Anda di halaman 1dari 29

Kemiskinan P-V

Diartikan sebagai suatu keadaan


dimana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai
dengan taraf kehidupan kelompok dan
juga tidak mampu memanfaatkan
tenaga, mental maupun fisiknya dalam
kelompok tersebut.
Sejarah
• Menurut sejarah keadaan kaya dan miskin
secara berdampingan tidak merupakan
masalah sosial sampai saatnya perdagangan
berkembang dengan pesat dan timbulnya
nilai-nilai sosial yang baru.
• Dengan perkembangnya perdagangan ke
seluruh dunia dan ditetapkannya taraf
kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan
masyarakat, kemiskinan muncul sebagai satu
masalah sosial
Individu sadar akan kehidupan
ekonominya sehingga mereka
mampu mengatakan apakah dirinya
kaya atau miskin. Kemiskinan
dianggap sebagai masalah sosial
apabila perbedaan kehidupan
ekonomis para warga masyarakat
ditentukan secara tegas.
Masyarakat yang bersahaja
susunan dan organisasinya,
mungkin kemiskinan bukan
masalah sosial, karena mereka
menganggap bahwa semuanya
sudah ditakdirkan sehingga
tidak ada usaha-usaha untuk
mengatasinya.
Pada masyarakat modern yang
rumit, kemiskinan menjadi satu
masalah sosial karena sikap yang
membenci kemiskinan. Seseorang
bukan merasa miskin karena
kurang makan, pakaian atau
perumahan, tetapi karena harta
miliknya dianggap tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan yang
ada.
Kemiskinan sangat banyak
ditemukan di pusat-pusat kota
atau di kota-kota besar
dengan berbagai modus, cara,
metode yang dipraktekkan.
Kemiskinan juga berbeda
penafsirannya bagi setiap
orang yang menilainya.
Kemiskinan berpotensi
memunculkan: Tuna karya, tuna
susila (slum area, hidup di
bawah jembatan, bahkan
dikuburan) dan tuna-tuna lain
yang sering menjadi beban
kehidupan kota.
Intinya adalah bahwa miskin
adalah istilah yang tidak bagus
dan melekat pada seseorang,
tetapi miskin juga sering tidak
bisa dihindari dalam
kehidupan. Demikian pula
konteks miskin pasti berbeda
dalam situasi, waktu dan
tempat.
Pengertian kemiskinan
• Berbagai batasan/definisi mengenai
kemiskinan. Ilmuan, praktisi ataupun
teoritisi memiliki penafsiran yang berbeda.
• Miskin : Income per capita 320 kg
beras/th
• S.Miskin : Income per capita 280 kg
beras/th
• M.Sekali : Income per capita 180 kg
beras/th
(Sayogyo).
Pengertian
• Menghitung berapa kalori atau
berapa kilogram beras atau
makanan lain setara yang secara
minimal diperlukan seorang
individu sehari untuk
mempertahankan hidupnya
(Survival)....... Ekonom. Sasaran
penilaian adalah individu.
Pengertian
• Jumlah kalori atau hahan makan
yang ditentukan sebagai “jatah”
minimal itu dianggap menjadi
garis pemisah antara golongan
miskin dan tidak miskin. Siapa
yang tidak mencapai jatah itu
dikatakan hidup dibawah garis
kemiskinan.
Pengertian
• BKKBN, tidak melihat dari sisi
kemiskinan individu yang menjadi
sasarannya, tetapi dari sisi keluarga
batih (nuclear family) yang terdiri
dari Bapak, Ibu dan anak sebagai unit
pengertian.
Namun cara pandangnya tidak
didasarkan pada konsep kemiskinan,
akan tetapi malahan pada konsep
kesejahteraan. Setelah Program KB
berhasil menciptakan keluarga kecil
dengan hanya 2 orang anak, maka
selanjutnya diarahkan pada
pembentukan keluarga sejahtera.
Pengertian sejahtera di sini jelas
diartikan sebagai taraf hidup di atas
garis kemiskinan tanpa
mempersoalkan kriteria apa yang
dipakai untuk menentukan garis itu
Lain pula dengan BPS dan
Bapenas yang melihat
kemiskinan dengan mengambil
daerah, kecamatan dan desa
sebagai unit pandangan
kemiskinan
Sangat banyak kriteria yang
dipakai untuk menggambarkan
kemiskinan dan kesejahteraan
daerah, misalnya: adanya
listrik, rumah dan bangunan
berdinding batu, jalan yang
diaspal, sekolah dan
sebagainya.
Selanjutnya adapula yang
menyoroti rumah tangga
sebagai unit untuk menentukan
taraf kesejahteraan sosial
(Sosiologi) yang dikenal dengan
Socio-Economi-Status (SES).
Dengan adanya berbagai
macam unit landasan dalam
pandangan mengenai
kemiskinan itu, maka apabila
pemerintah membuat program
anti kemiskinan secara makro,
perlu ditetapkan unit mana
yang akan dipakai.
Bentuk Kemiskinan
Kemiskinan Absolut, apabila hasil
pendapatannya berada di bawah garis
kemiskinan dan tdk cukup untuk menentuka
kebutuhan dasar hidupnya. Konsep ini
Pola kemiskinan
• Kemiskinan individual.
Karena adanya kekurangan-2
yang disandang oleh seorang
individu mengenai syarat-syarat
yang diperlukan untuk
mengentaskan dirinya dari
lembah kemiskinan
Pola
• Kekurangan-kekurangan tersebut
seperti: Sakit-sakitan sehingga tidak
dapat bekerja mendapatkan penghasilan.
Tidak memperoleh pendidikan yang
wajar, tidak memiliki keterampilan
(skill), tidak memiliki modal, tidak
memiliki jiwa usaha dan tidak memiliki
semangat juang di dalam kehidupannya.
Mereka hidup miskin dalam lingkungan
orang kaya.
Pola
• Kemiskinan Relatif.
Pengertian ini yang disebut
dalam sosiologi SES.
Perbandingan antara taraf
kekayaan material dari keluarga-
keluarga atau rumah tangga di
dalam satu komunitas teritorial.
Pola
• Kemiskinan struktural.
Dinamakan struktural oleh
karena disandang oleh suatu
golongan yang “built ini” atau
menjadi bagian yang seolah-olah
tetap dalam struktur suatu
masyarakat
Kalau di dalam kemiskinan
individu, maka dalam dalam
kemiskinan struktural ini
digambarkan sebagai adanya
golongan sosial tertentu yang
menderita kekurangan-
kekurangan fasilitas, modal,
sikap mental atau jiwa usaha
yang dibutuhkan
Contoh golongan sosial yang
masuk dalam pola kemiskinan
struktural adalah: PNS kecil,
petani yang tidak memiliki
lahan, nelayan yang tidak
memiliki perahu, buruh tanpa
keterampilan khusus.
Kemiskinan budaya.
Kemiskinan yang diderita oleh
suatu masyarakat di tengah-
tengah lingkungan alam yang
mengan dung cukup banyak
bahan yang dapat
dimanfaatkan untuk
memperbaiki taraf hidupnya
Penyebab dari kemiskinan ini
adalah; kebudayaan masyarakat
itu sendiri yang tidak mengandung
ilmu pengetahuan, pengalaman,
teknologi, jiwa usaha dan motivasi
sosial yang diperlukan untuk
menggali kekayaan alam untuk
kemajuan dan kesejahteraan.
(miskin ditengah-tengah alam yang
kaya)
Budaya kemiskinan. Berbeda dengan
kemiskinan budaya. Budaya
kemiskinan adalah tata hidup yang
mengandung sistem kaidah serta
sistem nilai yang menganggap bahwa
taraf hidup miskin yang disandang
oleh suatu masyarakat tidak perlu
diusahakan perbaikannya. (Nasib yang
tidak bisa dirubah). Buang handuk
SS

MANTAAAP !!!

Anda mungkin juga menyukai