Anda di halaman 1dari 8

ASSALAMUALAIKU AKHI UKHTI 

KAMI KELOMPOK 7
OLEH :
Risma Delapena
AKHLAK & TASAWUF Farhan Faturahman
"KAJIAN ANTARA TASAWUF DAN ILMU PSIKOLOGI”

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


 
A. HUBUNGAN ILMU TASAWUF DENGAN ILMU PSIKOLOGI
• Diantara bahasan ilmu psikologi (Jiwa) adalah kesehatan mental, yaitu mental yang sehat dan tidak sehat. Mental disini
adalah mental dalam hubungannya dengan tindak tanduk manusia, mental dengan hubungannya dengan rasa bahagia
dan tidak bahagia, dan lain-lain.

• Di dalam ilmu tasawuf juga dibahas hubungan antara jiwa dan jasmani. Ini dirumuskan oleh para sufi untuk melihat
sejauh mana hubungan perilaku manusia dengan dorongan yang dimunculkan oleh jiwanya sehingga perbuatan tersebut
dapat terjadi. Menurut para sufi, perilaku atau akhlak seseorang bergantung pada jenis jiwa yang berkuasa dalam
dirinya. Apakah dikuasai oleh hawa nafsu hewani atau dikuasai oleh cahaya Ilahi. Karena itulah, dalam tasawuf, jiwa
mesti terus dibersihkan dengan berbagai latihan dan amalan.

• Jadi ada persamaan antara tasawuf dengan psikologi. Tasawuf merupakan bidang kajiaan islam yang membahas jiwa dan
gejala kejiwaan dalam bentuk tingkah laku manusia dengan lebih mengonsentrasikan kebersihan jiwa dengan
pendekatan diri kepada Tuhan melalui berbagai Ibadah. Sedangkan psikologi adalah ilmu sosial yang membahas gejala
kejiwaan, tetapi tidak membahas jiwa itu sendiri. Psikologi lebih banyak menggunakan teori-teori dengan berbagai
solusi diluar konteks ibadah atau zikir yang dikenal dalam tasawuf.

• Selain tasawuf dan psikologi ada juga yang disebut psikologi islam. Psikologi islam ialah memberi wawasan islam pada
psikologi dan membuang unsur-unsur yang tidak sesuai dengan islam. Tasawuf mampunyai kontribusi besar dalam
perkembangan psikologi islam, karena tasawuf merupakan bidang kajiaan islam yang membahas jiwa dan gejala
kejiwaan. Unsur Islam dalam psikologi islam akan banyak berasal dari tasawuf. Psikologi islam berkembang tidak
semata-mata karena ingin memberi wawasan islam pada psikologi. Tetapi juga karena islam selama ini telah memiliki
tasawuf yang ruang lingkupnya lebih luas dari pada psikologi,sehingga akan lebih komprehensif dalam mengkaji
masalah jiwa dan kejiwaan umat islam.
B. TASAWUF DAN KECERDASAN EMOSIONAL
• Kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman adalah kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
• Dengan demikian kecerdasan emosional mencakup:
• 1. Kesadaran diri 2. Pengaturan diri 3. Motivasi 4. Empati   5. keterampilan sosial.

• pengaturan diri dalam tasawuf banyak kesamaannya dengan sabar. Sabar berarti menahan, maksudnya menahan diri dari keluh
kesah ketika menjalankan ajaran Tuhan dan sewaktu menghadpai musibah. Jadi, sabar meliputi urusan dunia dan akhirat.Banyak
ayat al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk selalu bersabar, antara lain QS. Ali ‘Imron: 200 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu”

Kesabaran Ada Beberapa macam :

1.sabar untuk menjauhi larangan Allah

2. Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah

3. Sabar ketika menghadapi musibah


 
C. TASAWUF DAN KECERDASAN SPIRITUAL

•Kecerdasan spiritual menurut Marsha Sinetar, adalah pikiran yang mendapat inspirasi, dorongan, dan
efektivitas yang terinspirasi, the is-ness atau penghayatan ketuhanan yang di dalamnya kita semua menjadi
bagian.

•Sedang Khalil Kavari mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai fakultas dari dimensi nonmaterial atauu
rh manusia. Inilah intan yang belum terasah yang kita semua memilikinya. Kita harus mengenalinya seperti apa
adanya, menggosoknya hingga mengkilap dengan tekad yang besar dan mengunakannya untuk meperoleh
kebahagiaan abadi. Seperti dua bentuk kecerdasan lainnya kecerdasan spiritual dapat ditingkatkan dan juga
diturunkan. Tetapi kemmapuannya untuk ditingkatkan tampaknya tidak terbatas.
MENURUT JALALUDDIN RAKHMAT, CIRRI ATAU KARAKTERISTIK
KECERDASAN SPIRITUAL IALAH:

•1. Mengenal motif kita yang paling dalam


Motif yang paling dalam terdapat dalam diri kita. Dalam islam motif yang paling dalam ialah fitrah, karena Tuhan memasukkan ke
dalam hati yang paling dalam suatu rasa kasih saying kepada sesama. Kita selalu bergerak didorong oleh motif kasih saying ini.
•2. Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
•Dia memiliki tingakat kesadaran berarti dia mengenal dirinya dengan baik, dan selalu ada upaya untuk mengenal dirinya lebih dalam.
Jadi, orang yang tingkat kecerdasan spiritualnya tinggi adalah orang yang mengenal dirinya lebih baik.
•3. Bersikap responsive pada diri yang dalam
•Ia sering melakukan refleksi dan mau mendengarkan dirinya. Kesibukan sehari-hari sering membuat orang tidak sempat
mendengarkan hati nurani sendiri. Orang biasanya mau mendengarkanhati nuraninya kalau ditimpa musibah.
•4. Dapat memanfaatkan dan mentransendenkan kesulitan atau penderitaan
•Orang biasanya mau menghayati dirinya lebih dalam ketika menghadapi kesulitan atau penderitaan. Jadi, penderitaan bisa membawa
kepada peningkatan kecerdasan spiritual. Orang yang cerdas secara spiritual sewaktu mengalami penderitaan tidak pernah mencari
kambing hitam, tetapi mengambil hikmah dari penderitaan itu.
• 5. Sanggup berdiri menentang dan berbeda dengan orang banyak
•Manusia cenderung mengikuti trend arus massa. Misalnya orang cenderung mengikuti model pakaian, rambut dan lain-lain yang sedang
.
banyak diminati. Hal ini secara spiritual disebut tidak cerdas. Yang disebut cerdas adalah berani berbeda atau kalau perlu maelawan arus
massa jika hal itu dianggap tidak bermanfaat.
• 6. Enggan mengganggu atau menyakiti
•Bahwa alam semesta ini merupakan sebuah kesatuan, sehingga kalau mengganggu alam atau manusia, maka akhirnya gangguan itu akan
menimpa dirinya. Misalnya kalau membuang sampah sembarangan, maka alam akan mengganggu dia dengan mendatangkan penyakit atau
abnjir. Begitu pula kalau merampas hak-hak orang lain, maka suatu saat itu akan balik menyakiti. Jadi, ciri kecerdasan spiritual adalah
enggan menimbulkan gangguan dan kerusakan kepada alam dan manusia di sekitarnya.
• 7. Mempermalukan agama secara cerdas
•Maksudnya dia beragama, menganut suatu agama, tetapi tidak menyerang orang yang beragama lain Kalau dia menganut satu madzhab
atau paham dalam agamanya tidak menyerang orang yang mengaut madzhab atau paham yang lain dalam agamanya. Orang yang
menyerang orang yang beragama atau madzhab lain tidak cerdas secara spiritual.
• 8. Mempermalukan kematian secara cerdas
•Maksudnya memandang kematian sebagai peiristiwa yang harus dialami oleh setiap orang. Kematian sering meninggalkan penderitaan
bagi orang yang ditinggalkan, tetapi malah kadang-kadang mengakhiri penderitaan bagi yang bersangkutan dan orang banyak. Misalnya
mantan Presiden Soeharto masih sering didemo oleh mahasiswa, sehingga menimbulkan penderitaan karena sering bentrok dengan aparat
keamanan. Tetapi kalau dia sudah meninggal mungkin dia tidak didemo lagi.
A. KESIMPULAN

• 1. Hubungan Tasawuf dengan Psikologi

•Persamaan antara tasawuf dengan psikologi. Tasawuf merupakan bidang kajiaan islam yang membahas jiwa dan gejala kejiwaan dalam
bentuk tingkah laku manusia dengan lebih mengonsentrasikan kebersihan jiwa dengan pendekatan diri kepada Tuhan melalui berbagai Ibadah.
Sedangkan psikologi adalah ilmu sosial yang membahas gejala kejiwaan, tetapi tidak membahas jiwa itu sendiri. Psikologi lebih banyak
menggunakan teori-teori dengan berbagai solusi diluar konteks ibadah atau zikir yang dikenal dalam tasawuf.

• 2. Tasawuf dan Kecerdasan emosional

•Kecerdasan emosional merupakan kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Dilihat dari perspektif sufistik
kecerdasan emosional juga ada dalam tasawuf, misalnya muhasabah (perhitungan terhadap diri sendiri mengenai perbuatan baik dan buruk yang
pernha dilakukan).

• 3. Tasawuf dan Kecerdasan spiritual

•Kecerdasan spiritual merupakan suatu kecerdasan di mana kita berusaha menempatkan tindakan-tindakan dan kehidupan kita ke dalam
suatu konteks yang lebih luas dan lebih kaya, serta lebih bermakna. Dilihat dari perspektif sufistik ciri-ciri kecerdasan spiritual jugaada dalam
tasawuf, misalnya motif yang dalam, kesadaran yang tingi, dan sikap responsif terhadap diri.
See you 
.
Semangat semuanya

Anda mungkin juga menyukai