Anda di halaman 1dari 7

PSIKOLOGI AGAMA

UTS TAKE HOME

Dosen Pengampu: Yuliana Intan Lestari S.Psi., MA.

Disusun oleh:
Reski Pratiwi
(11761201935)

JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULAN SYARIF KASIM RIAU
2018
1. Fenomena Integrasi antara Psikologi Dan Agama

a. Puasa sebagai Terapi Kejiwaan

“Sesungguhnya puasa itu perisai. Maka jika salah seorang dari kamu berpuasa, jangan
berkata keji dan kasar. Kalau dia dicela atau hendak diperangi seseorang, hendaklah ia
berkata : sesungguhnya aku sedang berpuasa” (HR Bukhari-muslim).

Dengan berpuasa kita akan melatih jiwa kita, bagaimana sebuah pengontrolan akan
muncul pada situasinya yang tepat. Jika kita sedang marah kepada seseorang maka kita akan
mengontrol diri untuk menahan emosi. Temperamen manusia kadang sulit dikendalikan.
Melalui puasa manusia dilatih dan terlatih untuk menahan emsosi. Sebab ada nilai dalam
puasa yang mengajarkan bahwa kalau sedang puasa tidak boleh marah, bertengkar dan
sebagainya.

b. Zakat dan Kesehatan Mental

Zakat adalah sedekah yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim. Manfaat psikologis
yang bisa kita rasakan dengan berzakat, seperti mengingatkan diri kepada Allah, Sang Maha
Pemberi Rezeki, menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela, seperti serakah, kikir, dan sombong,
dan menghilangkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Pada saat ini banyak penyakit yang menyerang seseorang yaitu Iri hati pada orang lain,
serakah dan kikir atas harta yang dimiliki, cinta dunia, tidak bersyukur, tidak ikhlas dan sabar
menghadapi cobaan hidup, perasaan tidak aman karena ancaman orang lain, dan berbagai
masalah hati lainnya, semuanya melatarbelakangi terjadinya mental yang sakit. Solusi atas
masalah itu telah ada di depan mata kita, yaitu dengan berzakat.

Zakat mensucikan diri kita dari penyakit-penyakit yang mengotori hati kita. Zakat
mengajarkan kita untuk tidak cinta dunia, serakah dan kikir. Zakat melembutkan hati kita
untuk peka pada sesama yang membutuhkan uluran tangan dan membuat kita bersyukur atas
apa yang Allah Berikan sebagai rezeki. Mereka yang menerima zakat kita pun merasa
bahagia, mereka besyukur pula dan senantiasa mendoakan kita. Sebagian harta kita yang
menjadi hak mereka sudah kita berikan, ini tentu memberikan keselamatan bagi jiwa dan
harta kita dari orang-orang yang ingin mendapatkan hak mereka dengan cara yang tidak
benar. Inilah penjagaan dan pertolongan Allah karena kita menolong agama-Nya.
c. Sholat Tahajud sebagai Psikoterapi Kesehatan

Sholat tahajud adalah adalah salat sunnah yang dikerjakan pada malam hari. Sholat
tahajud yang dilakukan di penghujung malam sunyi , bisa meningkatkan ketahanan tubuh
imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan
hidup. Sebaliknya, bentuk-bentuk dari tekanan mental seperti stress maupun depresi
membuat seseorang rentan terhadap berbagai penyakit, infeksi dan mempercepat
perkemangan pada sel kanker serta meningkatkan metastasis dalam (penyebaran sel
kanker). Sholat tahajjud yang khusuk dan ikhlas bisa mendatangkan mental yang sehat dari
pengaruh sholat tahajjud, khususnya memberikan manfaat dari segi psikis yang berupa
perasaan tenang dan tentram, juga dapat memberikan manfaat besar pada kesehatan
jasmani sehingga berpengaruh pada psikologi kesehatan .

2. Fenomena Konflik antara Psikologi dengan Agama

a. Fenomena Musik

Musik merupakan salah satu seni yang melukiskan pemikiran dan perasaan manusia.
Musik dan Psikologi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Musik dapat
memberikan kekuatan mentalitas yang baik bagi pendengarnya. Orang yang mendengarkan
musik, akan memiliki mental yang kuat, emosi yang tenang, hidup lebih nyaman dan santai.
Mendengarkan musik menjadikan hidup Kita lebih percaya diri dengan berkembangnya
intelektual serta pengetahuan bagi kita. Musik dan Psikologi akan bermanfaat bagi siapa saja
yang mendengarkannya. Baik itu untuk anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Bahkan
dalam proses perkembangan janin dan bayi, musik juga sangat bermanfaat bagi janin dan
bayi.

Sedangkan dalam perspektif islam musik itu haram. Terkait larangan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang musik, bisa kita dapatkan dalam beberapa hadits. Jika
telah jelas ada larangan dari Rasulullah, maka tidak ada keraguan akan keharamannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Sungguh benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan
zina, sutera, khamr dan alat musik.” (Sahih Al Bukhari volume 7 Book of Drinks Hadith
5590

b. Fenomena Operasi Plastik

Biasanya, orang-orang yang melakukan perubahan-perubahan ini pada dasarnya tidak


atau kurang memiliki rasa percaya diri. Mereka menganggap diri tidak lebih baik atau justru
lebih buruk dibandingkan orang lain. Perasaan ini biasanya hasil pembentukan lingkungan,
terutama dalam body image dan self-image. Biasanya pula karena sering dibanding-
bandingkan, terutama dengan saudara (kakak/adik) atau orang tua. Selain itu juga banyak
yang melakukan operasi plastik karna ingin mengubah penampilannya sesuai dengan idola
favoritnya,tokoh kesukaannya dan sebagainya. Dengan mereka melakukan operasi plastik
untuk mengubah bentuk tubuh ,hidung, muka,gigi ,rahang,dan sebagainya dengan tujuan agar
terlihat lebih cantik dan demi meningkatkan kepercayaan diri mereka serta menyenangkan
hati mereka karna bisa sama dengan tokoh/idola mereka.

Sedangkan dalam Islam. Ada 2 pendapat mengenai operasi plastik.

1. Hukum nya Mubah

Operasi plastik yang mubah adalah yang bertujuan untuk memperbaiki cacat sejak lahir
(al-uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian (al-uyub al-
thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat
kebakaran/kecelakaan.Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang demikian ini hukumnya
adalah mubah, berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan untuk berobat (al-tadawiy).
Nabi SAW bersabda,“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah menurunkan
pula obatnya.” (HR Bukhari, no.5246). Nabi SAW bersabda pula,”Wahai hamba-hamba
Allah berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit, kecuali
menurunkan pula obatnya.” (HR Tirmidzi, no.1961).

2. Hukum nya Haram

Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan semata untuk
mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat untuk pengobatan atau
memperbaiki suatu cacat. Contohnya, operasi untuk memperindah bentuk hidung, dagu, buah
dada, atau operasi untuk menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya.
Dalil keharamannya firman Allah SWT (artinya) : “dan akan aku (syaithan) suruh mereka
(mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya”. (QS An-Nisaa` : 119).
Ayat ini datang sebagai kecaman (dzamm) atas perbuatan syaitan yang selalu mengajak
manusia untuk melakukan berbagai perbuatan maksiat, di antaranya adalah mengubah ciptaan
Allah (taghyir khalqillah). Operasi plastik untuk mempercantik diri termasuk dalam
pengertian mengubah ciptaan Allah, maka hukumnya haram. (M. Al-Mukhtar asy-
Syinqithi, Ahkam Jirahah Al-Thibbiyyah, hal. 194)

c. Fenomena LGBT

Sekarang ini sedang maraknya kasus LGBT. Pakar syaraf dokter Roslan Yusni
menyatakan bahwa LGBT bukan suatu kelainan atau penyakit, dengan begitu menurutnya tak
perlu ada yang harus di obati. Pada tahun 1990 organisasi kesehatan dunia WHO mencabut
LGBT sebagai penyakit kejiwaan di Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
( PPDGJ) , mereka berpendapat bahwa LGBT bukan lagi sebagai penderita gangguan
kejiwaan melainkan “kebingungan identitas”.

Sedangkan menurut perspektif Islam

Sesungguhnya kisah kaum LGBT dalam Al-Qur’an di wakili oleh kaum sodom. Mereka
adalah orang-orang yang hidup pada pada zaman nabi Luth. Dalam Islam pun sudah terang
Allah Swt. Melarang keras hamba-Nya agar tidak termasuk golongan orang-orang yang
menyukai sesama jenis. Salah satunya pada zaman nabi Luth, kaumnya terkenal sebagai
penyuka sesama jenis dilaknat oleh Allah Swt. dengan azab yang sangat pedih.

3. Bentuk Aplikasi Kajian Psikologi Agama dalam Berbagai Bidang.

a. Bidang Pendidikan

Bentuk aplikasi dari psikologi agama dalam bidang pendidikan dapat diihat dari peran
kedua orang tua dalam mendidik/sebagai teladan yang terdekat kepada Anak. Yaitu
bagaimana orang tua menanamkan serta mengajarkan tentang pemahaman agama yang di
anutnya,dapat membimbing dan mengarahkan anak sesuai dengan kaidah dan norma-
norma agama yang di anutnya,serta cara bertingkah laku/ bersikap terhadap orang lain.
Bahkan agama dan keyakinan seorang anak dinilai sangat bergantung dari keteladanan
para orang tua. Seperti yang di katakan Sigmund Freud (1856-1939) bahwa
keberagamaan anak terpola dari tingkah laku bapaknya.

b. Bidang Perkembangan

Bentuk aplikasi dari psikologi agama dalam bidang perkembangan yaitu sebagai
sarana Mengatasi Frustasi . Pada setiap manusia membutuhkan kebutuhan supaya bisa
bertahan hidup seperti pakaian, makanan, istirahat, seks dan sebagainya. Jika tidak
terpenuhi maka akan menimbulkan kekecewaan yang tidak menyenangkan serta kondisi
yang disebut Frustasi. Dengan adanya ajaran agama di harapkan dapat menjauhkan
seseorang dari kondisi tersebut.

c. Bidang Sosial

Bentuk aplikasi dari psikologi agama dalam bidang sosial yaitu dapat dilihat dari
pembentukan,pengembangan,dan pengaplikasian ajaran-ajaran agama dalam masyarakat.
Khususnya dalam agama Islam. Dalam pandangan Yusuf Al-Qorodowi : Masyarakat
Islam adalah masyarakat yang berdasarkan Iman kepada Allah Swt. , sebab iman kepada-
Nya akan membuat kehalusan dan ketinggian moral serta kesadaran sosial. Selanjutnya
akan melahirkan perilaku budaya dan kontrol sosial yang tinggi dalam masyarakat
sehingga akan timbul rasa saling menghormati, menghargai perbedaan,toleransi dan
sebagainya.

d. Bidang Industri

Bentuk aplikasi dari psikologi agama dalam bidang industri yaitu dengan cara
menyelenggarakan atau memberikan ceramah agama kepada para buruh. Kegiatan
berkala ini di selenggarakan di dasarkan atas asumsi bahwa ajaran agama mengandung
nilai-nilai moral yang dapat menyadarkan para buruh dari perbuatan yang tidak terpuji
dan merugikan perusahaan. Dan di harapkan kegiatan seperti ini dapat mengurangi
kebocoran seperti pencurian, manipulasi maupun penjualan barang-barang perusahaan.

e. Bidang Klinis

Bentuk aplikasi dari psikologi agama dalam bidang klinis yaitu pengobatan masalah
kejiwaan dengan cara Terapi Al-Qur’an . Sebab didalamnya memuat resep-resep mujarab
yang dapat menyembuhan penyakit jiwa manusia. Tingkat kemujarabannya sangat
tergantung seberapa jauh tingkat sugesti keimanan pasien. Sugesti ini dapat diraih dengan
mendengar , membaca, memahami dan merenungkan serta melaksanakan isi
kandungannya.

Anda mungkin juga menyukai