Anda di halaman 1dari 3

Tugas Individu

KEMISKINAN

Nama : Azies Ahmad Taurik

NIM : 1120201032

kelas : 5C

Mata Kuliah : Sosiologi

Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dan lain-lain.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan
barang-barang dan pelayanan dasar.

2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan


ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah
politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah
diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.

3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini
sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang
ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila
institusi tempatnya bekerja melarang.

Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan tidak hanya disebabkan satu hal saja. Mengutip Edi Suharto dalam Buku Membangun
Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kemiskinan bersifat multidimensional yang disebabkan oleh
banyak faktor yang saling berkaitan. Faktor penyebab kemiskinan antara lain:
1. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia

2. Motivasi yang rendah

3. Pandangan dalam hubungan kekeluargaan

4. Terbatasnya pilihan lapangan kerja yang memadai

5. tidak kreatif

Jenis Kemiskinan

Faktor penyebab yang ada mengakibatkan berbagai jenis kemiskinan. Secara umum, terdapat 6 jenis
kemiskinan. Simak penjelasan berikut.

1. Kemiskinan subjektif

Kemiskinan subjektif merupakan persepsi individu bahwa ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya.
Individu dengan persepsi seperti ini sebenarnya berkecukupan, hanya saja ia merasa tidak puas dengan
pendapatannya.

2. Kemiskinan mutlak

Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan di mana pendapatan individu atau keluarga berada
di bawah persyaratan kelayakan atau di bawah garis kemiskinan. Pendapatan tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.

3. Kemiskinan relatif

Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan yang diakibatkan oleh dampak kebijakan
pembangunan yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan tersebut menyebabkan
ketimpangan pendapatan, misalnya banyaknya pengangguran karena kurangnya pekerjaan.

4. Kemiskinan alamiah

Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya alam. Hal ini
menyebabkan turunnya produktivitas masyarakat.

5. Kemiskinan kultural

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang dihasilkan dari kebiasaan dan sikap orang-orang dengan
budaya santai yang tidak ingin meningkatkan taraf hidup mereka seperti masyarakat modern.

6. Kemiskinan struktural

Kemiskinan ini muncul karena struktur sosial tidak mampu menghubungkan masyarakat dengan sumber
daya yang tersedia. Setelah memahami pengertian, penyebab, dan jenis kemiskinan, siswa diharapkan
dapat berpikir kritis terkait masalah sosial ini.
Penamganan Kemiskinan

pemerintah mendorong peningkatan produktivitas kelompok miskin dan rentan yang antara lain
lewat pemberdayaan UMKM. Ini karena banyak rumah tangga miskin dan rentan bekerja di sektor ini.

Upaya ini dilakukan melalui tiga pilar. Pertama, peningkatan kapasitas usaha dan kompetensi UMKM
melalui pelatihan, pendampingan, pengembangan kapasitas teknis dan mutu produk, serta dukungan
adopsi teknologi dan digitalisasi UMKM.

Pilar kedua, mendorong lembaga keuangan agar lebih ramah pada UMKM. Dari sisi regulasi, pemerintah
secara bertahap akan meningkatkan kewajiban porsi kredit perbankan untuk UMKM dari 20 persen saat
ini menjadi 30 persen di 2024. Pemerintah melakukan perluasan program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
dengan memperkenalkan skema KUR Super Mikro, memperbaiki dan meningkatkan efektivitas
pembiayaan Ultra Mikro (UMi), dan pembiayaan koperasi melalui Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir
(LPDB).

Pemerintah juga mendukung PT Permodalan Nasional Madani untuk melakukan perluasan Program
Mekaar yang menyasar perempuan dari keluarga miskin dan rentan. Selain itu, pemerintah juga
mendukung pengembangan Bank Wakaf Mikro, Baitul Maal wa Tamwil (BMT), serta Lembaga Keuangan
Mikro Syariah (LKMS) untuk menjangkau usaha mikro dan kecil.

Pilar ketiga, perbaikan ekosistem pendukung UMKM mulai dari peningkatan kemudahan berusaha,
penyederhanaan prosedur dan proses perizinan, dukungan standardisasi dan sertifikasi produk
termasuk sertifikasi halal, dukungan pengembangan kawasan industri, serta pemanfaatan infrastruktur
publik seperti bandara hingga rest area untuk dapat dimanfaatkan oleh UMK.

Terakhir, demi memastikan berbagai program itu mencapai mereka yang benar-benar membutuhkan,
pemerintah telah memiliki sistem penetapan sasaran nasional melalui basis data terpadu (BDT) sejak
2012. Basis data yang mencakup data sosio-ekonomi 40 persen rumah tangga termiskin ini membantu
pemerintah menetapkan sasaran program perlindungan sosial.

Anda mungkin juga menyukai