Dengan mengucap rasa Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT.Hanya dengan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
“ dalam penyusunan
makalah ini, kami mencari dari media yang terkait dengan tugas makalah yangtelah di berikan. Selain
media kami juga mencari informasi dengan melakukanwawancara dengan narasumber terkait dengan
judul makalah ini.Makalah ini belum seutuhnya sempurna, masih banyak kekurangan yangterdapat di
dalamnya. Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca, karena denganadanya kritikan dan saran dari
pembaca itu sangat membantu kami dalam hal penyusunan serta wawasan pengetahuan.Untuk itu
terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnyakepada semua pihak yang telah banyak
membantu sehingga penulisan ini selesai.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.Kemiskinan lahir bersamaan dengan
keterbatasan sebagian manusia dalammencukupi kebutuhannya. Kemiskinan telah ada sejak lama pada
hampir semua peradaban manusia. Pada setiap belahan dunia dapat dipastikan adanya
golongankonglomerat dan golongan melarat. Dimana golongan yang konglomerat selalu bisa memenuhi
kebutuhannya, sedangkan golongan yang melarat hidup dalamketerbatasan materi yang membuatnya
semakin terpuruk. Pada sebagian besar pendapat manusia mengenai kemiskinan pada intinyamereka
berpendapat bahwa kemiskinan menggambarkan sisi negatif, yaitu pengamen yang membuat tidak
nyaman pengguna jalan raya, pengemis, gubukkumuh dibawah jembatan layang yang nampak tidak
indah, mencemari sungaikarena membuang sampah sembarangan, penjambretan, penodongan,
pencurian,dll. Dengan demikian, kemiskinan sangat identik dengan kotor, kumuh,malas, sulit diatur,
tidak disiplin, sumber penyakit, kekacauan bahkan kejahatan. Sebagai masalah yang menjadi isu global
disetiap negara berkembang,wacana kemiskinan dan pemberantasanya haruslah menjadi agenda wajib
bagi para pemerintah pemimpin negara. Peran serta pekerja sosial dalam menagani permasalahan
kemiskinan sangat diperlukan, terlebih dalam memberikan masukan(input) dan melakukan perencanaan
strategis tentang apa yang akan menjadi suatukebijakan dari pemerintah.
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Pembahasan
D.
Manfaat
1.
BAB 11
PEMBAHASAN
1.
Pengertian kemiskinan
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untukmemenuhi kebutuhan dasar seperti makanan ,
pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaanalat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikandan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orangmemahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yanglainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya
lagimemahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara.
Pemahaman utamanya mencakup:
Kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang tidak sanggupmemelihara dirinya sendiri sesuai dengan
taraf hidup kelompoknya dan juga
tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalamkelompok tersebut. Tiga dimensi
(aspek atau segi) kemiskinan,yaitu:
Pertama
Kedua
, Aspek kemiskinan tadi saling berkaitn baik secara maupun tidaklangsung. Hal ini berarti bahwa
kemajuan atau kemunduran pada salh satuaspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran
pada aspek lainnya.
Ketiga
, bahwa yang miskin adalah manusianya baik secara individual mupunkolektif. Kita seering mendengar
perkataan kemiskinan pesesaan (rural proferty) dan sebagainya, namun ini bukan desa atau kota, an sich
yangmengalami kemiskianan tetapi orang
orang atau penduduk atau jugamanusianya yang menderita miskin jadi miskin adalah orang-orangnya
penduduk atau manusianyaAdapun cirri-ciri kemiskinan pada umumnya adalah. Pertama pasdaumumya
mereka tidak memiliki factor produksi seperti tanah modal ataupunketerampilan sehingga kemmpuan
untuk memperoleh pendapatan menjaditerbatas. Kedua mereka tidak memmiliki kemungkinan untk
memperolehasset produksi dengan kekuatan sendiri. Ketiga tingkat poendidikan rendahwaktu mereka
tersita untuk mencari nafkah dan mendapatkan pendapatan penghasilan. Keempat kebanyakan mereka
tinggal di pedesaan. Kelimamereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak didujung
olehketerampilan yang memadai.
3.
Indikator-indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusurisecara detail indikator-indikator
kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat
Statistika, antaralain sebagi berikut: 1.
Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih
dan transportasi).4.
Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).5.
Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.9.
4.
Mengukur Kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinanabsolutdan Kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut mengacu pada satu setstandard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan
tempat / negara.Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yangmakan
dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kirakira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa). Bank Duniamendefinisikan Kemiskinan absolutsebagai hidup dg pendapatan dibawah
USD$1/hari dan Kemiskinan menengah untuk
pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 20011,1 miliar orang didunia
mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliarorang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."
Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28%
pada 1990 menjadi 21% pada 2001.Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia
yang hidup dibawah garis kemiskinan $1dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga
mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut. Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di
dunia bekembang,ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negaramaju,
kondisi ini menghadirkan kaumtuna wismayang berkelana ke sanakemari dan daerah pinggiran kota dan
ghettoyang miskin. Kemiskinan dapatdilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok
orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negarakadang-kadangdianggap miskin. Untuk
menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanyadisebut sebagai negara berkembang.
5.
Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan sangat kompleks, sehingga perspektif dalammelihat berdasarkan persoalan real
dalam masyarakat tersebut. Persoalan realdalam masyarakat biasanya karena adanya kecacatan
individual dalam bentukkondisi dari kelemahan biologis, psikologis, maupun kultural sehingga
dapatmenghalanginya untuk memperoleh peruntungan untuk dapat memajukanhidupnya. Kelompok
yang masuk dalam golongan yang tidak beruntung,yaitu kemiskinan fisik yang lemah, kerentaan,
keterisolasian danketidakberdayaan. Pada umumnya di Negara Indonesia penyebab-penyebab
kemiskinan adalahsebagai berikut:
Seperti kita ketahui lapangan pekerjaan yang terdapat di Indonesiatidak seimbang dengan jumlah
penduduk yang ada dimana lapangan
pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya.Dengan demikian banyak penduduk
di Indonesia yang tidak memperoleh penghasilan itu menyebabkan kemiskinan di Indonesia
Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yangmereka lakukan relative tidak dapat
memenuhi kebutuhan sehari-harisedangkan ada sebagian penduduk di Indonesia mempunyai
pendapatanyang berlebih. Ini yang diusebut tidak meratanya pendapatan penduduk diIndonesia.
Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendidikan yang di butuhkan oleh perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja. Dan padaumumya untuk memperoleh pendapatan yang tinggi diperlukan
tingkat pendidikan yang tinggi pula atau minimal mempunyai memilikiketrampilan yang memadai
dehingga dapat memp[eroleh pendapatan yangdapat memenuhi kebutuhan dehari-hari sehingga
kemakmuran pendudukdapat terlaksana dengan baik dan kemiskinan dpat di tanggulangi. Merosotnya
standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global. Yang penting digaris bawahi di sini adalah
bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada
suatusistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik.
Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitasmenyusut maka pendapatan per-kapita akan turun
beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan
pendapatan per-kapita:a)
Beban hutang-
Perang.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadapkemiskinan. Oleh karena itu, untuk
menaikkan etos kerja dan produktivitasmasyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus,
serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkandengan maksimal
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagaiakibat dari tidak adanya
keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat.Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari
realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan
wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.
Masalah kemiskinan bisa dibilang menjadi maslah Negara yangsemakin berkembang setiap tahunnya
dan pemerintah sampai sekarang belum mampu mengatasi masalah tersebut. Kureangnya perhatian
pemerintah akan maslah ini mungkin menjadi salah satu penyebnya. Kemiskinan banyak dihubungkan
dengan:
penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagaiakibat dari perilaku, pilihan, atau
kemampuan dari si miskin;