Anda di halaman 1dari 9

Dampak Pandemi Terhadap Penurunan Kesehatan Mental

Pada Remaja di Kabupaten Karawang

(Studi Kasus di Kabupaten Karawang, Jawa Barat)

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Tahun Akademik 2020/2021

Oleh

Rahmawaty Khoerunnisa

10070320125

PWK- D

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

BANDUNG
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Dampak

Dampak adalah imbas, akibat, atau pengaruh yang terjadi dari suatu
tindakan oleh seseorang atau beberapa orang yang melakukan kegiatan
tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dampak adalah
benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.
Secara sederhana, dampak memiliki arti sebagai pengaruh atau akibat.

Setiap hal yang dilakukan atau setiap keputusan yang diambil oleh
seseorang pasti memiliki dampak. Baik itu dampak positif maupun dampak
negatif. Selain itu, dampak juga memiliki definisi sebagai proses lanjutan dari
suatu pelaksanaan pengawasan internal (Teguh Setiawan: 1982).
Seseorangyang bijaksana, sudah seharusnya memiliki kemampuan untuk dapat
memprediksi dampak apa yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil.

2.1.1 Definisi Pengaruh

Pengaruh yaitu daya yang timbul dari sesuatu, baik itu orang atu benda, yang
ikut membentuk sifat, watak, kepercayaan atau perbuatan dari seseorang.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaruh adalah
suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat
antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.

2.2 Definisi Pandemi

Pandemi merupakan istilah yang digunakan dalam epidemiologi. Menurut


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pandemi adalah wabah yang
berjangkit serentak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas. WHO
mendefinisikan pandemi sebagai penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia,
dengan kata lain penyakit ini telah menjadi masalah bersama bagi seluruh
warga dunia. Tercatat beberapa penyakit pandemi yang pernah terjadi seperti,
cacar, campak, flu spanyol, black death, dan HIV/AIDS.
Pandemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya
penyakit) frekuensinya dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan
yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat
luas (Arie Wuryanto: 2009). Terdapat tiga kriteria umum sebuah penyakit
dikatakan sebagai sebuah pandemi. Pertama, virus dapat menyebabkan
penyakit atau kematian. Kedua, penularan virus dari orang ke orang yang tak
terkontrol. Ketiga, virus telah menyebar ke hampir seluruh dunia.

2.2.1 Definisi Epidemiologi

Kata epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, Epi berarti pada/tentang,


demos berarti penduduk, logos berarti ilmu. Jadi epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang penduduk. Menurut Mag Mahon dan Pugh (1970)
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-
faktor yang menentukan terjadinya penyakit terhadap manusia.

Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan tentang


keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu
dan aplikasinya untuk menanggulangi masalah kesehatan (Last: 1988).
Penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara
acak, pasti terdapat faktor penyebab dan faktor pencegahan yang dapat
diketahui melalui penelitian secara sistematik pada populasi, tempat dan waktu.

Dapat disimpulkan epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang


distribusi, determinan, frekuensi penyakit dan penyebaran masalah kesehatan
pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2.3 Definisi Kesehatan

Definisi sehat menurut WHO adalah suatu keadaan sejahtera yang


meliputi fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan. Sedangkan dalam Piagam Ottawa dikatakan bahwa kesehatan
merupakan sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup.
Kesehatan ialah konsep positif yang menekankan pada sumber daya pribadi,
sosial, dan kemampuan fisik.

Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 1992 kesehatan merupakan


keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan merupakan suatu
keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh juga
berbagai faktor yang mempengaruhinya (Perkins: 1938).

Kesehatan sebagai fungsi yang efektif dari sumber-sumber perawatan diri


yang menjamin sebuah tindakan untuk perawatan diri. Kesehatan merupakan
perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukannya untuk mendapatkan,
mempertahankan, dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual
(Paune: 1982). Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah nasional
ulama pada tahun 1983 menyebutkan kesehatan merupakan ketahanan
jasmani, rohani, dan sosial yang dimiliki manusia sebagai karunia dari Allah
yang wajib disyukuri dengan cara mengamalkan segala ajaran-Nya.

2.4 Definisi Mental

Secara etimologi kata mental berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai
pengertian sama dengan pengertian psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.
Kata mental diambil dari bahasa Latin yaitu dari kata mens atau metis yang
memiliki arti jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat. Dengan demikian mental
adalah hal-hal yang berkaitan dengan kejiwaan yang dapat mempengaruhi
perilaku individu. Setiap perilaku dan ekspresi merupakan dorongan dan
cerminan dari kondisi (suasana) mental.

James Draver memaknai mental sebagai revering to the mind maksudnya


adalah sesuatu yang berhubungan dengan pikiran atau pikiran itu sendiri.
Pengertian lain mental didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
pikiran, akal, ingatan, atau proses yang berasosiasi dengan pikiran, akal, dan
ingatan.

Mental adalah paduan secara menyeluruh antara berbagai fungsi-fungsi


psikologis dengan kemampuan menghadapi krisis-krisis psikologis yang
menimpa manusia dan berpengaruh terhadap emosi, dari emosi ini akan
mempengaruhi kondisi mental (Al-Quusy: 1970). Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan mental adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
akal, jiwa, hati (qalbu), dan etika (moral) serta tingkah laku. Satu kesatuan
inilah yang membentuk mentalitas atau kepribadian.

2.5 Definisi Gangguan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gangguan adalah


menggoda; mengusik; merintangi; menyebabkan tidak berjalan sebagaimana
mestinya (tentang keadaan umum, kesehatan badan, dan sebagainya).
Gangguan adalah suatu keadaan dimana kita merasakan hal yang tidak biasa
dari yang seharusnya dan menyebabkan timbulnya hambatan dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.

2.6 Definisi Kesehatan Mental

Kesehatan mental oleh para ahli didefinisikan sebagai terwujudnya


keselarasan antar fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk
menghadapi masalah-masalah biasa yang terjadi dan merasakannya secara
positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya (Dradjat: 2001). Menurut WHO,
kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu,
yang di dalmnya terdapat kemampuan mengelola stres kehidupan yang wajar,
untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan di dalam
komunitasnya.

Pipper dan Uden (2006) mendefinisikan kesehatan mental sebagai suatu


keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap diri
sendiri, memiliki penilaian yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat
menerima segala kekurangan dan kelemahannya, mampu mengatasi masalah di
dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosial serta memiliki
kebahagiaan dalam hidupnya.

Orang yang sehat mentalnya adalah orang tahan terhadap sakit jiwa atau
terbebas dari sakit dan gangguan jiwa. Vaillaint ( dalam Notosoedirjo dan
Latipun: 2005), mengatakan bahwa kesehatan mental atau psikologis yaitu “ as
the presence of successfull adjusment or the absence of psychopatology” dan
Kadzin menyatakan kesehatan mental “as a state in which there is an absence
of disfunction in psychological, emotional, behavioral, and social spheres”.

Pengertian tersebut bersifat dikotomis, orang yang berada dalam keadaan


sakit atau sehat psikisnya. Orang yang sehat adalah orang yang tidak memiliki
gangguan psikis sedikit pun, sedangkan jika seseorang memiliki gangguan
psikis orang tersebut diklasifikasikan sebagai orang sakit. Dengan kata lain
sehat dan sakit mental bersifat nominal yang dapat dibedakan kelompok-
kelompoknya. Sehat dengan pengertian “terbebas dari gangguan”, dapat
diartikan jika terdapat gangguan sedikit pun, seseorang dapat dianggap tidak
sehat.
2.7 Penyebab Terjadinya Gangguan Kesehatan Mental

Penyebab tingginya masalah kesehatan mental dipicu kurangnya


keterbukaan masyarakat mengenai isu ini, mereka memilih untuk diam dan
mencoba untuk menanganinya sendiri dengan cara yang primitif dan kuno.
Kurang adanya keterbukaan juga menutup kemungkinan adanya penanganan
yang dilakukan oleh tenaga ahli atau institusi lembaga kesehatan. Masyarakat
masih menganggap kelainan mental bukanlah suatu penyakit yang memerlukan
penanganan serius, mereka beranggapan demikian karena hal tersebut tidak
terlihat secara fisik.

Terdapat beberapa hal yang menjadi pemicu tingginya masalah kesehatan


mental yaitu kurangnya edukasi dan minimnya pengetahuan masyarakat akan
isu kesehatan mental serta adanya stigma buruk masyarakat terhadap penderita
masalah gangguan mental. Pada kasus stigma buruk terhadap penderita
gangguan mental membuat terjadinya perlakuan yang tidak manusiawi dan
perlakuan yang kurang wajar, salah satu bentuknya adalah pemasungan.

Kasus pemasungan biasanya terjadi di daerah pedalaman atau pelosok


daerah. Masyarakat pelosok masih memiliki anggapan bahwa pemasungan
adalah salah satu treatment padahal itu merupakan cara yang salah. Apabila
cara ini masih dianggap sebagai cara yang relevan maka tingginya angka
kelainan mental akan semakin sulit untuk dihindarkan.

Minimnya edukasi dan pengetahuan di masyarakat mengenai kesehatan dan


kelainan mental beserta penanganannya menjadisalahsatu faktor masih
tingginya angka gangguan mental di Indonesia. Peranan dalam memberikan
edukasi dan pemahaman mengenai kesehatan mental dengan penanganannya
bukan hanya dibutuhkan oleh keluarga yang memiliki anggota dengan
gangguan mental, melainkan kepada masyarakat pada umumnya.

Ketersediaan informasi yang tersampaikan kepada masyarakat merupakan


salahsatu bentuk upaya untuk menggeser stigma buruk masyarakat mengenai
kesehatan mental. Melalui pemahaman yang dilakukan oleh kelompok maupun
personal dapat menghapuskan paradigma yang ada. Paradigma baru yang
terbentuk tentunya akan menjadi hal baru dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lingkungan yang baik yang dapat
mendorong kesembuhan penderita gangguan kesehatan mental.

2.8 Kesehatan Mental Pada Remaja

Remaja merupakan kelompok yang paling rentan mengalami gangguan


mental, hal ini karena banyak faktor risiko yang dihadapi remaja yang
berpotensi memengaruhi kesehatan mental mereka. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan stres selama masa remaja antara lain tekanan di tengah
lingkungan sosial, keinginan besar untuk mencoba mandiri, kondisi keluarga
dan kekerasan seksual, serta akses dan penggunaan teknologi.

Pernyataan di atas didukung oleh teori yang disampaikan oleh Walker


(2002) prevelensi gangguan kesehatan jiwa anak dan remaja cenderung akan
meningkat sejalan dengan permasalahan kehidupan dan kemasyarakata yang
semakin kompleks, oleh karena itu memerlukan pelayanan kesehatan jiwa yang
memadai sehingga memungkinkan anak dan remaja untuk mendapatkan
kesempatan tumbuh kembang semaksimal mungkin. Pada masa remaja, banyak
terjadi perubahan biologis, psikologis, maupun sosial. Tetapi umumnya proses
pematangan kejiwaan (psikososial) (Huang et al., 2007). Seorang anak remaja
tidak lagi didapat sebagai anak kecil, tetapi belum juga dianggap sebagai orang
dewasa. Disatu sisi ia ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh orang tua,
disisi lain pada dasarnya ia tetap memerlukan bantuan, dukungan perlindungan
orang tuanya (Guzmdn et al., 2004). Orang tua sering tidak mengetahui atau
memahami perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari bahwa anak
mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi anak yang selalu
dibantu (Fellinge et al., 2009).

Menurut Eka Viora (Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis


Kedokteran Jiwa Indonesia, 2018) satu diantara 6 anak berusia 10-19 tahun
mengalami gangguan kesehatan mental. Di seluruh dunia, diperkirakan 10-20
persen remaja pernah mengalami masalah kesehatan mental, namun
underdiagnosed dan undertreated. Buruknya kesehatan mental pada remaja
terjadi karena kurangnya pengetahuan atau kesadaran tentang kesehatan mental
diantara tenaga kesehatan, atau stigma yang mencegah mereka untuk mencari
pertolongan.
DAFTAR PUSTAKA

Indarjo, Sofwan. (2009). Kesehatan Jiwa Remaja, Jurnal Ilmu Kesehatan


Masyarakat, Vol 5, No. 1, hal. 48-57, tersedia di
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/1860/2000
[diakses tanggal 11 Desember 2020]

Dewi, Kartika Sari. 2012. Buku Ajar Kesehatan Mental, UPT UNDIP press
Semarang.

Bukhori, Baidi. (2006). Kesehatan Mental Mahasiswa Ditinjau dari


Religiusitas dan Kebermaknaan Hidup, Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Psikologi, Vol 11, No. 22, hal. 272, tersedia di
https://journal.uii.ac.id/index.php/Psikologika/article/view/272 [diakses tanggal
10 Desember 2020]

Handayani, dkk.(2020). Pandemi COVID-19, Respon Imun Tubuh, dan Herd


Immunity, Jurnal Kesehatan, Vol 10, No. 3, hal. 373-380, tersedia di 830-
Article%20Text-3201-2-10-20200830.pdf [diakses tanggal 9 Desember 2020]

Utami, Fajria Anindya, 2020. Apa Itu Pandemi. Warta Ekonomi. 16 Maret.
Tersedia di https://www.wartaekonomi.co.id/read276620/apa-itu-pandemi
[diakses 9 Desember 2020]

Adrian, Kevin, 2020. Memahami Epidemiologi dan Istilah-istilahnya.


Alodokter. 10 Agustus. Tersedia di https://www.alodokter.com/memahami-
epidemiologi-dan-istilah-istilahnya [10 Desember 2020]

Wuriyanto, Arie, 2009. Dasar Epidemiologi. Tersedia di


http://arie_wuryanto.blog.undip.ac.id/files/2009/10/definisi-epidemiologi.pdf
[diakses 9 Desember 2020]

Anonim, 2015. 6 Pengertian Kesehatan Menurut Para Ahli. Seputar


Pengetahuan. 10 November. Tersedia di
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/11/10-pengertian-kesahatan-
menurut-para-ahli-terlengkap.html#1_Undang-Undang_No_23_Tahun_1992
[diakses 9 Desember 2020]

Ayuningtyas, Putri, 2012. Hubungan Psikologi dan Kesehatan Mental. 18


Maret. Tersedia di http://putri-ayuningtyas.blogspot.com/2012/03/hubungan-
psikologi-dan-kesehatan-mental_18.html [diakses 10 Desember 2020]
Viora, Eka, 2018. Kesehatan Jiwa Remaja. Tersedia di
https://www.pdskji.org/downlod.php?file=temu%20media%20-hkjs-2018-
indonesia%20%20version-converted.pdf [diakses 11 Desember 2020]

Abbas, Hakam, 2014. Pengertian Mental. Januari 2014. Tersedia di


http://hakamabbas.blogspot.com/2014/01/pengertian-mental.html [diakses 10
Desember 2020]

Aula, Achmad Chasina, 2019. Paradigma Kesehatan Mental. 10 Oktober.


Tersedia di http://news.unair.ac.id/2019/10/10/paradigma-kesehatan-mental/
[Diakses 10 Desember 2020]

Anda mungkin juga menyukai