Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 2

PENTINGNYA KESEHATAN MENTAL(JIWA)


TUGAS MAKALAH
AL-ISLAM DAN STUDY AL-QUR’AN

Dosen Pengampu : Drs. H. Moh. Ridwan., M.Pd.I

Disusun Oleh :
1. Khoerunisa (200711117)
2. Intan Pradipta (200711109)
3. Nurjanah Agustin (200711099)
4. Shintanala Diantifany (200711107
5. Yuni Annasya Amali (200711108)

Kelas : 20 – EIA – R5

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang akan dibahas berjudul "Pentingnya
kesehatan mental(jiwa)” ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, kami
banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan ini bisa teratasi. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas makalah Islam Al-Hadist. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang proses dalam keperawatan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. H. Moh Ridwan, M.Pd selaku dosen
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb

Cirebon, 16 juni 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan mental di Indonesia masih belum mendapatkan perhatian
yang memadai, baik dari pemerintah maupun dari masyarakat Indonesia sendiri. Padahal,
menurut hasil Riset Kesehatan, prevalensi gangguan jiwa di Indonesia cukup besar yaitu
mencapai 1,7 per mil atau sekitar 2 dari 1000 penduduk mengalami gangguan jiwa.
Bahkan beberapa provinsi seperti DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali, dan Jawa
Tengah yang menduduki peringkat lima provinsi ter atas dengan prevalensi di atas
prevalensi nasional (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2013). Banyak orang dengan
gangguan jiwa (ODGJ) yang berat yang seringkali mendapatkan perlakuan sangat buruk,
di mana belasan ribu ODGJ dipasung oleh keluarganya hingga Indonesia mendapat
perhatian dari media internasional (Meidiana, 2017). Selain itu stigma masyarakat
terhadap ODGJ juga cenderung negatif, sehingga menimbulkan diskriminasi dan isolasi.

Pengetahuan dan kepercayaan tentang gangguan mental yang membantu


pengenalan, manajemen, atau prevensi disebut sebagai literasi kesehatan mental (Jorm,
dkk., 1997). Literasi kesehatan mental masyarakat baik secara global ataupun lokal masih
rendah dan cenderung diabaikan (Jorm, 2000). Hal ini dibuktikan dengan rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang konsep sehat mental, gejala-gejala gangguan psikologis,
cara mengatasi masalahnya, baik dalam memanajemen stressor maupun mencari bantuan
professional (Fisher & Goldney, 2003). Di Indonesia sendiri, tenaga kesehatan seperti
perawat dan bidan di pelayanan kesehatan primer belum memiliki literasi kesehatan
mental yang memadai dan kurang memiliki ketertarikan meningkatkan pengetahuan
kesehatan mental (Afifah, Nur Anganthi, & Asyanti, 2016).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Kesehatan Mental Jiwa Dalam Islam?
2. Mengapa Sangat Penting Untuk Menjaga Kesehatan Mental?
3. Apa Penyebab Dari Gangguan Kesehatan Mental?
4. Apa Saja Gangguan Atau Penyakit Dari Kesehatan Mental?
5. Bagaimana Cara Mengobati Gangguan Kesehatan Mental Yang Dialami?
6. Bagaimana Solusi Dalam Mencegah Terjadinya Gangguan Kesehatan Mental?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Kesehatan Mental Jiwa Dalam Islam
2. Untuk Mengetahui Pentingnya Kesehatan Mental
3. Untuk Mengetahui Penyebab Gangguan Kesehatan Mental
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Gangguan Atau Penyakit Dari Kesehatan Mental
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Mengobati Gangguuan Kesehatan Mental
6. Untuk Mengetahui Solusi Dalam Mencegah Terjadinya Gangguan Kesehatan
Mental
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesehatan Mental Jiwa Dalam Islam


Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia
kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi
(850-934). Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan
Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan
istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan kesehatan spritual dan kesehatan psikologi.
Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb al-Qalb.

Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut
keseimbangan dan ketidakseimbangan. Ketidakseimbangn dalam tubuh dapat menyebabkan
demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, ketidakseimbangan dalam jiwa dapat
mencipatakan kemarahan, kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan
kejiwaan lainnya.

Selain al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali ibnu Sahl
Rabban al-Tabari. Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke-9M, dia telah
mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Al-
Tabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran. Al-Tabari
menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat.
Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui ''konseling bijak''. Terapi ini bisa
dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan
membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya.

Pemikir Muslim lainnya yang turut menyumbangkan pemikirannya untuk pengobatan


penyakit kejiwaan adalah Al-Farabi. Ilmuwan termasyhur ini secara khusus menulis risalah
terkait psikologi sosial dan berhubungan dengan studi kesadaran. Ibnu Zuhr, alias Avenzoar juga
telah berhasil mengungkap penyakit syaraf secara akurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi
sumbangan yang berarti bagi neuropharmakology modern.

B. Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental


Arti sehat bukan bearti hanya sekedar terhindar dari segala penyakit yang datang ke
dalam diri manusia. Sehat itu mencakup segala kondisi mental, fisik dan sosial yang dimiliki
setiap manusia. Kondisi mental setiap orang berbeda-beda. Ada yang bisa menanggapi masalah
tersebut dengan baik dan hati yang tenang dan ada juga yang bisa menanggapi masalah tersebut
dengan rasa takut, kecewa, serta marah. Dan hal tersebut bearti kondisi mentalnya memiliki
suatu gangguan.
Banyak masyarakat yang hanya mementingkan kesehatan fisik dibandingkan kesehatan
mental. Padahal, kesehatan mental itu bisa berdampak juga bagi kesehatan fisik. Ketika kita
stress akibat permasalahan yang dihadapi dan tidak bisa mencari jalan keluar dari permasalahan
tersebut, mengakibatkan kita mudah jatuh sakit karena pikiran yang tidak tenang.

Kesehatan Mental manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan dan
sebagainya. Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang seperti
lingkungan, keluarga. Faktor luar lain yang berpengaruh seperti hukum, politik, sosial budaya,
agama, pekerjaan dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental sehat
seseorang, namun faktor external yang buruk/tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental
tidak sehat.

Karakteristik mental yang Sehat:

1. Terhindar dari Gangguan JiwaZakiyah Daradjat (1985) mengemukakan perbedaan antara


gangguan jiwa (neurose) dengan penyakit jiwa (psose), yaitu:
a. Neurose masih mengetahui dan merasakan kesukarannya, sebaliknya yang kena
psikose tidak.
b. Neurose kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan
pada umumnya. sedangkan yang kena psikose kepribadiaannya dari segala segi
(tanggapan, perasaan/emosi, dan dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada
integritas, dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.

2. Penyesuaian diri
Penyesuaian diri (self adjustment) merupakan proses untuk memperoleh/ memenuhi
kebutuhan (needs satisfaction), dan mengatasi stres, konflik, frustasi, serta
masalahmasalah tertentu dengan cara-cara tertentu. Seseorang dapat dikatakan memiliki
penyesuaian diri yang normal apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi
masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai
dengan norma agama.

3. Pemanfaatan potensi maksimal

Individu yang sehat mentalnya adalah yang mampu memanfaatkan potensi yang
dimilikinya, dalam kegiatankegiatan yang positif dan konstruktif bagi pengembangan
kualitas dirinya. pemanfaatan itu seperti dalam kegiatan-kegiatan belajar (dirumah,
sekolah, atau dilingkungan masyarakat), bekerja, berorganisasi, pengembangan hobi, dan
berolahraga.
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain

Orang yang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau responresponnya terhadap


situasi dalam memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak yang positif bagi dirinya
dan atau orang lain. Segala aktivitasnya di tujukan untuk mencapai kebahagiaan pribadi
dan kebahagiaan bersama.

C. Penyebab Dari Gangguan Kesehatan Mental


Masyarakat secara umum masih menghadapi kendala dalam mengenali gangguan-
gangguan mental dengan tepat (Dahlberg, Waern, & Runeson, 2008; Lauber, Nordt, & Rössler,
2005). Berdasarkan studi populasi yang dilakukan di Swedia ditemukan hanya 2/3 populasi
umum yang mengenali tandatanda depresi. Rekognisi yang rendah ini ada pada orang yang sehat
dan juga yang memiliki gejala gangguan mental (Dahlberg et al., 2008). Pada vignette depresi,
sebagian responden menjelaskan penyebab depresi berasal dari situasi internal individu (51%)
meliputi pikiran negatif, suasana hati yang buruk, dan terkait kurangnya iman. Sementara lainnya
menjelaskan penyebab depresi berasal dari situasi eksternal (49%) meliputi masalah di pekerjaan
atau keluarga/teman. Sementara itu, pada vignette skizofrenia, penyebab justru banyak dijelaskan
dari faktor sosial seperti tekanan dari pekerjaan, keluarga atau relasi, bahkan akibat gangguan
roh/makhluk halus (98%).

Sebagian besar manusia yang memiliki gangguan mental adalah ketika pada masa remaja.
Pada saat remaja, fase perkembangan sudah dimulai untuk beranjak menjadi dewasa. Perubahan
emosi yang dimiliki membuat usia remaja mencoba mengontrol segala emosi yang terdapat di
dalam dirinya dengan benar tetapi masih belum bisa mengelola dengan baik dari segi
kedewasaan untuk mengontrol emosi sehingga memiliki suatu tekanan serta ketegangan emosi.
Pada saat usia remaja, mulai mencari tahu bagamana cara menyesuaikan diri dari lingkungan
disekitar. Mulai memiliki pola pikir dan perilaku yang baru. Apabila tidak dikelola dengan benar,
akan menyebabkan salah satunya depresi.

Depresi sangat rentan bagi usia remaja seperti yang diakibatkan oleh kurangnya perhatian
dan kasih sayang dari orang tua juga akibat dari tindakan kekerasan oleh orang tua atau orang di
sekitarnya, di bully oleh teman atau tidak memiliki teman dan juga pelecehan seksual. Hal itu
juga bisa terjadi mulai dari usia balita. Akibat dari bentuk tersebut, membuat manusia pada usia
remaja menjadi mengalami ketraumaan dan sensitif. Karena segala pengaruh yang diberikan oleh
orang sekitar, menjadikan dampak bagi seorang diri manusia dan bisa selamanya melekat.
Apabila saat dewasa masih memiliki rasa kekecewaan atau kegelisahan, memungkinkan
saat masa kecilnya memiliki suatu masalah yang membuat pribadinya menjadi berubah atau
berdampak buruk bagi dirinya sampai dewasa. Tetapi bisa juga karena memang memiliki
masalah yang terjadi pada saat ia dewasa seperti masalah pekerjaan, kerumahtanggaan, keluarga,
serta perekonomian. Pemikiran dewasa sangat lebih bijaksana untuk menangani masalah yang
dimiliki. Tetapi apabila masalah tersebut jika tidak ditangani dengan kepala dingin, akan sulit
untuk mencari jalan keluarnya. Masalah apapun yang terjadi sebaiknya dihadapi dengan kepala
dingin dan dengan suatu keyakinan bahwa pasti ada jalan keluar dan hikmah dari setiap masalah.
Karena selama hidup didunia, setiap manusia pasti dihadapkan pada masalah.

D. Gangguan Atau Penyakit Dari Kesehatan Mental


Ketika setiap manusia tidak bisa mengontrol segala pikiran, hati dan emosi yang
dimilikinya dengan baik, dapat muncul beberapa gangguan atau penyakit dari dalam dirinya. Hal
ini juga tidak hanya mempengaruhi diri sendiri tetapi juga lingkungan di sekitarnya. Berikut
adalah beberapa gangguan atau penyakit dari kesehatan mental yang sering dialami pada setiap
manusia :

1. Depresi
Menurut Davison, Neale dan Kring, (2012), depresi adalah gangguan suatu pikiran dan
suasana hati yang memiliki suatu tekanan sehingga seseorang memiliki rasa sedih yang
berlebihan dan terjadi bisa selama seminggu, sebulan ataupun lebih. Gangguan ini yang
sering terjadi pada kalangan manusia dan merupakan akibat dari segala penyakit. Depresi
juga tidak hanya menggangu kesehatan mental tetapi menggangu kesehatan dalam fisik
karena manusia yang memiliki depresi akan membuat dirinya menjadi malas untuk
melakukan aktivitas sehingga dirinya pun tidak dipedulikan, seperti tidak ingin makan
karena kehilangan naf su makan dan tidur tidak tercukupi sehingga bisa mengakibatkan
jatuh sakit. Gelaja yang dialami selain hal tersebut adalah sensitif, merasa putus asa dan
selalu meyakini bahwa dirinya bersalah. Dengan depresi yang dimiliki, seseorang dapat
bisa menyakiti dirinya dengan minum obat-obatan terlarang, menyayatkan dirinya dengan
pisau dan bunuh diri.

2. Insomnia
Insomnia adalah penyakit yang mengalami kesulitan dalam tidur. Hal tersebut di
sebabkan oleh manusia yang terlalu memiliki rasa cemas terhadap suatu hal sehingga
membuat dirinya merasa tidak nyaman. Rasa cemas yang dimiliki akibat dari masalah
yang sulit dihadapi atau ketakutan yang dimiliki akan terjadi. Banyak masyarakat yang
mengatasi insomnia dengan minum obat tidur. Tetapi jika dilakukan dalam jangka waktu
yang sering, bisa mengakibatkan kecanduan serta efek lain seperti sakit kepala, mual dan
mungkin terjadi insomnia lagi (Nevid ,2003).
3. Skizofrenia
Skizofrenia adalah suatu penyakit dimana seorang penderita mengalami halusinasi, delusi
serta pikiran yang sulit di kontrol dengan baik. Penyakit ini membuat suatu kenyataan
berbeda dengan pikiran seseorang sehingga akan seringkali menimbulkan emosi dengan
hal-hal kecil. Berdasarkan WHO, diperkirakan lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia
menderita penyakit skizofrenia dan mengakibatkan risiko kematian yang tinggi karena
tekanan yang sangat menyakiti dirinya. Gejala penyakit ini adalah mudah marah,
kurangnya konsentrasi, pola pikir yang kacau dan sering menyendiri.

4. Bipolar
Bipolar adalah suatu gejala dari gangguan mental dimana memiliki perubahan secara
drastis dalam emosi yang dimilikinya. Contohnya adalah dari yang sedang mengalami
kesenangan, berubah menjadi kesedihan dan dari yang yakin dengan dirinya, berubah
menjadi pesimis. Gangguan ini sangat berpengaruh bagi diri sendiri, orang yang disekitar
dan karir yang di jalankan. Depresi, stress dan traumatik merupakan penyebab dari gejala
bipolar ini.

5. Skizoafektif
Skizoafektif adalah gabungan dari penyakit depresi dan skizofrenia. Penyakit ini apabila
sudah parah, akan termasuk mengalami gangguan kejiwaan yang cukup berbahaya
sehingga harus segera dibawa kerumah sakit untuk ditangani lebih lanjut oleh dokter ahli
atau psikolog karena dapat mebahayakan diri sendiri dan orang disekitar. Tipe gangguan
skizoafektif dibedakan menjadi tiga yang terdiri atas tipe manik, tipe depresif, dan tipe
campuran. Gejala yang dialami sama dengan depresi dan skizorenia yaitu campuran
dengan rasa sedih dan halusinasi.

E. Cara Mengobati Gangguuan Kesehatan Mental


Seseorang pasti sangat terpuruk, putus asa, merasa dirinya sudah tidak berguna lagi di
hidupnya, jika kesehatan mentalnya tidak terjaga dengan baik dan pasti mereka mencari cara
untuk memperbaikinya tetapi tidak tahu jalan keluarnya. Orang-orang disekitarlah yang harus
menyemangati seseorang yang terkena gangguan atau penyakit mental seperti orang tua, saudara
dan teman. Berikut adalah cara bagaimana mengobati seseorang yang terkena gangguan atau
penyakit mental :

1. Konsumsi obat
Biasanya obat yang diberikan tidaklah berat bagi sang penderita karena bertujuan untuk
menenangkan atau meredakan gejala yang dialami serta memberikan vitamin untuk
tubuhnya agar tetap terjaga.

2. Psikoterapi
Seorang penderita akan diperiksa oleh dokter ahli atau pskilog yang menangani masalah
kejiwaan. Kemudian dokter ahli atau psikolog akan melatih pasien dengan bagaimana
cara merespon dan mengontrol segala masalah yang dimiliki dengan baik dengan terapi.
Terapi ada berbagai macam, yaitu terapi perilaku kognitif, psikoanalitik dan
psikodinamik serta interpersonal. Contohnya adalah sebelumnya, sang penderita
mengatasi segala permasalahan yang dimiliki dengan mengonsumsi alkohol dan obat-
obatan terlarang serta menyayatkan diri atau menyakiti diri sendiri. Tetapi dokter ahli
atau psikolog memberi tahu bagaimana cara yang paling tepat ketika merespon dan
mengontrol masalah yang baik seperti melakukan kegiatan yang disukai dengan
merileksasikan diri dengan pergi berlibur, berolahraga, mendengarkan musik, menonton
film ataupun meditasi. Lalu dokter ahli atau psikolog mengajak untuk membicarakan
masalah yang dimiliki lebih dalam agar mencari tahu arti dari masalah tersebut sehingga
penderita akan memahaminya secara peLan-pelan.

3. Terapi keluarga
Terapi ini mengajak para keluarga penderita dengan penderita untuk saling berinteraksi
lebih dalam khususnya bagi yang memang memiliki masalah dalam keluarga sehingga
membuat keluarga dan penderita menjadi lebih dekat kembali dan memperbaiki
hubungan yang telah retak. Selain itu terapi keluarga ini juga bisa dilakukan bagi
penderita seperti para keluarga selalu memberikan dukungan, motivasi, canda tawa dan
suatu kebangkitkan agar sang penderita tidak merasa kesepian.

F. Solusi Dalam Mencegah Terjadinya Gangguan Kesehatan Mental


Setiap manusia pasti ingin tetap menjaga kesehatan mentalnya agar tetap sehat dan baik.
Kita harus mengetahui bagaimana cara mencegah apabila kita atau orang disekitar merasa stress
atau terdapat beban pikiran akibat masalah yang dimiliki. Berikut adalah solusi untuk mencegah
terjadinya gangguan kesehatan mental.

1. Ceritakan masalahmu dengan orang-orang disekitar seperti keluarga atau kerabat.


2. Selalu bersyukur apa yang dimiliki sama Tuhan.
Beryukur itu sangat penting. Kamu harus sering berdoa untuk berterima kasih atas apa
yang telah Tuhan beri kepada kamu. Memang masalah yang kamu hadapi itu berat
bagimu. Tetapi Tuhan memiliki rencana yang terbaik buat kamu agar kamu mempunyai
kekuatan atas tantangan-tantangan yang berat dan masalah kamu adalah tantangannya.

3. Me time.
Me time adalah waktu dimana diri seseorang melakukan kegiatan yang disukai dengan
sendirian. Hal ini sangat penting juga karena mungkin kamu butuh untuk memanjakan
diri kamu sendiri. Kegiatan-kegiatan yang disukai seperti menonton film, mendengarkan
musik, berbelanja, menikmati udara segar, berolahraga, meditasi dan mungkin kamu bisa
makan sepuasnya. Bagaimana pun kegiatan-kegiatan yang kamu sukai, bisa membuat
mood kamu bangkit lagi dan mengatur segala emosi yang kamu miliki dengan baik.
Manfaat Me Time sangat bagus untuk kesehatan mental seperti menghilangkan stress,
membuang segala pikiran jahat, dan mengontrol emosi yang kamu miliki.

4. Mencintai diri sendiri.


Jangan pernah sekali pun kamu membeda-bedakan dirimu sendiri dengan orang lain.
Karena kamu dengan orang lain itu sangat berbeda. Tuhan menciptakan manusia itu
secara berbeda-beda dan memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kamu
harus terus percaya diri seperti berbicara didepan kaca bahwa kamu kuat dan bisa
menghadapi permasalahan yang kamu miliki.

5. Travelling.
Jalan-jalan adalah salah satu cara untuk merileksasikan diri dari segala beban pikiran
yang sedang kamu hadapi. Kamu bisa jalan-jalan ke pantai, mendaki gunung ataupun
hanya keliling kota ditemani dengan orang-orang yang kamu sayangi seperti orang tua
atau kerabat dekat. Hal itu membuat diri kamu menjadi semangat dan kamu bisa mencari
pelan-pelan jalan keluar dari permasalahan yang kamu miliki.

Intinya, kesehatan mental itu sangat penting untuk dijaga selain kesehatan fisik
Sebagaimana tubuh kita perlu makanan untuk fisik, maka jiwa dan spirit kita juga
demikian. Kesehatan mental dapat dijaga dengan memperhatikan apa yang kita konsumsi
sehari-hari, jika makanan untuk tubuh fisik kita peroleh dari supplement dan makanan
bergizi lainnya, maka demkian juga untuk kebutuhan jiwa, kita perlu mengkonsumsi
m”makanan” yang bergizi dan bervitamin, bacaanbacaan yang membangun iman,
pertemanan dan pembicaraan yang membangun hidup kita menjadi bagian dari
supplemen yang penting untuk kesehatan mental./ES/.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan
mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan
sosial) Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam
kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya
sehingga ia akan mampu mengontrol. Banyak masyarakat yang hanya mementingkan
kesehatan fisik dibandingkan kesehatan mental. Padahal, kesehatan mental itu bisa
berdampak juga bagi kesehatan fisik. Ketika kita stress akibat permasalahan yang
dihadapi dan tidak bisa mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut,
mengakibatkan kita mudah jatuh sakit karena pikiran yang tidak tenang. Sebagian
besar manusia yang memiliki gangguan mental adalah ketika pada masa remaja. Pada
saat remaja, fase perkembangan sudah dimulai untuk beranjak menjadi dewasa.
Gangguan atau penyakit dari kesehatan mental yang sering dialami pada setiap
manusia Seperti depresi, Insomnia , Bipolar Bipolar, Skizoafektif Skizoafektif. Cara
mengobati seseorang yang terkena gangguan atau penyakit mental yaitu dengan
Konsumsi obat, Psikoterapi, Terapi keluarga. solusi untuk mencegah terjadinya
gangguan kesehatan mental seperti ceritakan masalahmu dengan orang-orang
disekitar seperti keluarga atau kerabat, Selalu bersyukur apa yang dimiliki sama
Tuhan, Me time, Mencintai diri sendiri, Travelling.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi
untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang
bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
Zakiah Daradjat, 2018, “Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa”, (Jakarta:
Pustaka Bakti Prima Yas)
Kartono, 2020, “Kesehatan Mental Konsep dan Terapi”, (Semarang: Pustaka UMM
Press Kartini)
Alaluddin, 2019, “Kesehatan Mental”, (Jogyakarta: UIN SUKA)
Putri, Adisty Wismani, Budhi Wibhawa, and Arie Surya Gutama. 2019 “Kesehatan
mental masyarakat Indonesia (pengetahuan, dan keterbukaan masyarakat
terhadap gangguan kesehatan mental).” ( Bogor: Pelita jaya)

Anda mungkin juga menyukai