Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION


Dosen Pengampu: Jalaludin Almahali, S.Pdi., MM.

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Fidya Alfian A
Nabila Auly Fajri
Putri Andini
Sheren Savira
Syahratunnisa
Windy Elsa O

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAKUAN
2023
Manusia dan Agama

Agama adalah sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang maha kuasa
menyertai seluruh ruang lingkup kehidupan manusia, baik kehidupan manusia individu
maupun kehidupan masyarakat, baik kehidupan materil maupun kehidupan spiritual, baik
kehidupan duniawi maupun kehidupan ukhrawi. Agama juga merupakan hal yang penting
dalam kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan manusia
seperti moral, budaya, dan perilaku manusia. Agama memiliki peranan yang signifikan dalam
membentuk karakter manusia.

Sedangkan Manusia adalah makhluk terpercaya dan manusia adalah makhluk yang paling
pandai. Para ahli filsafat memahami manusia dengan sebutan animal rasional (binatang yang
berpikir), animal educandum dan animal educable, (makhluk yang harus di didik dan dapat
di didik), animal symbolicum, (makhluk yang bersimbol), homo laguen (makhluk yang
pandai menciptakan Bahasa), homo sapiens (makhluk yang mempunyai budi), homo
faber (makhluk yang pandai membuat alat-alat) homo ekonomicus (makhluk yang tunduk
pada prinsi-prinsip ekonomi), homo relegius (makhluk yang beragama) dan makhluk yang
pandai bersiasat (zoon politicon).

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang ada di muka bumi dan
merupakan satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan berpikir dan merefleksikan
segala sesutau yang ada, termasuk merefleksikan diri serta keberadaanya di dunia. Inilah
yang menentukan dan sebagai tanda dari hakikat sebagai manusia, di mana makhluk lain
seperti binatang tidak memilikinya. Maka sangat layak jika dikatakan bahwa hakikat manusia
adalah makhluk yang berpikir.

Agama merupakan suatu hal yang harus di ketahui makna yang terkandung di dalamnya, dan
agama tersebut berpijak kepada suatu kodrat kejiwaan yang berupa keyakinan, sehingga
dengan demikian, kuat atau rapuhnya agama bergantung kepada sejauhmana keyakinan itu
ketentraman dalam jiwa.

Unsur utama dalam beragama adalah Iman atau percaya kepada keberadaan Allah dengan
sifat-sifat, antara lain: Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun,
Maha Pemberi, Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Suci serta
nilainilai lebih/Maha yang lainnya. Oleh karena itu, orang yang merasa dirinya dekat dengan
Allah, diharapkan akan timbul rasa tenang dan aman yang merupakan salah satu ciri sehat
mental.

Setiap orang hendaknya menjalankan perintah agama dengan penuh tanggung jawab dan
meninggalkan larangan. Dengan melaksanakan kehidupan beragama dan menjalankan
ibadah, seseorang yang memiliki kesadaran agama secara matang dan melaksanakan
ibadahnya dengan penuh konsisten, stabil, mantap, dan penuh tanggung jawab dan dilandasi
wawasan agama yang luas.
Satu kenyataan yang tampak jelas atau yang sedang berkembang ini, ialah adanya
kontradiksi-kontradiksi yang mengganggu kebahagian orang dalam hidup. Kesulitan-
kesulitan dan bahaya–bahaya alamiyah yang dahulu menyulitkan dan menghambat
perhubungan, sekarang tidak lagi. Kemajuan industri telah dapat menghasilkan alat-alat yang
memudahkan hidup, memberikan kesenangan dalam hidup, sehingga kebutuhan-kebutuhan
jasmani tidak sukar lagi untuk memenuhinya.

Seharusnya kondisi dan hasil kemajuan untuk membawa kebahagian yang lebih banyak
terhadap Manusia dalam hidup. Tetapi suatu kenyataan yang menyedihkan ialah bahwa
kebahagian itu ternyata semakin jauh, hidup semakin sukar dan kesukaran-kesukaran material
berganti dengan kesukaran mental (psychis) atau beban jiwa semakin berat, kegelisahan dan
ketenangan serta tekanan perasaan lebih sering terasa dan lebih menekan sehingga
mengurangi kebahagian.

Kebutuhan-kebutuhan primer menjadi skunder tetapi kebutuhan skunder itulah yang


menguasainya. Akibat meningkatnya kebutuhan-kebutuhan pada masyarakat modern itu
maka dalam kehidupannya selalu mengejar waktu, mengejar benda, mengejar prestise.
Semuanya ini akan membawa hidup seperti mesin, tidak mengenl istirahat dan ketentraman,
hidupnya di penuhi oleh ketegangan perasaan (tension), karena keinginananya untuk
menghidari perasaan tertekan, jika tidak tercapai semua yang tampaknya menggembirakan.
Akibat lebih lanjut ialah timbulnya kegelisahan-gelisah (anxiety) itu akan menghilangkan
kemampuan untuk merasa bahagia didalam hidup.

Dari sinilah orang semakin merasa semakin jauh dari kegembiraan dan kebahagian, karena
ketegangan dan kegelisahan batin yang selalu menghinggapinya dalam kehidupannya sehari-
sehari. Oleh karna itu akan timbullah pula perubahan dalam cara-cara pergaulan hidupnya
selama ini.

A. Hubungan Agama dan Manusia

Agama dan manusia telah berhubungan sejak zaman prasejarah. Manusia purba telah
mempraktikan ritual-ritual keagamaan seperti pemujaan dewa-dewi. Hal ini menunjukan
bahwa agama telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu
kala.

Betapa besarnya pengaruh agama dalam kehidupan Manusia, baik bagi diri sendiri maupun
dalam lingkungan keluarga, ataupun di kalangan masyarakat umum. Karena itu dapat pula
dikatakan bahwa agama itu mempunyai fungsi yang amat penting dalam kehidupan manusia,
tanpa agama manusia tidak mungkin merasakan kebahagian dan ketenangan hidup. Tanpa
agama, mustahil dapat dibina suasana aman dan tentram.
Agama juga memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk nilai-nilai moral dan etika
manusia. Nilai-nilai moral dan etika ini kemudian menjadi pedoman dalam berperilaku dan
bergaul dengan sesame manusia. Oleh karena itu, agama juga berperan dalam menjaga
keharmonisan hubungan antar manusia..
Keagamaan adalah perasaan berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, antara lain takjub,
kagum, percaya yakin keimanan, tawakal pasrah diri, rendah hati ketergantungan pada Ilahi,
merasa sangat kecil kesadaran akan dosa dan lain-lain.

Agama sebagai bentuk keyakinan Manusia terhadap sesuatu yang Maha Kuasa (Adi Kodrati)
menyertai seluruh ruang lingkup kehidupan Manusia baik kehidupan Manusia individu
maupun kehidupan masyarakat, baik kehidupan materil maupun kehidupan spiritual, baik
kehidupan duniawi maupun ukhrawi. Agama (Islam) merupakan a total way of life. Tidak
ada satu ruangan pun dalam kehidupan Manusia yang tidak di jamah oleh ajaran agama
(Islam). Menurut Elizabeth K. Nottingham meskipun perhatian manusia tertuju kepada
adanya suatu dunia yang tak dapat dilihat (akhirat) namun agama juga melibatkan dirinya
dalam masalah-masalah kehidupan sehari-hari.

Dalam pandangan positivism atau materialism, jika sains dan teknologi sudah maju,


masyarakat tidak membutuhkan agama lagi sebab semua kebutuhan dan keinginan mereka
sudah terpenuhi oleh sains dan teknologi. Sepintas pernyataan tersebut ada benarnya, tetapi
ketika direnungkan lebih dalam timbul persoalan. Apakah keinginan manusia betul-betul
mampu dipenuhi oleh sains dan teknologi? Bagaimana ia mampu memenuhi keinginan yang
tidak terbatas, seperti dia tidak ingin mati. Apakah teknologi yang sangat canggih itu mampu
mengatasi persoalan tersebut? Kalau memang ada teknologi yang mampu mengatasi
persoalan tersebut akan dipastikan semua orang akan menganut faham ini. Ternyata
pandangan materialism tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan karena alur pikirannya
tidak logis.

Kebanyakan ahli studi keagamaan sepakat bahwa agama sebagai sumber nilai, sumber etika,
dan pandangan hidup yang dapat diperankan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama.
Alasan-alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut:

B. Agama adalah Sumber ketenangan Jiwa


Agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan mengatur dan mengendalikan
sikap, kelakuan dan cara menghadapi tiap-tiap masalah. Dengan demikian, di dalam agama
ada larangan yang harus dijauhi, karena di dalam nya terdapat dampak negatif dari kehidupan
manusia. Dan juga ada perintah yang harus ditaati karena di dalamnya ada kebaikan bagi
orang yang melakukan. Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT secara benar,
di dalam hatinya tidak akan diliputi rasa takut dan gelisah. Ia merasa yakin bahwa keimanan
dan ketaqwaannya itu akan membawa kelegaan dan ketenangan batinnya.

Pelaksanaan agama (ibadah) dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi orang dari rasa
gelisah dan takut. Diantara dari berbagai macam ibadah yang ada yaitu shalat secara
psikologis semakin banyak shalat dan menggantungkan harapan kepada Allah SWT maka
akan tenteramlah hati, karena dalam shalat itu sendiri mengandung psiko-religius (kekuatan
rohaniah) yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimisme sehingga
memiliki semangat untuk masa depan. Daripada itu tujuan utama dari shalat adalah ingin
beraudiensi, mendekatkan diri dengan Allah supaya terciptalah kebahagiaan dan ketenangan
hidupnya.

C. Agama adalah sumber Kesehatan mental


Berbagai aliran dikalangan ahli ilmu jiwa mengatakan tentang pentingnya agama dalam
kesehatan mental. Keimanan kepada Tuhan merupakan kekuatan luar biasa dalam membekali
manusia yang religius. Dengan kekuatan rohaniah akan menopang seseorang dalam
menanggung beratnya beban kehidupan, menghindarkannya dari keresahan yang menimpa
banyak manusia yang hidup pada zaman modern ini yang didominasi oleh kehidupan materi.

William James, seorang ahli psikologi dari Amerika Serikat mengatakan bahwa tidak ragu
lagi bahwa terapi yang terbaik bagi keresahan jiwa adalah keimanan kepada Tuhan.
Keimanan kepada Tuhan adalah salah satu kekuatan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi
untuk membimbing seseorang dalam hidup ini. Selanjutnya dia berkata bahwa antara manusia
dan Tuhan terdapat ikatan yang tidak terputus. Apabila manusia menundukkan diri di bawah
pengarahan-Nya, cita-cita dan keinginan manusia akan tercapai.

Selanjutnya Usman Najati menulis, “Manusia yang benar-benar religius akan terlindung dari
keresahan, selalu terjaga keseimbangannya dan selalu siap untuk menghadapi segala
malapetaka yang terjadi”.

Kemudian Najati mengutip pendapat Carl Gustav Jung yang mengatakan bahwa selama tiga
puluh tahun yang lalu, pribadi-pribadi dari berbagai bangsa di dunia telah melakukan
konseling dengannya dan diapun telah banyak menyembuhkan para penderita gangguan jiwa.
Semua pasien yang pernah diobatinya yang usianya di atas tiga puluh lima tahun memiliki
problem yang bersumberkan pada kebutuhan akan agama. Pasien tersebut telah kehilangan
sesuatu yang diberikan oleh agama. Pasien tersebut baru sembuh setelah mereka kembali
pada wawasan agama.

Zakiah Daradjat menulis, “Keimanan adalah suatu proses kejiwaan yang tercakup di
dalamnya semua fungsi jiwa, perasaan dan pikiran sama-sama meyakininya. Apabila iman
tidak sempurna, maka manfaatnya bagi kesehatan mentalnya kurang sempurna pula.
Selanjutnya Zakiah Daradjat menambahkan bahwa fungsi agama adalah:

(1) memberi bimbingan dalam hidup,


(2) menolong dalam menghadapi kesukaran, dan
(3) menentramkan batin.
Dengan demikian, agama benar-benar dapat membantu orang dalam mengendalikan dirinya
dan membimbingnya dalam segala tindakan. Begitu pula kesehatan jiwa dapat dipulihkan
dengan cepat apabila keyakinan kepada Allah SWT dan ajaran-Nya dilakukan.

D. Pentingnya Agama dalam Kehidupan Manusia

Agama memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa
manfaat penting dari agama dalam kehidupan manusia:

1. Membentuk krakter manusia


Agam membantu membentuk karakter manusia yang baik dan berkualitas. Agama
memberikan nilai nilai moral dan etika yang dapat dijadikan pedoman dalam
berperilaku dan bergaul dengan sesame manusia. Hal ini dapat membantu manusia
menjadi individu yang lebih baik dan mampu berkontribumi dalam masyarakat.

2. Meningkatkan kesejahteraan emosional


Agama dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia. Manusia dapat merasa
tenang dan damai dalam kehidupan karena adanya kepercayaan pada Tuhan. Hal ini
dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan dan stress dalam hidup manusia.

3. Meningkatkan hubungan sosial


Agama juga membantu meningkatkan hubungan sosial. Agama mengajarkan nilai-
nilai seperti toleransi, kasih saying, dan kebaikan hati. Hal ini dapat membantu
manusia dalam membangun hubungan yang baik dengan sesame manusia.

4. Meningkatkan kualitas hidup


Agama dapat membantu meningkatkan kualitas hidup manusia. Dengan mengikuti
ajaran agama, manusia dapat hidup dalam harmoni dengan sesame manusia dan alam.
Hal ini dapat membantu menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera
bagi manusia.

5. Menjaga keberlangsungan budaya


Agama juga berperan penting dalam menjaga keberlangsungan budaya manusia.
Agama menjadi dasar dari kebudayaan manusia dan membantu menjaga nilai-nilai
diwariskan dari generasi ke generas.

Anda mungkin juga menyukai