dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Sejarah • Menurut sejarah keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai saatnya perdagangan berkembang dengan pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. • Dengan perkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai satu masalah sosial Individu sadar akan kehidupan ekonominya sehingga mereka mampu mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila perbedaan kehidupan ekonomis para warga masyarakat ditentukan secara tegas. Masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan masalah sosial, karena mereka menganggap bahwa semuanya sudah ditakdirkan sehingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi satu masalah sosial karena sikap yang membenci kemiskinan. Seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan, tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Kemiskinan sangat banyak ditemukan di pusat-pusat kota atau di kota-kota besar dengan berbagai modus, cara, metode yang dipraktekkan. Kemiskinan juga berbeda penafsirannya bagi setiap orang yang menilainya. Kemiskinan berpotensi memunculkan: Tuna karya, tuna susila (slum area, hidup di bawah jembatan, bahkan dikuburan) dan tuna-tuna lain yang sering menjadi beban kehidupan kota. Intinya adalah bahwa miskin adalah istilah yang tidak bagus dan melekat pada seseorang, tetapi miskin juga sering tidak bisa dihindari dalam kehidupan. Demikian pula konteks miskin pasti berbeda dalam situasi, waktu dan tempat. Pengertian kemiskinan • Berbagai batasan/definisi mengenai kemiskinan. Ilmuan, praktisi ataupun teoritisi memiliki penafsiran yang berbeda. • Miskin : Income per capita 320 kg beras/th • S.Miskin : Income per capita 280 kg beras/th • M.Sekali : Income per capita 180 kg beras/th (Sayogyo). Pengertian • Menghitung berapa kalori atau berapa kilogram beras atau makanan lain setara yang secara minimal diperlukan seorang individu sehari untuk mempertahankan hidupnya (Survival)....... Ekonom. Sasaran penilaian adalah individu. Pengertian • Jumlah kalori atau hahan makan yang ditentukan sebagai “jatah” minimal itu dianggap menjadi garis pemisah antara golongan miskin dan tidak miskin. Siapa yang tidak mencapai jatah itu dikatakan hidup dibawah garis kemiskinan. Pengertian • BKKBN, tidak melihat dari sisi kemiskinan individu yang menjadi sasarannya, tetapi dari sisi keluarga batih (nuclear family) yang terdiri dari Bapak, Ibu dan anak sebagai unit pengertian. Namun cara pandangnya tidak didasarkan pada konsep kemiskinan, akan tetapi malahan pada konsep kesejahteraan. Setelah Program KB berhasil menciptakan keluarga kecil dengan hanya 2 orang anak, maka selanjutnya diarahkan pada pembentukan keluarga sejahtera. Pengertian sejahtera di sini jelas diartikan sebagai taraf hidup di atas garis kemiskinan tanpa mempersoalkan kriteria apa yang dipakai untuk menentukan garis itu Lain pula dengan BPS dan Bapenas yang melihat kemiskinan dengan mengambil daerah, kecamatan dan desa sebagai unit pandangan kemiskinan Sangat banyak kriteria yang dipakai untuk menggambarkan kemiskinan dan kesejahteraan daerah, misalnya: adanya listrik, rumah dan bangunan berdinding batu, jalan yang diaspal, sekolah dan sebagainya. Selanjutnya adapula yang menyoroti rumah tangga sebagai unit untuk menentukan taraf kesejahteraan sosial (Sosiologi) yang dikenal dengan Socio-Economi-Status (SES). Dengan adanya berbagai macam unit landasan dalam pandangan mengenai kemiskinan itu, maka apabila pemerintah membuat program anti kemiskinan secara makro, perlu ditetapkan unit mana yang akan dipakai. Bentuk Kemiskinan Kemiskinan Absolut, apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan dan tdk cukup untuk menentuka kebutuhan dasar hidupnya. Konsep ini Pola kemiskinan • Kemiskinan individual. Karena adanya kekurangan-2 yang disandang oleh seorang individu mengenai syarat-syarat yang diperlukan untuk mengentaskan dirinya dari lembah kemiskinan Pola • Kekurangan-kekurangan tersebut seperti: Sakit-sakitan sehingga tidak dapat bekerja mendapatkan penghasilan. Tidak memperoleh pendidikan yang wajar, tidak memiliki keterampilan (skill), tidak memiliki modal, tidak memiliki jiwa usaha dan tidak memiliki semangat juang di dalam kehidupannya. Mereka hidup miskin dalam lingkungan orang kaya. Pola • Kemiskinan Relatif. Pengertian ini yang disebut dalam sosiologi SES. Perbandingan antara taraf kekayaan material dari keluarga- keluarga atau rumah tangga di dalam satu komunitas teritorial. Pola • Kemiskinan struktural. Dinamakan struktural oleh karena disandang oleh suatu golongan yang “built ini” atau menjadi bagian yang seolah-olah tetap dalam struktur suatu masyarakat Kalau di dalam kemiskinan individu, maka dalam dalam kemiskinan struktural ini digambarkan sebagai adanya golongan sosial tertentu yang menderita kekurangan- kekurangan fasilitas, modal, sikap mental atau jiwa usaha yang dibutuhkan Contoh golongan sosial yang masuk dalam pola kemiskinan struktural adalah: PNS kecil, petani yang tidak memiliki lahan, nelayan yang tidak memiliki perahu, buruh tanpa keterampilan khusus. Kemiskinan budaya. Kemiskinan yang diderita oleh suatu masyarakat di tengah- tengah lingkungan alam yang mengan dung cukup banyak bahan yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki taraf hidupnya Penyebab dari kemiskinan ini adalah; kebudayaan masyarakat itu sendiri yang tidak mengandung ilmu pengetahuan, pengalaman, teknologi, jiwa usaha dan motivasi sosial yang diperlukan untuk menggali kekayaan alam untuk kemajuan dan kesejahteraan. (miskin ditengah-tengah alam yang kaya) Budaya kemiskinan. Berbeda dengan kemiskinan budaya. Budaya kemiskinan adalah tata hidup yang mengandung sistem kaidah serta sistem nilai yang menganggap bahwa taraf hidup miskin yang disandang oleh suatu masyarakat tidak perlu diusahakan perbaikannya. (Nasib yang tidak bisa dirubah). Buang handuk SS