Anda di halaman 1dari 26

JurnalPost.

com – Agama adalah suatu fenomena yang selalu hadir dalam sejarah umat
manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa sejak manusia ada, fenomena agama telah hadir.
Walaupun demikian, tidaklah mudah untuk mendefinisikan apa itu agama. Mengapa? Pertama,
karena pengalaman manusia tentang agama sangat bervariasi, mulai dengan yang paling
sederhana seperti dalam agama animisme/dinamisme sampai ke agama-agama politeisme dan
monoteisme. Agama juaga termasuk sistem kepercayaan, praktik, dan pandangan hidup yang
digunakan oleh orang untuk mengarahkan hubungan mereka dengan dunia dan makhluk lain, dan
untuk menemukan makna dan tujuan hidup mereka. Agama dapat mencakup berbagai macam
kepercayaan dan praktik, termasuk kepercayaan tentang keberadaan Tuhan atau kekuatan yang
lebih tinggi, praktik ritual, dan ajaran moral. Dalam agama setiap aspek kehidupan selalu di atur
baik itu hal-hal besar seperti beribadah, pola makanan yang sehat, berpuasa, pekerjaan sampai
pada hal-hal yang kecil dalam kehidupan sehari-hari seperti berpakaian, memakai sandal, keluar
rumah dan lain-lain. Dan dalam islam mempersilahkan manusia dengan kecerdasannya untuk
mengembangkan sains dan teknologi.

Disini agama memiliki tujuan utama yaitu, memelihara dan mengembangkan kehidupan yang
sejahtera di dunia dan akhirat. Secara global, agama mewajibkan manusia untuk berbuat
kebaikan dan menghindari hal-hal yang dilarang oleh agama, termasuk masalah kesehatan.
Sehat badannya sebagai cerminan dari sehat jasmani, damai di hatinya sebagai cerminan dari
sehat rohani dan punya makanan untuk sehari-harinya sebagai cerminan dari sehat sosial. Dari
sini dapat dipahami bahwa sehat bukan dalam kondisi stabil antara aspek jasmani rohani sosial
dan lingkungan.

Dari berbagai ulasan di atas, kita tahu bahwa kesehatan adalah rahmat yang istimewa yang
diberikan Tuhan kepada kita dan upaya-upaya yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan
mengandung nilai ibadah dan manfaat bagi diri sendiri masyarakat dan lingkungan. Sebagai calon
tenaga kesehatan berfikir akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan serta kesehatan itu juga
bermanfaat dalam agama dan menjaga kesehatan itu lebih baik dari pada mengobati setelah
sakit.

Pola Hubungan Agama dan Kesehatan

Agama dan ilmu pengetahuan kesehatan memiliki potensi saling mendukung, misalnya adalah
orang yang hendak melaksanakan ibadah haji (islam) membutuhkan peran tenaga medis untuk
melakuka general check up kesehatan supaya kegiatan ibadah haji dapat berjalan dengan baik.
Contoh lain, yaitu tradisi puasa atau diet merupakan salah satu terapi yang telah diakui oleh
kalangan medis dalam meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu, ajaran agama sejatinya
memiliki potensi untuk memberi dukungan terhadap kesehatan dan begitu pun sebaliknya.
Saling melengkapi yang dimaksudkan disini adalah adanya peran dari agama untuk mengoreksi
praktik kesehatan atau ilmu kesehatan yang mengoreksi praktik keagamaan. Dengan adanya
saling koreksi ini, menyebabkan praktik kesehatan dapat dibangun lebih baik lagi.

Islam memberikan ajaran bahwa buka puasa akan lebih baik dengan cara memakan makanan
yang manis. Perintah ini dianggap sebagai sesuatu yang dianjurkan (sunnah). Namun, secara
kesehatan buka puasa dengan makanan yang manis ini bukan dimaksudkan sebagai sesuatu
yang menyehatkan, tetapi lebih ditujukan untuk memulihkan kondisi tubuh sehingga tidak kaget
ketika akan menerima asupan yang lebih banyak lagi.

Sesungguhnya antara agama dan kesehatan itu memiliki peluang untuk berkembang masing-
masing. Tradisi agama Hindu di India, memiliki paradigma dan sekaligus teknologi kesehatan
yang berbeda dengan apa yang berkembang di dunia kesehatan, yang dikenal dengan paradigma
kesehatan Ayurveda. Kesimpulan pemikiran mengenai hubungan antara agama dengan
kesehatan, yaitu agama memberikan penekanan mengenai hubungan diri dengan Tuhan.
Sedangkan kesehatan lebih menekankan hubungan manusia dengan tubuh atau jiwa nya sendiri.
Banyak- banyaklah mempelajari atau memperdalam agama karena itulah sumber semua tentang
bagaimana cara menjaga Kesehatan dan juga obat dalam segala penyakit yang di derita. Agama
dan penyakit bukan merupakan dua hal yg saling berdiri sendiri, akan tetapi saling melengkapi
atau saling menggenapi. Karena agama bisa dijadikan panduan agar bisa terhindar dari penyakit,
misalnya panduan agama dalam hal thaharah.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga pola hidup sehat, seperti makan makanan yang
sehat dan bergizi, berolahraga, dan menjaga kebersihan diri. Selain itu, dalam agama Islam juga
dianjurkan untuk melakukan ruqyah, yaitu perawatan kesehatan dengan cara membaca ayat-ayat
Al-Quran dan doa. Ruqyah dipercayai dapat mengobati berbagai penyakit, baik yang berasal dari
faktor fisik maupun spiritual.

Aspek Agama Dalam Bidang Kesehatan

Bila mengingat kode etik yang berlaku dalan bidang kedokteran atau keperawatan, untuk
memberikan pelayanan kesehatan dengan tidak boleh membeda-bedakan ras, suku, agama, dan
adat istiadat. Artinya tenaga medis tidak boleh bertindak diskriminasi terhadap pasien. Prinsip
kode etik ini sudah tidak ada perbedaan pendapat. Tampaknya sudah dapat dengan mudah unruk
memahami tuntutan profesionalitas tenaga medis tersebut.

Namun disisi lain jika dilihat dari sisi kewajiban, seorang tenaga medis adalah menghargai hak
pesien. Dengan kata lain, tenaga medis harus menjunjung tinggi hak-hak pasien, termasuk
menghargai pemahaman agamanya. Selain itu, agama juga dapat menjadi sumber konflik dan
perselisihan, terutama ketika satu keyakinan bertentangan dengan keyakinan yang lain. Oleh
karena itu, penting untuk mempromosikan dialog antaragama dan saling pengertian untuk
mencapai perdamaian dan harmoni dalam masyarakat yang beragam.

Namun, pengaruh agama pada kesehatan tidak selalu positif, dan dapat bervariasi tergantung
pada keyakinan agama yang dianut oleh individu. Beberapa keyakinan agama dapat
menghambat individu untuk mengakses layanan kesehatan modern, sedangkan praktik agama
tertentu dapat mempengaruhi kesehatan fisik secara negatif.

Agama memberi seseorang harapan dan kepercayaan diri, yang dapat membantu mereka
mengatasi tekanan dan stres. Agama juga menawarkan pedoman dan nasihat tentang bagaimana
menjalani kehidupan yang baik dan keberadaan yang damai, yang dapat mendukung kesehatan
mental. Agama juga melarang menjalani gaya hidup yang menyenangkan dan sehat.

Fungsi Agama bagi Kesehatan

Agama memiliki fungsi yang strategis untuk menjadi sumber kekuatan moral baik bagi pasien
dalam proses penyembuhan maupun tenaga kesehatan. Bagi orang beragama, mereka
memegang keyakinan bahwa perlakuan Tuhan sesuai dengan persangkaan manusia kepada-
Nya. Agama menjadi sumber motivasi yang kuat dalam diri pasien untuk hidup secara positif.
Selain menjadi motivasi, agama pun menjadi sumber etika bagi penyelenggara layanan
kesehatan. Agama memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesehatan mental seseorang.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan lebih optimis dalam pandangan hidupnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa doa dapat membantu mengurangi peradangan dalam
tubuh, meningkatkan keseimbangan hormonal, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Namun,
pada saat yang sama, pengaruh agama pada kesehatan fisik dapat bervariasi tergantung pada
keyakinan agama yang dianut oleh individu. Agama dapat memberikan dukungan sosial dan nilai
yang positif bagi kesehatan mental dan fisik, tetapi penting untuk tetap mempertimbangkan faktor-
faktor lain yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Namun penting untuk diingat
bahwa agama harus menjadi pelengkap, bukan pengganti untuk perawatan medis ahli.

Sampai saat ini kita juga belum bisa menghubungkan mana yang berdasarkan ajaran agama atau
tidak. Semisal, pengobatan dengan cara bekam, bekam merupakan pengobatan yang dibawa
Rasulullah SAW, berarti ini dapat kita amalkan kepada orang lain dan penting untuk diingat bahwa
keputusan kesehatan harus dibuat berdasarkan bukti ilmiah dan kebutuhan pribadi, serta sesuai
dengan keyakinan agama dan nilai-nilai yang dianut oleh individu.

Senantiasah melakukan tugas dan kewajibanmu sebagai hamba Allah, perbaiki shalatmu,
perbanyak dzikir dan amalan baikmu dan berdoalah agar selalu diberi perlindungan dan jauh pula
dan penyakit hati. Serta membiasakan lingkungan sekitar kita bersih juga pasti akan memberikan
dampak baik yang akan menjaga kesehatan kita.
MAKALAH

PERAN AGAMA DALAM KEPERAWATAN

Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.
Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Peran Agama Dalam Keperawatan”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah agama di STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan ini, khususnya kepada :

1. Ibu Indriyowati, Spd selaku dosen agama

2. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 S1 Keperawatan

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami peran agama dalam keperawatan yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.kami sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . ( 04 )

B. Rumusan Masalah . . . . . . . ( 05 )

C. Tujuan . . . . . . . . ( 05 )

D. Manfaat . . . . . . . . ( 05 )

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Agama . . . . . . . ( 06 )

B. Peran keperawatan . . . . . . ( 09 )

C. Kaidah dan Etika Agama yang Berhubungan dengan Kesehatan . . . . . . . .


( 12 )

D. Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama. . . . ( 17 )

E. Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama. . . . ( 19 )

Bab III Penutup

A. Kesimpulan . . . . . . ( 20 )

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal kita tahu hal ini
sangat berpengaruh di dalam pelayanan, hal ini terbukti dengan di dalam keperawatan kita juga
mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama).
Tapi kali ini dari kelompok kami hanya ingin membagi ide atau pemikiran kami, bukan tentang
pemenuhan kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi keperawatan.
Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekankan aspek tertentu bagi masyarakat kita.
Peran a gama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu dibenahi. Bila mata kuliah
agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak mengena dengan kehidupan
profesional, maka menurut kami dari kelompok sembilan tidak ada gunanya dan jadinya hanya
formalitas mengajarkan,agama karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan
akhlak pada mahasiswa. Dalam kehidupan profesional tiap cabang ilmu keperawatan sudah mempunyai
patokan tentang apa yang harus dilakukan ataupun tidak ,tentang hal yang baik dan buruk. Selain itu
juga ada mata etika kuliah keperawatan yang akan membuat seorang perawat mempunyai akhlak yang
baik dan terampil menjadi perawat profesional. Pendidikan akhlak di bangku kuliah bermanfaat bagi
mahasiswa keperawatan agar bisa menerapkan keterampilannya pada pasien dengan agama-agama
yang berbeda.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian agama?

2. Bagaiman peran keperawatan dalam masing-masing agama?

3. Apa kaidah dan etika agama dindonesia yang berhubungan dengan kesehatan?

4. Apa pelayanan dan aplikasi agama dalam keperawatan?

C . TUJUAN

Tujuan dalam pembuatan makalah ini agar mahasiswa keperawatan dapat mengerti definisi agama
dalam keperawatan . bagaimana menerapkan ilmu keperawatan pada masing-masing agama yang
berbeda dan mendapat perlakuan yang tidak sama.

D. Manfaat

a. Mengetahui manfaat agama dalam keperawatan

b. Menerapkan ilmu keperawatan dengan akhlak yang baik dalam agama


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Agama adalah keyakinan yang dianut oleh individu dalam pedoman hidup mereka yang
dianggap benar. Agama sangat menghargai seorang petugas kesehatan karena petugas ini adalah
petugas Kemanusiaan yang sangat mulia. Dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan pula tentang agama
sebagai berikut. Agama (umum), manusia mengakui dalam agama adanya Yang Suci; Manusia itu insyaf
bahwa ada suatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang ada. Kekuasaan inilah yang
dianggap sebagai asal atau Khalik segala yang ada. Maka Tuhan dianggap oleh manusia sebagai tenaga
gaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsurnya atau sebagai khalik rohani. Pengertian agama dalam
konsep Sosiologi adalah: kepercayaan terhadap hal-hal yang spiritual; perangkat kepercayaan dan
praktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri; dan ideologi mengenai hal-hal yang
bersifat supranatural. Dalam konsepsi ini, agama memiliki peranan yang paling penting dalam kehidupan
manusia. Dalam kehidupan sosial, keberadaan lembaga agamasangat mempengaruhi perilaku manusia.
Dengan agama manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Demikian pula definisi tentang religion, berkaitan dengan kepercayaan dan aktivitas manusia yang
biasanya dikenal seperti: kebaktian, pemisahan antara yang sakral dengan yang profan, kepercayaan
terhadap jiwa, kepercayaan terhadap dewa-dewa atau Tuhan, penerimaan atas wahyu yang
supranatural dan pencarian keselamatan. Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa agama, religion (religi) din, maupun agama masing-masing mempunyai riwayat dan
sejarahnya sendiri. Namun dalam arti terminologis dan teknis, ketiga istilah tersebut mempunyai makna
yang sama, religion (bahasa Inggris), religie (bahasa Belanda), din (bahasa Arab), dan agama (bahasa
Indonesia).Mengenai arti kepercayaan , disamping berdimensi berpikir, maka manusia berdimensi
percaya. Percaya adalah sifat dan sikap membenarkan sesuatu, atau menganggap sesuatu sebagai
kebenaran. Menurut Prof. Pudjawijatna ada kemungkinan seseorang mempunyai keyakinan akan
kebenaran bukan karena penyelidikan sendiri, melainkan atas pemberitahuan pihak lain. Bila seorang
ahli astronomi mengatakan bahwa pada tanggal tertentu akan terjadi gempa bumi, kita yakin bahwa
pemberitahuan itu benar, dan setelah diberitahu tentang hal itu, maka kita tahu akan adanya
kebenaran. Pengetahuan yang demikian disebut kebenaran.

Pengertian agama atau definisi agama dalam jagad pemikiran Barat, telah mengundang perdebatan dan
polemik tak berkesudahan. Baik dibidang filsafat agama, teologi, sosiologi, antropologi, maupun ilmu
perbandingan agama. Sehinggga sangat sulit bahkan nyaris mustahil untuk mendapatkan definisi agama
yang bisa disepakati dan diterima semua pihak. Wilfred Cantwell Smith misalnya menyatakan:
terminologi (agama) luarbiasa sulitnya didefinisikan. paling tidak dalam beberapa dasawarsa terakhir ini
terdapat beragam definisi yang membingungkan dan tak dapat diterima secara luas.....Oleh karenanya,
istilah ini harus dibuang dan ditinggalkan untuk selamanya." (Wilfred cantwell smith: The meaning and
end of Religion (London, spk[1962] 1978) Pandangan Smith, jelas berlebihan, karena istilah ini masih
terus digunakan sampai hari ini. Lalu bagaimanakah pengertian agama yang sebenarnya? Menurut Dr.
Anis malik Thoha, untuk mendefinisikan agama, para ahli menggunakan setidaknya tiga pendekatan.
yakni pendekatan fungsi, institusi dan substansi. Para pakar sosiologi dan antropologi cenderung
mendefinisikan agama dari sudut fungsi sosialnya. Sebagaimana yang dilakukan Durkheim, Robert N.
Bellah, Thomas Luckemann, dan Clifortz Geertz. Para ahli sejarah sosial (social history) cenderung
mendefinisikan agama sebagai sebuah institusi historis. Yakni suatu pandangan hidup yang
institutionalized, dengan melihat latar belakang kelahiran agama yang kemudian semakin karakteristik
mengikuti alur kesejarahan. Sedang kebanyakan pakar teologi, fenomenologi dan sejarah agama
cenderung melihat dari aspek substansinya yang sangat asasi, yakni sesuatu yang sakral, mengenai
hubungan Tuhan dengan makhluknya.Bila dikaji lebih dalam, tiga pendekatan di atas adalah saling
melengkapi untuk mendapatkan definisi atau pengertian agama yang utuh sebagaimana definisi agama
menurut Islam yang diambil dari Hadist "Jibril".

Dimana Jibril As. mendatangi Muhammad saw yang sedang bersama para sahabatnya. Jibril bertanya
tentang iman, Islam dan ihsan. Dan Muhammad Saw. menjawab semua pertanyaan itu dengan benar
berupa apa yang dikenal sebagai rukun iman, rukun islam, dan ihsan. Setelah Jibril berlalu, Muhammad
Saw berkata

”Itu adalah Jibril yang mengajarkan manusia tentang din (agama) mereka.”. ( HR Bukhari dan Muslim )

Dari hadis itu, dapat diambil kesimpulan bahwa agama (din) adalah sistem pengabdian pada Tuhan yang
meliputi iman (substansi), seperangkat hukum Tuhan/syariat (institusi) dan ihsan/akhlak (fungsi).
Sebuah pengertian agama yang solid dan komprehensif.

B. Peran keperawatan

1. Peran Keperawatan dalam Islam

Islam adalah salah satu agama yang diakui keberadaaannya di Indonesia. Jumlah penganut agama Islam
di Indonesia sangat banyak dibandingan penganut agama non Islam. Islam adalah agama yang benar
disisi Allah dan hamba-hambanya, sehingga Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi pedoman hidup
bagi manusia(muslim) khusus untuk umat Nabi Muhammad Saw. Didalam Al-Qur’an ada ayat yang
menerangkan bahwa salah satu tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan rohmat bagi
orang – orang mukmin. Misalnya dengan ilmu8 kesehatan, ilmu ini zaman nabi pun ada tapi belum
semaju sekarang karena adanya pengaruh globalisasi. Tokoh Islam yang terkenal di dunia kesehatan
salah satunya yaitu Ibnu Sina.Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena dengan
jiwa yang sehat akan mempermudah sekali kita untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita
diciptakan adalah untuk beribadah kapada-Nya.Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap
dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan.
Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya.
Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal
menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat
tidaknya seseorang.

"Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai
orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu" (QS al-
Baqarah: l68, l72).

Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga makanan yang sesuai
dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang
halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan.Sebagian besar penyakit berasal
dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad SAW adalah memelihara makanan dan ketika makan,
porsinya harus proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR.
Turmudzi dan al-Hakim)..Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang
sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan
kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di
sungai/sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (al-
thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan
semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan
yang kotor.

Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan pekerjaan, dengan
selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan,
seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri
dan orang lain.

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (al-Baqarah:: l95).

Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari pekerjaan dan risiko
perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih besar disebabkan kurangnya pengamanan dan
perlindungan kerja. Lalu lintas jalan raya; darat, laut dan udara juga seringkali diwarnai kecelakaan,
sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu lintas ini tergolong besar setelah wabah
penyakit dan peperangan.Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa,
risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari.
Termasuk di sini karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan udara dan
pengaruh global yang semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia. Karena itu Islam
memberi peringatan antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan,
karena kesehatan itu tergolong paling banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia
merasakan sakit.

2. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen


Agama Kristen juga memiliki peranan yang sangat penting dalam keperawatan dimana agama
merupakan bagian utama yang tidak bias dipisahkan dari kehidupan seseorang. Dalam hal ini baik yang
merawat maupun yang dirawat. Agama Kristen memandang bahwa seseorang yang sakit itu sebagai
bentuk dari pertobatan. Maka dari itu dalam merawat seseorang harus memiliki iman yang kuat dalam
niatnya.Tindakan medis dalam dunia keperawatan tidak menyertakan tuhan maka tindakan-tindakan
yang dilakukan menjadi tidak terarah dan tidak akan tercapai sesuai dengan harapan yang kita inginkan.

3. Perkembangan keperawatan dalam Agama Budha

Agama budha mengajarkan kepada semua umatnya untuk menghargai makhluk hidup tanpa terkecuali
dari sudut pandang itulah pemberian askep harus sesuai ajaran agama budha. Karena apabila tidak
terpenuhi maka klien merasa tidak puas atas pelayanan perawat.

4. Perkembangan Keperawatan dalam Agama hindu

Dalam ajaran agama hindhu terdapat upacara manusia yajna. Upacara tersebut untuk membersihkn diri
lahir batin serta memelihara secara rohaniah hidup manusia. Jika umat hindhu ada yang sakit dilakukan
tradisi melukat sebagai sarana pembersihan diri dan pikiran untuk membuang sial biasanya juga diikuti
mandi kelaut.

C. Kaidah dan Etika Agama yang Berhubungan dengan Kesehatan

a. Islam

Keinginan tersebut semakin menguat setelah penulis membaca buah pikir seorang intelektual
terkemuka dan kontroversial asal Mesir, Hassan Hanafi yang menjelaskan, bahwa peradaban Barat yang
kini berdiri kokoh memiliki dua sumber kesadaran yang disembunyikannya dan tak terekspos. Salah satu
penyebab disembunyikannya sumber-sumber tak terekspos adalah rasialisme yang terpendam dalam
kesadaran Barat. Rasialisme inilah yang menjadikan Barat enggan mengakui eksistensi orang lain. Barat
diklaim sebagai pusat dan menempati puncak kekuatan serta menjadi pioner di dunia. Sikap rasial ini
terlihat jelas dalam ideologi yang diusung oleh Barat beberapa dasawarsa yang lalu seperti nasionalisme,
nazisme, fasisme, dan zionisme. Namun demikian, terungkaplah bahwa sumber-sumber kesadaran Barat
berasal dari Cina (Nedham), India (Nakamura), Islam (Garaudy), dan Timur Lama (Toynbee) (Hassan
Hanafi, 2000).Selama seribu tahun, peradaban Islam telah membentang dari Andalusia, Spanyol hingga
ke Selatan Cina. Dari abad ke-7 dan seterusnya, para sarjana telah membangun ilmu pengetahuan dari
tradisi-tradisi umat manusia sebelumnya. Pergulatan mereka dengan pengetahuan kuno orang Mesir,
Yunani dan Roma, pada gilirannya membuat terobosan besar yang membuka jalan bagi gerakan
Renaissance di Barat pada abad selanjutnyaSelain pasien mendapatkan obat-obatan secara gratis dan
diperlakukan dengan baik. Di rumah sakit Ahmad ibn Thulun ini didirikan pula sebuah perpustakaan
medis besar yang lengkap, sarana kebersihan seperti kamar mandi dibuat secara terpisah antara laki-laki
dan wanita. Begitu pula dengan pasien yang mengalami gangguan mental (gila) ditempatkan dalam
ruang yang terpisah dari pasien lainnya, dimana hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu para sarjana
muslim telah menaruh perhatian yang cukup besar pada perkembangan ilmu jiwa.Selama ini pula
perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang
mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat.Sejarah
islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah,
Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai
perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat
binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat
saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat,
Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat, Zainab
dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.Tugas seorang perawat, menurut H. Afif,
menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki
harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat
dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja
menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat," katanya. Perawat juga memandu
pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa
mendatangkan "manjurnya" doa.Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan
atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama.
Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang
mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat
baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau
pada level pemerintah.Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi
oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari
sudut pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan
keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam
tercermin dalam budaya mereka.Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana
keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan
keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan.
Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida
binti Sa'ad.

b. Kristen Protestan dan Katolik

Kaidah dan etika agama yang berhubungan dengan kesehatan pada prinsipnya memiliki persamaan
walaupun agama yang dijadikan kepercayaan tersebut memiliki perbedaan.Pada hakikatnya setiap
agama akan mendapatkan asuhan keperawatan dan pelayanan yang sama.Kesehatan merupakan bagian
terpenting dalam hidup manusia. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan
optimal. Karena menyadari akan pentingnya kesehatan, sejak dulu gereja telah secara aktif mengambil
bagian dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat.Dari situ kemudian muncullah keinginan untuk
membentuk suatu forum yang dapat menyatukan langkah bersama. Setelah melalui tiga pertemuan
pimpinan lembaga pelayanan kesehatan Kristen, pada tahun 1983, terbentuklah Persekutuan Pelayanan
Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI) di Balige, Sumatera Utara. Untuk saat ini, Sekretariat
PELKESI berada di RS PGI Cikini, Jakarta.PELKESI memiliki visi mewujudkan pelayanan kesehatan di
Indonesia yang mendatangkan damai sejahtera Allah bagi semua orang. Sedangkan misinya,
melaksanakan pelayanan kesehatan yang utuh dan menyeluruh (holistik). Pelayananan secara holistik
meliputi fisik, sosial, ekonomi dan spiritual.

c. Hindu

Menurut Prof. Dr. IGN Nala, pakar pengobatan tradisional, dalam tulisannya pernah menyampaikan
bahwa kitab-kitab umat Hindu memuat berbagai macam jenis penyakit dan teknik pengobatan.
Dicontohkan penyakit kencing Manis (diabetes mellitius). Penyakit ini, menurut Nala, sudah ditemukan
sekitar 3.000 tahun yang lalu. Ini dibuktikan dengan disebutkannya penyakit ini dalam kitab Ayur Veda.
Kitab Ini merupakan bagian dari kelompok kitab Upa Veda.Sementara kitab Upa Veda ini sendiri
termasuk dalam kitab suci umat Hindu, yakni kitab Veda Smerti. Kitab Ayur Veda, kata Nala, sering
dikelirukan dengan kitab suci Yajur Veda, salah satu dari kitab suci Catur Veda Sruti. Padahal, lanjut Nala,
isi dari kitab Ayur Veda hampir tidak ada hubungannya dengan kitab Yajur Veda yang mengupas masalah
yadnya atau upacara serta upakara keagamaan.Sementara itu, menurut Gede Suwindia, dosen STAHN
Denpasar, dalam agama Hindu dikenal adanya konsep keseimbangan. Karena itulah, dalam Upanisad
disebutkan bahwa keberadaan berbagai tanaman yang ada di dunia ini memiliki guna dan fungsi yang
sangat vital bagi manusia. Ada banyak tanaman di muka bumi ini yang memiliki kegunaan bagi manusia,
terutama dalam penyembuhan penyakit. ''Di sini diwajibkan bagi manusia untuk menghargai alam
terutama tumbuh-tumbuhan,'' kata Suwindia.

d. Budha

Buddha Dhamma berperan besar dalam memecahkan kesulitan para ahli tentang kesehatan mental,
Buddha menunjukkan bahwa setiap orang secara terus-menerus mendengarkan suatu suara dalam
dirinya dan menafsirkan apa yang sedang dirasakannya. Keseluruhan terapi Buddhis menjadi suatu
pedoman yang disebut dengan jalan utama beruas delapan, yang merupakan terapi penolong dan terapi
yang sebenarnya, terapi ini mencakup prilaku setiap hari dari disiplin mental serta pengenalan terhadap
teori filsafat Buddha Dharma, terapi yang sebenarnya adalah adalah Meditasi (Dhyana) dalam terapi
Buddhis dalam melenyapkan kekacuaan mental memiliki beberapa kesamaan seperti test wawancara
dan diskusi, meditasi mirip dengan teknik terapi perilaku karena bagaimanapun terdapat beberapa
aspek meditasi yang merupakan keunggulan dalam terapi Buddhis, hal yang penting dalam meditasi
adalah perhatian, sempurna dalam perilaku, suci dalam cara hidup, sempurna dalam sila, terjaga pintu
indriya, memiliki perhatian murni dan pengertian yang jelas. Terapi Buddhis mengatakan bahwa
penyebab tubuh ini menjadi sakit dan sehat adalah karena adanya melalui perasaan jasmani (rasa sakit)
dan keadaan pikiran (emosi-emosi) yang mempengaruhinya. Dengan begitu apabila tubuh ini ingin tetap
sehat hendaknya menyadari segala bentuk-bentuk pikiran emosi-emosi yang timbul dalam diri. Yang
dimaksud dengan bentuk pikiran yang menyebabkan penderitaan karena mempunyai beberapa hal yaitu
: (1). Keserakahan, (2). Harga diri yang terluka, (3). Iri hati, (4). Kebencian, (5). Kekuatiran (Ruth Walshe,
alih bahasa Upi. Ksantidewi).Tri Ratna adalah obyek penghormatan tertinggi dalam agama Buddha yang
merujuk pada Buddha (sebagai pendiri agama Buddha), Dhamma (ajaran-ajaran Buddha), dan Sangha
(siswa Buddha yang telah memahami dan mendapatkan manfaat dari ajaran Buddha).

e. Kong Hu Cu

Secara teori ajaran agama untuk kesehatan bersumber pada : Inti Taoisme “pencapaian hidup
abadi/bersatu dengan alam semesta”. Inti Konfusianisme/Konghucu : moralisme, menjaga hubungan
antar manusia serta manusia dengan langit.Kalau ditanya mengapa ada patung Buddha di sana selain
yang disebutkan oleh saudara Jingkhe mungkin disebabkan karena inti dari konfusianisme itu sendiri
yaitu menjaga hubungan antar sesama (dengan agama lain) dan dengan langit (Buddha).Pada abad ke-
10 sampai ke-12 masayarakat China sendiri berpendapat 3 ajaran adalah satu adanya maka sering
terdapat Buddha, Lao zi, dan Konghucu dalam 1 gambar. Dan klenteng dianggap sebagai tempat ibadah
umat Tridharma tersebut. Agama Khonghucu di Indonesia: Mengangkat Konfusius sebagai salah satu
nabi .
D. Pelayanan dan aplikasi keperawatan dalam agama

1. Definisi Pelayanan Keperawatan

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui
sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran.

2. Sistem Pelayanan Kesehatan

Keberhasilan sistem pelayanan keehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam
pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input, proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan.

a. Input

Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem. Input
pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.

b. Proses

Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari sistem
tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.

c. Output

Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan dapat berupa
pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan sehat.

d. Dampak

Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif lama. Dampak
sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian menurun.

e. Umpan balik

Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas
tenaga kesehatan.

f. Lingkungan

Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.

E. Aplikasi Agama dalam pelayanan keperawatan.

Keperawatan saat ini tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya belum akan segera
berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari oleh mother instinct – naluri
keibuan, mengalami perubahan atau pergeseran yang sangat mendasar atas konsep dan proses, menuju
keperawatan sebagai profesi. Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi
keperawatan sendiri.Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang
menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis, bertindak secara rasional–etis, serta kematangan untuk
bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
keperawatan. Keperawatan sebagai direct human care harus dapat menjawab mengapa seseorang
membutuhkan keperawatan, domain keperawatan dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta lingkup
garapan praktek keperawatan, basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap konsep menyiapkan
substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi acuan untuk melihat wujud konkrit
permasalahan pada situasi kehidupan manusia dimana perawat atau keperawatan diperlukan
keberadaannya. Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila para profesionalnya
dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis terhadap fenomena yang
dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap tanggap atau peka terhadap kebutuhan klien
sebagai pengguna jasanya. Sehingga perlu dikaitkan atau dipahami dengan filsafat untuk mencari
kebenaran tentang ilmu keperawatan guna memajukan ilmu keperawatan.Pengaplikasian Agama dalam
pelayanan keperawatan sangatlah penting dimana dalam memberiakan pelayanan keperawatan yang
dapat memberikan hasil yang maksimal.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran agama di dunia keperawatan itu sangat penting, untuk menjadikan seorang perawat
profesional akhlak yang baik dan terampil menangani pasien. Dengan memiliki etika dan khlak yang baik
perawat profesional dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Peran keperawatan dalam setiap
agama berbeda , jadi sebagai seseorang perawat profesional kita harus memahami agama masing-
masing, bagaimana kebiasaan mereka. Agar kita dapat menerapkan keahlian dengan posisi yang benar
tanpa membedakan agama. Kaidah dan etika agama dalam kesehatan berbeda-berbeda tergantung
kepercayaaan dari agama masing-masing.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal kita tahu hal ini
sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti dengan didalam keperawatan kita juga
mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama).
Tapi kali ini saya hanya ingin membagi ide atau pemikiran saya, bukan tentang pemenuhan kebutuhan
spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi keperawatan.

Dalam kehidupan profesional, tiap cabang ilmu keperawatan tentu sudah mempunyai patokan tentang
apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu juga ada mata kuliah etika keperawatan yang tentu
saja diharapkan dapat menumbuhkan sikap profesional sesuai dengan tuntutan dunia keperawatan,
yang tentu saja diharapkan dengan ini sudah cukup untuk membentuk mahasiswa yang siap pakai dan
terampil dan bahkan bisa dikatakan tindakannya sesuai dengan tuntutan etika dalam keperawatan yang
pengertiannya tidak jauh beda dengan akhlak. Karena kalau kita berbicara tentang akhlak yang mulia,
mengapa pembentukannya harus dilakukan dibangku kuliah. Bukankah dengan pendidikan etika
keperawatan saja sudah cukup,Karena itu mengapa agama tetap diajarkan dibangku kuliah.

Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekan)kan aspek tertentu bagi masyarakat kita
peran agama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu dibenahi. Bila mata kuliah
agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak mengena dengan kehidupan
profesional, maka menurut saya tidak ada gunanya dan jadinya hanya formalitas mengajarkan agama,
karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan akhlak pada mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian keperawatan dalam Islam?

2. Apa pengertian keperawatan dalam (Kristen Protestan dan Katolik)?

3. Apa pengertian keperawatan dalam Hindu?

4. Apa pengertian keperawatan dalam Budha?

5. Apa pengertian keperawatan dalam Kong Hu Cu?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan dalam Islam?

2. Untuk mengetahui pengertian keperawatan dalam Kristen (Protestan dan Katolik)?

3. Untuk mengetahui pengertian keperawatan dalam Hindu?


4. Untuk mengetahui pengertian keperawatan dalam Budha?

5. Untuk mengetahui pengertian keperawatan dalam Kong Hu Cu?

1.4 Manfaat

1. Mengetahui akan manfaat dari peran agama dalam keperawatan dari segi masinmg-masing agama.

2. Bisa menerapakan peran-peran agama dalam keperawatan tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
kedudukannya dalam sistem (ZaidinAli , 2002,).

Menurut Gaffar (1995) peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat
untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Agama adalah keyakinan yang dianut oleh individu dalam pedoman hidup mereka yang
dianggap benar. Agama sangat menghargai seorang petugas kesehatan karena petugas ini adalah
petugas Kemanusiaan yang sangat mulia.
Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal kita tahu hal ini
sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti dengan didalam keperawatan kita juga
mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama).
Tapi kali ini saya hanya ingin membagi ide atau pemikiran saya, bukan tentang pemenuhan kebutuhan
spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi keperawatan.

Saat ini institusi pendidikan keperawatan sedang menjamur, sebagian besar mengaku ingin mencetak
tenaga siap pakai, terampil dan memiliki akhlak. Karena tujuannya termasuk mencetak tenaga
keperawatan yang berakhlak maka mata kuliah agama tentu saja menjadi wajib mendapat perhatian.
Hal ini tentu saja adalah hal yang baik, karena kita semua tentu tidak mau keperawatan diisi oleh orang-
orang yang bermental rusak.

Yang menjadi pertanyaan apakah yang selama ini diajarkan telah sesui dengan kebutuhan
dunia keperawatan? Apakah yang kita harapkan dari mengajarkan agama pada mahasiswa keperawatan,
apakah itu cukup atau dipakai dalam kehidupan profesionalnya sebagai perawat? dan banyak
pertanyaan lagi yang mugkin dapat timbul dan kita pikirkan pemecahannya.

Dalam kehidupan profesional, tiap cabang ilmu keperawatan tentu sudah mempunyai patokan
tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu juga ada mata kuliah etika keperawatan
yang tentu saja diharapkan dapat menumbuhkan sikap profesional sesuai dengan tuntutan dunia
keperawatan, yang tentu saja diharapkan dengan ini sudah cukup untuk membentuk mahasiswa yang
siap pakai dan terampil dan bahkan bisa dikatakan tindakannya sesuai dengan tuntutan etika dalam
keperawatan yang pengertiannya tidak jauh beda dengan akhlak. Karena kalau kita berbicara tentang
akhlak yang mulia, mengapa pembentukannya harus dilakukan dibangku kuliah. Bukankah dengan
pendidikan etika keperawatan saja sudah cukup? Karena itu mengapa agama tetap diajarkan dibangku
kuliah?

Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekankan aspek tertentu bagi
masyarakat kita peran agama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu dibenahi.
Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak mengena dengan
kehidupan profesional, maka menurut saya tidak ada gunanya dan jadinya hanya formalitas
mengajarkan agama, karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak mengajarkan akhlak pada
mahasiswa.

Hak dan kewajiban perawat dengan pasien

1. Kewajiban petugas keperawatan

a) Melaksanakan tugas sesuai dengan tugas sumpah jabatan

b) Memberikan pelayanan dengan baik

c) Menetapkan tariff yang terjangkau oleh masyarakat

d) Mengusahakan keringanan biaya

e) Melindungi pasien dari sasaran propaganda agama lain

2. Hak petugas keperawatan


a) Mendapatkan gaji dan honor

b) Mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah setempat

c) Mendapatkan perlindungan hukum

d) Melindungi pasien dari ancaman luar kehidupan keselamatan jiwanya.

2.2 Tujuan Keperawatan

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana
telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk
menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan. Pada peran ini perawat
diharapkan mampu.

1. Memberikan pelayaran keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat sesuai
diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang
kompleks.

2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan
klien berdasarkan kebutuhan sugnifican dari klien. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk
mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.

2.3 Konsep Agama dalam Keperawatan

1. Peran Keperawatan dalam Islam

Islam adalah salah satu agama yang diakui keberadaaannya di Indonesia. Jumlah penganut agama Islam
di Indonesia sangat banyak dibandingan penganut agama non Islam. Islam adalah agama yang benar
disisi Allah dan hamba-hambanya, sehingga Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi pedoman hidup
bagi manusia(muslim) khusus untuk umat Nabi Muhammad Saw. Didalam Al-Qur’an ada ayat yang
menerangkan bahwa salah satu tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan rohmat bagi
orang – orang mukmin. Misalnya dengan ilmu8 kesehatan, ilmu ini zaman nabi pun ada tapi belum
semaju sekarang karena adanya pengaruh globalisasi. Tokoh Islam yang terkenal di dunia kesehatan
salah satunya yaitu Ibnu Sina.

Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena dengan jiwa yang sehat akan
mempermudah sekali kita untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita diciptakan adalah untuk
beribadah kapada-Nya.

Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong
orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja,
beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang
memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab
makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.
"Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai
orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu" (QS al-
Baqarah: l68, l72).

Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga makanan yang sesuai
dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang
halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan.

Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut kita sangat
berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad SAW adalah
memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus proporsional, yakni masing-masing sepertiga
untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim)..

Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan
masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman.
Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang
kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang airnya tidak
mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau
kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain
bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.

Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan pekerjaan, dengan
selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan,
seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri
dan orang lain.

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (al-Baqarah:: l95).

Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari pekerjaan dan risiko
perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih besar disebabkan kurangnya pengamanan dan
perlindungan kerja. Lalu lintas jalan raya; darat, laut dan udara juga seringkali diwarnai kecelakaan,
sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu lintas ini tergolong besar setelah wabah
penyakit dan peperangan.

Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar,
disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari. Termasuk di sini karena faktor
alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan udara dan pengaruh global yang semakin
menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia. Karena itu Islam memberi peringatan antisipatif:
jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan itu tergolong paling
banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia merasakan sakit.

2. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen

Agama Kristen juga memiliki peranan yang sangat penting dalam keperawatan dimana agama
merupakan bagian utama yang tidak bias dipisahkan dari kehidupan seseorang. Dalam hal ini baik yang
merawat maupun yang dirawat. Agama Kristen memandang bahwa seseorang yang sakit itu sebagai
bentuk dari pertobatan. Maka dari itu dalam merawat seseorang harus memiliki iman yang kuat dalam
niatnya.
Tindakan medis dalam dunia keperawatan tidak menyertakan tuhan maka tindakan-tindakan yang
dilakukan menjadi tidak terarah dan tidak akan tercapai sesuai dengan harapan yang kita inginkan.

2. Perkembangan keperawatan dalam Agama Budha

Agama budha mengajarkan kepada semua umatnya untuk menghargai makhluk hidup tanpa terkecuali
dari sudut pandang itulah pemberian askep harus sesuai ajaran agama budha. Karena apabila tidak
terpenuhi maka klien merasa tidak puas atas pelayanan perawat.

3. Perkembangan Keperawatan dalam Agama hindu

Dalam ajaran agama hindhu terdapat upacara manusia yajna. Upacara tersebut untuk
membersihkn diri lahir batin serta memelihara secara rohaniah hidup manusia. Jika umat hindhu ada
yang sakit dilakukan tradisi melukat sebagai sarana pembersihan diri dan pikiran untuk membuang sial
biasanya juga diikuti mandi kelaut.

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Perspektif Keperawatan

Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit dan kesakitan, maka profesi keperawatan tidak bisa
dihindari. Kapan dan di mana pun, keperawatan sangat dibutuhkan, baik yang dilakukan secara
sederhana dan tradisional sampai pada yang semi modern dan supermodern. Keperawatan secara
umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan medis. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pelayanan kesehatan diartikan sebagai pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu (KBBI,
l990: 504). Pelayanan kesehatan merupakan kegiatan makrososial yang berlaku antara pranata atau
lembaga dengan suatu populasi, masyarakat atau komunitas tertentu.
Sedangkan pelayanan medis ialah suatu upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit,
semua upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar
hubungan individual antara para ahli pelayanana medis dengan individu yang membutuhkannya.

Dengan demikian, pelayanan kesehatan lebih bersifat hubungan antarlembaga atau institusi kesehatan
dengan kelompok masyarakat yang lebih bersifat massal, sedangkan pelayanan medis lebih bersifat
hubungan individual antara pemberi layanan medis, dalam hal ini dokter, paramedis dan perawat
dengan pengguna, pasien atau orang yang membutuhkan pelayanan medis, dengan lebih
menekankankan kepada ethos kerja profesional dan tidak materialistis.

Dalam tulisan ini, perbedaan istilah di atas tidak terlalu dipersoalkan, karena muaranya juga sama, yakni
mencegah penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Lumenta mengatakan, pelayanan kesehatan
dan pelayanan medis mempunyai tujuan yang sama, yakni memenuhi kebutuhan individu atau
masyarakat untuk mengatasi, menetralisasi atau menormalisasi semua masalah atau semua
penyimpangan terhadap keadaan kesehatan, atau semua masalah dan penyimpangan terhadap keadaan
medis normatif.

Karena itu pranata sosial atau politik, seperti ormas kepemudaan, keagamaan dan partai politik,
memang bisa saja memberikan pelayanan kesehatan, misalnya untuk meningkatkan pengabdian pada
masyarakat, bakti sosial dan sejenisnya, tetapi tetap harus bekerjasama dengan institusi dan pemberi
layanan medis yang profesional. Sebab tanpa melibatkan para profesional di bidang kesehatan dan
medis, pelayanan yang diberikan tidak akan berhasil, bahkan akan kontraproduktif.

3.2 Mulianya Profesi Perawat

Perintah untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah mengasingkan diri terhadap
penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll, menunjukkan bahwa baik
secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat
manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan tidak
lain adalah institusi beserta individu perawat yang mengabdi di dalamnya.

Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang ia mengabdi di bidang
pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh
dan hadits, selalu ada bab khusus yang membahas tentang penyakit dan pengobatan.

Berkaitan dengan ini pengadaan praktik kedokteran dan perawatan adalah perintah agama kepada
masyarakat, yang disebut fardlu kifayah, yang diwakili oleh beberapa institusi untuk melayani kebutuhan
kesehatan dan pengobatan masyarakat dan dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa kecuali, tanpa
melihat kepada perbedaan ras, agama dan status sosialnya. Kewajiban ini merupakan tugas negara
untuk menjamin kebutuhan bangsa akan para dokter dan perawat dalam berbagai bidang spesialisiasi.
Dalam Islam hal ini merupakan kewajiban negara terhadap warganegaranya.Kesehatan harus menjadi
tujuan, dan keperawatan kedokteran sebagai cara, pasien adalah tuan, dokter dan perawat sebagai
pelayannya.

Status istimewa harus diberikan kepada pasien selama ia menjadi pasien, tidak membedakan siapa dan
apa dia. Seorang pasien berada pada tempat perlindungan karena penyakitnya dan bukan karena
kedudukan sosialnya, kekuasaan atau hubungan pribadinya. Karena itu dokter dan perawat mengemban
tugas mulia, yang dalam sumpah jabatannya mereka sudah bersumpah dengan namaTuhan, berjanji
untuk mengingat Tuhan dalam profesinya, melindungi jiwa manusia dalam semua tahap dan semua
keadaan, melakukan semampu mungkin untuk menyelamatkannya dari kematian, penyakit, rasa sakit
dan kecemasan.

Ajaran-ajaran normatif agama tentang perawatan di atas, tidak hanya sebatas dasar teoritis, melainkan
sudah pula dipraktikkan dalam realitas kehidupan di masa lalu. Di masa-masa awal perkembangan Islam
dikenal sejumlah wanita yang mengabdikan dirinya di bidang keperawatan, di antaranya Rufaidah, ia
berjasa mendirikan rumah sakit pertama di zaman Nabi Muhammad Saw guna menampung dan
merawat orang-orang sakit, baik karena penyakit maupun terluka dalam peperangan Kalau di Eropa
dikenal nama Jean Henry Dunant, dokter Swiss yang melalui Konferensi Jenewa l864 diakui sebagai
Bapak Palang Merah Interasional, diikuti oleh Florence Nightingale sebagai Ibu Perawat Dunia pertama,
maka Rufaidah-lah yang dianggap sebagai “Nightingale” dalam Islam.

3.3 Kesiapan Mengabdi Masyarakat

Sekarang sejumlah akademi dan perguruan tinggi semakin banyak membina mahasiswanya yang
berorientasi kepada profesi keperawatan. Kondisi ini tentu patut disambut gembira, sebab tenaga
keperawatan di daerah kita, apalagi di perdesaan dan pedalaman masih sangat kurang.

Pertama, hendaklah profesi keperawatan yang disandang dijadikan sebagai profesi yang sebenarnya.

Kedua, dalam menjalankan tugas keperawatan hendaknya dibarengi dengan kecermatan, kehati-hatian
dan kewaspadaan guna meminimalisasi risiko negatif yang mungkin timbul. Seringnya mencuat kasus
malapraktik akhir-akhir ini haruslah dijadikan pelajaran bagi segenap insan keperawatan, dokter dan
paramedis, untuk lebih hati-hati dan cermat dalam melakukan pekerjaan. Agama menggariskan
beberapa sikap waspada yang perlu direnungi bagi para perawat. Sayyid Sabiq mengatakan, dalam
memberikan perawatan medis, hendaknya paramedis menjalankan tugas sesuai bidang keahliannya.

Ketiga, para perawat hendaknya lebih proaktif ketika mengabdikan dirinya kepada masyarakat, tidak
pasif menunggu orang sakit datang ke rumah sakit saja. Kita semua mengetahui bahwa UNDP setiap
tahun mengukur peringkat kualitas hidup manusia, human development index (HDI), di mana HDI rakyat
Indonedia selalu yang terendah dibanding bangsa-bangsa di dunia dan di Asia Tenggara. Rendahnya
derajat kesehatan merupakan salah satu indikator kriteria yang digunakan UNDP. Dipastikan masyarakat
yang kualitas kesehatannya rendah tersebut berada pada level ekonomi menengah ke bawah. Mereka
ini baru berobat atau terpaksa datang ke rumah sakit sesudah penyakitnya parah. Oleh karenanya, para
perawat hendaknya proaktif turun ke lapangan, sehingga potensi penyakit di masyarakat dapat
dihindari. Bukankah dalam pengobatan berlaku prinsip, lebih baik mencegah daripada mengobati.

3.4 Kaidah dan Etika 5 Agama di Indonesia yang Berhubungan dengan Kesehatan

a. Islam

Keinginan tersebut semakin menguat setelah penulis membaca buah pikir seorang intelektual
terkemuka dan kontroversial asal Mesir, Hassan Hanafi yang menjelaskan, bahwa peradaban Barat yang
kini berdiri kokoh memiliki dua sumber kesadaran yang disembunyikannya dan tak terekspos. Salah satu
penyebab disembunyikannya sumber-sumber tak terekspos adalah rasialisme yang terpendam dalam
kesadaran Barat. Rasialisme inilah yang menjadikan Barat enggan mengakui eksistensi orang lain. Barat
diklaim sebagai pusat dan menempati puncak kekuatan serta menjadi pioner di dunia. Sikap rasial ini
terlihat jelas dalam ideologi yang diusung oleh Barat beberapa dasawarsa yang lalu seperti nasionalisme,
nazisme, fasisme, dan zionisme. Namun demikian, terungkaplah bahwa sumber-sumber kesadaran Barat
berasal dari Cina (Nedham), India (Nakamura), Islam (Garaudy), dan Timur Lama (Toynbee) (Hassan
Hanafi, 2000).

Selama seribu tahun, peradaban Islam telah membentang dari Andalusia, Spanyol hingga ke Selatan
Cina. Dari abad ke-7 dan seterusnya, para sarjana telah membangun ilmu pengetahuan dari tradisi-
tradisi umat manusia sebelumnya. Pergulatan mereka dengan pengetahuan kuno orang Mesir, Yunani
dan Roma, pada gilirannya membuat terobosan besar yang membuka jalan bagi gerakan Renaissance di
Barat pada abad selanjutnya

Selain pasien mendapatkan obat-obatan secara gratis dan diperlakukan dengan baik. Di rumah sakit
Ahmad ibn Thulun ini didirikan pula sebuah perpustakaan medis besar yang lengkap, sarana kebersihan
seperti kamar mandi dibuat secara terpisah antara laki-laki dan wanita. Begitu pula dengan pasien yang
mengalami gangguan mental (gila) ditempatkan dalam ruang yang terpisah dari pasien lainnya, dimana
hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu para sarjana muslim telah menaruh perhatian yang cukup
besar pada perkembangan ilmu jiwa.

Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh
keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi
litelature barat.

Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara,
Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal
sebagai perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al Ansariyat dan
Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi
perawat saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al
Aslamiyyat, Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al
Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.

Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi
menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan
hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya,
tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat," katanya.
Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya
semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa.

Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim
menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan
ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip
ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang
kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level
pemerintah.

Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah
keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut
pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan
keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam
tercermin dalam budaya mereka.

Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat
berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit,
perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan
menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.

b. Kristen Protestan dan Katolik

Kaidah dan etika agama yang berhubungan dengan kesehatan pada prinsipnya memiliki persamaan
walaupun agama yang dijadikan kepercayaan tersebut memiliki perbedaan.Pada hakikatnya setiap
agama akan mendapatkan asuhan keperawatan dan pelayanan yang sama.

Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat
melakukan aktivitasnya dengan optimal. Karena menyadari akan pentingnya kesehatan, sejak dulu
gereja telah secara aktif mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Dari situ kemudian muncullah keinginan untuk membentuk suatu forum yang dapat menyatukan
langkah bersama. Setelah melalui tiga pertemuan pimpinan lembaga pelayanan kesehatan Kristen, pada
tahun 1983, terbentuklah Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI) di
Balige, Sumatera Utara. Untuk saat ini, Sekretariat PELKESI berada di RS PGI Cikini, Jakarta.

PELKESI memiliki visi mewujudkan pelayanan kesehatan di Indonesia yang mendatangkan damai
sejahtera Allah bagi semua orang. Sedangkan misinya, melaksanakan pelayanan kesehatan yang utuh
dan menyeluruh (holistik). Pelayananan secara holistik meliputi fisik, sosial, ekonomi dan spiritual.

c. Hindu

Menurut Prof. Dr. IGN Nala, pakar pengobatan tradisional, dalam tulisannya pernah menyampaikan
bahwa kitab-kitab umat Hindu memuat berbagai macam jenis penyakit dan teknik pengobatan.
Dicontohkan penyakit kencing Manis (diabetes mellitius). Penyakit ini, menurut Nala, sudah ditemukan
sekitar 3.000 tahun yang lalu. Ini dibuktikan dengan disebutkannya penyakit ini dalam kitab Ayur Veda.
Kitab Ini merupakan bagian dari kelompok kitab Upa Veda.

Sementara kitab Upa Veda ini sendiri termasuk dalam kitab suci umat Hindu, yakni kitab Veda Smerti.
Kitab Ayur Veda, kata Nala, sering dikelirukan dengan kitab suci Yajur Veda, salah satu dari kitab suci
Catur Veda Sruti. Padahal, lanjut Nala, isi dari kitab Ayur Veda hampir tidak ada hubungannya dengan
kitab Yajur Veda yang mengupas masalah yadnya atau upacara serta upakara keagamaan.

Sementara itu, menurut Gede Suwindia, dosen STAHN Denpasar, dalam agama Hindu dikenal adanya
konsep keseimbangan. Karena itulah, dalam Upanisad disebutkan bahwa keberadaan berbagai tanaman
yang ada di dunia ini memiliki guna dan fungsi yang sangat vital bagi manusia. Ada banyak tanaman di
muka bumi ini yang memiliki kegunaan bagi manusia, terutama dalam penyembuhan penyakit. ''Di sini
diwajibkan bagi manusia untuk menghargai alam terutama tumbuh-tumbuhan,'' kata Suwindia.

d. Budha
Buddha Dhamma berperan besar dalam memecahkan kesulitan para ahli tentang kesehatan mental,
Buddha menunjukkan bahwa setiap orang secara terus-menerus mendengarkan suatu suara dalam
dirinya dan menafsirkan apa yang sedang dirasakannya.

Keseluruhan terapi Buddhis menjadi suatu pedoman yang disebut dengan jalan utama beruas delapan,
yang merupakan terapi penolong dan terapi yang sebenarnya, terapi ini mencakup prilaku setiap hari
dari disiplin mental serta pengenalan terhadap teori filsafat Buddha Dharma, terapi yang sebenarnya
adalah adalah Meditasi (Dhyana) dalam terapi Buddhis dalam melenyapkan kekacuaan mental memiliki
beberapa kesamaan seperti test wawancara dan diskusi, meditasi mirip dengan teknik terapi perilaku
karena bagaimanapun terdapat beberapa aspek meditasi yang merupakan keunggulan dalam terapi
Buddhis, hal yang penting dalam meditasi adalah perhatian, sempurna dalam perilaku, suci dalam cara
hidup, sempurna dalam sila, terjaga pintu indriya, memiliki perhatian murni dan pengertian yang jelas.
Terapi Buddhis mengatakan bahwa penyebab tubuh ini menjadi sakit dan sehat adalah karena adanya
melalui perasaan jasmani (rasa sakit) dan keadaan pikiran (emosi-emosi) yang mempengaruhinya.

Dengan begitu apabila tubuh ini ingin tetap sehat hendaknya menyadari segala bentuk-bentuk pikiran
emosi-emosi yang timbul dalam diri. Yang dimaksud dengan bentuk pikiran yang menyebabkan
penderitaan karena mempunyai beberapa hal yaitu : (1). Keserakahan, (2). Harga diri yang terluka, (3). Iri
hati, (4). Kebencian, (5). Kekuatiran (Ruth Walshe, alih bahasa Upi. Ksantidewi).

Tri Ratna adalah obyek penghormatan tertinggi dalam agama Buddha yang merujuk pada Buddha
(sebagai pendiri agama Buddha), Dhamma (ajaran-ajaran Buddha), dan Sangha (siswa Buddha yang telah
memahami dan mendapatkan manfaat dari ajaran Buddha).

e. Kong Hu Cu

Secara teori ajaran agama untuk kesehatan bersumber pada : Inti Taoisme “pencapaian hidup
abadi/bersatu dengan alam semesta”. Inti Konfusianisme/Konghucu : moralisme, menjaga hubungan
antar manusia serta manusia dengan langit.

Kalau ditanya mengapa ada patung Buddha di sana selain yang disebutkan oleh saudara Jingkhe
mungkin disebabkan karena inti dari konfusianisme itu sendiri yaitu menjaga hubungan antar sesama
(dengan agama lain) dan dengan langit (Buddha).

Pada abad ke-10 sampai ke-12 masayarakat China sendiri berpendapat 3 ajaran adalah satu adanya
maka sering terdapat Buddha, Lao zi, dan Konghucu dalam 1 gambar. Dan klenteng dianggap sebagai
tempat ibadah umat Tridharma tersebut. Agama Khonghucu di Indonesia: Mengangkat Konfusius
sebagai salah satu nabi .
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Peran agama dalam keperawatan sangat berpengaruh, disini agama dijadikan pedoman yang digunakan
perawat dalam melakukan suatu tindakan terhadap klien oleh karena itu pemahamaan tentamg
peranan agama sangat penting dan pendasar dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai
spiritual pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati. Dengan demikian setiap perawat harus
menunjukkan sikap etis professional yang baik dalam setiap penampilan dan tindakannya, termasuk
dalam mengambil keputusan ketika merespon sebuah situasi yang sulit.

4.2 Saran

Perawat diharapkan memahami betapa pentingnya peran agama dalam keperawatan, karena perawat
dituntut untuk bisa melayani kebutuhan klien sesuai dengan ajaran ajaran agama.

Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang membaca makalah ini dapat memahami
pengertian dan memahami model dan konsep dari Peranan Agama Dalam Keperawatan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menciptakan pemilihihan kepemimpinan yang baik,dan
semoga makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan pemikiran para pembaca,dengan
makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik.

Demikianlah penjelasan tentang Peranan Agama Dalam Keperawatan, bila kiranya ada salah dalam
penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga makalah ini dapat bermanfaat bgi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai