PERMASALAHAN
sangatlah bermacam-macam baik dari dalam diri individu bahkan dari luar individu.
Mental yang lemah serta rasa malas datang dari dalam individu sedangkan struktur
Kemiskinan juga dapat dikatakan akar dari semua dikarenakan masalah yang
papan).
tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil)
dan aset) maupun massal (rendahnya modal sosial, ketiadaan fasilitas umum)
6. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang memadai
dan berkesinambungan
8. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan
keluarga atau tidak adanya perlindungan sosial dari negara dan masyarakat)
1. Faktor Individual
Terkait dengan aspek patologis, termasuk kondisi fisik dan psikologis individu.
Orang miskin disebabkan oleh perilaku, pilihan, atau kemampuan dari individu
2. Faktor Sosial
Kondisi-kondisi lingkungan sosial yang menjebak seseorang menjadi miskin.
seseorang menjadi miskin. Termasuk dalam faktor ini adalah kondisi sosial dan
3. Faktor Kultural
Kondisi atau kualitas budaya yang menyebabkan kemiskinan. Faktor ini secara
nasib, tidak memiliki etos kerja, sering ditemukan pada fakir miskin..
4. Faktor Struktural
Merujuk kepada struktur atau sistem yang tidak adil, tidak sesitif dan tidak
miskin.
Fakir Miskin, pada Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa fakir miskin adalah orang
yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai
pelayanan sosial.
kesejahteraan, kesetiakawanan dan pemberdayaan. Selain itu terdapat juga hak dan
3. Tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat ketenaga medis kecuali
4. Tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam setahun untuk setiap anggota
keluarga.
kondisi tidak baik atau kulitas rendah termasuk tembok yang sudah
usang/berlumut/tidak diplester.
baik.
mengatakan bahwa:
berbagai sistem sumber yang ada. Dalam hal ini praktikan meyakinkan
klien bahwa sebenarnya orang yang ada disekitar klien adalah orang-
Work. Social Case Work merupakan suatu metode yang terorganisir dengan
baik untuk membantu orang agar ia mampu menolong dirinya sendiri serta
1) Psychososial Model
Merupakan model yang pertama dikembangkan dan diterapkan pada
praktek sosial casework. Konsep model psikososial didasarkan pada
kerja awal yang dilakukan oleh Gordon Hamilton yang dikenal dengan
pendekatan organismik. Penyebab dan dampak relasi diidentifikasi
diantara individu dan lingkungannya. Psikologi ego dan ilmu perilaku
merupakan dasar penting bagi praktek. Model ini didasarkan pada teori
Freud dan diadaptasi untuk digunakan dalam praktek.
2) Functional Model
Model ini dikembangkan pada tahun 1930 di Sekolah Pekerjaan
Sosial Pennsylvania. Penekanannya pada relasi, dinamika penggunaan
waktu, dan penggunaan fungsi lembaga. Hal yang menjadi perhatian
model ini adalah bagaimana konsep individualitas dan keunikannya
diletakkan pada berbagai klasifikasi.
3) Problem Solving Model
Model ini dikembangkan tahun 1957 oleh Perlman di Chicago
School. Beberapa karakteristik dari model problem-solving adalah
identifikasi masalah oleh klien, aspek-aspek subyektif dari klien dalam
situasi bermasalah, pemusatan pada klien dan masalahnya, pencarian
solusi masalah, pembuatan keputusan dan tindakan. Tujuan dari proses
ini adalah membebaskan klien untuk menyimpan tugas yang
berhubungan dengan solusi masalah, melibatkan ego klien dalam
bekerja untuk menghadapi masalah dan memobilisasi kekuatan dalam
dan luar pelayanan untuk kepuasan penampilan peranan.
6) Crisis Intervention
Menurut Tilbury (1991), krisis dikategorikan dalam tiga bentuk,
yaitu : a. sebagai dampak dari bencana eksternal, seperti pengangguran,
penyakit, kematian, terkena penggusuran rumah; b. sebagai dampak dari
pembagian ulang peranan, misalnya kehilangan anggota keluarga atau
memperoleh anggota keluarga; c. sebagai dampak dari transisi peranan,
misalnya mulai sekolah, bolos sekolah, remaja, pernikahan, menjadi
orang tua, berpindah pekerjaan, promosi, menopause, menjadi kakek
atau nenek, pensiun dsb. Didalam pekerjaan sosial, terdapat beberapa
keadaan yang dapat digunakan untuk membantu individu dan keluarga
yang mengalami krisis, misalnya rumah sakit, panti untuk lansia; tempat
yang menyediakan situasi keluarga dan pernikahan; bekerja dengan
orang-orang di daerah kumuh atau penyedia rumah baru; bekerja dengan
orang tua yang melahirkan anak cacat atau premature; bekerja dengan
remaja; dalam bidang adopsi dsb. Tujuan intervensi krisis ini adalah
untuk melepaskan kecemasan yang dihadapi klien, untuk memobilisasi
sumber-sumber internal dan eksternal, dan untuk penyembuhan kearah
yang lebih sehat.
7) Family Therapy
Terapi keluarga merupakan cara kerja dengan orang-orang yang
memandang bahwa interaksi diantara anggota keluarga sebagai
kontribusi kepada dan mengatur disfungsi individu dan keluarga.
Perlakuan salah terhadap anak merupakan salah satu tanda disfungsi pada
keluarga. Perlakuan salah terjadi karena anggota keluarga tidak memiliki
kemampuan untuk mengatur lingkungan diantara dirinya, negosiasi
dalam menangani tahap perkembangan baru atau mengatasi tuntutan dari
luar (kehilangan pekerjaan, kondisi perumahan yang padat, dsb). Terapi
keluarga yang didasarkan atas pendekatan sistem mempertimbangkan
anak dan anggota keluarga lainnya yang terkait, dengan perilaku setiap
anggota keluarga yang mempengaruhi setiap orang dalam keluarga.
Dalam konteks ini, maka assessment terhadap keluarga secara
keseluruhan merupakan hal penting dalam memahami pengalaman anak.
Yang juga penting adalah bahwa intervensi harus dirancang dengan
melibatkan seluruh anggota keluarga.
1. Small Talk
Teknik ini digunakan oleh pekerja sosial pada saat kontak permulaan
dengan klien. Tujuan utama small talk adalah terciptanya suatu suasana yang
dengan yang diharapkan. Biasanya small talk dimulai oleh pekerja sosial untuk
2. Ventilation
klien. Pekerja sosial dituntut untuk dapat menyediakan kemudahan bagi klien
3. Support
terhadap perilaku atau kegiatan-kegiatan positif dari klien. Pekerja sosial harus
4. Reassurance
Teknik ini digunakan untuk memberikan jaminan kepada klien bahwa situasi
dibuat realistic dan tidak dapat dilakukan terhadap kenyataan yang tidak benar.
Pekerja sosial harus memberikan reassurance dalam waktu yang tepat dan
pada pengalaman pribadi atau hasil pengamatan pekerja sosial dan upaya
mengatasi kesulitan yang dihadapi klien melalui suatu sarana tertentu. Klien
dan masalah tersebut pada tingkat non verbal atau situasi permainan. Musik,
situasi klien.
7. Locigal discussion
untuk memahami dan menilai fakta dari suatu masalah, untuk melihat
kemungkinan alternative pemecahannya dan untuk mengantisipasi serta
8. Konseling
dan keluarga. Terdapat tiga tahap dalam konseling, yaitu: (a) tahap
9. Penyuluhan
penting dari setiap perubahan yang terjadi dalam keberfungsian sosial orang
diikuti dengan perubahan-perubahan sikap dan perilaku. Oleh karena itu, untuk
10. Mediasi
terdapat di lingkungan.
latihan penampilan peranan baik melalui diskusi atau permainan peranan atau
tetap sama, namun gejala penyakit hilang. Pada umumnya hal ini akan
bertahan lama. Kesadaran biasanya merubah perilaku sehat sebagai
EFT adalah terapi meridian energy seperti halnya akupuntur, hal ini
11) Menghilangkan rasa sakit dan nyeri seperti migrain, radang sendi, dan
yang saat ini sedang mengganggu anda. Selanjutnya, ketekunan anda yang
jika dibarengi dengan kesungguhan dan ketekunan anda dan kesediaan anda
1) Langkah 1
Sebut masalah yang Anda hadapi, lebih baik jika anda bisa spesifik.
2) Langkah 2
3) Langkah 3
saya dengan tulus dan apa adanya.” Ucapkan tiga kali dengan keras.
4) Langkah 4
Dengan menggunakan dua jari, ketuk-ketuklah setiap titik dengan cepat
kira-kira 7 kali. Mulailah dari titik 1 (pangkal alis) dan berakhir pada titik
ucapkan dengan keras sebuah kata atau frase kunci yang akan membantu
Anda untuk tetap fokus pada problem anda. Contoh kata kunci: “nyeri di
kepala”
Tabel 2.1
Titik-Titik Ketukan Terapi EFT
Titik-Titik Ketukan
bawah ketiak
5) Langkah 5
ditubuh.
6) Langkah 6
Periksa derajat kesulitan anda. Jika anda rasakan ada kemajuan yang
berarti, meskipun masih ada problem yang tersisa, ulangi prosedur anda
(nyeri anda hilang sama sekali). Kata atau frase kunci yang bisa anda
Terapi realitas diperkenalkan oleh William Glasser pada tahun 1950-an. Terapi
terapi konvensional. Terapi realitas adalah terapi yang bersifat jangka pendek yang
berfokus pada kondisi saat ini, menekankan pada kekuatan pribadi, dan mendorong
individu untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih realistik agar dapat
Terapi realitas dalam hal ini berperan untuk membantu individu dalam
mencapai success identity, dimana dalam terapi, terapis akan berfokus pada
perilaku individu saat ini. Namun, terapi realitas berbeda dengan pendekatan
behavioral yang berfokus pada stimulus respon. Terapi ini berpusat pada person
terapi yang bersifat jangka pendek. Terapis pada terapi realitas menekankan pada
kekuatan pribadi yang dimiliki oleh individu. Terapi realitas berfokus pada perilaku
individu saat ini dan membuka jalan kepada individu untuk menampilkan perilaku
terapi realitas dapat dilakukan dengan langkah WDEP, yaitu wants, direction and
doing, evaluation, dan planning. Berikut ini adalah penjelasan dari langkah WDEP:
a) Wants
terhadap harapan, kebutuhan dan persepsi dari individu. Terapis dapat bertanya,
sejalan dengan kebutuhan mereka saat ini. Terapis pada tahapan ini harus bersifat
Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan pada sesi ini adalah : “Jika anda sudah
menjadi sosok impian anda, bagaimanakah sosok itu?” “Bagaimana reaksi keluarga
anda jika keinginan mereka dan keinginan anda sejalan?” “Apakah anda ingin
berubah?” “Menurut anda, apa yang membuat anda tidak dapat berubah?”
Terapis realitas menekankan pada perilaku saat ini dan bukan pada masa
lalu. Oleh karenanya, seorang terapis realitas biasanya sering bertanya, “Apa yang
anda lakukan saat ini?” Meskipun suatu masalah bisa berakar dari pengalaman masa
lalu, namun individu perlu belajar bagaimana cara berdamai dengan masa lalunya
dan menunjukkan perilaku yang lebih baik untuk mencapai keinginannya. Kondisi
masa lalu individu boleh saja didiskusikan apabila hal itu memang dapat membantu
tujuan hidup mereka, apa yang akan mereka lakukan, dan kemana hidup mereka
akan berjalan dengan perilaku yang mereka tunjukkan saat ini. Seorang terapis
dapat bertanya, “Apa yang anda lihat pada diri anda saat ini? Bagaimana masa
depan anda?”.
c) Evaluation
perilakunya. Terapis dapat bertanya, “Apakah perilaku anda saat ini cukup rasional
untuk membawa anda ke keinginan anda? Apakah perilaku anda dapat mewujudkan
Ketika individu sudah dapat menentukan apa yang mereka inginkan dan
mereka ke tujuan yang mereka inginkan, maka sudah waktunya terapis mengajak
bahwa dalam membuat perencanaan perilaku, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu :
motivasi dan kemampuan dari setiap individu. Seorang konselor yang terlatih
seperti apa yang harus anda buat agar anda lebih puas dengan hidup anda?”
2. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang sederhana dan
dapat diukur, dan harus fleksibel atau dapat diubah-ubah ketika individu
individu.
perencanaannya sendiri
yang sudah dibuat, maka individu harus membuat pernyataan secara tertulis.
Bandung
Pincus, Allen & Anne Minahan.1973. Sosial Work Practice : Model and Method.
Skidmore, Rex A. 1991. Introdution to Social Work 5th Edition. United States:
Prentice Hall