Anda di halaman 1dari 9

PUASA SEBAGAI TERAPI SELF CONTROL

dan PEMBENTUKAN respon tingkah laku


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Konseling Dan Psikoterapi Islam
Dosen Pengampu :
Nur Aziz Afandi, M.Si

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.

Frisa Nur Maulasari


Nur Azizatul Husna
Siddiq Nur Hamzah
Umi Kulsum

9334 019 10
9334 014 10
9334 015 10
9334 021 10

JURUSAN USHULUDDIN PRODI PSIKOLOGI ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2013
BAB I

Pendahuluan

Puasa berarti menahan diri daripada lapar, dahaga serta


semua perkara yang boleh membatalkannya

mulai terbit fajar

hingga terbenam matahari dengan disertai niat dan syaratsyarat tertentu. Puasa merupakan salah satu rukun islam yang
berarti kita yang beragama islam wajib menjalankan ibadah
puasa ini. Puasa juga bisa melagengkan hubungan sosial diantara sesama umat
manusia. Dengan berpuasa umat islam diajarkan untuk sabar, iklas, jujur, tawakal,
dan tidak harus dengki kepada orang lain.
Muslim yang berpuasa dengan penuh keimanan dan
keikhlasan kepada Allah, akan dapat membentuk jiwa yang
bersih

di

samping

berupaya

mengawal

nafsu

daripada

melakukan perkara-perkara yang keji dan mungkar selain


itu,perlu diketahui bahwa puasa merupakan obat

yang efektif

untuk macam-macam penyakit, baik penyakit jasmani maupun


rohani. Dari sudut yang lain, kebanyakan penyakit dikaitkan
dengan makanan seperti jenis dan kadarnya. Puasa membuat fikiran
dan jiwa seseorang menjadi tenang. Orang yang berpuasa tidak akan mudah stres,
mejadikan seseorang berfikir jernih, bertindak positif.
Setiap manusia pada dasarnya memerlukan puasa. Dan
sesungguhnya puasa itu adalah karunia Tuhan untuk kebaikan
manusia karena yang memperoleh manfaat dari puasa adalah
manusia itu sendiri. Sayangnya, banyak orang yang masih belum
bisa menghayati hakikat puasa. Mereka hanya menukar waktu
makan atau memutar balikkan pengertian. Melihat begitu
pentingnya

seseorang

untuk

mengetahui

hakikat

puasa

sebenarnya maka hendaknya kita berpuasa dengan penuh

keimanan dan keikhlasan kepada Allah agar kita bisa benarbenar bisa merasakan hikmah dari puasa.

BAB II
Pembahasan

A. Tinjauan Umum Tentang Puasa


a) Pengertian Puasa
Istilah puasa dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari kata shaum atau
shiyaam dalam bahasa Arab. kata shiyaam Disebut oleh Al-Qur`an beberapa kali,
salah satunya dalam Surat Al-Baqarah (2): 183:

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa (shiyaam),
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.
Sedangkan secara terminologi (syara), puasa adalah
menahan diri dari segala yang membatalkan sejak fajar sampai
terbenam matahari dengan niat tertentu dan syarat- syarat
tertentu

pula.

Puasa

ternyata

tidak

hanya

terletak

pada

menahan makan, minum, dan berhubungan seksual, tetapi juga


menahan diri dari berkata kotor, serta mengekang diri untuk
tidak mengikuti hawa nafsu lainnya sebagai pangkal penyebab

terjadinya keonaran dan kerusakan hubungan antar manusia


yang mendorongnya menderita kesusahan dan kemelaratan
hidup di dunia maupun di akhirat.1

b) Syarat Dan Rukun Puasa


Syarat wajib puasa meliputi:

Berakal. Orang yang gila tidak wajib berpuasa


Baligh (umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak

wajib puasa.
Kuat. Orang yang tidak kuat puasa tidak diwajibkan puasa. misal, orang
yang sudah tua atau sakit.

Syarat sah puasa meliputi:


1.
2.
3.
4.

Islam sepanjang hari


Mumayiz
Suci dari darah haid dan nifas
Puasa pada waktunya (dalam waktu yang diperbolehkan puasa

Rukun-rukun puasa ada 2 (dua), yaitu

Niat di malam hari sebelum terbit fajar. Niat secara sederhana artinya
menyengaja untuk melakukan sesuatu. Niat merupakan rukun setiap
ibadah Sah atau tidaknya ibadah tergantung pada niat. Rasulullah Saw
dalam sebuah
hadits juga menegaskan tentang pentingnya niat sebelum melakukan
ibadah.,


1 Amirullah Syarbini, 9 Ibadah Super Ajaib (Jakarta: As@-prima
Pustaka,2012), 159-160.

Sesungguhnya setiap amal itu tergantung kepada niatnya dan setiap


orang akan memperoleh balasan sesuai dengan apa yang telah di
niatkannya. (HR. Bukhari)

Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa. Menahan makan
dan diri dari makan, minum dan segala hal yang membatalkan puasa sejak
terbit fajar sampai tebenam matahari. Hal tersebut sesuai dengan firman
Allah pada Surat Al-Baqarah (2) ayat 187





Artinya: Dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang
putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah
puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu
campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf didalam masjid.

c) Hal- hal yang membatalkan puasa


1. Makan dan minum dengan sengaja
2. Muntah dengan sengaja
3. Bersetubuh di siang hari
4. Keluar darah haid atau nifas
5. Gila
6. Murtad (keluar) dari Islam2
d) Macam-macam puasa
(1); Puasa Fardhu adalah puasa yang hukumnya wajib, yakni apabila dikerjakan
mendapat pahala, sebaliknya jika ditinggalkan mendapat dosa. Yang termasuk
puasa fardhu yaitu (a) puasa Ramadhan, (b) Puasa Qadla, (c) puasa Kafarat, (d)
puasa Nadzar. (2) Puasa Sunah (tathawwu`) adalah puasa yang apabila dikerjakan
2 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Agensindo,2011), 227233.

maka ia akan mendapatkan pahala, sedangkan jika ditinggalkan ia tidak


mendapatkan dosa. (3) Puasa Haram adalah puasa yang dilakukan pada waktuwaktu yang diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa, antara lain puasa pada
hari `Idul Fitri dan `Idul Adha, atau puasa pada hari-hari Tasyriq. (4) Puasa
Makruh adalah puasa yang lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan.3
e) Hikmah puasa
a. Puasa dapat membuat fisik dari psikis lebih baik (to feel better phsysically
and mentally)
b. Puasa menjadikan penglihatan terasa lebih muda atau lebih jelas (to look and
feel younger)
c. Puasa membersihkan badan dari berbagai penyakit (to clean out the body)
d. Puasa dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar lemak (to lower
e.
f.
g.
h.
i.
j.

blood pressure and cholesterol levels)


Puasa dapat mampu mengendalikan nafsu (to get more our of sex)
Puasa membuat badan sehat dengan sendirinya (to let the body health it self)
Puasa dapat mengendurkan ketegangan jiwa (to relieve tension)
Puasa dapat menajamkan fungsi indrawi (to sharp the senses)
Puasa dapat mengendalikan kemauan diri sendiri (to gain control of one self)
Puasa dapat memperlambat proses penuaan (to slow the asing process). 4

B. Puasa Membentuk Respon Tingkah laku


Tubuh kita adalah ibarat moster yang rakus, mau enaknya saja. Bisa dibayangkan
jika, seluruh keinginan kita harus dipenuhi, hasilnya adalah kehancuran, merugikan diri
sendiri maupun orang lain. Dengan berpuasa, kita akan membiasakan jiwa kita,
bagaimana sebuah tingkah laku akan kita munculkan pada situasinya yang tepat. Ini
adalah sebuah latihan bagaimana respon tingkah laku kita terhadap stimulus-stimulus
yang datang diseleksi dan memberikan respon yang tepat sesuai dengan tempat dan
waktu yang tepat pula. Jika seseorang sedang marah kepada anda, anda tidak langsung

3 Syarbini, 9 Ibadah., 160-162.


4 Ibid., 185.

juga marah kepadanya, tetapi menahan dulu dan berpikir mengapa dia marah. Proses
berpikir ini adalah proses dalam pembentukan respon tingkah laku yang tepat.
Biasanya, tingkah laku abnormal muncul karena kurangnya kita memproses
stimulus yang datang atau kata lainnya kurang pertimbangan. Respon yang kita
munculkan adalah respon tingkah laku refleks. Padahal, kita tahu bahwa tingkahlaku
refleks, tidak bisa dijelaskan system kerjanya secara rasional. Bisa jadi tingkah laku yang
dimunculkan adalah tingkah laku primiitif (kehewanan). Jika ada yang memukul anda,
jangan langsung balas memukul, boleh jadi orang orang memukul anda adalah pertanda
sayang, tetapi jika refleks anda jalan (langsung memukul) respon yang anda berikan
sudah jelas salah, karena anda memukul dengan rasa benci. Tingkah laku yang sehat
adalah tingkah laku yang yang sesuai antara stimulus dan respon.
Dengan berpuasa, kita akan melatih diri kita, bagaimana sebuah stimulus dari
lingkungan, diproses terlebih dahulu kemudian memunculkan respon tingkah laku.
Menahan sebuah stimulus adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu dan
kesabaran. Karena boleh jadi stimulus itu menyakitkan atau terlalu menggoda.5
GAMBAR
Kategori puasa terdiri dari:
Puasa secara fisik, diantaranya menahan diri dari makan, minum, seks, dan segala
yang di haramkan. Secara fisik, puasa membantu dalam pengentasan peptik dan
gangguan metabolisme dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, yang pada
gilirannya meningkatkan kesejahteraan mental (Athar, 1993, hal. 118).
Puasa secara psikis, yaitu dengan menahan hawa nafsu dri segala perbuatan maksiat,
dan dari maksud puasa disini adalah menahan dari segala yang merusak kefitrahan
manusia.

5 http://www.psychologymania.com/2011/07/puasa-terapi-kesehatanjiwa.html

C. PUASA DAN SELF CONTROL (PENGENDALIAN DIRI)


Puasa itu bukanlah sekedar menahan diri dari makan dan minum. Akan tetapi
sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan yang sia-sia serta
menjauhi perbuatan-perbuatan yang kotor dan keji. (Hadist Riwayat Buhari).
Ketidakmapuan mengendalikan diri adalah merupakan malapetaka individual
sekaligus petaka sosial. Ketidakmampuan mengendalikan diri akan sangat buruk efeknya
bagi diri sendiri maupun bagi kehidupan sosial di sekitarnya. Orang yang tidak mampu
mengendalikan diri untuk makan dan minum akan mengalami kegemukan (obesitas) juga
akan mengalami berbagai komplikasi penyakit yang ditimbulkan oleh akibat kegemukan
itu. Banyak penyakit-penyakit yang diakibatkan bukan karena kekurangan makan,
melainkan karena penyakit metobolisme sebagai akibat kelebihan makan, apalagi kalau
makanan itu tidak baik dan tidak halal. Demikan pula dalam perilaku seksual, banyak
berbagai perilaku seksual menyimpang yang disebabkan karena ketidakmampuan orang
untuk mengendalikan hasrat seksualnya. Kasus perselingkuhan, promiskuitas, pelacuran,
perkosaan, pencabulan dan berbagai akibat yang ditimbulkannya, seperti krisis rumah
tangga, penyebaran penyakit kelamin sampai kepada tindak pidana adalah bukti dan
contoh konkritnya.6
Pada tataran sosial yang lain, kita sering menyaksikan orang melakukan tindakan
korupsi, suap karena ketidakbisaan seseorang untuk mengendalikan diri guna mencapai
kedudukan ataupun jabatan tertentu. Orang melakukan korupsi , suap dan sebagainya tadi
dilakukan karena dorongan ambisi pribadi atau keluarga dengan mengabikan aspek-aspek
kepatutan umum, norma, hukum dan nilai-nilai sosial . Maka perintah menjalankan
ibadah puasa tiada lain merupakan latihan pengendalian diri agar manusia memiliki jiwa
yang sehat serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT agar
6 http://www.untukku.com/artikel-untukku/puasa-sebagai-terapiuntukku.html

terhindar dari perbuatan yang sia-sia, melanggar etika moral, hukum maupun normanorma kehidupan sosial yang baik.7
BAB III
KESIMPULAN

Inti perintah untuk menjalankan ibadah puasa bagi umat islam adalah
pengendalian diri atau self kontrol. Mengapa aspek pengendalian ini penting, karena
pengendalian diri merupakan salah satu komponen utama bagi upaya perwujutan
kehidupan jiwa yang sehat. Dalam perspektif ilmu psikologi dan kesehatan mental,
kemampuan mengendalikan diri adalah merupakan indikasi utama sehat tidaknya
kehidupan rohaniah seseorang. Orang yang sehat secara kejiwaan akan memiliki tingkat
kemampuan pengendalian diri yang baik, sehingga terhindar dari berbagai gangguan jiwa
ringan apalagi yang berat. Manakala pengendalian diri seseorang terganggu, maka akan
timbul berbagai reaksi-reaksi pathologis dalam kehidupan alam pikir (cognition), alam
perasaan (affection) dan perilaku (psikomotorik). Bila hal ini terjadi maka akan terjadi
hubungan yang tidak harmonis antara diri individu dengan dirinya sendiri (conflik
internal) dan juga dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Dengan demikian maka
orang yang jiwanya tidak sehat keberadaannya akan sangat mengganggu dirinya sendiri,
juga menggangu lingkungan sekitarnya.
Puasa dapat mengubah tingkah laku. Puasa melatih kita bagaimana menerima
stimulus, memproses dan memberikan reaksi berupa tingkah laku. Puasa adalah terapi
bagi siapa saja. Jika anda jahat selama ini, puasa akan memperbaiki tingkah laku anda
dengan menahan stimulus yang datang, memproses, dan kemudian memberikan respon,
hasilnya adalah tingkah laku normal. Jika anda adalah orang alim, puasa sebagai
regulasi, untuk memperkuat insting hidup tetap mendomasi tingkah laku.

7 http://bundadontworry.wordpress.com/2012/07/22/puasa-sebagai-terapi/

Anda mungkin juga menyukai