Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MATA KULIAH APLIKASI PSIKOLOGI ISLAM


“puasa sebagai terapi kesehatan mental”

KELAS A – 2019

Chrisnanda Yanuar Fahmi (201910230311012)


Nadia (201910230311040)
Nadya Septatia Mas Aziz (201910230311042)

Dosen Pengampu : Mohammad Shohib, S.Psi, M.Si

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2022

BAB 1

PENDAHULUAN

Masalah Puasa merupakan satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Puasa termasuk
salah satu rukun dan kewajiban islam. Berdasarkan dalil yang di ambil dari Alquran.

‫يو ٱ ي َ َ أ َ ي ه َ ا‬ ۡ ُ ‫ِب ع َ ل َ ي‬
َِ ‫ك م ُ ل ذ‬ َ ‫َ لَع ت‬
َ ‫ِب لص ي ِ َ ام ُ ٱ ء َ ان َ ن ُ وا ْ ك ُ ت‬ َ َ ُ ‫يو ٱ ك َ ه َ ك ا‬
ِ َ ‫م ۡ نوِ ل ذ‬
ُ‫ك م ۡ ت َ ت ذ ق ُ ون َ ق َ ب ۡ ِلك‬ ُ ‫ ل َ ع َ ل ذ‬١٨٣

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S.2:183)1
Puasa merupakan tema yang sangat penting untuk dibahas karena puasa bukan hanya
sekedar kewajiban tetapi juga termasuk rukun islam. Karena seseorang baru
dikatakan Muslim sejati apabila ia melaksanakan rukun Islam secara sempurna,
artinya pemahaman dan kualitas puasa seseorang bisa mempengaruhi kualitas
keislamannya.

Banyak orang yang tidak mengetahui haqiqat puasa yang sebenarnya karena puasa
bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga dan seksual saja. Tetapi lebih dari itu
yakni puasa adalah ibadah yang luar biasa karena cakupan nya meliputi dimensi
individual, sosial, dan vertikal. Pemahaman terhadap puasa hanya semata kewajiban
membuat puasa yang kita lakukan tidak pernah meningkat.

Di era modern ini banyak orang yang salah memahami puasa banyak orang yang
mengira, bahkan menuding, bahwa puasa adalah penghalang bagi jaringanjaringan
dan sel-sel tubuh untuk mendapatkan unsur-unsur yang terdapat dalam makanan dan
minuman. Banyak pula kalangan medis yang mencampuradukan puasa islam dengan
starvasi, lalu mereka pun menyamakan dampak dan bahaya puasa medis dengan
puasa Islam.2 Banyak sebagian orang yang tidak mengetahui manfaat dan keajaiban
puasa kebanyakan orang beranggapan bahwa mengartikan puasa hanya sebagai
ibadah mahdhoh tanpa mengetahui manfaat dari efek puasa.
Puasa merupakan salah satu ibadah yang memiliki banyak manfaat keutamaan dan
keajaiban yang luar biasa bagi siapapun yang menjalankannya. Orang yang tidak
pernah meninggalkan puasa, baik fardhu maupun sunnah, ia akan mendapatkan
keuntungan tak terhingga dan pahala yang berlimpah. Ia juga mendapatkan kesehatan
fisik yang sempurna, kecerdasan emosional dan spiritual yang unggul, serta kepekaan
dan kepedulian social yang tinggi. Puasa adalah sarana pendidikan jiwa, ia menjadi
sarana efektif untuk melatih dan menata keinginan syahwatnya, membangun
pembiasan diri melawan kemungkaran, tunduk dan patuh kepada ketaatan. Puasa juga
menjadi sarana untuk membangun akhlak mulia, menguatkan tekat dan keinginan
melakukan kebaikan.

\
BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Puasa merupakan salah satu ibadah yang memiliki banyak manfaat


keutamaan dan keajaiban yang luar biasa bagi siapapun yang menjalankannya.
Orang yang tidak pernah meninggalkan puasa, baik fardhu maupun sunnah, ia
akan mendapatkan keuntungan tak terhingga dan pahala yang berlimpah. Ia juga
mendapatkan kesehatan fisik yang sempurna, kecerdasan emosional dan spiritual
yang unggul, serta kepekaan dan kepedulian social yang tinggi. Puasa adalah
sarana pendidikan jiwa, ia menjadi sarana efektif untuk melatih dan menata
keinginan syahwatnya, membangun pembiasan diri melawan kemungkaran,
tunduk dan patuh kepada ketaatan. Puasa juga menjadi sarana untuk membangun
akhlak mulia, menguatkan tekat dan keinginan melakukan kebaikan

Secara bahasa puasa berarti menahan diri dari segala sesuatu.5 Pengertian
lain menjelaskan bahwa puasa adalah menahan diri dari segala yang
membatalkan, satu hari lamanya dari terbit fajar sampai terbenam matahari
dengan niat dan beberapa syarat. Dalam islam puasa yang dilakukan pada bulan
ramadhan maupun puasa sunnah diluar ramadhan membuat kita bisa menjadi
lebih takwa dan lebih sabar sunah di luar Ramadhan membuat kita bisa menjadi
lebih takwa dan lebih sabar. Bila yang halal saja dapat kita tahan dengan puasa,
apalagi yang haram.

Puasa merupakan salah satu amalan batin yang tidak perlu diketahui oleh
orang lain. Saat melaksanakan puasa, seseorang harus mampu menahan
keinginan-keinginannya, seperti keinginan untuk makan, minum, marah,
keinginan nafsu seksual, dan sebagainya. Orang yang melaksanakan ibadah puasa
berarti melatih dirinya untuk membimbing atau mengendalikan hawa nafsu dan
menahan diri dari dorongan-dorongan naluri yang bersifat negatif, atau dalam
istilah psikologi disebut self-control. Hasil penelitian Wahjoetomo dan Najib
menyimpulkan bahwa ibadah puasa bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan
fisik atau jasmani. Pada saat seseorang melaksanakan ibadah puasa, maka terjadi
pengurangan jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya sehingga kerja
beberapa organ tubuh seperti hati, ginjal, dan lambung terkurangi.

Menurut Yusak Burhanuddin (1999:26) dalam perspektif psikologis,


gangguan mental merupakan bentuk gangguan pada perasaan dan harmoni dari
struktur kepribadian seseorang. Gangguan mental ini akan berpengaruh buruk
terhadap ketenangan dan kebahagiaan hidup seseorang. Seseorang yang
mengalami gangguan mental akan menunjukkan gelaja-gelaja defektif pada
perasaan yang meningkat pada pikiran selanjutnya mengarah pada tingkah laku
hingga berakibat pada kesehatan jasmaninya. Perasaan gelisah dan kecemasan
merupakan salah satu bentuk gangguan mental yang kerap dialami manusia
modern saat ini.

Hasan Langgulung (1983 : 29-38 ) menyatakan bahwa Gangguan mental


adalah ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri,
orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup. Gangguan mental
terjadi karena tidak terwujudnya keharmonisan yang sungguhsungguh antara
fungsi-fungsi jiwa, serta tidak mempunyai kesangggupan untuk menghadapi
problem-problem biasa yang terjadi dan tidak merasakan secara positif
kebahagiaan dan kemampuan dirinya.

Sebagai salah satu latihan dan juga didikan bagi jiwa, puasa menjadi salah
satu terapi penyakit kejiwaan dan penyakit fisik. Puasa juga sebagai bentuk
latihan untuk mengendalikan syahwat hawa nafsu lainnya. Dengan puasa pula
orang muslim akan belajar bersabar atas rasa lapar atau bersabar dalam
memikul beratnya beban masalah yang dihadapinya, serta tindak tanduknya
dituntun oleh kata hati ketika hendak melakukan sesuatu. Puasa mampu
membawa sesorang untuk bersabar dan sabar merupakan sifat terpuji yang
wajib dimiliki oleh setiap mukmin.

B. Ciri-ciri
Mental yang sakit dari aspek psikis, sosial, moral religius dan dari aspek
kesehatan fisik, memiliki ciri yang berkebalikan arah dengan karakteristik
mental sehat. Secara sosial misalnya, Seseorang yang gagal dalam beradaptasi
secara positif dengan lingkungannya dikatakan mengalami gangguan mental.
Proses adaptif ini berbeda dengan penyesuaian sosial, karena adaptif lebih
aktif dan didasarkan atas kemampuan pribadi sekaligus melihat konteks
sosialnya. Ciri-ciri mental yang tidak sehat lainnya:
1. Perasaan tidak nyaman (inadequacy)
2. Perasaan tidak aman (insecurity)
3. Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence)
4. Kurang memahami diri (selfunderstanding)
5. Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial
6. Ketidakmatangan emosi
7. Kepribadiannya terganggu
C. Dinamika Perilaku
Muhammad ‘Utsman Najati (2004: 344) mengatakan, ibadah puasa
mengandung beberapa manfaat yang besar, di antaranya menguatkan kemauan
dan menumbuhkan kemampuan jiwa manusia dalam mengontrol nafsu
syahwatnya. Puasa merupakan sarana latihan untuk menguasai dan
mengontrol motivasi atau dorongan emosi, serta menguatkan keinginan untuk
mengalahkan hawa nafsu dan syahwat. Rasulullah Saw menganjurkan kepada
para pemuda yang belum mampu menikah untuk berpuasa agar dapat
membantu mereka mengontrol seksualnya.
Selain itu, kesabaran menahan rasa lapar dan dahaga membuat seseorang
yang berpuasa merasakan penderitaan orang lain yang serba kekurangan.
Sehingga muncul rasa kasih sayang terhadap sesama dan mendorong untuk
membantu fakir miskin. Perasaan dan sikap peka secara sosial di masyarakat
inilah yang disebutkan ‘Ustman (2004: 346) dapat melahirkan rasa kedamaian
dan kelapangan jiwa.
Puasa memiliki faedah dan manfaat dalam dunia kedokteran dalam
mengobati banyakpenyakit tubuh. Dalam praktik konseling puasa
dijadikan salah satu bentuk terapi yang sangat efisien dalam hal
melepaskan diri dari perasaan bersalah dan berdosa serta dari perasaan
depresi ataupun penyakit jiwa lainnya. Puasa mampu menjaga ruh, hati,
dan tubuh dari segala macam bentuk penyakit. Puasa menahan diri dari segala
perbuatan yang dapat merusak fitrah manusia. Dalam dunia konseling
dilihat secara lebih dalam puasa terbagi menjadi dua kategori, pertama
puasa fisik dan kedua puasa psikis. Puasa fisik seperti halnya yang
ritual yang dilakukan oleh umat muslim di bulan puasa yakni
menahan haus, lapar dan hubungan seks. Sedangkan puasa psikis
menahan dan melawan hawa nafsu agar terhindar dari segala macam bentuk
maksiat yang ada, dan dengan berpuasa akan menumbuhkan
solidaritas serta juga kepedulian dengan sesama juga menjadi salah
satu cara menubuhkan nilai positif dalam diri individu. Puasa sebagai
bentuk pengobatan alamiah yang paling dikenal. Sebagai sebuah metode,
puasa menghentikan makanan dan minumam masuk kedalam tubuh
dalam waktu cukup lama (Syaikh Hakim Muinuddin Chisyti, 1999)
Maka dari itu puasa merupakan salah satu terapi untuk kesehatan mental.
BAB 3
PUASA SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL
A. HIKMAH PUASA
Meskipun di dalam salah satu hadits qudsi dinyatakan bahwa puasa itu
untuk Allah swt dan Dia sendiri yang akan membalasnya, yang karena ia
merupakan ibadah yang bersifat mahdhah (langsung kepada Allah swt)
danghairu ma'qulatil ma 'na (supra-rasional) artinya tidak dapat dicerna
dengan akal. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti bahwa puasa itu sepi dari
hikmah, manfaat, dan faedah bagi pelakunya. Orang-orang beriman
diwajibkan berpuasa dan dianjurkan puasa sunnat lantaran puasa ini
memberikan pengaruh dan hikmah untuk meningkatkan nilai-nilai manusia
dan mempertinggi mutunya, yang meliputi aspek ruhaniah(Kejiwaan ), dan
Shihivah (kesehatan).
B. ASPEK KEJIWAAN

Dalam aspek ruhaniyah (kejiwaan) ini, puasa memberikan bagi


pelakunya, antara lain.
1. Puasa melatih pelakunya untuk memiliki watak dan ahklak yang
mulia serta menanamkan sifat-sifat kepribadian yang luhur, seperti
amanah, jujur, dan dapat dipercaya serta membiasakann diri takut
kepada Allah swt baik di saat sendiri maupun saat beramai-ramai
karena tidak ada yang mengawasi orang yang berpuasa kecuali
kepada Allah swt.
2. Puasa membiasakan pelakunya untuk bersikap sabar, tahan
penderitaan, serta melatih jiwa dan membantu pengendaliannya
hingga ia memiliki sikap takwa dan suka menyuburkannya;
sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Al- Baqarah 183.
3. Sikap takwa yang dapat ditumbuhkan oleh puasa ini menunjukkan
besarnya faedah puasa dan hikmahnya yang sangat tinggi yaitu
membiasakan jiwa orang yang berpuasa meningglkan keinginan-
keinginan nafsu yang dibolehkan demi melaksanakan perintah Allah
swt dan mengharap pahala dari-Nya, sehingga terdidiklah kemauan
dan tabiatnya melembaga menjadi jiwa takwa dengan merasa ringan
meningglkan segala yang diharamkan.
C. ASPEK KESEHATAN MENTAL
Puasa sebagai pencegah gangguan kejiwaan
Pakar ilmu jiwa menyimpulkan bahwa yang mendorong/melatar
belakangi manusia bertindak, berprilaku dan bekerja adalah
berdasarkan kebutuhan- kebutuhan yang dapat dibagi kepada dua
macam.
a. Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan pokok dari


kebutuhan manusia, jika kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi akan terguncang atau terasa sakit. Diantara
kebutuhan yang dirasakan oleh manusia adalah makan,
minum, dan seks. Proses jasmani ini berjalan terus
menerus mulai dari si anak lahir sampai tua. Makanan dan
minuman adalah kebutuhan tubuh yang berkepanjangan,
terjadinya tidak dipelajari dan tidak dapat dielakan.
Karena itulah manusia selalu berusaha mencari makanan
dan minuman agar ia dapat menyambung hidupnya. Puasa
mengurangkan kesempatan untuk makan, dan
berkurangnya makanan dan minuman yang masuk, maka
akan berkurang otot-otot dalam tubuh manusia. Sehingga
dorongan hawa nafsu akan menurun pula.Salah-satu
tujuan dari puasa ialah mengalahkan musuh-musuh Allah
yaitu setan. Setan itu masuk ke dalam manusia melalui
syahwat. Syahwat itu biasa kuat dengan sebab makan dan
minum. Cara untuk mencegah setan itu ialah dengan
sedikit makan atau berpuasa. Kebutuhan seks juga tidak
dipelajari akan tetapi kebutuhan mulai dirasakan apabila
manusia sudah mencapai kematangan tertentu, yang
dimulai dari masa remaja. Dirasakan kebutuhan tersebut
juga menimbulkan ketegangan tertentu pada tubuh. Hal
inilah yang mendorog manusia mencari jalan untuk
memenuhinya.

b. Kebutuhan rohani

Dari segi kejiwaan, diakui bahwa suatu kebiasaan dalam


memenuhi kebutuhan akan mendorong orang untuk
melakukannya pada waktu-waktu yang telah menjadi
kebiasaannya itu. Sebabnya adalah karena pemenuhan
kebutuhan tersebut mendatangkan kepuasan dan kelegaan.
Apabila manusia mampu mengendalikan diri dalam
menghadapi kebutuhan-kebutuhan yang pokok tersebut, ia
akan sering melakukan pelanggaran terhadap hak orang lain
dan selanjutnya akan menyebabkan pertengkaran,
perkelahian bahkan yang dapat membahayakan orang
banyak. Dapatlah kita katakan bahwa puasa merupakan
salah satu cara pengendalian dri manusia dalam menghadapi
kebutuhan pokoknya yang dinamakan puasa orang awam
atau puasa yang paling sederhana. Puasa yang demikian itu
telah memenuhi syarat minimal untuk sahnya puasa dan
dapat menjadi alat pencegah ( preventif ) terhadap terjadinya
gangguan kejiwaan.

c. Puasa sebagai pembinaan kesehatan mental

Yang dituntut oleh puasa adalah kejujuran terhadap


dirinya sendiri disamping jujur kepada orang lain. Karena
puasa itu ibadah batin yang tidak biasa disaksikan oleh
panca indra dengan ibadah lain yang hanya
mengetahuinya ialah Allah swt. Sifat jujur telah tertanam
pada diri seseorang, maka dirinya akan merasa tentram, ia
tidak akan dihinggapi oleh rasa takut atau rasa dosa,
karena segala sesuatunya jelas dan tidak ada yang palsu
atau disembunyikan. Dalam ilmu kesehan mental,
terdapat suatu cara penyesuaian diri yang tidak sehat yang
disebut pembelaan ( sancity ), yaitu orang yang tidak
berani mengakui kepada dirinya bahwa ia telah melangar
nilai-nilai yang dianutnya sendiri. Ibadah puasa mencegah
terjadinya gangguan-gangguan kejiwan. Nilai puasa itu
benar-benar menjangkau lubuk yang terdalam pada diri
manusia yang menunjang kepada pembinaan ahklak
mulia.
BAB 4
KESIMPULAN

Melaksanakan ibadah puasa karena Allah SWT memperoleh manfaat ganda yakni
terhindar dari dosa, mendapat pahala dan keuntungan lainnya memperoleh
ketenangan jiwa, mampu mengendalikan nafsu untuk memperoleh kepuasan yang
tidak terhingga. Berpuasa mampu mengendalian diri (self control) dan ini satu tanda
jiwa yang sehat karena apa bila seseorang tidak mampu mengendalikan diri maka
jiwanya tidak sehat. Tujuan berpuasa untuk mengendalikan hawa nafsu sehingga
hawa nafsu tidak memperbudak seseorang dan seseorang itu bisa mengendalikan
hawa nafsunya kepada hal-hal positif. Satu pertanda kesehatan jiwanya baik.
DAFTAR PUSTAKA
Rafiqah, T. (2015). Upaya Mengatasi Gangguan Mental Melalui Terapi Zikir. Jurnal
Dimensi, 4(3).
Ariadi, P. (2019). Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam. Syifa'MEDIKA: Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 3(2), 118-127.

jajang, j. (2018). PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL .


http://repository.uinbanten.ac.id/3166/2/BAB%20I.pdf, 10.

Syarifudin,Achmad, Puasa Menuju Sehat Fisik Dan Psikis, (Gema Insani Press,2003),
Cet. Ke-1

Rosyidin, PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI MTs. AL-KHAIRIYAH


KEDOYA SELATAN JAKARTA BARAT,Skripsi UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai