Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI NILAI ISLAM DALAM DUNIA KESEHATAN

PERAN ISLAM DALAM KESEHATAN

Disusun oleh :
Hasya Khairina Widyadhana
Kelompok 1 (Oksipital)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
AGUSTUS/2019
Pada zaman yang semakin maju, kesehatan sudah menjadi bagian terpenting dalam
kebutuhan masyarakat sekarang ini. Semakin maju suatu zaman maka beragam penyakit yang
datang juga semakin beraneka ragam. Hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri untuk
seseorang yang bekerja dalam rumpun kesehatan. Dalam menyembuhkan suatu penyakit
biasanya digunakan obat. Namun, tidak semua obat dapat menyembuhkan penyakit. Maka
disinilah peran penting hadirnya Islam dalam dunia kesehatan.
Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur seluruh bagian kehidupan manusia.
Hal ini bertujuan untuk menyejahterakan makhluk hidup yang ada di bumi supaya mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebahagiaan tak hanya sekedar berupa tertawa saja, tapi
kesehatan merupakan salah satu aspek dari kebahagiaan. Hal ini dikarenakan dari badan kita
yang sehat, kita dapat beribadah dengan baik dan secara total kepada Allah swt. Selain itu,
kesehatan merupakan nikmat yang sering kita hiraukan. Terlebih lagi dalam agama Islam sangat
mengutamakan sehat secara lahir dan batin.
Dalam waktu sekaraang ini, kesehatan menjadi salah satu bagian yang krusial sebab
dengan kondisi sehat kita bisa beraktivitas dengan bebas dan banyak berbuat baik dengan sesama
makhluk hidup. Sementara itu manusia adalah makhluk kompleks yang terdiri atas unsur fisik,
psikis, sosial dan spiritual. Maka ketika seseorang mengalami sakit tentunya harus dilakukan
pemeriksaan dan penyembuhan secara detail. 3Pepatah arab mengatakan: al-`aql al-salim fi al-
jism al-salim, wa al-jism al-salim fi al-`aql al-salim (akal yang waras ada pada badan yang sehat
dan badan yang sehat terdapat pada orang yang bermoral akal yang waras) ( Achmad Fuadi Husin,
2014)
Pepatah di atas menunjukkan adanya hubungan antara sehat fisik, psikis, sosial, dan
spiritual. Di mana setiap unsur dalam diri manusia harus saling membantu untuk terwujudnya
manusia yang sehat secara utuh. Manusia sehat bukan hanya sekedar terbebas dari segala
penyakit saja, tapi manusia sehat ialah manusia yang sehat secara fisik, psikis, social dan
spiritualnya juga. Kesimpulannya adalah Islam hadir dalam ilmu kesehatan untuk mengobati
penyakit dari segala aspek terutama aspek spiritual.

3
Arman Yurisaldi Saleh, Berdzikir Untuk Kesehatan Saraf (Jakarta: Zaman, 2010), 17. Achmad
Fuadi Husin 196 Islamuna Volume 1 Nomor 2 Desember 2014
Anggota badan kita secara keseluruhan adalah milik Allah swt yang dianugerahkan
kepada kita agar bisa digunakan sebaik-baiknya. Di satu sisi Allah memerintahkan untuk
menjaga kesehatan dan kebersihan fisik, di sisi yang lain Allah juga memerintahkan untuk
menjaga kesehatan mental dan jiwa (rohani). Kesehatan manusia dapat diwujudkan dalam
beberapa dimensi, yaitu secara fisik melalui keseimbangan nutrisi, kesehatan fungsional organ
dengan energi aktivitas jasmaniah, kesehatan pola sikap yang dikendalikan oleh pikiran, dan
kesehatan emosional yang disembuhkan oleh aspek spiritual keagamaan. Hal ini menjadi alasan
mengapa kita sebagai manusia harus pintar untuk menjaga keseimbangan tubuh kita.
Dalam menerapkan kesehatan kita sebagai umat muslim harus mengikutsertakan nilai
islam yang berhubungan dengan kesehatan. Hal ini harus menjadi bagian penting karena kita
berperan sebagai orang kesehatan yang berbasis Islam. Nilai-nilai Islam yang harus diterapkan
itu antara lain selalu tunduk kepada etika Islam (berdasarkan pada logika, penyembuhan jiwa dan
raga) dan selalu memberikan pelayanan terbaik dan totalitas. Penggunaan akal secara benar
merupakan perintah Al-Qur’an dan Nabi Muhammad saw secara langsung yang apabila tidak
dilakukan maka tidak dapat dianggap utuhnya keagamaan seseorang itu. Penggunaan akal secara
rasional tentang pemahaman agama dapat memperkuat pemahaman seseorang terhadap agama
yang dianutnya. Namun, pemahaman tentang agama berdasarkan logika akal saja belumlah
cukup. Diperlukan perasaan keagamaan berdasarkan kepercayaan sehingga dapat memuaskan
hati. Dalam pemikiran akal kita secara rasional harus diikuti dengan iman yang kuat terhadap
agama yang dianut oleh kita. Hal ini dikarenakan apabila tidak diiringi iman maka pemikiran kita
bisa menyalahi aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah swt.
Sebagai seseorang yang bekerja dalam bidang kesehatan berbasis keislaman sudah
seharusnya melakukan implementasi dalam pekerjaan. Contohnya adalah adanya perbedaan
karakteristik yang paling mendasar dan menjadi pembeda antara pelayanan rumah sakit yang
bernafaskan Islam dengan rumah sakit non Islam terletak pada karakter rabbaniyah-nya
(keyakinan dan penyerahan segala sesuatunya hanya kepada Allah swt. Karakteristik yang paling
mendasar dan menjadi pembeda antara pelayanan rumah sakit yang bernafaskan Islam dengan
rumah sakit non Islam terletak pada karakter rabbaniyah-nya (keyakinan dan penyerahan segala
sesuatunya hanya kepada Allah swt.). Sedangkan karakter akhlaqiyah, waqi’iyah (luwes dan
tidak kaku) dan insaniyah, kesemuanya merupakan unsur-unsur 9 yang melekat pada pelayanan
jasa sehingga rumah sakit yang dikelola kalangan non Islam-pun menjadikannya sebagai bagian
dari orientasi pelayanannya, meskipun diantara para pengelola rumah sakit terdapat perbedaan
cara penerapan dan cakupan pengembangannya Sedangkan karakter akhlaqiyah, waqi’iyah
(luwes dan tidak kaku) dan insaniyah, kesemuanya merupakan unsur-unsur 9 yang melekat pada
pelayanan jasa sehingga rumah sakit yang dikelola kalangan non Islam-pun menjadikannya
sebagai bagian dari orientasi pelayanannya, meskipun diantara para pengelola rumah sakit
terdapat perbedaan cara penerapan dan cakupan pengembangannya. (Sunawi, 2012)
Contoh penerapan lainnya yang lebih mudah antara lain ialah selalu memberi senyuman
ketika menyambut pasien, beri motivasi pasien untuk selalu ikhtiar dalam menghadapi
penyakitnya, ingatkan pasien untuk perbanyak ibadah dan bertaubat kepada Allah,
menyampaikan kepada pasien agar sebelum dan setelah minum obat mngucapkan basmallah dan
hamdallah. Tentunya dalam hal ini bukan suatu kemudahan untuk membiasakan sesuatu yang
baru saja dimulai. Namun, dimulai dari kebiasaan kita dalam kondisi terpaksa akan terbantu
dengan seiring waktu.
Cara penerapan nilai Islam dalam kesehatan adalah dengan mengkaitkan adanya
pemikiran akal dengan iman kepada Allah swt. Hal ini bisa membuat kita akan bekerja secara
maksimal dan ikhlas sepenuh hati karena bekerja dengan niat ibadah kepada Allah swt. Dengan
kita bekerja secara ikhlas maka akan mendapat banyak kelebihan diantaranya adalah dapat
membantu orang lain yang diiringi dengan mendapatkan pahala dari Allah swt. Sudah menjadi
keharusan untuk kita sebagai umat muslim untuk bisa berkontribusi secara aktif dalam lapisan
masyarakat terutama dengan membawa nama Islam didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fuadi Husin. 2014. Islam dan Kesehatan Hal 194.196. Madura.
http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/islamuna/article/view/567/549.Diakses 24
Agustus 2019 09.45 WIB

Imam Jauhari. 2011. Kesehatan Dalam Pandangan Islam Hal 33-39. Aceh.
file:///C:/Users/User/Downloads/6251-13015-1-SM.pdf. Diakses 24 Agustus 2019
10.35 WIB

Sunawi. 2012. Konsep Pelayan Kesehatan Islami di Rumah Sakit. Surakarta.


http://eprints.ums.ac.id/20804/18/Naskah_Publikasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai