Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mas Adatul Afifah

Npm : 2001011063

Kelas : E

UAS Psikologi Agama

1. Bagaimana proses nya agama dapat membantu menyehatkan jiwa manusia karena para
ilmuan kesehatan sepakat bahwa pencegahan timbulnya suatu penyakit lebih utama
daripada pengobatan. Hal ini, seiring sejalan dengan ajaran agama yang membawa perintah
dalam beribadah, sholat, doa, menjaga kebersihan dan kesucian, mengatur makanan dan
minuman yang halal dan baik, ajaran tentang zakat, sedekah, bersyukur bersabar, larangan
berputus asa dan sebaginya. Selain itu kita juga dapat melakukan sholat tepat waktu dan
selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar kita bisa dipermudah segala urusan,
diberikan kesehatan, dan dengan berdzikir kepada Allah SWT ji a dan hati kita menjadi
tentram dan di jauhkan dari segala keburukan yang ada.
2. Jelaskan apa saja yang harus dilakukan agar fungsi agama
- Sebagai pendamaian Agama berperan penting dalam kehidupan setiap manusia, dan
bagaimana agama juga dapat menjadi alasan atau faktor seseorang maupun
kelompok masyarakat dalam memperjuangkan kepentingan dan tindakan
radikalisme sehingga menimbulkan perpecahan dan konflik. Saya banyak melihat
berita bahwa ada kalanya Pemuka Agama memberikan nasihat kepada umat bahwa
untuk menjaga toleransi dan menjunjung tindakan kasih serta damai sejahterah
ditengah masyarakat namun ada kalanya juga adanya utusan maupun nasihat untuk
memecah belah masyarakat dunia seperti mendeklarasikan bahwa agama tertentu
adalah sangat baik dan menjatuhkan ajaran agama lainnya. Agama memang
berperan dalam menciptakan perdamaian dan konflik di tengah masyarakat namun
tidak dipungkiri bahwa umat pemeluk yang berperan aktif dalam menciptakan
perdamaian di dunia, agama menjadi pedoman serta norma-norma dengan
memberikan ajaran mengenai perbuatan yang baik dan jahat serta tindakan yang
dilarang agar terhindar dari murka Tuhan.
- Sebagai sosial control Dalam hal ini dapat kita pahami bahwa agama berfungsi
sebagai kontrol sosial. Agama mampu menyejahterakan kehidupan manusia di
hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
masyarakat, bangsa dan negara.
- Hidup kreatif yang benar-benar terwujud bagi kehidupan masyarakat ajaran agama
mendorong dan para penganut nya produktif bukan saja untuk kepentingan diri nya
sendiri, tetapi untuk kepentingan orang lain. penganut agama bukan saja disuruh
bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk
melakukan inovasi dan penemuan baru.
3. Jelaskan proses pendidikan ( dilembaga pendidikan formal) yaitu Pendidikan pada Lembaga
pendidikan adalah tempat terjadinya pendidikan untuk mengubah sikap dan tingkah laku,
mengembangkan potensi diri, dan mengasah keterampilan.Melalui proses pendidikan,
peserta didik bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan budaya (nilai dan norma).Sebagai
lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien
dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban
memberikan pelayanan kepada generasi muda dalam mendidik warga negara. Pendidikan
formal diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak
usia dini (TK/RA), pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (SMP/MTs dan
SMA/MA), dan pendidikan tinggi atau perguruan tinggi.

4. - Bertaqwa kepada Allah SWT


-menjalin hubungan horizontal Sesama makhluk karena belum berhasil menjadi Khalifah Dan
menjadi hamba Allah yg baik jika tidak bisa menjalin hubungan baik dengan sesama
makhluk.
-mengayomi antar makhluk karena memiliki jiwa pemimpin sesuai dengan petunjuk Allah
SWT.
5. kenapa terjadi gangguan jiwa keagamaan, Dakwah Islam diharapkan dapat menghadirkan
peran agama sebagai sandaran batin bagi umat manusia. Ulama dan dai diharapkan bisa
berperan sebagai konselor agama. Untuk itu ulama dan dai harus mendalami substansi ilmu
agama dan memiliki pemahaman mengenai ilmu jiwa sehingga komunikasi dakwah yang
dilakukan lebih efektif. Umat membutuhkan nasihat keagamaan dari para ahlinya yang bisa
memberi ketahanan mental agar tidak mudah kecewa dan putus asa menghadapi
problematika kehidupan. Gangguan kesehatan jiwa dalam kategori ringan, sedang dan berat
dapat dialami seseorang dalam berbagai status dan kedudukan sosialnya. Gangguan
kesehatan jiwa terjadi disebabkan kerentanan terhadap depresi, stressor, daya tahan mental
yang rapuh dan kadar keimanan seseorang dalam menghadapi berbagai ujian dan realitas
kehidupan yang tidak sesuai harapan. Gangguan kesehatan jiwa dalam kondisi yang parah
dikategorikan sebagai ODGJ. Berikut 3 tingkatkan nafsu yaitu
- Amarah yaitu suka menyuruh kepada keburukan. Kata tersebut bermakna bahwa
jiwa pada dasarnya memiliki sifat yang cenderung melakukan keburukan. Maka dari
itu, setiap orang pada dasarnya memiliki sifat untuk melakukan hal yang buruk.
“Dan aku (yusuf) tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
jiwa itu selalu menyuruh kepada keburukan, kecuali jiwa yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS Yusuf
: 53)
- Lawwamah, yaitu menyesali diri. Dalam sifat ini, manusia sangat diwajarkan ketika
merasa menyesal atas diri sendiri dan cenderung mencela dirinya. Seperti yang
dijelaskan dalam firman Allah dalam surah Alqiyamah: 2, “Dan aku bersumpah
dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).”
Annafsullawwamah, yaitu suatu keadaan di mana jiwa menyesali keadaan diri
karena merasa kurang melakukan kebaikan dan menyesal atas keburukan yang
dilakukan. Dalam hal ini, jiwa memiliki kesadaran akan hal itu.
- Muthmainnah, yaitu sifat jiwa yang memperoleh ketenangan. Menurut Ibnu Qayyim
dalam kitab Ighatsat al-Lahfan min Masyayidisy Syaithan, apabila jiwa merasa
tenteram kepada Allah SWT tenang dengan mengingat-Nya, dan bertobat kepada-
Nya, rindu bertemu dengan-Nya, dan menghibur diri dengan dekat kepada-Nya,
maka ialah jiwa yang dalam keadaan muthmainnah. Seperti firman Allah dalam QS
al-Fajr ayat 27-30.
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, masuklah ke
dalam surga-Ku.”

Maka demikianlah sesungguh jiwa memiliki kecenderungan untuk berbuat buruk


karena setiap jiwa punya hawa nafsu. Namun, permasalahannya adalah bagaimaan
kita menahan diri utuk tidak dituntut oleh keburukan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai