Terbaik
Di Sumatera Utara. March 17. Diakses 9 Maret 2024. https://psikologi.uma.ac.id/peran-orangtua-pada-anak-
berkebutuhan-khusus-di-sekolah-inklusi/.

11
advokat, sebagai umber, sebagai guru dan sebagai diagnostisian. Peran orang tua terhadap anak
berkebutuhan khusus terlihat dari keikutsertaan orang tua dalam pendidikan anak yang menjadi
faktor pendorong dan penentu dalam perkembangan pendidikan inklusif, antara lain :
1. 11Orang tua harus memiliki komunikasi yang baik dengan guru untuk menunjang anak-
anaknya, orang tua juga harus memahami harapan guru, dan sebaliknya, guru juga harus
memahami dinamika lingkungan belajar, siswa, keahlian orang tua, dan variabel terkait
yang dikomunikasikan oleh orang tua. Oleh karena itu, komunikasi dua arah sangat penting
dan mengharuskan orang tua dan guru secara aktif mendengarkan, menyediakan waktu
untuk berinteraksi, dan responsif terhadap jenis, waktu, dan tingkat komunikasi.
2. Menggunakan media belajar yang menarik
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Rice dkk., 2019) mengatakan bahwa seorang anak
berkebutuhan khusus mampu merasa terhubung dengan pembelajaran dikelas maupun
daring ketika anak tersebut mampu mengakses materi dengan cara yang berarti baginya.
Dengan kata lain, mereka sangat menghargai pembelajaran sinkronus dari sekolah dimana
mereka bisa menonton materi akademik yang disajikan secara nyata, dan mereka mengerti
apa yang sedang dibicarakan.
3. Menyiapkan anak untuk self advocacy
Anak berkebutuhan khusus diajarkan untuk advokasi untuk dirinya sendiri saat mengalami
kesulitan memahami konsep yang disajikan dalam kurikulum. Sehingga akan memudahkan
bagi orang tua untuk membantu ketika anak dapat menunjukkan bahwa dia menyadari titik
di mana materi menjadi terlalu sulit untuk dirnya (Rice dkk.,2019).
4. Menciptakan suasana belajar kondusif di rumah
Anak akan belajar dengan baik ketika mendapatkan suasana belajar yang nyaman di rumah.
Untuk mendapatkan suasana belajar yang kondusif tersebut dapat dilakukan dengan
membuat kegiatan pembelajaran daring menjadi hangat dan menyenangkan, serta berjalan
secara natural dan tidak mengikat anak (Erzad, 2018).
Peran orang tua memang sudah terbukti menjadi faktor terpenting dalam memastikan
keberhasilan anak di sekolah. Sehingga agar kerja sama antara orang tua dengan guru dapat
terjalin dengan baik, terdapat beberapa syarat harus dipenuhi. Pertama, orang tua perlu merasa
disambut dan dihargai untuk tingkat atau jenis keterlibatan apapun yang mereka berikan dalam
pendidikan anaknya. Orang tua juga perlu merasa terhubung dengan pembelajaran anak, guru,
dan bahkan dengan sekolah atau ahli pendidikan terkait. Beberapa orang tua merasa tidak
terhubung dalam pendidikan anaknya kecuali mereka menerima petunjuk khusus dari guru atau
sekolah tentang bagaimana cara terlibat dalam pendidikan anak, apa yang harus dilakukan, dan
bagaimana cara membantu dari rumah. Orang tua ingin para ahli melihat anak mereka
sebagai individu dalam konteks keluarga, bukan hanya sebagai klien (Currie-Rubin &
Smith, 2014).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran atau keterlibatan orang tua dan
masyarakat dalam mengoptimalkan layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus sangatlah

11
Nur Sabilla, Syafira. 2023. “Peran Orang Tua Untuk Mendukung Anak Berkebutuhan Khusus Dalam
Pembelajaran Daring.” Jurnal Psikologi : Jurnal Ilmiah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan 10 (1):
1–20. doi:10.35891/jip.v10i1.2969.

12
penting dalam mewujudkan kesejahteraan mereka melalui hal-hal positif yang dapat mereka
lakukan seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

D. KESIMPULAN

Setiap anak membutuhkan perlindungan keamanan dan kenyamanan yang layak serta
berhak untuk mendapatkan kasih sayang serta didikan yang bisa diberikan oleh orang
terdekatnya terutama orangtua yang mereka miliki. Memberikan perlindungan kepada anak
sudah menjadi tanggung jawab dan peran dari orangtua. Anak dengan penyandang disabilitas
atau anak berkebutuhan khusus membutuhkan perhatian lebih dan khusus untuk mereka bisa
menjalani kehidupan dengan layak tanpa adanya mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan
anak biasa pada umumnya. Jika dibandingkan dengan anak anak biasa seusia dengannya, anak
berkebutuhan khusus mengalami keterbatasan baik dari fisik, mental, itelektual, sosial maupun
emosional yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhannya dibandingkan dengan anak-anak
seusia dengannya. Maka dari itu orangtua perlu untuk bersikap lebih sabar dalam menghadapi
anak berkebutuhan khusus dan memerlukan edukasi dan pemahaman bagaimana agar dapat
mewujudkan kesejahteraan bagi anak berkebutuhan khusus. Karena anak berkebutuhan khusus
cenderung memiliki emosi yang kurang stabil dan seringkali melakukan hal-hal yang
menjengkelkan, maka orangtua dapat diberikan pemahaman yang baik dalam mengasuh anak
berkebutuahan khusus agar dapat mengimbangi sikap tempramental dari anak yang
memerlukan perhatian khusus. Jika dikaitkan dengan kasus anak berkebutuhan khusus di
Tasikmalaya yang tewas diduga dianiaya oleh orangtuanya, dimana peran orangtua dari anak
berkebutuhan khusus masih belum menguasai cara yang baik dan sesuai untuk memberikan
perlakuan dan pengasuhan yang layak terhadap anak berkebutuhan khusus. Memerlukan waktu
yang lama untuk dapat melatih anak dengan kebutuhan khusus karena mereka cenderung
memiliki keterbatasan jika dibandingkan dengan anak-anak lain seusia dengannya, oleh karena
itu peran orangtua sangat penting untuk dapat membimbing agar terlindungi dari kekerasan
dan diskriminasi. Anak berkebutuhan khusus perlu dijauhkan dari kata-kata yang kasar ataupun
tindakan yang membuat mereka merasa tertekan, dan sebagai orangtua membutuhkan tingkat
kesabaran yang tinggi agar menghindar hal-hal yang jahat dan berbahaya bagi anak dengan
kebutuhan khusus, seperti dalam kasus tersebut adalah contoh dari kurangnya edukasi dan
sikap kesabaran yang terbatas untuk memberikan perlindungan dan kesejahteraan terhadap
anak berkebutuhan khusus, dan kurangnya edukasi bagaimana cara menghadapi sikap emosi
pada anak berkebutuhan khusus dan apa sikap yang harus dilakukan sebagai orangtua agar anak
tersebut dapat patuh. Anak tersebut tidak mendapatkan kelayakan untuk hidup dan
kesejahteraannya sebagai anak, tidak mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan tidak
mendapatkan pendampingan sosial dari orangtuanya. Perlakuan-perlakuan kasar yang
diberikan hanya semakin memperburuk keadaan mental si anak dan cenderung lebih
memberikan perlawanan karena ada rasa tidak aman yang mereka dapatkan, oleh karena itulah
dikatakan bahwa mereka adalah anak-anak berkebutuhan khusus yang pada hakikatnya
memerlukan perlakuan khusus dari orangtua yang mendidik dan memenuhi kebutuhan serta
mengasuhnya sejak dia lahir.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Fitri, Anissa Nur, Agus Wahyudi Riana, and Muhammad Fedryansyah. 2015. “Perlindungan
Hak-Hak Anak Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Anak.” Prosiding Penelitian
Dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2 (1). doi:10.24198/jppm.v2i1.13235.

Gea, Yusuf Krisman, Budi Muhammad Taftazani, dan Santoso Tri Raharjo. 2023. “Pengasuhan
Positif Orangtua Dalam Melindungi Hak Anak Dengan Disabilitas.” Share : Social Work
Journal 13 (1): 60. doi:10.24198/share.v13i1.46432.

Miftakhul Jannah. “Studi Deskripsi : Perekonomian Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus


Terhadap Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.” SPECIAL : Special and Inclusive
Education Journal 1, no. 1 (2020). https://doi.org/10.36456/special.vol1.no1.a2293.

Mufidah, Hana, Siti Hamidah, Safina Salsabila Ramadhani Nur, Khairunnisa Kamilah, dan
Insani Nurul Qolbi. 2023. “Keterlibatan Peran Orang Tua, Masyarakat, Dan Pemerintah
Terhadap Penelantaran Anak Berkebutuhan Khusus.” Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial
Humaniora Dan Ilmu Pendidikan 2 (2). doi:10.58192/sidu.v2i2.821.

Nuraeni, Siti Hajah, Hadiyanto A. Rachim, dan Arie Surya Gutama. 2016. “Partisipasi
Masyarakat Dalam Mendukung Pelaksanaan Pendidikan Inklusif Untuk Anak
Berkebutuhan Khusus.” Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat 3
(2). doi:10.24198/jppm.v3i2.13653.

Nur Sabilla, Syafira. 2023. “Peran Orang Tua Untuk Mendukung Anak Berkebutuhan Khusus
Dalam Pembelajaran Daring.” Jurnal Psikologi : Jurnal Ilmiah Fakultas Psikologi
Universitas Yudharta Pasuruan 10 (1): 1–20. doi:10.35891/jip.v10i1.2969.

Media Elektronik

Admin. 2022. “Peran Orangtua Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah


Inklusi.” Fakultas Psikologi Terbaik Di Sumatera Utara. March 17. Diakses 9 Maret
2024. https://psikologi.uma.ac.id/peran-orangtua-pada-anak-berkebutuhan-khusus-di-
sekolah-inklusi/.

Hasbi. 2023a. “Peran Masyarakat Dalam Pendidikan Inklusi.” JurnalPost. Diakses 8 Maret
2024. https://jurnalpost.com/peran-masyarakat-dalam-pendidikan-inklusi/52476/.

Kompas, TIm. 2020. “Lindungi Anak Berkebutuhan Khusus.” Kompas.Id. Harian Kompas.
September 15. Diakses pada 8 Maret 2024.
https://www.kompas.id/baca/kesehatan/2020/09/15/lindungi-anak-berkebutuhan-
khusus.

14
Pasundan, BBKH Fakultas Hukum Universitas, dan Hukumonline. “Hak Memperoleh
Pendidikan Khusus Untuk Anak Berkebutuhan Khusus.” Pusat Produk & Jasa Hukum
Terpercaya Di Indonesia. Diakses 8 Maret, 2024.
https://www.hukumonline.com/klinik/a/hak-memperoleh-pendidikan-khusus-untuk-
anak-berkebutuhan-khusus-lt5fbcd26d6b0bb/.

Salim, Hanz Jimenez. 2023. “Anak Berkebutuhan Khusus Di Tasikmalaya Tewas Diduga
Dianiaya Orang Tua.” Liputan6.Com. Liputan6. Desember 5. Diakses 8 Maret 2024.
https://www.liputan6.com/news/read/5472972/anak-berkebutuhan-khusus-di-
tasikmalaya-tewas-diduga-dianiaya-orang-tua?page=2.

LAMPIRAN

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak


(https://peraturan.bpk.go.id/Details/47148/uu-no-4-tahun-1979)

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 9 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


(https://peraturan.bpk.go.id/Details/43920/uu-no-20-tahun-2003)

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23


Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (https://peraturan.bpk.go.id/Details/38723/uu-no-35-
tahun-2014)

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas


(https://peraturan.bpk.go.id/Details/37251/uu-no-8-tahun-2016)

Jurnal

Keterlibatan Peran Orang Tua, Masyarakat, Dan Pemerintah Terhadap Penelantaran Anak
Berkebutuhan Khusus (https://journal.unimar-amni.ac.id/index.php/sidu/article/view/821)

Partisipasi Masyarakat Dalam Mendukung Pelaksanaan Pendidikan Inklusif Untuk Anak


Berkebutuhan Khusus (https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/13653/0)

Pengasuhan Positif Orangtua Dalam Melindungi Hak Anak Dengan Disabilitas


(https://jurnal.unpad.ac.id/share/article/view/46432)

Peran Orang Tua Untuk Mendukung Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Pembelajaran Daring
(https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/ILMU-PSIKOLOGI/article/view/2969/2361)

15
Perlindungan Hak-Hak Anak Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Anak
(http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/13235/6079)

Studi Deskripsi : Perekonomian Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus Terhadap Pendidikan


Anak Berkebutuhan Khusus
(https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/special/article/view/2293)

Kasus

Penganiayaan Anak Berkebutuhan Khusus Oleh Orang Tua Selama 3 Bulan Hingga Tewas di
Tasikmalaya (https://www.liputan6.com/news/read/5472972/anak-berkebutuhan-khusus-di-
tasikmalaya-tewas-diduga-dianiaya-orang-tua?page=2.)

16

Anda mungkin juga menyukai