Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dari waktu ke waktu, ilmu pengetahuan selalu berkembang diseluruh dunia


baik dalam bidang teknologi informasi, teknologi industri, energi, kesehatan, biologi,
kimia, pertanian, transportasi, dan lain sebagainya.Pengembangan ilmu pengetahuan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang semakin
meningkat.Segala hal diupayakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Saat
ini, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia, kebutuhan pangan
merupakan hal yang sangat penting.

Tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan memiliki hubungan


yang sangat erat.Pertumbuhan penduduk dalam sebuah negara harus diimbangi
dengan meningkatnya jumlah ketersediaan pangan bagi para penduduknya. Thomas
Robert Malthus (1798) telah memprediksi bahwa dunia akan menghadapi ancaman
karena ketidakmampuan penyediaan pangan yang memadai bagi penduduknya.
Malthus dalam teorinya mengungkapkan bahwa peningkatan produksi pangan
mengikuti deret hitung dan pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sehingga
manusia pada masa depan akan mengalami ancaman kekurangan pangan. Sehingga
diperlukan suatu usaha yang maksimal untuk menciptakan sebuah keseimbangan
antara tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan.

Begitupun jumlah penduduk Indonesia yang melonjak cukup pesat harus


menjadi perhatian pemerintah.Pertumbuhan penduduk pasti mempengaruhi ketahanan
pangan.Suatu sistem yang terdiri dari subsistem ketersediaan, distribusi, dan
konsumsi. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan menjadi pemicu utama
lahirnya persoalan pangan. Salah satunya adalah kelaparan.

Kelaparan adalah salah satu masalah yang masih kompleks dalam dunia
global.Ada beberapa negara di berbagai benua masih merasakan hal ini.Kelaparan
adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat makan dalam jangka waktu yang
cukup lama, sehingga dapat menimbulkan penyakit kurang gizi dan busung
lapar.Penyebab bencana kelaparan biasanya dikarenakan adanya konflik, kemiskinan,
kekeringan, ataupun korupsi yang dilakukan dalam pemerintahan. Sebenarnya yang

1
menjadi masalah dalam bencana kelaparan bukan hanya tidak ada barang-barang yang
dapat dikonsumsi tetapi kemampuan daya beli masyarakat yang rendah dan tidak
adanya koordinasi yang baik.oleh karena itu makalah pengantar kependudukan ini
akan membahas mengenai kelaparan. Yang merupakan suatu masalah yang sampai
saat ini belum terselesaikan dengan baik.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam tugas kelompok ini, penyusun yang membahas mengenai masalah
kemiskinan dan kelaparan, didapatkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam
analisis permasalahan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

Kemiskinan Paksa Balita di Serang Makan Batu Bata sehingga menciptakan


Upaya Penyelesaian Kemiskinan Dan Kelaparan Di Indonesia.

C. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan


penulis mengenai masalah-masalah kemiskinan dan kelaparan di Indonesia. Selain itu
makalah ini juga menjelaskan cara menangulangi kemiskinan dan kelaparan di
Indonesia.

D. MANFAAT

A. Bagi Penulis

Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas dari
mata kuliah Keperawatan Komunitas.

B. Bagi pihak lain

Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang


berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan dan
kelaparan di Indonesia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI KEMISKINAN
Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak
berharta-benda (Poerwadarminta, 1976).
Menurut Kamus Bahasa Indonesia kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat
berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup .
Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan
yang layak sebagai warga negara.
Faturchman dan Marcelinus Molo (1994) mendefenisikan bahwa kemiskinan
adalah ketidakmampuan individu dan atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya.Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil satu pengertian bahwa
kemiskinan adalah suatu situasi baik yang merupakan proses maupun akibat dari
adanya ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk
kebutuhan hidupnya.

B. FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN


Kemiskinan disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Soeharto, (2009:17-18), secara
konsep, kemiskinan dapat disebabkan oleh empat faktor yaitu:
1. Faktor Individual
Terkait dengan aspek patologis, termasuk kondisi fisik dan psikologis si miskin.
Orang miskin disebabkan oleh prilaku, pilihan atau kemampuan dari si miskin itu
sendiri dalam menghadapi kehidupannya
2. Faktor Sosial
Kondisi-kondisi lingkungan yang dapat menjebak seseorang menjadi miskin,
seperti: diskriminasi berdasarkan usia, gender, etnis yang menyebabkan seseorang
menjadi miskin. Termasuk dalam faktor ini adalah kondisi social dan ekonomi
keluarga si miskin yang biasanya menyebabkan kemiskinan antar generasi.
3. Faktor Kultural
Kondisi atau kualitas budaya yang menyebabkan kemiskinan. Faktor ini secara
khusus sering merujuk pada konsep kemiskinan kultural atau budaya
kemiskinanyang menggabungkan kemiskinan dengan kebiasan hidup atau
mentalitas. Sikap-sikap negative seperti malas, fatalisme atau menyerah pada
nasib, tidak memiliki jiwa wirausaha,dan kurang memperhatikan etos kerja.

3
4. Faktor Strukltural
Menunjuk pada struktur atau system yang tidak adil, tidak sensitive dan tidak
accessible sehingga menyebabkan seseorang atau sekelompok orang menjadi
miskin.Contoh, system ekonomi neoriblarisme yang diterapkan di Indonesia telah
menyebabkan petani, nelayan, dan pekerja sector informal terjerat dan sulit keluar
dari kemiskinan.Sebaliknya stimulus ekonomi, pajak dan iklim investasi lebih
menguntungkan orang kaya dan pemodal asing untuk terus menumpuk kekayaan.

C. KLASIFIKASI KEMISKINAN
Menurut Max-Neef et. al, sekurangnya ada 6 (enam) macam kemiskinan yang
ditanggung komunitas, yaitu :
1. Kemiskinan subsistensi, penghasilan rendah, jam kerja panjang, perumahan
buruk, fasilitas air bersih mahal.
2. Kemiskinan perlindungan, lingkungan buruk (sanitasi, sarana pembuangan
sampah, polusi), kondisi kerja buruk, tidak ada jaminan atas hak pemilikan tanah.
3. Kemiskinan pemahaman, kualitas pendidikan formal buruk, terbatasnya akses
atas informasi yang menyebabkan terbatasnya kesadaran atas hak, kemampuan
dan potensi untuk mengupayakan perubahan.
4. Kemiskinan partisipasi, tidak ada akses dan kontrol atas proses pengambilan
keputusan yang menyangkut nasib diri dan komunitas.
5. Kemiskinan identitas, terbatasnya perbauran antar kelompok sosial,
terfragmentasi.
6. Kemiskinan kebebasan, stres, rasa tidak berdaya, tidak aman baik di tingkat
pribadi maupun komunitas.

D. DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP MASYARAKAT


Banyak dampak yang terjadi yang disebabkan oleh kemiskinan diantaran adalah
sebagai berikut:
1. Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dari sangat rendah Ini berarrti dengan
adanya tingkat kemiskian yang tinggi banyak masyarakat Indonesia yang tidak
memiliki pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup masyarakat.
2. Tingkat kematian meningkat, ini dimksudkan bahwa masy6arakat Indonesia
banyak yang menagalmi kemtain akibat kelaparan atau melakukan tindakan
bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani kemiskinan yang di alami.
3. Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan karena tidak mampu untuk membeli
kebutuha akan makanan yang merka makan sehari-hari
4. Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) ini menyebnabkan masyarakat
si Indonesia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dan
tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk memperoleh pendapatan

4
5. Tingakat kejahatan meningkat , Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk
memperoleh pendapatan dengan cara-cara kejahatan karena dengan cara yang
baik mereka tidak mempunyai modal yaitu ilmu dan ketermpilan yang cukup.

E. DEFINISI KELAPARAN
Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan,
biasanya saat perut telah kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk
waktu yang cukup lama.Kelaparan adalah bentuk ekstrem dari nafsu makan
normal.Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi
yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif
lama, biasanya karena kemiskinan, konflik politik, maupun kekeringan cuaca.
Kelaparan juga bisa dikatakan sebagai kondisi hasil dari kurangnya konsumsi
pangan kronik (Lenhart 1989; Ngongi 1999)
Secara ekonomi, kelaparan adalah kekurangan makanan karena ketersediaan
terbatas atau tidak pasti makanan yang bergizi cukup dan aman, atau kemampuan
terbatas atau tidak pasti untuk memperoleh makanan dengan cara yang dapat diterima
secara sosial dapat diterima.

F. FAKTA-FAKTA MENGENAI KELAPARAN

Berikut adalah beberapa fakta-fakta mengenai kelaparan, yaitu :


1. Tiap hari kurang-lebih 24.000 orang meninggal karena lapar atau hal-hal yang
berkenaan dengan kelaparan. Angka ini telah menurun kalau dibandingkan dengan
sepuluh tahun yang lalu yang berkisar sekitar 35.000 dan 45.000 untuk duapuluh
tahun yang lalu. Tiga perempat dari angka-angka kematian ini adalah anak-anak
berumur dibawah lima tahun.
2. Kini, 10% dari anak-anak di negara berkembang meninggal sebelum mereka
berumur lima tahun. Angka ini menurun 28% dari lima puluh tahun yang lalu.
3. Kelaparan dan perang menyebabkan hanya 10% kematian karena lapar, meskipun
hal ini merupakan hal yang biasa kita dengar sehari-hari. Kebanyakan dari
kematian karena lapar disebabkan oleh malnutrisi yang kronis akibat dari
(keadaan bahwa) penderita tidak dapat mendapatkan makanan yang cukup. Hal ini
disebabkan oleh kemiskinan yang sangat parah.
4. Disamping kematian, malnutrisi juga menyebabkan kerusakan indra penglihatan,
kurang semangat, kelambatan pertumbuhan badan dan meningkatnya kerawanan
terhadap penyakit. Penderita malnutrisi berat tidak berdaya untuk berfungsi
melakukan kegiatan ringan sehari-hari.

5
5. Diperkiran bahwa didunia ada kira-kira 800 juta penderita kelaparan dan
malnutrisi, yaitu 100 kali lebih banyak dari yang meninggal karena kelaparan dan
malnutrisi itu setiap tahunnya.
6. Pada hakekatnya, dibutuhkan hanya sedikit bahan dasar saja untuk memungkinkan
si miskin berkesinambungan dalam memproduksi makanan. Termasuk dalam
bahan dasar ini adalah bibit yang berkualitas tinggi, alat-alat yang sesuai dan
kemudahan dalam mendapatkan air. Sekedar peningkatan dalam teknik pertanian
dan cara penyimpanan makanan juga akan menolong.
7. Banyak pakar dalam bidang kelaparan percaya bahwa pada akhirnya jalan terbaik
untuk mengurangi kelaparan adalah lewat pendidikan. Orang-orang yang
berpendidikan adalah bibit yang terbaik dalam meningkatkan diri dari kemiskinan
yang menjadi penyebab kelaparan.

G. PENYEBAB KELAPARAN
kelaparan adalah suatu keadaan di mana saat tubuh masih membutuhkan
makanan, biasanya saat perut telah kosong baik dengan di sengaja maupun tidak di
sengaja untuk waktu yang cukup lama dan membawa seseorang mengalami saket
yang luar biasa.. Kelaparan adalah bentuk ekstrim dari nafsu nafsu makan
normal.Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi
yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar maupun kecil untuk jangka
waktu yang relatif lama, biasanya terjadi karena :
1. Kemiskinan
Masyarakat miskin adalah masyarakat yang jauh dari hidup sejahtera
dan tidak menunjukkan dalam keadaan yang baik, dan kondisi manusia di
mana orang-orangnya dalam keadaan kekurangan materi, sehingga dalam
hidupnya mengalami keadaan yang tidak sehat dan psikisnya tidak dalam
kondisi damai.
Dalam realita kehidupan masyarakat masih terdapat banyak penduduk
miskin yang tersebar di perkotaan dan pedesaan.Diantara masyarakat miskin
di pedesaan ini, yang kondisi kemiskinannya paling rentan adalah yang
berdiam di wilayah terpencil.Wilayah terpencil adalah wilayah yang tidak
terhubungkan dengan prasarana transportasi (darat, laut maupun udara) dan
komunikasi dengan pusat-pusat pertumbuhan terkecil sekalipun.Wilayah
terpencil berada di pulau-pulau kecil maupun di pedalaman.Di beberapa
wilayah pedesaan terpencil ini bermukim masyarakat adat dan masyarakat
umum.Mereka adalah masyarakat yang masih sangat terbelakang, belum

6
mampu mengembangkan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya
dan sangat sedikit menerima sentuhan pembangunan. Sehingga, besar
kemungkinan untuk terjadiya kelaparan pada masyarakat miskin.

2. Konflik politik
Konflik politik yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kelaparan
yang dahsyat bagi kehidupan masyarakat. Konflik politik ini biasanya
disebabkan proses disorganisasi terjadi perbedaan faham tentang tujuan
kelompok sosialnya, tentang norma-norma sosial yang hendak diubah, serta
tentang tindakan didalam masyarakat. Apabila tidak terdapat tindakan dalam
menghadapi perbedaan ini, maka dengan sendirinya langkah pertama menuju
disintegrasi terjadi.Jadi, disorganisasi terjadi apabila perbedaan atau jarak
antara tujuan sosial dan pelaksanaan terlalu besar.
Suatu kelompok sosial selalu dipengaruhi oleh beberpa faktor, maka
pertentangan atau konflik akan berkisar pada penyesuaian diri ataupun
penolakan dari faktor-faktor sosial tersebut. Adapun faktor-faktor sosial yang
menuju integrasi tersebut ialah tujuan dari kelompok, sistem sosialnya,
tindakan sosialnya.Pertentangan yang terjadi dalam kelompok maupun diluar
kelompok memiliki hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi.Untuk itu,
Makin tinggi konflik dalam kelompok, makin kecil peluang integarasi
kelompok.Sedangkan makin besar permusuhan terhadap kelompok luar, makin
besar integrasi.
Dengan adanya permasalahan yang tak kunjumg usai antar
kepentingan politik yang memperebutkan kekuasaan, sudah dapat dipastikan
akan terjadi kerusakan dalam kehidupan masyarakat, sehingga masyarakat
sulit mendapatkan bahan makanan dan disitulah bencana kelaparan tak dapat
terhindarkan.

3. Faktor alam
Faktor alam juga merupakan penyebab kelaparan, terjadinya
kekeringan yang berkepanjangan, sehingga masyarakat tak dapat menanam
tanaman sebagai jalan mempertahankan kehidupan. Kekeringan (drought)
secara umum bisa didefinisikan sebagai pengurangan pesediaan air atau
kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan di bawah normal atau
volume yang diharapkan untuk jangka waktu khusus.Kekeringan dapat
diartikan juga sebagai suatu keadaan dimana terjadi kekurangan air, dalam hal

7
ini biasanya dikonotasikan dengan kekurangan air hujan. Pengertian lain
adalah kekurangan dari sejumlah air yang diperlukan, dimana keperluan air ini
ditentukan oleh kegiatan ekonomi masyarakat maupun tingkat sosial
ekonominya. Dengan demikian kekeringan adalah interaksi antara dua
fenomena yaitu kondisi sosial ekonomi dan kondisi alam.Karena kekeringan
terjadi hampir di semua daerah dunia dan memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, definisi yang berlaku harus secara regional bersifat khusus dan
memfokuskan pada dampak-dampaknya. Dampak dari kekeringan muncul
sebagai akibat dari kurangnya air, atau perbedaan-perbedaan antara
permintaan dan persediaan akan air.

Dengan adanya kekeringan para petani tak dapat mempertahankan


hidup, sebab sebagian besar pertanian masih menggantungkan dengan alam,
sehingga apabila kekeringan ini terus berkelanjutan, sudah dapat dipastikan
kelaparan akan terjadi dalam kehidupan masyarakat, sehingga kematian
dikarenakan kelaparan tak dapat dihindarkan.

Jadi penyebab bencana kelaparan disebabkan adanya konflik yang


berkepanjangan disuatu tempat, sehingga masyarakat tidak dapat bekerja
dengan kondusif, dan kelaparan akan mewabah dalam kehidupan masyarakat
yang sedang mengalami konflik politik maupun konflik lainnya yang
mengancam daya tahan hidup manusia, kekurangan kebutuhan pokok tak
dapat terhindarkan, disitulah letak kelaparan yang begitu dahsyat yang dapat
membinasakan masyarakat secara luas.

Permasalahan alam juga merupakan penyebab timbulnya bencana


kelaparan, apabila hujan tak kunjung datang dalam jangka waktu yang
panjang, sudah dapat dipastikan masyarakat akan mengalami kekurangan
dalam hal makanan, sebab kekeringan tak dapat terhindarkan, sehingga
masyarakat petani yang hidup dengan menggantungkan pertanian dengan cara
cocok tanam, tak dapat menanam tanaman, disitulah cuaca, iklim dan
permasalahan alam juga dapat menimbulkan bencana kelaparan.

8
H. DATA PENDERITA KURANG GIZI MENURUT FAO

BAB III
PEMBAHASAN

A. KASUS KEMISKINAN DAN KELAPARAN


Kemiskinan Paksa Balita di Serang Makan Batu Bata

Wasi, balita di Serang yang memiliki kebiasan aneh makan batu bata akibat kemiskinan orang tuanya.
(foto:Rasyid Ridho/Sindonews)

9
Sumber: SINDOWES, Senin 11 Mei 2015
SERANG - Nawasi, balita umur dua setengah tahun di Kampung Cipare Kidul, Desa
Bandung, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten memiliki kebiasaan aneh dan
tidak wajar yaitu makan batu bata.

Anak pasangan Hafsah dan Hambali ini sudah melakukan kebiasan tak wajar tersebut
sejak satu setengah tahun lalu.

Akibatnya, balita yang akrab disapa Wasi itu, kondisinya sangat memprihatinkan,
bobot badanya terus menurun, sehingga terlihat seperti penderita gizi buruk dengan
perut buncit dan tulang badanya menonjol.

"Saya hanya bisa pasrah, kalau dilarang dia menangis. Kita kasih nasi juga gak mau,
dia seperti ini sejak satu setengah tahun lalu," kata Hambali, ayah sang balita.

Hambali yang hanya buruh angkut di pasar mengatakan, anaknya mempunyai


kebiasaan tersebut lantaran dirinya tidak mempunyai uang untuk membeli
makanan."Tadinya tidak ada makanan di rumah, makanya wasi suka makan batu di
tembok rumah," sebutnya.

Selain perawakannya seperti penderita gizi buruk, Wasi juga diduga menderita
penyakit hepatitis menyerang hati lantaran mengkonsumsi batu bata.

"Dulu dua kakaknya meninggal karena gizi buruk, mau bawa ke rumah sakit tidak
punya uang, makan ajah udah susah mas," keluhnya

Sementara Imam Munandar, relawan yang akan membantu pengobatan Wasi


menuturkan, jika ia bersama rekan-rekannya akan mencoba membatu pengobatan
Wasi agar kembali normal.

"Ekonomi keluarganya kurang mampu, dinding rumah cuma batu bata disusun.Akibat
sering makan batu bata dan tidak ada asupan gizi, wasi mengalami gizi buruk,"
pungkasnya.

B. INDIKATOR KEMISKINAN
Indikator utama kemiskinan menurut BAPPENAS dapat di lihat dari :
1. Kurangnya pangan,sandang dan perumahan yang tidak layak.
2. Terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat produktif.
3. Kurangnya kemampuan membaca dan menulis
4. Kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup
5. Kerentanan dan keterpurukan dalam bidang social dan ekonomi
6. Ketidakberdayaan atau daya tawar yang rendah
7. Akses terhadap ilmu pengetahuan yang terbatas.

10
C. CARA MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang
besar.Namun dalam kenyataannya, program yang dijalankan oleh pemerintah belum
mampu menyentuh pokok yang menimbulkan masalah kemiskinan ini.Ada beberapa
program pemerintah yang sudah dijalankan dan dimaksudkan sebagai solusi untuk
mengatasi masalah kemiskinan ini.Seperti di antaranya adalah program Bantuan
Langsung Tunai yang merupakan kompensasi yang diberikan usai penghapusan
subsidi minyak tanah dan program konversi bahan bakar gas.Selain itu ada juga
pelaksanaan bantuan di bidang kesehatan yaitu jaminan kesehatan masyarakat atau
Jamkesnas.Negara wajib menyediakan jaminan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang dasar 1945.
Cara cara yang Pemerintah lakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan
1) Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Program Bantuan Langsung Tunai yang merupakan kompensasi yang diberikan
usai penghapusan subsidi minyak tanah dan program konversi bahan bakar gas.
Namun kedua hal tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan
angka kemiskinan.Bahkan beberapa pakar kebijakan negara menganggap, bahwa hal
tersebut sudah seharusnya dilakukan pemerintah.Baik ada atau tidak ada masalah
kemiskinan di Indonesia.Negara wajib menyediakan jaminan kesejahteraan
masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945.

2) Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok


Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga
miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama
selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :
Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton
Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer.

3) Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin


Fokus program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan
berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/keluarga miskin. Beberapa
program yang berkenaan dengan fokus ini antara lain:
a) Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro dengan pola
bagi hasil/syariah dan konvensional.
b) Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola Lembaga Keuangan
Mikro (LKM)/Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
c) Pelatihan budaya, motivasi usaha dan teknis manajeman usaha mikro
d) Pembinaan sentra-sentra produksi di daerah terisolir dan tertinggal
e) Fasilitasi sarana dan prasarana usaha mikro

11
f) Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
g) Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil
h) Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan pemberdayaan dan
ketahanan keluarga
i) Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah
j) Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis kesempatan
berusaha bagi masyarakat miskin.

4) Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis


masyarakat.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan
masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan
dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang
berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain :

a) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan


perkotaan
b) Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
c) Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
d) Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.

5) Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar.


Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi
kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa program yang
berkaitan dengan fokus ini antara lain :

a. Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di


Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
b. Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA)
c. Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi
d. Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas
III rumah sakit

6) Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat


miskin.
Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan
ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. Program teknis yang
di buat oleh pemerintah seperti :
a. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) dan anak
(PUA)

12
b. Pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya.
c. Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam, dan korban
bencana sosial.
d. Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang
memenuhi persyaratan (pemeriksaan kehamilan ibu, imunisasi dan
pemeriksaan rutin BALITA, menjamin keberadaan anak usia sekolah di
SD/MI dan SMP/MTs; dan penyempurnaan pelaksanaan pemberian bantuan
sosial kepada keluarga miskin/RTSM) melalui perluasan Program Keluarga
Harapan (PKH).
e. Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang memenuhi
persyaratan

7) Membangun Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Nasional Pemberdayaan


Masyarakat (PNPM)
KUR merupakan kredit program yang diluncurkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada November 2007.KUR ditujukan bagi pengusaha mikro dan kecil
yang tidak memiliki agunan tambahan dengan plafon maksimal Rp 500 juta.Bank
bersedia menyalurkan KUR karena kreditnya dijamin oleh pemerintah.
Dari program ini (KUR), diharapkan sector UMKM dapat tumbuh dan berkembang
dalam menyokong perekonomian bangsa.Selain itu, melalui program ini juga,
pemerintah menargetkan sector UMKM dapat tumbuh sebesar 650.000 unit UMKM.
Selain program KUR, pemerintah juga menyiapkan program dalam
pengentasan kemiskinan di Indonesia. Tentu saja program ini juga akan bersinergi
dengan program pemberdayaan sector UMKM. Program ini dinamakan dengan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat atau yang lebih di kenal dengan
singkatan PNPM.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang diresmikan oleh Presiden
SBY pada Februari 2007 ini diharapkan dapat menjangkau 31,92 juta penduduk
miskin di Indonesia atau sekitar 7,96 juta keluarga miskin. Pada tahun 2007 program
PNPM ini ditujukan bagi 2.891 kecamatan yang terdiri dari 2.057 kecamatan dalam
PNPM Pedesaan dan 834 kecamatan dalam PNPM Perkotaan yang tersebar di 33
Provinsi. Setiap kecamatan akan mendapatkan dana Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM) antara Rp 500 juta dan Rp 1,5 miliar per tahun yang disesuaikan dengan
jumlah penduduk miskin di tiap kecamatan.
Melalui program ini, sebanyak 31,92 juta penduduk miskin diharapkan
dapat tertanggulangi. PNPM Pedesaan akan menjangkau 21,92 penduduk miskin,

13
sedangkan PNPM Perkotaan mencakup sekitar 10 juta penduduk miskin. Adapun
lapangan kerja baru yang tercipta adalah 12,5-14,4 juta per tahun dengan asumsi di
setiap kecamatan pada Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) ada 8-20 desa yang berpartisipasi
dengan asumsi setiap desa rata-rata menciptakan sekitar 250 lapangan kerja baru per
tahun.

Pemerintah, melalui instruksi Presiden No. 21 Tahun 1998 tentang Gerakan


Terpadu Pengentasan Kemiskinan (GERDU TASKIN) untuk mengkoordinasikan
pelaksanaan upaya-upaya pengentasan kemiskinan yang dilakuakn berabgai instansi,
pemerintah, swasta, LSOM, dan masyarakat.
Tujuan GERDU TASKIN:
Tujuan umum GERDU TASKIN adalah untuk membantu masyarakat dan
keluarga miskin dalam menanggulangi kemiskinan, serta memberdayakan mereka
agar mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melakukan usaha-usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka dan mencegah terjadinya kemiskinan baru
sehingga dapat lebih berperan dalam pembangunan.
Sedangkan tujuan khusus dari pelaksanaan program GERDU TASKIN adalah:
1. Membantu keluarga miskin memperoleh kebutuhan pokok dengan cara yang
terjangkau.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan wawasan, pengetahuan, sikap dan prilaku
keluarga sasaran, khususnya dalam bidang ekonomi yang mendukung upaya
peningkatan kesejahteraan secara mandiri.
3. Mengembangkan kemampuan keluarga sasaran agar memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup untuk mengembangkan usaha sesuai dengan potensi
yang dimiliki.
4. Meningkatkan akses keluarga miskin untuk mendapatkan modal, teknologi dan
usaha yang tetap, serta akses untuk memperoleh fasilitas pembangunan dan
pelayanan masyarakat lainnya.
5. Menumbuhkan dinamika sosial untuk mengatasi masalah kemiskinan secara
gotong royong oleh masyarakat.
6. Memperkuat koordinasi dan keterpaduan di antara unsur-unsur yang terkait, yaitu
pemerintah, swasta, LSOM, dan masyarakat dalam upaya pengentasan
kemiskinan.

Sasaran GERDU TASKIN adalah keluarga miskin yang terdiri dari keluarga
Pra Sejahtera, sejahtera I karena alasan ekonomi. Data nama dan alamat keluarga

14
miskin tersedia di setiap Desa/Kelurahan.
Sebagai program utama GERDU TASKIN, upaya pemberdayaan terhadap
keluarga miskin secara prinsip bertujuan untuk memberikan motivasi dan dukungan
penuh untuk memulai dan mengembangkan usaha-usaha ekonomi produktif, sesuai
dengan potensi dan peluang yang tersedia. Beberapa program yang termasuk dalam
upaya memberdayakan keluarga miskin yaitu,

1. Program TAKESRA dan KUKESRA


Program Tabungan Keluarga Sejahtera (TAKESRA) dan Kredit Usaha Keluarga
Sejahtera (KUKESRA) bertujuan untuk meningkatkan penanggulangan
kemiskinan.Tujuan utama program ini adalah untuk membangun dan
meningkatkan peran dan fungsi keluarga pra sejahtea dan sejahtera I, terutama
dalam bidang ekonomi. Program ini dimaksudkan agar mampu mendorong dan
menumbuhkan semangat dan kemampuan keluaraga untuk berwirausaha melalui
kelompok-kelompok kegiatan ekonomi produktif keluaraga, yang dikenal dengan
PROKESRA (Program Kesejahtraan Keluarga)
2. KPKU PROKESRA
Program Kredit Oengembangan Kemitraan Usaha (KPKU) Prokesra pada
prinsipnya merupakan program kelanjutan dari program TAKESRA dan
KUKESRA yang telah dijelaskan sebelumnya. Program ini bertujuan untuk
memberikan dukungan dalam pengembangan kelompok-kelompok kegiatan usaha
ekonomi produktif dari keluarga-keluarga miskin, terutama melalui upaya untuk
menumbuhkan kemitraan usaha.KPKU adalah fasilitas kredit yang disediakan
untuk membantu para pengusaha kecil, mengahdan koperasi, serta para keluarga
yang bergabung dalam kelompok PROKESRA guna mengembangkan usahanya
melalui pola kemitraan usaha.Pengembangan KPKU juda didasarkan pada
keinginan pemerintah untuk menggairahkan usaha ekonomi rakyat yang lesu saat
ini.

Kita sebagai warga Negara yang baik harusnya turut membantu pemerintah
dalam mengatasi kemisikinan. Karena pemerintah bukan apa-apa tanpa peran kita
sebagai masyarakat, berikut adalah cara yang dapat kita lakukan,yaitu :

1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja


sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu
sumber penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia.

15
2. Menghapuskan korupsi. Sebab, korupsi adalah salah satu penyebab layanan
masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian
menjadikan masayarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga
negara sebagaimana mestinya. Pemerintah memang telah menjalankan
program ini, namun belum dapat terealisasikan dengan baik.
3. Menggalakkan program zakat. Di Indonesia, Islam adalah agama mayoritas.
Dan dalam Islam ajaran zakat diperkenalkan sebagai media untuk
menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di antara masyakrat dan mengurangi
kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di Indonesia, ditengarai mencapai
angka 1 trilliun setiap tahunnya. Dan jika bisa dikelola dengan baik akan
menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Faturchman dan Marcelinus Molo (1994) mendefenisikan bahwa kemiskinan


adalah ketidakmampuan individu dan atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya.Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil satu pengertian bahwa
kemiskinan adalah suatu situasi baik yang merupakan proses maupun akibat dari
adanya ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk
kebutuhan hidupnya.
Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan,
biasanya saat perut telah kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk
waktu yang cukup lama.Kelaparan adalah bentuk ekstrem dari nafsu makan
normal.Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi
yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif
lama, biasanya karena kemiskinan, konflik politik, maupun kekeringan cuaca.
Cara untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kelaparan yaitu memberikan
bantuan langsung tunai, Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok, Mendorong
pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin, Menyempurnakan dan memperluas
cakupan program pembangunan berbasis masyarakat, Meningkatkan akses

16
masyarakat miskin kepada pelayanan dasar, Membangun dan menyempurnakan
sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin, Membangun Kredit Usaha Rakyat
(KUR) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

B. SARAN

Perlulah pemerintah serius dalam menjalankan program terpadu secara serius


dan bertanggung jawab agar dapat segera mengatasi masalah kemiskinan dan
kelaparan di Indonesia. Pemerintah ada baiknya mementingkan kepentingan rakyat
diatas kepentingan mereka. Karena seiring dengan berkurangnya kemiskinan dan
kelaparan dapat membantu meningkatkan pembangunan sebuah negara.Sebagai warga
negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program pemerintah dengan
sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia terbebas dari
kemiskinan dan kelaparan.dan bagi kita Marilah kita tingkatkan kepedulian dan
kepekaan sosial untuk membantu saudara kita yang masih mengalami kemiskin dan
kelaparan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Klasifikasi Dan Penyebab Kemiskinan. 3 Oktober


2015.http://studyandlearningnow.blogspot.co.id/2013/06/klasifikasi-dan-penyebab-
kemiskinan.html
Departemen Penerangan RI. 1999. Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan. Jakarta:
Direktorat Publikasi Ditjen Pembinaan Pers Dan Grafika.
Hasibuan, Nurimasjah. 1995. Metode Alternatif Pengentasan Kemiskinan. Palembang:
Universitas Sriwijaya
Mahfudz, Agus, dkk. 2009. Ekonomi 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional

18

Anda mungkin juga menyukai