Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI POLITIK

KEMISKINAN

MAKALAH

Oleh :
KELOMPOK 5

1. HUSNUL HATIMAH (90300116009)

2. SRI YULIANA ANWAR (90300116030)

3. REZA KARYHADI PUTRA (90300116048)

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan suatu masalah yang terjadi di zaman sekarang


saja tetapi terjadi dari zaman dahulu sampai sekarang kemiskinan seolah-olah
telah menjadi masalah lintas zaman. Sebagai akibat dari kemiskinan ini yaitu
terjadinya pertentangan antara kapitalisme dan sosialisme dimana kapitalisme
mengedepankan modal yang sebesar besarnya dan keuntungan yang sebesar-
besarnya tanpa melihat status atau kondisi perekonomian sedangkan
sosialisme cenderung bergerak pada aspek social yang mengedepankan
kesejahteraan rakyat. Dari pernyataan diatas sudah terlihat sekali kenyataan
tersebut menjadi latar belakang mengapa kemiskinan menjadi masalah yang
mendapatkan perhatian besar di setiap Negara di dunia. Ada dua kondisi yang
menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan karena
buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam yang
terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan
"buatan" terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat
sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan
berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Indonesia
merpakan negara yang kaya akan sumber daya alam tatapi Indonesia tidak
dikatakan sebagai negara yang makmur,malah sebagai negara yang miskin.
Salah satu yang menjadi sebab kenyataan tersebut karena kurangnya
pengetahuan mengenai bagaimana cara mengembangkan sumber daya alam
yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Jika dihubungkan dengan aspek secara
umum maka kemiskinan bisa disebabkan kedalam beberapa aspek yaitu :

a. Individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari


perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
b. Keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga.
c. Sub-budaya, yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan
sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
d. Agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
e. Sruktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial.
f. Kemalasa dari individu dimana tidak adanya keinginan atau usaha
untuk maju kepada kehidupan yang lebih baik.

Berbagai persoalan kemiskinan memang pada dasarnya terletak pada


individu yang merupakan bagian dari masyarakat apakah itu miskin atau tidak.
Selain dari aspek diatas, kemiskinan juga bisa dilihat dari berbagai disiplin
ilmu seperti dari aspek Sosial bahwa kemiskinan diakibatkan karena
terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi dimana terjadi sebuah
ketidak tahuan mengenai teknologi informasi yang diakibatkan kurangnya
atau sempitnya interaksi antara masyarakat. Aspek Ekonomi, kemiskinan
dilatar belakangi oleh terbatasnya alat pemenuhan kebutuhan akibat dari
terbatasnya pemilikan alat produksi sehingga upah yang didapatkan sangat
rendah dan tidak adanya inisiatif untuk menabung sebagai simpanan yang bisa
digunakan ketika butuh untuk keperluan yang sangat penting. Dengan
indikator ekonomi maka kemiskinan bisa dilihat dengan beberapa pendekatan
yaitu produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Sementara ini yang dilakukan
Biro Pusat Statistik (BPS) untuk menarik garis kemiskinan adalah pendekatan
pengeluaran. Dari Aspek Psikologi terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme,
malas, dan rasa terisolir. Sedangkan, dari Aspek Politik berkaitan dengan
kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif,
posisi lemah dalam proses pengambil keputusan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah teori kemiskinan ?


2. Apa saja penyebab kemiskinan ?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan ?
BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Kemiskinan

Kemiskinan dapat diartikan sebagai keadaan dimana terjadi


ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung, dan air minum. Hal tersebut sangat berhubungan erat dengan
kualitas hidup. Secara ekonomi, kemiskinan dapat dilihat dari tingkat kekurangan
sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta
meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang. Menurut Chambers (1998)
mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu integrated concept yang memiliki
lima dimensi, yaitu: 1. Kemiskinan (proper), 2. Ketidakberdayaan (powerless), 3.
Kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency), 4. Ketergantungan
(dependence), dan 5. Keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun
sosiologis. Kemiskinan bukan hanya kekurangan uang ataupun tingkat pendapatan
yang rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti: keterbatasan sumber daya, tingkat
kesehatan rendah, pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum,
kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidakberdayaan menghadapi
kekuasaan, dan ketidakberdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri.
Kemiskinan dapat dibagi dengan empat bentuk (Suryawati, 2005), yaitu:

1. Kemiskinan Absolut: Bila pendapatannya di bawah garis kemiskinan atau


tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan
pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja;
2. Kemiskinan Relatif: Kondisi miskin karena pengaruh kebijakan
pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga
menyebabkan ketimpangan pada pendapatan;
3. Kemiskinan Kultural: Mengacu pada persoalan sikap seseorang atau
masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau
berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif
meskipun ada bantuan dari pihak luar;
4. Kemiskinan Struktural: Situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya
akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya
dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi
sering kali menyebabkan suburnya kemiskinan

Sharp, et al (1996) dalam Mudrajat Kuncoro (2004) mencoba


mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi.

1. Pertama, secara mikro kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan


pada kepemilikan sumberdaya yang menyebabkan distribusi pendapatan
yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya dalam
jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.
2. kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumberdaya manusia.
Kualitas sumberdaya manusia rendah berarti produktivitasnya rendah,
yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya
manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib kurang beruntung, adanya
diskriminasi atau karena keturunan.
3. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Ketiga
penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan
(vicious circle of poverty). Teori ini ditemukan oleh Ragnar Nurkse (1953)
dalam Kuncoro, 2004, yang mengatakan: ”a poor country is poor because
it is poor” (Negara miskin itu miskin karena dia miskin). Adanya
keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal
menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas
mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya
pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi.
Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan. Oleh karena itu,
setiap usaha untuk mengurangi kemiskinan seharusnya diarahkan untuk
memotong lingkaran dan perangkap kemiskinan ini (Mudrajad Kuncoro,
2004). Berikut gambar lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of
poverty):

BAB III

PEMBAHASAN

C. Penyebab Kemiskinan

Ditinjau dari sumber penyebabnya, kemiskinan dapat dibagi menjadi


kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan kultural adalah
kemiskinan yang mengacu pada sikap seseorang atau masyarakat yang
disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan budayanya. Kemiskinan
kultural biasanya dicirikan oleh sikap individu atau kelompok masyarakat
yang merasa tidak miskin meskipun jika diukur berdasarkan garis kemiskinan
termasuk kelompok miskin. Sedangkan kemiskinan struktural adalah
kemiskinan yang disebabkan oleh struktur masyarakat yang timpang, baik
karena perbedaan kepemilikan, kemampuan, pendapatan dan kesempatan kerja
yang tidak seimbang maupun karena distribusi pembangunan dan hasilnya
yang tidak merata. Kemiskinan struktural biasanya dicirikan oleh struktur
masyarakat yang timpang terutama dilihat dari ukuran-ukuran ekonomi.

Kemiskinan memang merupakan masalah multidimensi yang


mencakup berbagai aspek kehidupan. Kondisi kemiskinan setidaknya
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Rendahnya taraf pendidikan dan kesehatan berdampak pada keterbatasan


dalam pengembangan diri dan mobilitas. Hal ini berpengaruh terhadap
daya kompetisi dalam merebut atau memasuki dunia kerja.
2. Rendahnya derajat kesehatan dan gizi berdampak pada rendahnya daya
tahan fisik, daya pikir dan selanjutnya akan mengurangi inisiatif. Ketiga,
terbatasnya lapangan pekerjaan semakin memperburuk kemiskinan.
Dengan bekerja setidaknya membuka kesempatan untuk mengubah
nasibnya. Keempat, kondisi terisolasi (terpencil) mengakibatkan pelayanan
publik seperti pendidikan, kesehatan, dan lain-lain tidak dapat
menjangkaunya. Kelima, ketidakstabilan politik berdampak pada
ketidakberhasilan kebijakan pro-poor. Berbagai kebijakan dan program-
program penanggulangan kemiskinan akan mengalami kesulitan dalam
implementasi jika tidak didukung oleh kondisi politik yang stabil.

D. Dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan

Kemiskinan yang terjadi merupakan sebuah masalah yang tentunya


memberikan dampak bagi masyarakat baik itu dampak positiv maupun
dampak yang negativ. Dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan dapat
dikelompokan kedalam beberapa masalah seperti :

a. Dampak Masalah Kependudukan

Dilihat dari segi kependudukan, kemiskinan berdampak pada ketidak


meratanya pertumbuhan peduduk disetiap wilayah sehingga ketidakmerataan
tersebut membawa konsekuensi berat kepada aspek-aspek kehidupan
sosialainya. Secara nasional penduduk yang tidak merata mambawa akibat
bagi penyediaan berbagai sarana dan kebutuhan penduduk. Dalam bidang
lapangan pekerjaan terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan
kerja dengan pertumbuhan lapangan kerja dan pada akhirnya menimbulkan
pengangguran baik secara tersembunyi ataupun pengangguran secara terbuka.

b. Dampak Masalah Ekonomi

Masalah Ekonomi menyangkut masalah kerumahtanggaan penduduk


dalam memenuhi kebutuhan materinya. Masalah ini terbagi kedalam beberapa
aspek yaitu aspek kuantitas, kualitas penduduk, sumber daya alam dan
manusia, komunikasi dan transportasi, kondisi dan lokasi geografi. Ditinjau
dari segi kuantitas Penduduk Indonesia merupakan memiliki kekuatan
ekonomi yang bisa dikembangkan terutama dengan jumlah penduduk yang
banyak. Tapi kemiskinan menjadikan Penduduk tidak memiliki kekuatan
dalam mengenbangkan perekoomia Indonesia. Kemudian kemiskinan
menjadikan penduduk seolah menunjukan kelemahanya sebagai konsumen
berbagai produksi. Seretnya transportasi komunkasi menyebabkan
perekonomian terhambat seperti pada dasarnya daerah tersebut memiliki
potensi yang tinggi untuk dikembangkan tapi tatap saja kehidupan
penduduknya tetap rendah.

c. Dampak Masalah Lingkungan

Masalah lingkungan dapat diartikan bahwa masalah yang terjadi di


lingkungan hidup manusia mengancamketentraman dan kesejah teraan
manusia yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara komponan manusia
dengan lingkungan yang menjadi penampung dan penjamin kehidupan
manusia. Dampak lainya yaitu keterbelakangan pembangunan, kebodohan,
kebanjiran, pencemaran lingkungan dan tingkat kesehatan yang rendah yang
diakibatkan karena lingkungan yang kurang mendukung karena kemiskinan.

d. Dampak Masalah Pendidikan

Pendidikan secara luas merupakan dasar pembentukan kepribadian,


kemajuan ilmu, kemajuan teknologi dan kemajuan kehidupan sosial pada
umumnya. Dampak kemiskinan terhadap pendidikan memang sangat
merugikan sekali karena telah menghilangkan pentingnya pendidikan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga tidak sedikit penduduk Indonesia
yang belum mengenal pendidikan.

e. Pemberontakan

Pemberontakan merupakan bentuk kekecewaan dari masyarakat terhadap


pemerintah yang dinilai telah gagal menciptakan kesejahteraan rakyatnya,
perang saudara antar-etnis, golongan, ideologi demi sebuah kekuasaan dan
untuk menguasai kekuasaan, dan yang lainnya. Semua itu tidak terlepas dari
usaha masyarakat untuk melakukan perubahan nasibnya agar menjadi lebih
baik (sejahtera) dari keadaan kemiskinan yang menimpanya. Pemberontakan
sepertiitu biasanya terjadi di negara berkembang atau negara miskin.

Penjelasan diatas sudah tentu sangat memberikan gambaran bagaimana


dampak dari adanya kemiskinan yang tidak mempengaruhi satu aspek saja
tetapi sangat mempengaruhi berbagai aspek kehudupan manusia. Seperti kita
lihat bahwa memang realitas dilapangan memang terjadi seperti itu dimana
kemiskinan menjadikan masyarakat menjadi beban bagi pemerintah. Sekedar
catatan saja bahwa pada dasarnya kembali kepada diri masing-masing apakah
ada usaha untuk merubah kearah yang lebih baik ataukah berada dalam
kehidupan miskin dengan tidak adanya usaha untuk merubah nasib kearah
yang lebih baik. Sehingga aspek yang menjadi sumber daya yang tidak bisa
diekploitasi menjadi sesuatu hal yang bisa di kelola dan menjadi sesuatu yang
lebih memiliki arti dan harga karena disentuh oleh tangan-kreatif masyarakat
yang menginginkan perubahan hidup.

E. Pemecahan Masalah Kemiskinan

Kemiskinan yang terjadi merupakan masalah yang harus ditanggung


secara bersama, tidak hanya pemerintah yang melakukan penanggulangan
kemiskinan tetapi masyarakatpun harus ikut serta dalam mencari pemecahan
kemiskina. Pemecahan yang menjadi alternatif ada berbagai macam bentuknya
seperti Bantuan kemiskinan secara langsung kepada orang miskin, Bantuan
terhadap keadaan individu, Bantuan terhadap orang yang lemah seperti orang
yang sudah tua. Pananggulangan kemiskinan melalui partisipasi aktif dari
masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran tidak hanya berkedudukan
menjadi obyek program, tetapi ikut serta menentukan program yang paling
cocok bagi mereka. Mereka memutuskan, menjalankan, dan mengevaluasi
hasil dari pelaksanaan program. Nasib dari program, apakah akan terus
berlanjut atau berhenti, akan tergantung pada tekad dan komitmen masyarakat
sendiri sehingga akan terlihat perubahan yang signifikan apakah berhasil atau
tidaknya program penanggulangan kemiskinan yang dijalankan.
Kemiskinan tidak bisa dilepaskan dari bidang ekonomi dimana terjadi
ketidak cukupan antara kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan. Maka
dari itu ekonomi mencoba melihat bagaimana cara menanggulang kemiskinan.
Berdasarkan teori ekonomi penanggulangan kemiskinan dapat direalisasika
dengan cara :

a. Peningkatan keterampilan sumber daya manusia


b. Penambahan modal investasi
c. Pengembangan Teknologi

Selain pemerintahan peran aktif dalam penanggulangan kemiskinann


juga harus diperankan langsung oleh masyarakat. Adapun program-program
tersebut Pertama Pengembangan desa tertinggal, Kedua perbaikan
kampung, Ketiga gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Dengan terjadinya
kerjasama antara pemerintah dan masyarakat maka program pengentasan
kemiskinan akan berjalan dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku dan
tepat pada sasaran yang dituju juga perlunya pengawasan dari masyarakat pula
jikaterjadi penyelewengan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang lebih
mementingkan kepentingan pribadi. Program Penanggulangan Kemiskinan di
Perkotaan (P2KP) merupakan program pemerintah yang secara substansi
berupaya dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan
masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah
Daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun "gerakan
kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan",
yang bertumpu pada nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip universal. ( Buku
Pedoman Umum P2KP-3, Edisi Oktober 2005).

Program penanggulangan kemiskinan juga harus memberikan solusi


baru demi terjadinya kesinambungan secara meningkat dari waktu kewaktu.
Salah satu yang harus dilihat adalah uasaha mikro ekonomi yang merupakan
usaha kecil yang ada dikalangan masyarakat kecil atau pedesaan. Adapun
pemberdayaan usaha mikro yaitu :
a. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menyediakan lingkungan
yang mampu mendorong pengembangan umkm secara sistemik, mandiri
dan berkelanjutan
b. Menciptakan sistem penjaminan untuk mendukung kegiatan ekonomi
produktif usaha mikro.
c. Menyediakan bantuan teknis dan pendampingan secara manajerial guna
meningkatkan "status usaha" usaha mikro agar "feasible" dan "bankable"
dalam jangka panjang.
d. Penataan dan penguatan kelembagaan keuangan mikro untuk memperluas
jangkauan pelayanan keuangan kepada usaha mikro secara cepat, tepat,
mudah, dan sistematis.

Pengentasan kemiskinan pada dsarnya sudah direalisasikan oleh


pemerintah hanya saja kenyataan dilapangan sering tidak sama dengan
bagaimana sesuai dengan program yang dicanangkan. Ketidak tepat sasaran
menjadi salah satu aspek yang menghambat penanggulangan kemiskinan.
Aspek dari berbagai sudut pandang juga menjadi salah satu penyebab
kemiskinan tetap ada dan bahkan terus meningkat. Dalam menanggulangi
kemiskian pemerintah juga harus melihat bagaimana situasi yang berkembang
dari tahun ketahun, karena perkembangan dari dahulu sampai sekarang terjadi
perubahan yang yang sangat besar terutama dalam bidang teknologi
imformasi. Sudah selayaknya masyarakat bisa bersaing dengan era globalisasi
yang semakin meningkat dan canggih. Pada hakekatnya perubahan akan
terjadi ketika manusia ada kemauan untuk merubah nasibnya jadi kembali lagi
pada diri masing-masing mengenai bagaimana menghadapi tantangan zaman
yang semakin modern.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Teori-teori yang ada membagi kemiskinan tersebut kedalam beberapa
jenis, seperti kemiskinan Kultural dan kemiskinan Struktual, dll. Kemiskinan
sebagaimana yang dibahas sebelumnya merupakan sebuah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung, dan air minum, sedangkan orang lain memilikinya. Hal
tersebut sangat berhubungan erat dengan kualitas hidup. Secara ekonomi,
kemiskinan dapat dilihat dari tingkat kekurangan sumber daya yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan kesejahteraan
sekelompok orang.

Kemiskinan memang merupakan masalah multidimensi yang mencakup


berbagai aspek kehidupan. Kondisi kemiskinan setidaknya disebabkan oleh
faktor-faktor seperti, rendahnya tahap pendidikan dan kesehatan yang dimiliki
oleh seseorang sehingga menghambatnya dalam mendapatkan sumber daya bagi
kehidupannya
DAFTAR PUSTAKA

http://dasesetiawan999.blogspot.com/2010/10/kemiskinan-latar-belakang-dampak-
dan.html

file:///D:/ILMU%20EKONOMI/SEMESTER%207/EKOPOL/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai