Diusulkan Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
BANDUNG
2020
PRAKATA
Assalammualaikum wr wb
Dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini penulis tidak menemukan kendala
yang berarti yang dapat menghambat proses penulisan. Dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini, penulis mendapatkanbanyak dukungan dari berbagai pihak. Untuk
itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua
orangtua yang selalu memberikan kritik dan saran, Ibu Ririn Sri Kuntorini, Dra.
M. Hum, sebagai dosen mata kuliah Bahasa Indonesia dan semua pihak yang telah
terlibat.
Wassalammualaikum wr wb
Penulis
ii
ABSTRAK
Penulisan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui pemicu yang
menyebabkan angka kesehatan mental pada remaja di Kabupaten Karawang
menurun di tengah pandemi Covid-19 ini. Adapun yang menjadi latar belakang
penulisan ini karena Karawang merupakan salah satu kabupaten yang secara
general masyarakatnya memiliki kondisi kesehatan mental terburuk di Jawa Barat.
iii
ABSTRACT
The writing of this scientific paper is to find out the triggers that cause
mental health rates in adolescents in Karawang Regency to decline amid the
Covid-19 pandemic. As for the background of this writing because Karawang is
one of the districts where in general people have the worst mental health
conditions in West Java.
The results showed that the number of causes that caused mental health in
adolescents to decline during the Covid-19 pandemic era, it could be caused by
family, environment, and internal factors. In addition, poor education regarding
mental health problems in the community is a note for the Karawang Regency
government to be able to provide education to the community and provide mental
health service facilities for the community.
iv
DAFTAR ISI
PRAKATA ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I 9
PENDAHULUAN 9
1.1 Latar Belakang Masalah 9
1.2 Rumusan Masalah 12
1.3 Tujuan Penelitian 12
1.4 Manfaat Penelitian 13
BAB II 14
LANDASAN TEORI 14
2.1 Definisi Dampak 14
2.1.1. Definisi Pengaruh 14
2.2 Definisi Pandemi 14
2.2.1 Definisi Epidemiologi 15
2.3 Definisi Kesehatan 16
2.4 Definisi Mental 16
2.5 Definisi Gangguan 17
2.6 Definisi Kesehatan Mental 17
2.7 Penyebab Terjadinya Gangguan Kesehatan Mental 18
2.8 Kesehatan Mental Pada Remaja 20
BAB III 21
DAMPAK PENURUNAN KESEHATAN MENTAL DI 21
KABUPATEN KARAWANG 21
3.1 Fenomena Penurunan Kesehatan Mental di Kabupaten Karawang 21
3.1.1. Kesehatan Mental di Kabupaten Karawang Sebelum Terjadinya Pandemi 22
v
3.1.2. Gambaran Umum Kesadaran Masyarakat Kabupaten Karawang Terhadap Isu
Kesehatan Mental 23
3.2 Data 23
3.2.1. Data Kuisoner 23
3.3 Analisis Data 25
3.3.1. Analisis Dampak Pandemi Terhadap Kesehatan Mental Remaja 25
3.3.2. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Penurunan Kesehatan Mental Pada
Remaja di Kabupaten Karawang 28
3.3.3. Analisis Akibat dan Pencegahan Terhadap Penurunan Kesehatan Mental di
Kabupaten Karawang 36
3.4 Kajian Islam 38
3.5 Hasil Penelitian 41
BAB IV 42
KESIMPULAN DAN SARAN 42
4.1 Kesimpulan 42
4.2 Saran 43
SINOPSIS 44
DAFTAR PUSTAKA 45
INDEKS 47
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 49
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan sempurna baik secara fisik,
mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
(WHO,1947). Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009
definisi kesehatan adalah “ keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomi” (UU No. 36 tahun 2009). Salah satu masalah yang sering
kali dihadapi oleh masyarakat dan dianggap hal sepele adalah mengenai
kesehatan mental.
Pribadi yang normal dan bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan
tingkah laku yang adekuat dan bisa diterima masyarakat pada umumnya, sikap
hidupnya sesuai norma dan pola kelompok masyarakat, sehingga terdapat relasi
interpersonal dan intersosial yang memuaskan (Kartono, 1989). Sedangkan
9
10
menurut Karl Menninger, individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang
memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjukkan kecerdasan,
berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, serta memiliki sikap
hidup yang bahagia. Saat ini, individu yang sehat mental dapat didefinisikan
dalam dua sisi, secara negatif dengan absennya gangguan mental dan secara
positif yaitu dengan hadirnya karakteristik individu sehat mental. Adapun
karakteristik individu sehat mental mengacu pada kondisi atau sifat-sifat
positif, seperti: kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang
positif, karakter yang kuat serta sifat-sifat baik/ kebajikan (virtues) (Dewi,
2012).
Saat ini, sejak virus COVID-19 mulai merebak dan menyebar ke seluruh
dunia masyarakat dianjurkan untuk tetap berada di rumah serta melakukan
pembatasan sosial dan pembatasan fisik, hal ini diakibatkan karena virus
corona ditransmisikan melalui cairan lendir atau yang biasa dikenal dengan
droplet. Setiap hari di Indonesia terus mengalami peningkatan kasus pasien
positif COVID-19, hal ini menimbulkan rasa takut dan panik. Terlebih anjuran
untuk diam di rumah serta kebijakan social distancing yang kini disebut
physical distancing, sedikit banyak menimbulkan jarak secara emosional antara
keluarga, sahabat, teman, atau rekan kerja yang dapat saling memberi
dukungan. Bagi sebagian orang, hal ini dapat dirasakan sebagai sesuatu
tekanan atau beban yang berat. Bila tidak dikendalikan, tekanan tersebut akan
berdampak negatif pada kesehatan mental.
Menuru data yang diperoleh dari WHO lebih dari 60% negara melaporkan
gangguan pelayanan kesehatan mental untuk orang-orang yang rentan,
termasuk anak-anak dan remaja sebanyak 72%, orang dewasa sebanyak 70%,
dan wanita yang membutuhkan layanan antenatal atau postnatal sebanyak 61%.
Oleh karena itu, keluarga dan lingkungan sekitar perlu memperhatikan
beberapa tanda yang perlu diwaspadai, seperti:
1. Keluhan fisik seperti sakit perut, pusing, atau gejala fisik lainnya;
2. mengisolasi diri dari orang tua, teman sebaya, hingga mengubah kelompok
pertemanan;
12
Pada tahun 2019 kabupaten Karawang tercatat sebagai salah satu daerah
dengan gangguan kesehatan mental tertinggi di Jawa Barat. Tercatat sebanyak
10.948 orang mengalami gangguan kesehatan mental skala ringan seperti
depresi dan kecemasan. Di tengah kondisi pandemi ini, dimana seluruh orang
mengalami berbagai macam tekanan mendorong penulis untuk meneliti
kesehatan mental khususnya pada remaja.
LANDASAN TEORI
Dampak adalah imbas, akibat, atau pengaruh yang terjadi dari suatu
tindakan oleh seseorang atau beberapa orang yang melakukan kegiatan
tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dampak adalah
benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.
Secara sederhana, dampak memiliki arti sebagai pengaruh atau akibat. 1
Setiap hal yang dilakukan atau setiap keputusan yang diambil oleh
seseorang pasti memiliki dampak. Baik itu dampak positif maupun dampak
negatif. Selain itu, dampak juga memiliki definisi sebagai proses lanjutan dari
suatu pelaksanaan pengawasan internal (Teguh Setiawan: 1982).
Seseorangyang bijaksana, sudah seharusnya memiliki kemampuan untuk dapat
memprediksi dampak apa yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil.
Pengaruh yaitu daya yang timbul dari sesuatu, baik itu orang atu benda,
yang ikut membentuk sifat, watak, kepercayaan atau perbuatan dari seseorang.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaruh adalah
suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat
antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. 2
1
https://kbbi.web.id/dampak
2
https://kbbi.web.id/pengaruh
14
15
3
Wuriyanto, Arie. 2009. Dasar Epidemiologi
16
Secara etimologi kata mental berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai
pengertian sama dengan pengertian psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.
Kata mental diambil dari bahasa Latin yaitu dari kata mens atau metis yang
memiliki arti jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat. Dengan demikian mental
adalah hal-hal yang berkaitan dengan kejiwaan yang dapat mempengaruhi
4
balitbangham.go.id
17
Orang yang sehat mentalnya adalah orang tahan terhadap sakit jiwa atau
terbebas dari sakit dan gangguan jiwa. Vaillaint ( dalam Notosoedirjo dan
Latipun: 2005), mengatakan bahwa kesehatan mental atau psikologis yaitu “ as
the presence of successfull adjusment or the absence of psychopatology” dan
Kadzin menyatakan kesehatan mental “as a state in which there is an absence
of disfunction in psychological, emotional, behavioral, and social spheres”.
KABUPATEN KARAWANG
21
22
3.2 Data
1. SS = Sangat Setuju
2. S = Setuju
3. TS = Tidak Setuju
4. STS = Sangat Tidak Setuju
Data diri:
2. Email : Novitadika17@gmail.com
3. Usia : 19
4. Pekerjaan : Mahasiswa
Tabel 3.1
Sampel Kuisioner
Tabel 3.2
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70
71.
72.
73.
74.
75.
27
76.
77.
78.
79.
80.
Emosi yang tidak stabil selalu dikaitkan dengan remaja, apalagi sejak
pandemi remaja menjadi lebih mudah tertekan, cepat marah dan stres.
Penyebab remaja mudah mengalami perubahan emosi disaat pandemi
umumnya terjadi karena mereka kurang nyaman berada di rumah, dan tertekan
lantaran tidak leluasa bermain bersama teman-temannya. Selain itu lingkungan
keluarga yang tidak supportif juga menjadi penyebab mengapa remaja lebih
mudah tertekan dan stres, hal lain yang menyebabkan remaja mudah stres dan
tertekan juga diakibatkan karena selama masa pandemi ini mereka selalu
mengerjakan kegiatan yang berulang-ulang setiap hari nya, tentu saja hal
tersebut mudah membuat para remaja burnout. Hal tersebut dibuktikan dengan
51,9% responden sangat setuju dengan pertanyaan ini.
28
Tabel 3.3
Akumulasi Kuisioner Pertanyaan Nomor 3 dan Nomor 4
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
supportif. Hal ini biasanya disebabkan oleh orang tua yang terlalu banyak
menuntut, biasanya mereka selalu memaksakan kehendak dan tidak mau
mendengarkan anak. Tentu di masa yang sulit ini anak membutuhkan dorongan
dari keluarga, mereka hanya perlu didengarkan. Pada masa normal saja mereka
telah sulit menghadapi banyak tuntutan sosial apalagi disaat pandemi seperti ini
beban mereka menjadi berkali-kali lipat. Sebanyak 100% responden sangat
setuju dengan pernyataan ini.
Tabel 3.4
Akumulasi Kuisioner Pertanyaan Nomor 5 dan Nomor 6
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
32
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
Tabel 3.5
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
35
80.
gangguan mental. Hal ini dibuktikan dengan 53,2% responden setuju dengan
pertanyaan ini.
Tabel 3.6
Akumulasi Kuisioner Pertanyaan Nomor 9 dan Nomor 10
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
38
Konsep kesehatan mental telah dijelaskan oleh seorang dokter dari Persia
yang bernama Abu Zayd Ahmed Ibnu Sahl al-Balkhi (850-934) dalam kitabnya
yang berjudul Masalih al-Abdan wa al- Anfus (Makanan Untuk Tubuh dan
Jiwa), Abu Zayd berhasil menghubungkan antara tubuh dan jiwa dengan
penyakit mental. Dalam kitabnya Abu Zayd menggunakan istilah al-Tibb al-
Ruhani dalam menjelaskan kesehatan spiritual dan kesehatan psikologis.
Sedangkan untuk kesehatan mental ia menggunakan istilah Tibb al-Qalb.
Menurut Abu Zayd badan dan jiwa memiliki keseimbangan dan
ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan dalam tubuh menyebabkan sakit
39
Artinya:
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi
tentram (Q.S Ar-Ra’ad 13:28).
40
Dari kedua ayat al-qur’an diatas dapat disimpulkan bahwa ketika manusia
melupakan Sang Maha Pencipta maka hidup akan terasa hampa, menjauhkan
diri dari Allah SWT berarti kita mendekatkan diri ke dalam jurang kerugian.
Ajaran islam memberikan tuntunan kepada manusia dalam mengatasi kesulitan
hidup, seperti dengan melaksanakan salat, dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah
ayat 153 dijelaskan.
Artinya:
Artinya:
4.1 Kesimpulan
42
43
4.2 Saran
Dimasa pandemi saat ini kesehatan mental merupakan sesuatu hal yang
mahal yang harus kita jaga, seperti yang kita ketahui saat ini banyak terjadi
krisis ekonomi, ketidakpastian akan hidup, serta kesepian. Hal ini dapat
mempengaruhi kesehatan mental kita, terbukti dengan data yang dipaparkan
oleh WHO bahwa angka gangguan kesehatan mental terus meningkat disaat
pandemi virus Covid-19.
44
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. “Dinkes: 10948 Warga Karawang Alami Gangguan Jiwa”. Dalam
https://tvberita.co.id/news/regional/dinkes-10948-warga-karawang-alami-
gangguan-jiwa/. Diakses 27 November 2020.
Bastiandy, Benny. 2019. “268 Orang Dengan Gangguan Jiwa di Jawa Barat Masih
Dipasung”. Dalam https://mediaindonesia.com/nusantara/216435/268-orang-
45
46
Nadhira, Andi Marsa. 2020. “Menjaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Virus
Corona”. Dalam https://www.alodokter.com/menjaga-kesehatan-mental-saat-
pandemi-virus-corona. Diakses 26 November 2020.
Utami, Fajria Anindya, 2020. Apa Itu Pandemi. Warta Ekonomi. 16 Maret.
Tersedia di https://www.wartaekonomi.co.id/read276620/apa-itu-pandemi
[diakses 9 Desember 2020]
D
K
Dampak, 12
Kesehatan mental, 15
E
M
epidemiologi, 13
mental, 14
G
S
gangguan, 15
sehat, 14
47
LAMPIRAN
48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
49
50
RAHMAWATY KHOERUNNISA