1. Maya Raisya Alwa: Apakah tingkat keber-agamaan seseorang memiliki pengaruh
terhadap kesehatan jiwa? Jika ada, berikan contoh = Agama memiliki pengaruh terhadap kesehatan jiwa manusia. Menurut Rosyad (2016) menyebutkan bahwa manusia yang menderita gangguan fisik bisa disebabkan gangguan mental (somapsikotis) , dan gangguan mental menyebabkan gangguan fisik (psikosomatis). Karena beberapa gangguan, bisa diatasi dengan cara keagamaan. Salah satu tokoh psikologi yang terkenal yaitu Justav Jung yang mempercayai pengobatan secara keagamaan. Karena agama memberikan pengeertian makna hidup seperti materi psikospiritual, yang mana memberikan keringanan pikiran bagi orang- orang dengan gangguan mental. Berati, diilihat dari tingkat keberagaman, maka semakin tinggi tingkat keimanan atau makna keagamaan bagi seseorang, semakin tinggi resiko untuk tidak terkena gangguan mental.Semakin seseorang itu bisa mengontrol dan meminimalisir masalah yang datang dari dunia, karena dasarnya nya seseorang punya tuhan untuk tempat untuk penyelesaian segala permasalahan. Namun, dalam hal ini, keimanan seseorang harus bersifat baik dan tidak terpaksa. Kita sendiri mengetahui bahwa ibadah dalam islam itu banyak, dan tidak semua orang mau untk melakukannya, karena seseorang terpaknya, menyebabkan rasa kegelisahan dan emosi buruk muncul. Contohnya perbedaan antara anak usia 2 tahun, salah satu anak adalah anak dengan didikan agama (A), dan satu nya tidak (B). Ketika mereka mengahadapi permasalahan, dan bertengkar, A selalu mengalah, dan banyak meminta maaf karena tahu perbuatan tersebut salah dan laknat dalam agama, sehingga hal tersebut tidak membawa emosi buruk didalam dirinya. Sebaliknya B, dia lebih mementingkan ego, sehingga banyak emosi-emosi negatif muncul . 2. Putri Afifah Ria Sari: Bagaimana peran keyakinan agama dalam membantu individu mengatasi frustasi dan menjaga kesehatan jiwa mereka? = Setiap orang memiliki masalah nya tersendiri, ketika hal tersebut terjadi berkepanjangan dan tidak ditemukan solusi dapat menyebabkan kesehatan jiwa seseorang terganggu, dan bisa menimbulkan frustasi. Ketika kita mengalami gangguan seperti ini, maka kemungkinan kita juga akan ikut terkena dampak secara fisik nya pula seperti gangguan tidur,gizi menurun, dll. Dalam Saefullah (2008:167) menyebutkan bahwa 7 peran agama dalam mengatasi frustasi, diantaranya - Agama menanamkan rasa untuk senantiasa pasrah Tawakal, meskipun begitu tetap kita harus berusaha. Karena kita sebagai umat yang beragama, pasti mempercayai masalah akan selseai, dan tuhan akan membantu urusan umatnya. - Tujuan gaama adalah membawa umatnya pada kebahagiaan Tidak ada agama yang memiliki tujuaqn untuk menyengsarakan umatnya, semua untuk kemuliaan umatnya. - Agama senantiasa senada dengan ilmu pengetahuan Pendidikan agama bisa menjadi pegangan dan pemanfaatan bagi kehidupan manusia dengan interaksinya pada dan kepada apapun. - Agama memadukan kepentingan manusia secara utuh (Ruh, Hati, Tubuh) - Agama menjunjung tinggi akal manusia - Agama mengakui perasaan manusiawi dan mengarahkannya aqiqah islam fleksibel dan mampu menjawab segala problem kehidupan. 3. Fiona Dwi Syafina: Apa kaitan surat An-nahl ayat 97 pada kesehatan jiwa manusia secara sederhana. = Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An Nahl: 97) Menurut Ibnu kasir, kata ‘hayatan tayyibatan’ atau kehidupan yang baik, yang tercantum di surat tersebut. Kata kehidupan yang baik memiliki berberapapendapat. Ada lima pendapat terkait dengan kehidupan yang baik. Di antara pendapat-pendapat itu, yang paling sahih adalah kehidupan yang baik mencakup setiap aspek kebahagiaan di dunia seperti kesehatan, rezeki yang halal lagi baik, ketenangan jiwa, ketenteraman hati dan pikiran, serta taufik kepada amal-amal ketaatan, karena semua itu membawa kepada keridaan Allah Swt. Artinya ketenangan jiwa, ketenteraman hati termasuk kedalam dalah satu ciri kehidupan yang baik. Yang mana tercantum dalam ayat tersebut karena jauh dari hal kemaksiatan dan mengerjakan hal-hal yang berpahala