Dosen pengampu :
Imas Sumarni,M.M.Pd
Disusun oleh:
Tahun 2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya karena telah memberikan kenikmatan dan kesehatan yang tak ternilai
harganya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada jungjungan kita umat Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Alhamdulillah dengan segala
kemampuan yang dimiliki, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Agama dan
Kesehatan Mental” dalam rangka menjalankan tugas Mata Kuliah Psikologi Agama, yang di
ampu oleh Ibu Imas Sumarni,M.M.Pd. Alhamdulilah Makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik, Oleh karena itu saya sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya
yang telah membantu
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi saya dan umunya bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari agama dan kesehatan mental.
1
2. Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental.
3. Untuk mengetahui hubungan antara manusia dan agama.
4. Untuk mengetahui pengaruh agama terhadap kesehatan mental.
5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan gangguan dalam kesehatan mental.
6. Untuk mengetahui terapi keagamaan dalam menanggulangi gangguan kesehatan
mental.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
5
dalam psikologi humanistika dikenal logoterapi (logos berate makna dan juga rohani).
Logoterapi dilandasi falsafah hidup dan wawasan mengenai manusia yang mengakui
adanya dimensi sosial pada kehidupan manusia. kemudian, logoterapi menitikberatkan
pada pemahaman bahwa dambaan utama manusia yang asasi atau motif dasar manusia
adalah hasrat untuk hidup bermakna. Diantara hasrat itu terungkap dalam keinginan
manusia untuk memiliki kebebasan dalam menemukan makna hidup. Kebebasan seperti
itu dilakukannya antara lain melalui karya-karya yang diciptakannya, hal-hal yang
dialami dan dihayati (termasuk agama dan cinta kasih) atau dalam sikap atas keadaan dan
penderitaan yang tak mungkin dielakkan. Adapun makna hidup adalah hal-hal yang
memberikan nilai khusus bagi seseorang, yang bila dipenuhi akan menjadikan hidupnya
berharga dan akhirnya akan menimbulkan penghayatan bahagia. Dalam logoterapi
dikenal dua peringkat makna hidup, yaitu makna hidup pribadi dan makna hidup
paripurna.
Maka hidup paripurna bersifat mutlak dam universal, serta dapat saja dijadikan
landasan dan sumber makna hidup pribadi. Bagi mereka yang tidak atau kurang
penghayatannya terhadap agama, mungkin saja pandangan falsafah atau ideology tertentu
dianggap memiliki nilai-nilai universal dan paripurna. Sedangkan bagi penganut agama,
maka Tuhan merupakan sumber nilai Yang Maha Sempurna dengan agama sebagai
perwujudan tuntutan-Nya. Di sinilah barangkali letak peranan agama dalam membina
kesehatan mental, berdasarkan pendekatan logoterapi. Karena bagaimanapun, suatu
ketika dalam kondisi yang berada dalam keadaan tanpa daya, manusia akan kehilangan
pegangan dan bersikap pasrah. Dalam kondisi yang serupa ini ajaran agama paling tidak
akan membangkitkan makna dalam hidupnya. Makna hidup pribadi menurut logoterapi
hanya dapat dan harus ditemukan sendiri.
Selanjutnya, logoterapi menunjukkan tiga bidang kegiatan yang secara potensial
memberi peluang kepada seseorang untuk menemukan makna hidup bagi dirinya sendiri.
ketiga itu adalah:
1. Kegiatan berkarya, bekerja, dan mencipta, serta melaksanakan dengan sebaik-baiknya
tugas dan kewajiban masing-masing.
2. Keyakinan dan penghayatan tas nilai-nilai tertentu (kebenaran, keindahan, kebaikan,
keimanan,n dan lainnya), dan
3. Sikap tepat yang diambil dalam keadaan dan penderitaan yang tidak terelakkan.
6
Dalam menghadapi sikap yang tak terhidarkan lagi pada kondisi yang ketiga, menurut
logoterapi, maka ibadah merupakan salah-satu cara yang dapat digunakan untuk
membuka pandangan seseorang akan nilai-nilai
potensial dan makna hidup yang terdapat dalam diri dan sekitarnya.
7
Jadi gangguan mental secara sederhana dapat diartikan sebagai tiadanya atau
kurangnya dalam hal kesehatan mental, dengan ditandai oleh adanya rasa tidak tenang,
tidak aman, fungsi mental menurun dan terjadinya perilaku yang tidak tepat atau wajar.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesehatan mental merupakan suatu keadaan dimana seseorang dalam hatinya selalu
merasa tenang, aman dan tenteram. Kesehatan mental seseorang dapat dapat diartikan bahwa
seseorang itu tidak mengalami gangguan mental, tidak jatuh sakit akibat stres, melakukan
segala sesuatu sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya serta tumbuh
dan berkembang secara positif. Sedangkan agama merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang, sebab agama juga ada kaitannya dengan fitrah
penciptaan makhluk hidup. Hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa,
terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini di harapkan pembaca dapat memahami bahwa pentingnya
agama dan Kesehatan mental dalam kehidupan kita sehari-hari terutama dalam proses
pembelajaran agama yang keterkaitannya dalam Kesehatan mental kita di harapkan juga
bagi pembaca agar dapat memahami keterkaitan agama dan Kesehataln menta tersebut.
9
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah , Peranan Agama dalam Kesehatan Mental , Jakarta: Gunung Agung, 1978.
Latipun, Moeljono Notosoedibjo, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan, Malang: UMM
Press, 2007.
10