Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DAMPAK MOBILITAS SOSIAL

TENTANG DISKRIMINASI

OLEH : KELOMPOK IV

JULIA HUTABARAT

JUAN HUTABARAT

RINDIANI HUTABARAT

KURNIAWAN PASARIBU

ASPRINDO HUTABARAT

GURU PEMBIMBING : W. HUTAGALUNG

SMP NEGERI 7 TARUTUNG

KABUPATEN TAPANULI UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami juga berterima kasih kepada orang sekitar kami yang selalu memberikan

motivasi dan dukungan kepada kami dalam penyusunan makalah ini. Kami

mempersembahkan sebuah makalah yang membahas “dampak mobilitas social tentang

kemiskinan”, guna untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat

diperbaiki dan dikembangkan lagi dikemudian hari. Kami berharap agar makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Tarutung, 03 November 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang mendasar yang dihadapi oleh

Bangsa Indonesia.Hal tersebut ditandai dengan adanya berbagai kekurangan dan

ketidakberdayaan diri.Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut

berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan,

pekerjaan, dan sebagainya.Berbagai kekurangan dan ketidakberdayaan tersebut disebabkan

baik faktor internal maupun eksternal yang membelenggu, seperti adanya keterbatasan

untuk memelihara dirinya sendiri, tidak mampu memanfaatkan tenaga maupun fisiknya

untuk memenuhi kebutuhan dll.

Dengan begitu, segala aktivitas yang mereka lakukan untuk meningkatkan hidupnya

sangat sulit.Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang

pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi.Dari ukuran

kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan

kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada zaman modern.

Di Indonesia kemiskinan sudah terjadi sejak zaman dahulu dimana Pemerintah

Indonesia tidak dapat menekan angka kemiskinan dari tahun ke tahun bahkan kemiskinan

sudah menjadi pekerjaan yang serius untuk Pemerintah kita. Banyak cara yang telah

dilakukan oleh Pemerintah, tapi untuk menekan atau bahkan mengurangi angka

kemiskinan sangatlah sulit. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya

alamnya, ternyata tidak sedikit penduduk yang tergolong miskin. Jumlah penduduk miskin

tersebut terdiri dari gabungan penduduk di perkotaan dan di perdesaan.Akibat krisis jumlah

penduduk miskin diperkirakan makin bertambah.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang menjadi masalah dalam kemiskinan di Indonesia, faktor-faktor dan indikator

apa saja yang menjadi penyebab dari kemiskinan, serta bagaimana cara untuk

menanggulangi masalah kemiskinan.

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar

ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi

kemiskinan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.

3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan

di Indonesia.

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat penulisan bagi pembaca yaitu untuk memberi pengetahuan tentang

bagaimana cara menanggulangi kemiskinan yang terjadi di Indonesia


PUSTAKA

Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya

kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan

rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan.

Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui

penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan

kerja dan sebagainya.

Definisi Kemiskinan Dilihat dari Pendapat Para Ahli:

1. Menurut Drewnowski

Menggunakan indikator-indiktor sosial untuk mengukur tingkat-tingkat kehidupan (the

level of living index). Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk menentukan

tingkat kehidupan seseorang :

a. Kehidupan fisik dasar (basic fisical needs), yang meliputi gizi/ nutrisi, perlindungan/

perumahan (shelter/ housing) dan kesehatan.

b.   Kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), yang meliputi pendidikan, penggunaan

waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial (social security).

c.   High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi takarannya.

2. Menurut Oscar Lewis (1983)

Orang-orang miskin adalah kelompok yang mempunyai budaya Kemiskinan sendiri yang

mencakup karakteristik psikologis sosial, dan ekonomi.Kaum liberal memandang bahwa

manusia sebagai makhluk yang baik tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan.Budaya

kemiskinan hanyalah semacam realistic and situational adaptation pada linkungan yang

penuh diskriminasi dan peluang yang sempit.Kaum radikal mengabaikan budaya

kemiskinan, mereka menekankan peranan struktur ekonomi, politik dan sosial, dan

memandang bahwa manusia adalah makhluk yang kooperatif, produktif dan kreatif.
3. Menurut Amartya Sen

Seseorang dikatakan miskin bila mengalami "capability deprivation" dimana seseorang

tersebut mengalami kekurangan kebebasan yang substantive.

4. Menurut Soerjono Soekanto

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memlihara

dirinya   sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu

memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.


BAB III

PEMBAHASAN

Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu

tidak pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di

lakukan tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.

Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya

kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan

rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan.

Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui

penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan

kerja dan sebagainya.

Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2

juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan

terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi

dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat,

yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan,

memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah

penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun

terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan

sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.

Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang

dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab

bersama antara pemerintah dan masyarakat.

1. Faktor Penyebab Kemiskinan

Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya

kemiskinan dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini:


a.   Merosotnya Standar Perkembangan Pendapatan Perkapita secara Global.

Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak

seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas

berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya,

seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan

pendapatan per-kapita:

1)Naiknya standar perkembangan suatu daerah.

2)Politik ekonomi yang tidak sehat.

3)Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:

–  Rusaknya syarat-syarat perdagangan

–Beban hutang

–   Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang

b.   Menurunnya Etos Kerja dan Produktivitas Masyarakat.

Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu,

untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan

SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung

jawabkan dengan maksimal

c. Biaya Kehidupan yang Tinggi.

Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak

adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat.Tentunya kemiskinan adalah

konsekuensi logis dari realita di atas.Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga

kerja ahli dan banyaknya pengangguran.

d. Pembagian Subsidi Income Pemerintah yang Kurang Merata.


Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan

untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga.

Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak Negara.

2.  Indikator – Indikator Kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail

indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan

sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistik, antara lain sebagi berikut :

1.  Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).

2.  Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan,

dll).

3.Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan

keluarga).

4.  Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia dan terbatasnya Sumber Daya Alam.

5.  Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

6.  Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

3.  Penanggulangan Kemiskinan

Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar.Namun

nyatanya program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang

menimbulkan masalah kemiskinan. Beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan

untuk mengatasi masalah kemiskinan diantaranya adalah program Bantuan Langsung

Tunai serta bantuan dibidang kesehatan yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas). Namun kedua hal tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap

pengurangan angka kemiskinan, bahkan beberapa pakar kebijakan Negara menganggap

bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan pemerintah. Untuk itu pemerintah perlu

membuat ketegasan dan kebijakan  dalam rangka menyelesaikan masalah kemiskinan ini.

Diantaranya yaitu:
1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga

mengurangi pengangguran, karena pengangguran adalah salah satu sumber

penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia.

2. Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia sehingga setiap masyarakat

bisa menikmati makanan yang berkualitas, hal ini akan berdampak pada

meningkatnya angka kesehatan masyarakat.


BAB IV

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan

kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan, yang

berarti bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka

kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya

kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit

sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika

terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, non pemerintah dan semua lini

masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, kemungkinan kemiskinan akan mencapai hasil

yang seminimal mungkin.

B.  Saran

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih

kreatif, inovatif, dan eksploratif.Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di

dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau harus meningkatkan

kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang

standarnya adalah standar global.

DAFTAR PUSTAKA

http://appifrend.wordpress.com/2011/12/25/makalah-masalah-kemiskinan-dan-

penanggulangannya
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

http://joents.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-kemiskinan.html

Anda mungkin juga menyukai