Anda di halaman 1dari 5

MERAWAT KESEHATAN MENTAL DENGAN AL-QURAN

Disusun oleh:
Kelompok 1
Habshi Naufalia (202111067)
Lina Nur Kartikawati (202111057)
Intri Widasih Khotimah (202111050)
Fauziyah Nida Afifah (202111075)
Ridho Romadhon (202111039)
Muhammad Nadzimu (202111044)
Ramdana Setyabakti (202111045)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SURAKARTA
2020/2021
ABSTRAK
Artikel ini menguraikan tentang teori-teori psikologi dalam Al-Qur'an dan Sunnah tentang
cara menjaga kesehatan mental. Sebagai sumber dasar Islam, Al-Qur'an dan Hadist
mengandung banyak informasi dan pengetahuan, termasuk masalah kesehatan mental di
tengah kekhawatiran dunia psikologi saat ini. Dengan pendekatan penulis normatif-teologis
mencoba menggali teks yang membahas topik ini dan menjelaskan teori-teori. Penulis
sampai pada kesimpulan bahwa 1) menjaga kesehatan mental dalam perspektif Al-Qur'an
dan Sunnah berdasarkan wasathiyah gagasan (moderasi) dalam memenuhi kebutuhan
material dan, 2) metode spiritual Al-Qur'an dan Hadits di mewujudkan kesehatan mental,
antara lain dengan memperkuat dimensi spiritual, pengendalian motivasi biologi dan metode
belajar yang diperlukan untuk kesehatan mental. Pencapaian metode ini dapat dilihat dari
kehidupan nabi dan sahabata dari hubungan dengan Allah, dengan dirinya sendiri,
hubungan dengan orang lain, dan alam semesta.

ABSTRACT
This article describes psychological theories in the Qur'an and Sunnah on how to maintain
mental health. As a basic source of Islam, the Qur'an and Hadith contain a lot of
information and knowledge, including mental health issues amid the concerns of today's
psychological world. With the approach of the normative-theological writer tries to explore
texts that discuss this topic and explain theories. The author came to the conclusion that 1)
maintaining mental health in the perspective of the Qur'an and Sunnah based on the
wasathiyah idea (moderation) in fulfilling material needs and, 2) spiritual methods of the
Qur'an and Hadith in realizing mental health, among others by strengthening the spiritual
dimension, controlling biological motivation and learning methods necessary for mental
health. The attainment of this method can be seen in the life of the prophet and the
companions of the relationship with Allah, with himself, relationships with others, and the
universe.

Gangguan mental akhir-akhir ini marak dijumpai, dengan diiringi menigkatnya


tingkat stress di kalangan masyarakat, hal ini pun dapat menjadi pembukatina bahwa bukan
hanya kesehatan fisik yang mesti di jaga namun juga mental,jiwa. melalui terapi misalnya
saja dengan rutin relaksasi pikiran,diri juga jiwa salah satunya dengan peningkatan salah satu
aspek kesehatan mental yaitu moral-religius1. Pembahasan ini saya ambil sebuhungan dengan
minimnya pengetahuan tentang kesehatan mental di masayarakat, belum lagi adanya stigma
negative di kalangan masyarakat terhadap orang yang mempunyai gangguan mental,bahkan
banyak yang menganggap remeh kesehatan mental pada dirinya sendiri,banyak orang pula
yang terlalu disibukkan oleh hal hal duniawi sehingga ketenangan jiwanya tidak terjaga, yang
mungkin dari situlah menyebabkan timbulnya gejala gejala gangguan mental. Pembahasan ini
melalui tiga pendekatan yaitu dengan psikologi kesehatan yang tentunya berkaitan dengan
kesehatan mental, psikologi agama yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan
dengan pengaruh keyakinan yang dianut lebih tepatnya kita ambil dari sudut pandang agama
islam.

1
Diana vidya,Kesehatan Mental,(Pamekasan;2019),hal.15
Membahas permasalahan yang terjadi di masyarakat tentang kesehatan mental,mengenai
macam-macam gangguan mental. Juga bagaimana menjaga kesehatan mental dari gangguan
mental yang cukup banyak terjadi, dengan peningkatan moral religious pada diri.
Kesehatan mental adalah kesejahteraan individu yang menyadari potensinya sendiri,
dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal,dapat berkerja secara produktif dan berbuah,
dan mampu memberikan kontribusi terhadap komunitasnya. 2 Sedangkan gangguan mental
yang kita sering sebut juga sebagai mental disorders merupakan bentuk dari suatu kondisi
yang memepengaruhi suasana hati,pikiran dan prilaku, gangguan mental bisa juga kita artikan
sebagai sebuah penyakit, karna itu harus ditangani, tidak mesti diobati,namun harus ditangani
dengan segera dan tepat. Setengah dari kasus gangguan mental berawal pada usia 14 tahun
atau pada masa remaja, masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju
kedewasaan, dimana pada saat itu emosinya sedang tidak stabil. Meskipun gangguan mental
merupakan penyakit, namun penyakit ini bukanlah menular seperti halnya flu, karna penyakit
ini tidaklah berasal dari virus.namun tidaklah berarti kita bisa membiarkannya, ataupun kita
panik dengan kondisi ini, gangguan mental dapat disembuhkan melalui bebrapa
cara.Gangguan mental sendiri ada banyak jenisnya, seperti gannguan
3
mood/bipolar,OCD,gangguan psikotik,anxiety atau gangguan kecemasan . Kita ambil contoh
yang umum yaitu anxiety, anxiety atau gangguan kecemasan merupakan gangguan mental
yang diidap cukup banyak orang. Orang dengan gangguan kecemasan akan merespon objek
ataupun situasi tertentu denganrasa takut dan takut secara berlebihan dari orang pada
umumnya, ditambah juga dengan jantung yang berdetak cepat serta berkeringat. Gangguan
kecemasan sendiri di bagi menjadi beberapa jenis yaitu; gangguan kecemasan umum
(generalized anxiety disorders GAD),Obsessive Compulsive Disorder, Trauma dan fobia 4.
Gangguan kecemasan pun dapat mengakibatkan bebrapa komplikasi seperti gangguan
kesehatan jantung dan insomnia,maka dari itulah harus adanya penaganan yang tepat bagi
para penderitanya.
Walaupun gangguan mental tidaklah menular, namun gangguan mental dapat
dipengaruhi oleh factor biologis, jadi bisa saja jika orang tua kita mempunyai Riwayat
gangguan mental maka kita bisa juga mengidap gangguan mental itu.walaupun tidak semua
kasus seperti itu. Orang tua sangatlah berperan penting dalam menjaga kesehatan mental
seseorang,jika orang tuanya malah memeberikan luka batin ataupun pengalaman buruk bagi
anak, masa bisa jadi kedepannya itu akan membekas menjadi sebuah trauma bagi sang
anak,tidak hanya orang tua namun lingkungan sekitar juga,orang orang yang hidup disekitar
kita bisa saja menjadi factor pendukung ataupun sebaliknya.maka dari itu selain memilih
lingkungan yang baik bagi diri kita, entah dalam pertemanan ataupun lainnya, kita juga harus
bisa berperan menjadi factor pendukung terhadap kesehatan mental orang-orang disekitar
kita. Kesehatan mental tidak dapat dipisahkan dengan agama sebagaimana yang diungkapkan
H.C wetherington bahwasanya kesehatan mental menyangkut pengetahuan serta prinsip-
prinsip yang terdapat dalam lapangan psikologi,kedokteran,psikiatri,biologi,sosiologi dan
agama.5

2
Diana vidya,Kesehatan Mental,(Pamekasan;2019),hal.11
3
https://www.alodokter.com/macam-macam-gangguan-jiwa-yang-umum-terjadi
4
https://lifepack.id/anxiety-disorder-adalah/
5
Abdul hamid,jurnal kesehatan tadulako ,januari 2017 hal 6
Pemahaman agama sebagai landasan hidup kita juga tidak kalah pentingnya bagi
kesehatan mental kita,itulah sebabnya dibutuhkan peran orang tua dalam memahamkan
agama pada anaknya di usia dini,supaya sang anak mempunyai dasar agama dalam dirinya
yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi kehidupan dunia dan juga akhiratnya, ada banyak
cara dalam meningkatkan ubudiyyah seseorang, yang paling mudah yaitu dengan
mendisiplinkan ibadah yang memang wajib dilakukan, jika sudah kitapun dapat melakukan
ibadah ibadah sunnah, atau menhadiri majlis majlis Pendidikan agama islam. Selain
membawa kesehatan bagi mental/jiwa seseorang ibadah juga berdampak bagi fisik seseorang,
contohnya saja puasa,yang dapat menigkatkan kesehatan jantung. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya, bahwa dalam menjaga kesehatan mental dapat dilakukan dengan
meningkatkan ibadah, yang akan kita bahas yaitu dalam membaca Al-Quran, Al-Quran
merupakan Kalamullah yang diberikan kepada Rasulullah saw, sebagai perantara dan tertulis
dalam kitab/mushaf. Al-quran merupakan pedoman hidup hingga akhir zaman, Jika kita
membacanya akan membawa ketenagan bagi jiwa, apalagi jika kita memehami apa yang
terkandung didalamnya,tidak hanya pemahaman namun jika kita juga secara perlahan
mengamalkan apa yang ada didalamnya,in syaa Allah, jiwa kita akan semakin tenang,hidup
kita pun akan semakin terarah.tidak hanya untuk merawat kesehatan mental, namun juga
memperbaiki kesehatan mental seseorang, karna sejatinya hubungan agama sebagai
keyakinan dan kesehatan jiwa itu terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap
suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi, yang dari situlah akan muncul sikap positif dan
memberikan rasa senang, Bahagia, merasa dicintai juga rasa aman 6. Mungkin mereka yang
terlalu focus terhadap dunianya,sampai lupa bahwa Sang pemilik kehidupannyalah yang
benar-benar dapat memeperbaiki hidupnya, selain dengan terapi psikologi,pengidap
gangguan mental sangat dianjurkan melakukan terapi dengan bentuk peningkatan ibadah
karna dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang, dan jangan lupa untuk berfikir juga
melakukan hal yang positif dan memilih lingkungan yang baik.

Gangguan mental yang banyak dialami oleh orang orang belakangan ini dapat kita
atasi dengan baik, dan tidak meremehkannya, dengan memperbanyak ibadah salah satunya
dengan memebaca Al-Quran juga berusaha mempelajari kandungan yang ada didalamnnya
juga berusaha pula dalam pengamalannya, dengan izin Allah, hati, dan juga jiwa kita akan
menjadi lebih tenang, tidak hanya itu peningkatan ubudiyyah selain membaca Al-quran yaitu
dengan sholat, puasa, atau menhadiri kajian kajian agama islam pun membawa pengaruh baik
bagi kesehatan mental kita. Disamping itu kita juga harus menjaga factor factor yang lain
yang dapat memepengaruhi kesehatan mental kita yaitu dengan memilih lingkungan
pertemanan yang baik, serta membiasakan diri dengan hal hal positif.
Al-Qur‟an dan sebagai sumber utama ajaran Islam memberikan petunjuk dan
bimbingan bagi manusia dalam menjaga fitrahnya untuk meraih kebahagiaan yang hakiki. Al-
Quran memperkenalkan istilah jiwa yang tenang (an-nafsu al-muthmainnah), sementara Al-
hadits menyebut kata al-fithrah, keduanya adalah syarat bagi kesehatan mental yang harus
dimiliki seorang muslim. Hidup dengan jiwa yang tenang harus berdasarkan fitrah yang telah
diberikan oleh Allah Subhanahu Wata‟ala yaitu akidah tauhiid. Tentu saja fitrah ini
membutuhkan sesuatu yang memeliharanya dan membuatnya tumbuh menjadi lebih baik.
Sesuatu yang bisa
6
Abdul hamid,jurnal kesehatan tadulako, januari 2017 hal.8
menjaga dan membuat fitrah menjadi lebih baik tidak lain adalah syariat agama yang
diturunkan oleh Allah Ta‟ala7.
Pada dasarnya setiap
Dengan demikian dapat dipahami, bahwa tema sentral dalam kesehatan jiwa
adalah pembentukan jiwa yang taat, yang memiliki keserasian hubungan dengan
Allah, sesama manusia, dengan alam lingkungan, dan dirinya sendiri. Dalam ilmu
jiwa, tema ini dapat berarti sebagai pembentukan pribadi yang sempurna dan akhlak
mulia. Tujuannya adalah mendapatkan kebahagiaan hidup yang di dalamnya memuat
ketenangan, kedamaian, ketentraman dalam menjalani kehidupan, yang merupakan
bingkai kebahagiaan dalam hidup manusia. Bagi seorang muslim, hal ini secara
otomatis menuntut untuk kembali merujuk kepada dua hal pokok yakni al-Qur’an dan
al-Hadis sebagai dasar agama Islam. 8Dan untuk mencapai hal tersebut sudah
seharusnya manusia mengoptimalkan potensi yang diberikan Allah. Potensi tersebut
adalah panca indra, akal, kalbu, dan nafsu yang merupakan bagian dari subtansi jiwa
yang bisa dioptimalkan dengan cara meraih sebanyak mungkin ilmu yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Vidya,diana (2019) Kesehatan Mental, pamekasan

https://www.alodokter.com/macam-macam-gangguan-jiwa-yang-umum-terjadi

https://lifepack.id/anxiety-disorder-adalah/

Hamid,abdul (2017) jurnal kesehatan tadaluko , januari

7
Journal An-nafs: Kajian dan Penelitian Psikologi Vol. 1 No. 1 Juni 2016.
8
zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (Jakarta: CV Haji Masagung,
1988), hlm. 74.

Anda mungkin juga menyukai