Anda di halaman 1dari 4

REVIEW AGAMA DAN MANUSIA

Tugas Mata Kuliah Psikologi Dan Fenomenologi Agama


Dosen Pengampu : Lia Caswati, M.Ag

Disusun Oleh :

NAMA : Sulam Hidayatulloh


NIM :
SEMESTER : Enam (VI)

PROGRAM STUDI ILMU AL – QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU AL – QUR’AN MIFTAHUL HUDA
RAWALO BANYUMAS
2023
I. AGAMA DAN MANUSIA
Agama adalah sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang maha kuasa
menyertai seluruh ruang lingkup kehidupan manusia, baik kehidupan manusia individu
maupun kehidupan masyarakat, baik kehidupan materil maupun kehidupan spiritual, baik
kehidupan duniawi maupun kehidupan ukhrawi.
Sedangkan Manusia adalah makhluk terpercaya dan manusia adalah makhluk yang
paling pandai. Sedangkan para ahli filsafat memahami manusia dengan sebutan animal
rasional (binatang yang berpikir), animal educandum dan animal educable, (makhluk yang
harus di didik dan dapat di didik), animal symbolicum, (makhluk yang bersimbol), homo
laguen (makhluk yang pandai menciptakan Bahasa), homo sapiens (makhluk yang
mempunyai budi), homo faber (makhluk yang pandai membuat alat-alat) homo
ekonomicus (makhluk yang tunduk pada prinsi-prinsip ekonomi), homo relegius (makhluk
yang beragama) dan makhluk yang pandai bersiasat (zoon politicon).
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang ada di muka
bumi dan merupakan satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan berpikir dan
merefleksikan segala sesutau yang ada, termasuk merefleksikan diri serta keberadaanya di
dunia. Inilah yang menentukan dan sebagai tanda dari hakikat sebagai manusia, di mana
makhluk lain seperti binatang tidak memilikinya. Maka sangat layak jika dikatakan bahwa
hakikat manusia adalah makhluk yang berpikir.
Agama merupakan suatu hal yang harus di ketahui makna yang terkandung di
dalamnya, dan agama tersebut berpijak kepada suatu kodrat kejiwaan yang berupa keyakinan,
sehingga dengan demikian, kuat atau rapuhnya agama bergantung kepada sejauhmana
keyakinan itu ketentraman dalam jiwa.
Unsur utama dalam beragama adalah Iman atau percaya kepada keberadaan Allah
dengan sifat-sifat, antara lain: Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha
Pengampun, Maha Pemberi, Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Kuasa, Maha Besar,
Maha Suci serta nilainilai lebih/Maha yang lainnya. Oleh karena itu, orang yang merasa
dirinya dekat dengan Allah, diharapkan akan timbul rasa tenang dan aman yang merupakan
salah satu ciri sehat mental.
Setiap orang hendaknya menjalankan perintah agama dengan penuh tanggung jawab
dan meninggalkan larangan. Dengan melaksanakan kehidupan beragama dan menjalankan
ibadah, seseorang yang memiliki kesadaran agama secara matang  dan melaksanakan
ibadahnya dengan penuh konsisten, stabil, mantap, dan penuh tanggung jawab dan dilandasi
wawasan agama yang luas.
Satu  kenyataan yang tampak jelas yang telah modern telah maju atau yang sedang
berkembang ini, ialah adanya kontradiksi-kontradiksi yang mengganggu kebahagian orang
dalam hidup. Kesulitan-kesulitan dan bahaya–bahaya alamiyah yang dahulu yang
menyulitkan dan menghambat perhubungan.sekarang tidak menjadi sosial lagi. Kemajuan
industri telah dapat menghasilkan alat-alat yang memudahkan hidup, memberikan kesenangan
dalam hidup, sehingga kebutuhan-kebutuhan jasmani tidak sukar lagi untuk memenuhinya.
Seharusnya kondisi dan hasil kemajuan untuk membawa kebahagian yang lebih
banyak terhadap Manusia dalam hidup. Tetapi suatu kenyataan yang menyedihkan ialah
bahwa kebahagian itu ternyata semakin jauh, hidup semakin sukar dan kesukaran-kesukaran
material berganti dengan kesukaran mental (psychis) atau beban jiwa semakin berat,
kegelisahan dan ketenangan serta tekanan perasaan lebih sering terasa dan lebih menekan
sehingga mengurangi kebahagian.
Kebutuhan-kebutuhan primer menjadi skunder tetapi kebutuhan skunder itulah yang
menguasainya. Akibat meningkatnya kebutuhan kebutuhan pada masyarakat moderen itu
maka dalam kehidupannya selalu mengejar waktu, mengejar benda, mengejar prestise.
Semuanya ini akan membawa hidup seperti mesin, tidak mengenl istirahat dan ketentraman,
hidupnya di penuhi oleh ketegangan perasaan (tension), karena keinginananya untuk
menghidari perasaan tertekan, jika tidak tercapai semua  yang tampaknya menggembirakan.
Akibat lebih lanjut ialah timbulnya kegelisahan-gelisah (anxiety) itu akan menghilangkan
kemampuan untuk merasa bahagia didalam hidup.
Dari sinilah orang semakin merasa semakin jauh dari kegembiraan dan kebahagian,
karena ketegangan dan kegelisahan batin yang selalu menghinggapinya dalam kehidupannya
sehari-sehari. Oleh karna itu akan timbullah pula perubahan dalam cara-cara pergaulan
hidupnya selama ini.
II. Hubungan Manusia Dengan Agama
Betapa besarnya pengaruh agama dalam kehidupan Manusia, baik bagi diri sendiri
maupun dalam lingkungan keluarga, ataupun di kalangan masyarakat umum. Karena itu dapat
pula dikatakan bahwa agama itu mempunyai fungsi yang amat penting dalam kehidupan
manusia, tanpa agama manusia tidak mungkin merasakan kebahagian dan ketenangan hidup.
Tanpa agama, mustahil dapat dibina suasana aman dan tentram.
Keagamaan adalah perasaan berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, antara lain
takjub, kagum, percaya yakin keimanan, tawakal pasrah diri, rendah hati ketergantungan pada
Ilahi, merasa sangat kecil kesadaran akan dosa dan lain-lain.
Agama sebagai bentuk keyakinan Manusia terhadap sesuatu yang Maha Kuasa (Adi
Kodrati) menyertai seluruh ruang lingkup kehidupan Manusia baik kehidupan Manusia
individu maupun kehidupan masyarakat, baik kehidupan materil maupun kehidupan spiritual,
baik kehidupan duniawi maupun ukhrawi ,Agama (Islam) merupakan a total way of life.
Tidak ada satu ruangan pun dalam kehidupan Manusia yang tidak di jamah oleh ajaran agama
(Islam). Menurut Elizabeth K. Nottingham meskipun  perhatian manusia tertuju kepada
adanya suatu dunia yang tak dapat dilihat (akhirat) namun agama juga melibatkan dirinya
dalam masalah-masalah kehidupan sehari-hari.
Dalam pandangan positivism atau materialism, jika sains dan teknologi sudah maju,
masyarakat tidak membutuhkan agama lagi sebab semua kebutuhan dan keinginan mereka
sudah terpenuhi oleh sains dan teknologi. Sepintas pernyataan tersebut ada benarnya, tetapi
ketika direnungkan lebih dalam timbul persoalan. Apakah keinginan manusia betul-betul
mampu dipenuhi oleh sains dan teknologi? Bagaimana ia mampu memenuhi keinginan yang
tidak terbatas, seperti dia tidak ingin mati. Apakah teknologi yang sangat canggih itu mampu
mengatasi persoalan tersebut? Kalau memang ada teknologi yang mampu mengatasi
persoalan tersebut akan dipastikan semua orang akan menganut faham ini. Ternyata
pandangan materialism tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan karena alur pikirannya
tidak logis.
Kebanyakan ahli studi keagamaan sepakat bahwa agama sebagai sumber nilai,
sumber etika, dan pandangan hidup yang dapat diperankan dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap
agama. Alasan-alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut:
A. Agama Adalah Sumber Ketenangan Jiwa
Agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan mengatur
dan mengendalikan sikap, kelakuan dan cara menghadapi tiap-tiap masalah.
Dengan demikian, di dalam agama ada larangan yang harus dijauhi, karena di
dalam nya terdapat dampak negatif dari kehidupan manusia. Dan juga ada
perintah yang harus ditaati karena di dalamnya ada kebaikan bagi orang yang
melakukan. Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT secara
benar, di dalam hatinya tidak akan diliputi rasa takut dan gelisah. Ia merasa
yakin bahwa keimanan dan ketaqwaannya itu akan membawa kelegaan dan
ketenangan batinnya.
Pelaksanaan agama (ibadah) dalam kehidupan sehari-hari dapat
membentengi orang dari rasa gelisah dan takut. Diantara dari berbagai
macam ibadah yang ada yaitu shalat secara psikologis semakin banyak shalat
dan menggantungkan harapan kepada Allah SWT maka akan tenteramlah
hati, karena dalam shalat itu sendiri mengandung psiko-religius (kekuatan
rohaniah) yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimisme
sehingga memiliki semangat untuk masa depan. Daripada itu tujuan utama
dari shalat adalah ingin beraudiensi, mendekatkan diri dengan Allah supaya
terciptalah kebahagiaan dan ketenangan hidupnya.
B. Agama Adalah Sumber Kesehatan Mental
Berbagai aliran dikalangan ahli ilmu jiwa mengatakan tentang
pentingnya agama dalam kesehatan mental. Keimanan kepada Tuhan
merupakan kekuatan luar biasa dalam membekali manusia yang religius.
Dengan kekuatan rohaniah akan menopang seseorang dalam menanggung
beratnya beban kehidupan, menghindarkannya dari keresahan yang menimpa
banyak manusia yang hidup pada zaman modern ini yang didominasi oleh
kehidupan materi.
William James, seorang ahli psikologi dari Amerika Serikat
mengatakan bahwa tidak ragu lagi bahwa terapi yang terbaik bagi keresahan
jiwa adalah keimanan kepada Tuhan. Keimanan kepada Tuhan adalah salah
satu kekuatan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi untuk membimbing
seseorang dalam hidup ini. Selanjutnya dia berkata bahwa antara manusia dan
Tuhan terdapat ikatan yang tidak terputus. Apabila manusia menundukkan
diri di bawah pengarahan-Nya, cita-cita dan keinginan manusia akan tercapai.
Selanjutnya Usman Najati menulis, “Manusia yang benar-benar
religius akan terlindung dari keresahan, selalu terjaga keseimbangannya dan
selalu siap untuk menghadapi segala malapetaka yang terjadi”.Kemudian
Najati mengutip pendapat Carl Gustav Jung yang mengatakan bahwa selama
tiga puluh tahun yang lalu, pribadi-pribadi dari berbagai bangsa di dunia telah
melakukan konseling dengannya dan diapun telah banyak menyembuhkan
para penderita gangguan jiwa. Semua pasien yang pernah diobatinya yang
usianya di atas tiga puluh lima tahun memiliki problem yang bersumberkan
pada kebutuhan akan agama. Pasien tersebut telah kehilangan sesuatu yang
diberikan oleh agama. Pasien tersebut baru sembuh setelah mereka kembali
pada wawasan agama.
Zakiah Daradjat menulis, “Keimanan adalah suatu proses kejiwaan
yang tercakup di dalamnya semua fungsi jiwa, perasaan dan pikiran sama-
sama meyakininya. Apabila iman tidak sempurna, maka manfaatnya bagi
kesehatan mentalnya kurang sempurna pula. Selanjutnya Zakiah Daradjat
menambahkan bahwa fungsi agama adalah: (1) memberi bimbingan dalam
hidup, (2) menolong dalam menghadapi kesukaran, dan (3) menentramkan
batin.
Dengan demikian, agama benar-benar dapat membantu orang dalam
mengendalikan dirinya dan membimbingnya dalam segala tindakan. Begitu
pula kesehatan jiwa dapat dipulihkan dengan cepat apabila keyakinan kepada
Allah SWT dan ajaran-Nya dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai