Anda di halaman 1dari 4

KESEHATAN MENTAL DALAM ISLAM

Oleh: Rosa Oktafiani

Progam Studi : Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo

Kesehatan mental dari sudut pandang islam merupakan suatu kemampuan diri
individu dalam mengelola fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian dengan diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya secara dinamis berdasarkan Al-Qur’an dan
As-Sunnah sebagai pedoman hidup menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada dasarnya
masalah kesehatan mental menurut psikolog dan agama Islam memiliki persamaan, yaitu
mewujudkan pribadi yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk itu di dalam
psikologi Islam dikenal adanya kepribadian seorang muslim dimana unsur-unsur keimanan
pada diri seseorang ketika menghadapi gangguan-gangguan jiwa atau penyakit-penyakit jiwa
yang ada. Penyakit-penyakit jiwa yang dalam garis besarnya terbagi menjadi dua, yaitu
neurosa dan pikiran (psikosa) atau dalam Islam keduanya dikenal dengan amradh al-qulub
atau aswan al-nufus.Peranan agama islam dapat membantu manusia dalam mengobati
jiwanya dan mencegahnya dari gangguan kejiwaan serta membina kondisi kesehatan mental.
Pengingkaran manusia terhadap agama mungkin karena faktor-faktor tertentu baik yang
disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Manusia ternyata memiliki
unsur batin yang cenderung mendorongnya untuk tunduk kepada Zat yang gaib, ketundukan
ini merupakan bagian dari faktor intern manusia dalam psikologi kepribadian yang
dinamakan pribadi (self) ataupun hati nurani (conscience of man). Sifat manusia sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT ialah manusia diciptakan mempunyai naluri beragama yaitu
agama tauhid, sebagaimana yang ada dalam (QS Ar Ruum 30:30) yang artinya: “Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Agama sebagai terapi kesehatan mental dalam islam sudah ditunjukkan secara jelas
dalam ayat-ayat Al-Quran, diantaranya yang membahas tentang ketenangan dan kebahagiaan
adalah (QS An Nahl 16:97) yang artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” isi dalam ayat ini
menekankan bahwa laki-laki dan perempuan dalam islam mendapat pahala yang sama dan
bahwa amal saleh harus disertai iman. (QS Ar Ra’ad 13:28) yang artinya “(yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. Islam beserta seluruh petunjuk yang ada
dalam Al-Qur’an merupakan obat bagi jiwa atau penyembuh segala penyakit hati yang
terdapat dalam diri manusia. Firman Allah Swt dalam surat Yunus 57 “Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat (agama) dari Tuhanmu sebagai penyambuh
bagi penyakit yang ada di dalam, dada (rohani), sebagai petunjuk serta rahmat bagi orang
yang beriman.

Ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat


dikelompokkan menjadi 6, yaitu:

1. Memiliki sikap batin (attitude) yang positif terhadap dirinya sendiri.


2. Aktualisasi diri.
3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis yang ada.
4. Mampu berotonom terhadap diri sendiri (mandiri).
5. Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada.
6. Mampu menyelaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri.

Agama dan spiritualitas merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
manusia. Hal tersebut diajarkan secara turun-temurun dalam beragam kebudayaan. Selain
sebagai sarana untuk mengingat Sang Pencipta dan mendekatkan diri kepada-Nya, agama
juga mempunyai manfaat untuk kesehatan, antara lain :

1. Mengajarkan cara hidup sehat


Sebagian agama menganjurkan penganutnya untuk melakukan hal-hal yang
menyehatkan, seperti gerakan dalam sholat dan berpuasa.
2. Membuat hidup menjadi lebih positif
Dalam penelitian ditemukan bahwa orang yang memiliki keyakinan atau
agama tertentu dan menjalaninya dengan baik cenderung memiliki pola pikir yang
positif, punya lebih banyak teman dan lebih dekat dengan keluarga. Orang yang
meyakini agama tertentu dan menjalaninya dengan sungguh-sungguh memiliki resiko
lebih rendah untuk mengalami masalah kejiwaan seperti depresi dan gangguan
kecemasan.
3. Memberikan dukungan sosial
Menghadiri acara keagamaan atau ibadah, seseorang akan merasa menjadi
bagian dalam suatu kelompok karena bertemu dan berinteraksi dengan jamaah yabg
lain. Hal tersebut akan membuat saling memberikan dukungan secara sosial satu sama
lain dan membuat komunitas keagamaan menjadi suatu wadah yang positif bagi
kehidupan mental dan spiritual seseorang.
4. Mengurangi stres
Kegiatan seperti doa dan sholat juga dapat menjadi cara untuk menjaga diri
dari stres. Mengendalikan stres dengan baik dapat membantu tubuh terhindar dari
berbagai macam penyakit seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Saat
menghadapi tekanan hidup atau terserang penyakit berat, peniliti menenumkan bahwa
orang yang beragama cenderung lebih kuat secara mental dan lebih mampu bertahan
dalam melawan masalah dan penyakitnya.
5. Memberikan tujuan hidup
Agama membuat seseorang jadi memiliki tujuan hidup. Penelitian ditemukan
bahwa orang yang beragama lebih merasa bahagia dan puas akan kehidupannya
sehingga mampu membuat seseorang lebih sehat secara mental dan fisik.

Rasulullah shalallahu alaihi wa salam juga menyampaikan indikator jiwa yang sehat
di dalam beberapa haditsnya. Rasa aman adalah salah satu indikator tercapainya kesehatan
serta kestabilan mental. Dalam hadist riwayat Tirmidzi beliau shalallahu alaihi wa salam
menyampaikan bahwa seseorang seolah mendapat semua kenikmatan dunia apabila ia bangun
di pagi hari dalam kondisi :
1. Rasa aman mengenai lingkungan
2. Tubuh yang sehat
3. Adanya makanan untuk dimakan di hari itu.

Gangguan kejiwaan yang menerpa kehidupan masyarakat zaman sekarang merupakan


akibat sifat-sifat buruk dari kurangnya kontrol diri terhadap sifat-sifat lahiriahnya untuk
mendapatkan kepuasan diri. Sifat-sifat iri, dengki, riya, emosi, lalai, lupa, cemas, dan rakus
merupakan sifat-sifat yang buruk dan harus dijauhi agar jiwa kita tidak terbawa arus
kedalamnya guna mendapatkan ketenangan jiwa yang kita harapkan. Islam memberikan
tuntunan akhlak kepada penganutnya tentang tata cara hidup yang baik supaya nantinya kita
tidak terjebak untuk selalu memperturutkan hawa nafsu yang kurang baik. Merasa cukup dan
bersyukur akan adanya tiga hal ini membuat jiwa seseorang menjadi sehat dan bahagia.
Pasalnya ia tidak lagi merasa kurang dan terus-menerus mengejar dunia yang tidak ada
habisnya.

Anda mungkin juga menyukai