Anda di halaman 1dari 12

THE MIRACLE OF PUASA DAN

IMPLIKASI PUASA DALAM


PERSPEKTIF AGAMA, SOSIAL,
EKONOMI, KESEHATAN, DAN
PSIKOLOGIS
ANISA NOPIYANTI 1206000019
Dosen Pengampu: Dra. N. Kardinah, M.Pd
Pembahasan

● Pengertian Puasa
● Dasar Hukum Puasa
● Jenis-jenis Puasa
● Keutamaan Puasa
● Hikmah Puasa
● Implikasi Puasa dalam
Perspektif Agama, Sosial,
Ekonomi, Kesehatan, dan
Psikologis
Pengertian Puasa

Secara etimologi, puasa adalah menahan (‫إلمساك‬,,‫)ا‬. Secara terminologi, Puasa adalah menahan diri
dari makan dan minum, dan hasrat seksual mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa
dalam bahasa arab berasal dari kata shaum yang berarti tengah-tengah dan sedang-sedang (Ash-
Shawi, 2006). Menurut Anis dalam kitabnya yang berjudul Al-Mu’jam Al-Wasith (dalam Ash-
Shawi, 2006), Puasa berasal dari kata shama, shauman, shiyaman yang artinya menahan. Puasa
secara syari’at Islam berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan mulai dari terbit
fajar hingga terbenamnya matahari, disertai dengan niat menjalankan ibadah puasa (Ayyub,
2008). Individu yang berhak menjalankan puasa adalah individu yang beragama Islam atau
muslim, berakal, dan suci dari haid dan nifas.
DASAR HUKUM PUASA

Allah Swt. memerintahkan hambanya untuk beribadah kepada-Nya. Pada bulan Ramadhan Allah
Swt. mewajibkan pada umat-Nya yang beriman untuk menjalankan ibadah puasa. Sebagaimana
dalam firman Allah SWT. surat al-Baqarah ayat 183: Yang artinya: “Hai orang-orang yang
beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu, agar kamu bertaqwa”. (Q.S. al-Baqarah: 183)
JENIS-JENIS PUASA
Dilihat dari waktu pelaksanaannya puasa dibagi menjadi dua, yaitu puasa yang dilaksanakan
pada bulan Ramadhan dan puasa yang dilaksanakan diluar bulan Ramadhan, seperti puasa qadla
dan puasa enam hari pada bulan Syawal. Sedangkan dilihat dari segi pelaksanaannya, hukum
puasa dibedakan atas: Puasa yang hukumnya wajib, puasa sunnah, puasa makruh, dan puasa
haram.
KEUTAMAAN PUASA

● Puasa adalah jalan meraih ● Bau mulut orang yang berpuasa lebih
ketakwaan harum di sisi Allah dari aroma kasturi
● Puasa adalah sebab dosa-dosa ● Masuk surga dari pintu khusus yang
diampuni bernama Ar-royan
● Pahala puasa melimpah ruah, apabila ● Berpuasa dan membaca Alquran
dilakukan sesuai dengan adab- adalah dua amalan yang akan menjadi
adabnya syafaat di hari kiamat
● Puasa adalah perisai dari api neraka ● Doa orang berpuasa tidak akan
● Puasa adalah perisai dari perbuatan ditolak
haram
HIKMAH PUASA
a. Tazkiyat al-Nafsi (membersihkan jiwa), yaitu dengan jalan mematuhi perintah-perintahnya,
menjauhi segala larangan-larangan-Nya, dan melatih diri untuk menyempurnakan peribadatan
kepada Allah Swt.
b. Puasa disamping menyehatkan badan sebagaimana yang telah diteliti oleh dokter spesialis, juga
menenangkan aspek kejiwaan dalam diri manusia.
c. Puasa mendidik iradah (kemauan), mengendalikan hawa nafsu, membiasakan bersifat sabar, dan
dapat membangkitkan semangat.
d. Puasa dapat menurunkan daya seksual.
e. Dapat menumbuhkan semangat bersyukur terhadap nikmat Allah.

f. Puasa mengingatkan orang-orang yang kaya akan penderitaan dan kelaparan yang dialami oleh
orang-orang miskin.
g. Dapat menghantarkan manusia menjadi insan bertakwa
IMPLIKASI PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA

Puasa dalam Islam artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala
perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam
matahari. Alquran menyatakan bahwa tujuan puasa yang hendak diperjuangkan
adalah untuk mencapai ketakwaan. Berpuasa dapat mencegah manusia dari
perbuatan dosa yang dilakukan oleh anggota tubuh. Ibadah puasa, bukan hanya
sekadar menahan lapar dan haus, tetapi lebih dari itu. Puasa merupakan anugerah
besar dari Allah swt untuk menjadikan diri menuju karakter muslim sejati.
IMPLIKASI PUASA DALAM PERSPEKTIF SOSIAL

Puasa dapat menumbuhkan rasa solidaritas dikalangan umat Islam.


Umat Islam berpuasa dan berbuka pada satu waktu. Puasa dapat
menumbuhkan rasa kasih sayang, ukhuwah dan perasaan keterikatan
dalam tolong menolong sesama umat Islam. Puasa menumbuhkan sikap
saling tolong menolong, kebersamaan, bersedekah, berinfaq, empati,
dan persaudaraan antar sesama manusia. Perasaan lapar, haus, dan
makan di waktu yang sama mampu membuat manusia memiliki rasa
empati tanpa membedakan latar belakang, seperti budaya, jabatan, atau
profesi.
IMPLIKASI PUASA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Dari segi ekonomi, intensitas kegiatan sosial antar masyarakat di bulan Ramadan
cenderung mengalami peningkatan. Meski intensitas aktivitas perekonomian di siang
hari berkurang namun dengan adanya tren buka bersama atau yang dikenal dengan
istilah bukber, transaksi bergeser di waktu menjelang magrib hingga waktu berbuka
puasa tiba. Transaksi ini tidak hanya melibatkan perorangan namun juga kelompok
kecil atau besar.

Dalam konteks ekonomi, momen Ramadhan merupakan pemicu positif dalam


mendorong aktivitas ekonomi dan mendorong pertambahan konsumsi masyarakat
seperti makanan, sandang, dan jasa. Secara ekonomi bulan puasa memberi dampak
besar bagi masyarakat. Kajian Nielsen Global Survey menunjukan momen bulan puasa
mampu mndongkrak permintaan barang konsumsi hingga 9,2 persen.
IMPLIKASI PUASA DALAM PERSPEKTIF KESEHATAN

Menurut Putsanra (2017), ditinjau dari sisi kesehatan fisik puasa memiliki beberapa
manfaat di antaranya, yakni membakar lemak dalam tubuh, meningkatkan hormon
pertumbuhan manusia, meningkatkan fungsi otak, mengurangi tekanan darah, mengatur
trigliserida, mengatasi resistensi insulin, mengurangi risiko penuaan dan penyakit
berbahaya. Selain hal tersebut, Noya (2018) dilansir dari laman alodokter.com
menyebutkan, puasa dapat membantu memperbaiki kondisi medis individu. Pola makan
yang sehat bisa membantu memperbaiki kondisi radang sendi, radang usus besar, dan
penyakit kulit seperti psoriasis, dan eksim. Selain itu, puasa bisa menyehatkan jantung,
mengurangi risiko kanker, serta sebagai sarana untuk menjaga berat badan (Noya, 2018).
Dilansir dari Kompas.com, puasa dapat menyeimbangkan anabolisme dan katabolisme,
puasa tidak mengakibatkan pengasaman dalam darah, tidak berpengaruh pada sel darah
manusia, meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan
osmosis urin, serta bermanfaat dalam pembentukan sperma.
IMPLIKASI PUASA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGIS

Tak hanya dari sisi kesehatan, puasa pun memiliki manfaat pada sisi
psikologis. Menurut Rani (2015), puasa dapat mengubah pikiran menjadi
tenang, damai, dan bahagia, mengurangi rasa takut dan agresif, puasa
dapat mengurangi kecemasan dan depresi. Rahman (2018), menyebutkan
manfaat puasa dari sisi psikologis, yakni puasa menumbuhkan rasa empati
dan simpati, puasa mematangkan kecerdasan emosional, memberikan
mood positif bagi yang menjalankan.
Penelitian yang lain yang berkaitan dengan puasa, Julianto dan Muhopilah
(2015), menemukan puasa memiliki hubungan positif terhadap regulasi
kemarahan. Semakin individu menjalankan puasa maka semakin tinggi pula
tingkat regulasi kemarahannya, begitu pula sebaliknya semakin jarang
individu berpuasa, maka regulasi kemarahannya akan semakin rendah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai