Anda di halaman 1dari 5

ESSAI TENTANG KESEHATAN MENTAL

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Problematika BK”
Dosen Pengampu:

Dzinnun Hadi, S.Sos.I, M.Pd.

Disusun Oleh :
Marga Bagas Prasetya
126306202081

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2022
Kesehatan jiwa atau mental health merupakan hal yang masih dianggap tabu oleh

sekitar orang. Bagi pelajar atau mahasiswa, kesehatan mental bukan lagi hal yang tabu.

Namun, sebagian siswa masih menganggap bahwa kesehatan mental bukanlah topik yang

penting bahkan ada yang menyepelekan kesehatan mental. Kesehatan jiwa merupakan bagian

penting dari setiap individu karena menentukan kualitas hidup seseorang, sehingga menjadi

tugas seseorang untuk menjaga kesehatan jiwa agar tetap stabil. Apalagi dalam kasus pelajar,

mereka cenderung lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental seperti stres, depresi,

gangguan kecemasan dan lainnya. Salah satu alasan ini adalah adanya persyaratan atau hal

lain di luar tugas yang harus diselesaikan. Mahasiswa harus mengetahui pengertian kesehatan

jiwa, mengetahui tanda dan gejala gangguan jiwa dan memahami gangguan kesehatan jiwa,

jenis gangguan kesehatan jiwa, faktor penyebab gangguan jiwa dan cara mengobati

gangguan jiwa gangguan jiwa. Hal ini dilakukan agar siswa mengetahui dan memahami hal-

hal cerdas yang harus dilakukan jika hal tersebut terjadi pada mahasiswa itu sendiri.

Secara etimologis, istilah kesehatan jiwa merupakan terjemahan dari bahasa dan

kesehatan jiwa, yang terdiri dari dua kata yaitu “higiene” dan “kesehatan jiwa”. Kata

kesehatan terkandung dalam kata "higiene" yang berasal dari dewa kesehatan Yunani

Hygieia. Sedangkan kata “mental” berasal dari bahasa latin yaitu “signify” atau “mentis”

yang berarti jiwa, hidup, jiwa, budi dan ruh (Yustinus Semiun, 2006: 23). Menurut Zakiah

Daradjat, terdapat empat bentuk kesehatan jiwa yang sering diikuti para ahli, yaitu

berorientasi gejala, penyesuaian diri, pengembangan potensi dan formulasi kesehatan jiwa

berorientasi agama/spiritual (Hanna Djumhana Bastaman, 1995: 10). Menurut Saparinah

Sadli, para ahli di bidang medis telah banyak mengadopsi formulasi kesehatan mental yang

berorientasi pada gejala. Freund (1991) menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan

organisme atau bagian-bagiannya yang baik, yang ditandai dengan berfungsinya secara

normal dan tidak adanya penyakit (Siswanto, 2007:14). Psikolog Horace B. English
mengusulkan definisi kesehatan mental yang berorientasi pada penyesuaian diri. Menurutnya,

kesehatan mental adalah keadaan pikiran yang relatif stabil dan bukti adaptasi atau

pengalaman realisasi diri atau pemenuhan. Menurutnya, kesehatan jiwa adalah keadaan yang

positif, bukan sekedar tidak adanya gangguan jiwa.

Rumusan lain dengan orientasi yang serupa diungkapkan okeh seorang pekerja sosial

W.W. Boehm mengungkapkan rumusan serupa lainnya. Menurutnya, kesehatan jiwa meliputi

kondisi dan tingkat partisipasi sosial yang diterima oleh orang lain dan yang memuaskan

kelompok kepentingan (A, Supratiknya, 1995: 10) Rancangan kesehatan jiwa berorientasi

pada pengembangan potensi. Anda dapat melihat pendapat Hasan Langgulung (1989: 214)

yang mengatakan bahwa kesehatan jiwa adalah keadaan harmonis yang diwujudkan oleh

potensi manusia yang berbeda yang berfungsi sebaik mungkin dalam realisasi diri atau

perwujudan kemanusiaan seseorang. Kesehatan yang berwawasan agama dan spiritualitas

dapat dilihat dalam rumusan Zakiyah Daraja yang menyebutkan bahwa kesehatan jiwa adalah

terwujudnya keserasian fungsi jiwa dan terciptanya pengaturan diri yang dilandasi keimanan

antara manusia dengan diri sendiri dan lingkungan. taqwa dan berusaha mencapai kehidupan

yang bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat. Kala Dadang Hawari. Menurutnya,

kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan seseorang memiliki perkembangan fisik

(biologis), intelektual (relasional/kognitif), emosional (afektif) dan spiritual (religius) yang

optimal, serta perkembangan tersebut selaras dengan kondisi lainnya. rakyat Makna

kesehatan jiwa memiliki kualitas yang serasi (harmonis) dan menunjuk pada seluruh aspek

kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan (vertikal), sesama manusia

(horizontal) dan alam.

Secara umum, kesehatan jiwa atau mental dapat diartikan sebagai keadaan psikologis

yang tumbuh dan dilandasi oleh motivasi yang kuat untuk mencapai diri yang lebih baik di

lingkungan keluarga, pekerjaan/kehidupan kerja dan bidang kehidupan lainnya. Di sisi lain,
dikatakan bahwa seseorang memiliki pikiran yang sakit, yang meskipun mungkin memiliki

kemampuan, tetapi tidak memiliki keinginan dan upaya untuk mewujudkan potensinya

secara optimal. Pada saat yang sama, orang yang disebut sakit jiwa memiliki elemen konflik

yang berbeda di dalam pikirannya, yang seringkali merugikan atau menekan mereka,

menyebabkan perilaku yang tidak menentu.

Mengenai ciri-ciri orang yang sakit jiwa, seperti penyimpangan norma sosial, gejala

“maladaptasi”, tekanan emosional dan ketidakdewasaan orang tersebut. Sedangkan ciri-ciri

orang yang sehat jiwa biasanya disebut individu normal yaitu individu yang mampu

menunjukkan kematangan emosi, kemampuan menerima kenyataan, yang mampu hidup

bersama dan bekerja sama dengan orang lain, dan yang memiliki filosofi. atau pedoman

mengalami komplikasi sebagai gangguan dalam kehidupan sehari-hari. Ciri orang yang sehat

jiwanya adalah kemampuan berperilaku positif terhadap dirinya sendiri, kemampuan

mengungkapkan realitas dalam dirinya dan lingkungannya, dan kemampuan mewujudkan

dirinya (Jamaludin, 2021).

Penyakit mental (mental disorder), disebut juga kesehatan mental atau gangguan

kesehatan mental, adalah kondisi kesehatan yang mempengaruhi pemikiran, perasaan,

perilaku, suasana hati atau kombinasi dari semuanya. Kondisi ini dapat terjadi secara sporadis

atau berlangsung lama (kronis) dari bulan ke tahun. Jenis gangguan kesehatan jiwa antara lain

gangguan kecemasan, depresi, gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan lain-lain. Faktor

penyebab gangguan jiwa adalah cedera fisik seperti cedera kepala, faktor genetik keluarga,

faktor lingkungan seperti bullying, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak,

dll. Cara mengatasi gangguan jiwa adalah dengan menemui profesional seperti konselor,

psikolog atau psikiater, usahakan melakukan aktivitas positif seperti olahraga, jaga dan

kendalikan pikiran agar selalu positif, usahakan berpikir bijak saat menghadapi masalah,

mencari bantuan profesional jika diperlukan, menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental sangat penting

terutama bagi mahasiswa karena mereka rentan terhadap gangguan kesehatan mental seperti

stres, depresi, gangguan kecemasan dll. Tujuan penulis mengangkat masalah kesehatan jiwa

yaitu agar mahasiswa khususnya mahasiswa baru harus bersikap bijak ketika muncul gejala

gangguan kesehatan jiwa dan agar mahasiswa menjaga kesehatan jiwanya agar tetap terjaga

dan stabil penyakit kejiwaan kesehatan era tugas yang menuntut, tugas kuliah yang harus ia

selesaikan, atau masalah yang ia hadapi di luar perkuliahan.

Dalam hal ini cara mengudukasinya lewat infografis yang dimana infografis tersebut

di print kemudian di bagikan kepada klien. Setelah itu di jelaskan secara bertahap dengan

kalimat yang jelas walaupun agak sedikit gugup. Dalam hal menggunakan media infografis

supaya dapat mempermudahkan pembaca atau klien dalam menangkap dan memahami

informasi.

Anda mungkin juga menyukai