e
l
a
s
sosiologi XI
PERMASALAHAN SOSIAL
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami pengertian dan penyebab masalah sosial.
2. Memahami kriteria kemiskinan.
3. Memahami bentuk kemiskinan.
4. Memahami teori dan bentuk kriminalitas.
5. Memahami kesenjangan dan ketidakadilan sosial serta penanggulangannya.
A. Masalah Sosial
1. Pengertian
Masalah sosial merupakan suatu fenomena yang memiliki berbagai dimensi. Itulah
sebabnya, sulit untuk memperoleh rumusan pengertian yang disepakati oleh semua pihak.
Pada umumnya, masalah sosial ditafsirkan sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan
oleh sebagian besar masyarakat karena tidak sesuai dengan nilai, norma, dan harapan,
atau standar sosial yang ada. Suatu kondisi juga dianggap sebagai masalah sosial jika
menimbulkan beragam penderitaan dan kerugian, baik fisik maupun nonfisik. Menurut
Vincent N. Parrillo, suatu situasi atau kondisi sosial dapat dikatakan sebagai masalah
sosial apabila terdapat unsur berikut.
a. Kondisi merupakan masalah yang bertahan dalam suatu periode waktu tertentu.
Kondisi yang dalam waktu singkat dan lenyap dengan sendirinya, bukan termasuk
dalam kategori masalah sosial.
b. Dirasakan dapat menyebabkan berbagai kerugian fisik dan nonfisik, baik pada
individu atau masyarakat.
c. Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah satu atau
beberapa sendi kehidupan masyarakat.
d. Menimbulkan perpecahan.
Menurut Martin S. Weinberg, masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan oleh
sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang bertentangan dengan norma-
norma sehingga mereka menyepakati dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah
situasi tertentu.
B. Kriteria Kemiskinan
1. Pengertian
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemuas kebutuhan dasar
atau sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
2
Gambar 1. Potret kemiskinan
Frank Ellis, memaknai kemiskinan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan
sekelompok orang.
Parsudi Suparlan, mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu standar tingkat
hidup yang rendah, yaitu adanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar yang umum berlaku dalam
masyarakat. Rendahnya standar berpengaruh pada keadaan kesehatan, kehidupan
moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong miskin.
3
Sementara Syahrir menjabarkan kemiskinan sebagai suatu kondisi tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar, yakni:
1.) kebutuhan fisik dasar (basic physical needs), seperti bahan makanan, pakaian,
perumahan layak huni, dan layanan kesehatan;
2.) kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), seperti pendidikan, rekreasi, dan
jaminan sosial.
4
3.) rendahnya kepemilikan faktor produksi;
4.) ketiadaan jaminan masa depan;
5.) kesulitan meningkatkan taraf hidup.
C. Bentuk Kemiskinan
Bentuk-bentuk kemiskinan diuraikan sebagai berikut.
1. Kemiskinan Berdasarkan Dimensinya
a. Kemiskinan akibat globalisasi
Globalisasi yang bercirikan persaingan bebas akan menghasilkan kelompok
pemenang dan kelompok yang mengalami kekalahan. Kelompok yang terkalahkan
inilah yang seringkali terpinggirkan hingga terjerat kemiskinan.
c. Kemiskinan sosial
Mengacu pada kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak, dan kelompok
minoritas akibat diskriminasi dalam masyarakat.
d. Kemiskinan konsekuensial
Kemiskinan konsekuensial merupakan dampak dari konflik, bencana alam, kerusakan
lingkungan, ataupun ledakan populasi.
5
yang secara faktual tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik minimumnya sehingga
terpaksa hidup serba kekurangan serta mengalami kondisi hidup tidak layak bagi
harkat dan martabat kemanusiaan.
b. Kemiskinan nonmassa adalah kemiskinan yang dihadapi oleh segelintir warga saja.
3. Bentuk Kemiskinan
a. Kemiskinan alamiah
Kemiskinan alamiah disebabkan oleh daya dukung lingkungan yang tidak memadai
untuk menopang kehidupan manusia secara layak. Daerah yang mengalami
kemiskinan alamiah antara lain daerah yang tandus, tidak memiliki potensi tambang,
dan seandainya terdapat perairan, sumberdayanya tidak berlimpah.
b. Kemiskinan struktural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan lemahnya sistem atau
struktur sosial di dalam masyarakat. Masyarakat miskin dibuat tidak berdaya akibat
adanya pola kebijakan dan aturan dari pemerintah yang tidak berpihak dan tidak
memperhatikan kondisi masyarakat miskin. Kondisi ini dapat dilihat dari terbatasnya
akses masyarakat miskin terhadap lapangan pekerjaan dan sulitnya memperoleh
pendidikan berkualitas.
c. Kemiskinan kultural
Kemiskinan kultural berasal dari merosotnya moral dan mentalitas akibat kebudayaan
yang diyakini dan dianut oleh masyarakat. Fenomena kemiskinan kultural tampak
dari dipertahankannya sifat-sifat tertentu, seperti malas, tidak mau bekerja keras,
selalu menggantungkan hidupnya kepada belas kasihan orang lain, serta pasrah
pada nasib tanpa ada kemauan untuk berusaha dan bekerja.
6
Gambar 2. Program Jamkesmas
7
Gambar 3. BLT sebagai upaya penanggulangan kemiskinan
Gambar 4. Kriminalitas
8
Jadi, dari definisi di atas dapat disimpulkan kriminalitas adalah tindakan pelanggaran
hukum yang tidak bisa diterima oleh masyarakat dan lazimnya mendapat reaksi tegas dari
lembaga penegakan hukum.
2. Teori Kriminalitas
a. Teori biologi-kriminal
Cesare Lombroso mengemukakan pokok-pokok kriminalitas, antara lain:
1.) penjahat adalah orang yang mempunyai bakat jahat;
2.) bakat jahat diperoleh karena kelahiran yaitu diwariskan dari nenek moyang;
3.) bakat jahat tersebut dilihat dari ciri biologi tertentu, di antaranya wajah tidak
simetris, bibir tebal, dan hidung pesek;
4.) bakat jahat tidak dapat diubah atau dipengaruhi.
b. Teori psikologi-kriminal
Yochelson mengemukakan bahwa para penjahat umumnya memiliki pola
berpikir abnormal sehingga membuat mereka memutuskan untuk melakukan
kejahatan. Sementara itu, Joan McCord menyimpulkan beberapa variabel yang
melatarbelakangi seseorang melakukan tindakan kejahatan, yaitu:
1.) kurangnya kasih sayang serta pengawasan dari sosok ibu;
2.) kekerasan yang dilakukan ayah;
3.) konflik orang tua.
c. Teori sosiologi-kriminal
Secara sosiologis, kriminalitas atau kejahatan merupakan bagian dari perilaku
menyimpang. Ada beberapa ragam teori penyimpangan.
1.) Teori anomi
Teori yang dikemukakan oleh Robert K. Merton dan Emile Durkheim,
menyatakan bahwa individu melakukan penyimpangan karena desakan
keterpaksaan. Struktur sosial menghasilkan tekanan ke arah anomi dan
penyimpangan.
9
2.) Teori differential association
Teori yang dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland, memandang penyimpangan
bersumber pada pergaulan yang berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui
proses alih budaya. Melalui proses belajar, seseorang mempelajari suatu
subkebudayaan menyimpang
3.) Teori kontrol
Travis Hirschi mengemukakan bahwa ide utama teori ini merupakan hasil dari
kekosongan atau tidak adanya pengendalian sosial. Teori kontrol dibangun
atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak patuh
pada norma dan memiliki dorongan melakukan pelanggaran. Oleh karena itu,
pengendalian sosial mutlak diperlukan sepanjang waktu. Pengendalian sosial
dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
4.) Teori labelling
Dikemukakan oleh Edwin M. Lemert, seseorang melakukan penyimpangan
karena proses labelling (pemberian julukan, cap, etiket) negatif yang dilekatkan
masyarakat kepadanya.
3. Bentuk Kriminalitas
Menurut Light, Keller, dan Calhoun, terdapat tipe kriminalitas atau kejahatan sebagai
berikut.
a. Kejahatan tanpa korban.
b. Kejahatan terorganisasi.
c. Kejahatan transnasional.
d. Kejahatan kerah putih.
e. Kejahatan perusahaan.
f. Kejahatan yang disertai tindak kekerasan.
10
4. Kesenjangan dan Ketidakadilan Sosial
a. Kesenjangan
Kesenjangan sosial mengacu pada kondisi ketimpangan atau ketidakseimbangan
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat akibat perbedaan status sosial dan
ekonomi. Kesenjangan sosial menjadi masalah karena akan menimbulkan jurang
pemisah dalam masyarakat. Faktor penyebab ketimpangan sosial/kesenjangan
sosial antara lain sebagai berikut.
1.) Kondisi demografis.
2.) Kondisi pendidikan.
3.) Kondisi kesehatan.
4.) Kondisi ekonomi.
11
b. Ketidakadilan
Ketidakadilan merupakan suatu kondisi di mana pinsip-prinsip keadilan tidak
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Berikut realitas ketidakadilan di Indonesia.
1.) Masih banyak warga yang belum memiliki hak untuk sejahtera. Lebih kurang
28,07 juta penduduk Indonesia masih miskin (BPS, Maret 2013). 14,9 juta
pengangguran (data nasional penduduk usia kerja, Kementrian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, 2013). 3,1 juta anak termasuk kategori terlantar dan 7,2 juta
anak dikategorikan hampir terlantar, 5,5 juta tidak memiliki rumah layak huni
dan 8,97 juta hampir tidak memiliki rumah layak huni (profil penyandang
masalah kesejahteraan sosial, Kementrian Sosial, 2011), dan lain sebagainya.
2.) Sebagian buruh harus bekerja dalam kondisi tidak layak dan menerima upah tak
sesuai ketentuan (data Kementrian Perindustrian, 2013).
3.) Dalam berbagai kasus, kesamaan perlakukan hukum masih belum terwujud
menjadi kenyataan. Contoh, kasus nenek Minah (November, 2009) di Dusun
Sidoharjo, Desa Dramakradenan, Kecamatan Ajibarang, Bantumas, Jawa Tengah
yang mencuri 3 buah kakao lalu dipenjara 15 hari (masa percobaan 3 bulan).
Sementara beberapa koruptor yang telah merugikan uang negara, bebas dari
jeratan hukum formal.
4.) Dalam berbagai kasus, pelaku kejahatan dapat menghindari hukuman.
5.) Adanya kesewenang-wenangan oknum pejabat yang tampak dari
penyalahgunaan wewenang untuk memperkaya diri dengan menerima suap
dari orang yang sedang tersangkut hukum.
12