Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 1

Rudy Setiawan 2226201058


Berkat Putra Jaya Waruwu 2226201025
Miftakhudin 2226201051
Andreas Yoseva Timur Prabowo 2226201015
Wahyu Budi Prasetyo 2226201009
A. PENGERTIAN KEMISKINAN
• Kemiskinan merupakan fenomena yang hampir terjadi diseluruh negara sedang berkembang. Kemiskinan muncul karena
ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

• Kemiskinan (miskin) dalam KBBI V yaitu tidak berharta; serba kekurangan (berpenghasilan rendah). Kemiskinan
adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kondisi ini menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia sehingga produktifitas
dan pendapatan yang diperolehnya rendah.

• Kemiskinan merupakan masalah global dan lokal. Bank dunia memberikan definisi kemiskinan yang lebih
komprehensif, meliputi kebutuhan dasar, deprivasi kesejahteraan dan ketidakcukupan kapasitas untuk hidup lebih baik.
Oleh karena itu kemiskinan dapat diukur dengan mendefinisikan kesejahteraan individu dan mendefinisikan batas
kemiskinan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengartikan kemiskinan sebagai situasi serba
kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang dimilikinya. Berdasarkan
definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya akibat kemampuan yang dimiliki ataupun terdesak keadaan. Sebagian orang memahami istilah ini secara
subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainya lagi memahami
dari sudut ilmiah yang telah mapan dan lain-lain.
Kemiskinan dipahami dalam beberapa cara:
1. KEKURANGAN MATERI
• Karena kekurangan materi, seseorang kesulitan untuk memenuhi sandang, papan, pangan, pendidikan dan kesehatan.
Kemiskinan dari sudut pandang ini dipahami sebagai kurangnya barang-barang dan pelayanan dasar dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.

2. KEKURANGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SOSIAL

• Sosial merupakan hal penting keseharian yang berkenaan dengan masyarakat. Seseorang akan dikucilkan oleh
masyarakat, jika ketergantungan, tertinggal informasi, ataupun tidak mampu untuk berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat.

3. KEKURANGAN PENGHASILAN DAN KEKAYAAN YANG MEMADAI

• Parameter kemiskinan yang memadai berbeda-beda setiap negara karena hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
negara dan kebijakan politik negara. Selain itu, kurangnya penghasilan dan kekayaan, seseorang kesulitan untuk
memenuhi sandang, papan, pangan, pendidikan, dan kesehatan. Garis kemiskinan diukur dari nilai rupiah yang harus di
belanjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Baik kebutuhan hidup minimum makanan dan kebutuhan hidup
non makanan.
B. JENIS-JENIS KEMISKINAN

• Faktor penyebab yang ada mengakibatkan berbagai jenis kemiskinan.

1. Kemiskinan subjektif merupakan persepsi individu bahwa ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Individu dengan
persepsi seperti ini sebenarnya berkecukupan, hanya saja ia tidak puas dengan pendapatannya.

2. Kemiskinan absolut/mutlak. Secara sederhana, miskin (absolut) berarti tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anggota
keluarga baik berupa pangan maupun non pangan (Tjondronegoro, 1996). Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang
mendeskrisipkan individu-individu yang tingkat pendapatannya dibawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh negara.

3. Kemiskinan relatif. kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan yang diakibatkan oleh dampak kebijakan
pembangunan yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan tersebut menyebabkan ketimpangan
pendapatan, misalnya banyaknya pengangguran karena kurangnya pekerjaan.

4. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya alam. Hal ini menyebabkan turunnya
produktifitas masyarakat.

5. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang dihasilkan dari kebiasaan dan sikap orang-orang dengan budaya santai yang
tidak ingin meningkatkan taraf hidup mereka seperti masyarakat modern.  

6. Kemiskinan Struktural. Kemiskinan ini muncul karena struktur sosial tidak mampu menghubungkan masyarakat dengan
sumber daya yang tersedia.
C. MENGENAL PENGERTIAN GARIS KEMISKINAN

• Garis kemiskinan merupakan salah satu indikator kemiskinan yang menyatakan rata-rata pengeluaran makanan
dan non makanan per kapita pada kelompok referensi (reference population) yang telah ditetapkan (BPS, 2004).
Kelompok referensi ini didefinisikan sebagai penduduk kelas marjinal, yaitu mereka yang hidupnya dikategorikan
berada sedikit di atas garis kemiskinan.

• Garis kemiskinan (GK) dapat dihitung dari penjumlahan garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non
makanan (GKNM), penduduk yang memiliki pengeluaran per kapita perbulan di bawah GK masuk ke dalam kategori
penduduk miskin.

• GKM kebutuhan minimum nya adalah yang di setarakan dengan 2100 kalori per kapita dalam sehari. Sedangkan
GKNM adalah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan minimum tempat tinggal, pakaian, pendidikan, dan kesehatan.

• GK = Garis Kemiskinan

• GKM = Garis Kemiskinan Makanan

• GKNM = Garis Kemiskinan Non Makan

• Secara matematis GK = GKM + GKNM


A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
• Masalah kemiskinan bersifat multidimensional yang disebabkan oleh banyak faktor yang tidak hanya menjadi domain
bidang ekonomi saja, politik, sosial, dan budaya.

1. Faktor Internal
1. Sikap

• kondisi jiwa dan pikir yang dipersiapkan utnuk memberi tanggapan terhadap objek yang terorganisasi lewat
pengalaman serta bisa mempengaruhi langsung pada perilaku. Keadaan jiwa sangat diperngaruhi oleh tradisi,
kebiasaan, kebudayaan, dan lingkungan sosial.

2. Pengalaman Dan Pengamatan

• Pengalaman bisa mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku. Pengalaman umumnya didapatkan dari
seluruh tindakan masa lalu dan bisa dipelajari. Hasil dari pengalaman sosial akan membentuk pandangan terhadap
suatu hal.

3. Kepribadian

• Kepribadian adalah konfigurasi krakter individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan sikap dari setiap
orang.
2. Faktor Eksternal
1. Kelompok Refrensi

• Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap sikap dan perilaku

• seseorang. Pengaruh yang diberikan bisa menyebabkan perilaku dan gaya hidup seseorang.

2. Keluarga

• Siapa sangka jika keluarga ternyata bisa menjadi penyebab kemiskinan. Pasalnya, keluarga memegang peran besar dan lama dalam
membentuk sikap serta perilaku seseorang. Hal ini dikarenakan pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak, yang secara tidak
langsung mempengaruhi pola hidup anak tersebut.

3. Kelas Sosial

• Kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama di sekitar masyarakat. Ada dua unsur dalam sistem sosial yaitu
kedudukan dan peranan. Kedudukan sosial merupakan tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan serta prestise hak dan
kewajibannya. Kedudukan sosial bsa didapatkan dengan usaha sengaja atau karena kelahiran. Jika seseorang melaksanaka hak dan
kewajiban sesuai dengan kedudukan, maka itu artinya ia telah menjalankan peranannya dengan baik.

4. Kebudayaan

• Kebudayaan meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasana yang didapatkan dari individu
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri atas segala sesuai yang dipelajari dari pola perilaku yang normatif seperti ciri pola
pikir, merasakan, dan bertindak.
A.Dampak Kemiskinan
1. Meningkatnya angka pengangguran
• Masyarakat yang miskin akan kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak. Sehingga,
masyarakat miskin akan kesulitan untuk bersaing untuk mendapatkan pekerjaan dengan masyarakat kaya
atau berkecukupan. Hal tersebutlah yang dapat memicu peningkatan angka pengangguran.
2. Banyaknya kasus putus sekolah

• Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh seorang
individu cukup tinggi, sehingga hal tersebut akan menutup akses masyarakat miskin untuk mendapatkan
pendidikan. Padahal, salah satu penyebab kemiskinan adalah rendahnya tingkat pendidikan, sehingga akses
pendidikan yang tertutup dapat memperparah kondisi kemiskinan yang ada di suatu daerah maupun negara.
3. Muncul Berbagai Masalah Kesehatan di Masyarakat
• Dengan adanya kemiskinan, maka akan muncul berbagai masalah kesehatan. Adanya peningkatan
kebutuhan, tetapi tidak terjangkau, maka penyakit yang datang. Contohnya pusing, darah tinggi, stroke dll.

Anda mungkin juga menyukai