Anda di halaman 1dari 5

Nama : MUHAMMAD REVYDO DENNISH JULIO

No. BP : 18101157510162

Kelas/Kelompok : B kelompok 3

Mata Kuliah : Psikologi Agama

Dosen Pengampu : Andhika Anggawira., M.Psi., Psikolog

Waktu : 90 (sembilan puluh) menit

Sifat Ujian : Open Internet/Open Book

Instruksi :

a. Tuliskan Identitas anda

b. Jawablah dengan ringkas dan tepat menurut yang anda ketahui di lembar jawaban

c. Tidak boleh bekerjasama dengan orang lain .

d. Jawaban harus diketik rapi dan tidak boleh sama dengan peseerta ujian yang lain

e. Jawablah 8 (delapan) pertanyaan dari 10 (sepuluh) pertanyaan yang ada di dalam soal

f. Tuliskan jawaban anda dalam file ini, kemudian gunakanlah save as untuk menyimpan file anda,
dengan format nama file kelas,kelompok,namalengkap, contoh penamaan file : A3-Anjar Laksmana

1. Jelaskan hubungan antara kesehatan mental dengan problema jiwa keagamaan. Jawab : Ilmu Jiwa
dalam perkembanganya dapat meneliti dan mempelajari mekanisme jiwa, yang menimbulkan
penyakit-penyakit, yang pada dasarnya bukan karena kerusakan organik pada tubuh, akan tetapi
karena kondisi-kondisi jiwa, perasaan tertekan, kecewa, gelisah dan sebagainya, yang sekarang
terkenal dengan istilah “Psikosomatik” (jasmani sakit karena jiwa). Yang dimaksud dengan istilah
tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa, terdapat hubungan yang erat antara jiwa dan badan. Jika
jiwa berada dalam kondisi yang kurang normal seperti susah, cemas, gelisah dan sebagainya, maka
badan turut menderita. Kenyataan serupa itu juga akan dijumpai dalam banyak buku yang
mengungkapkan betapa eratnya hubungan antara agama dan kesehatan mental.
Suatu ketika manusia berada dalam kondisi keadaan tanpa daya, manusia akan kehilangan
pegangan, bersikap pasrah. Dalam kondisi serupa ini ajaran agama paling tidak akan
membangkitkan makna dalam hidupnya. Makna hidup pribadi menurut logoterapi hanya dapat dan
harus ditemukan sendiri.
Menunjukan tiga bidang kegiatan yang secara potensial memberi peluang kepada seseorang untuk
menemukan makna hidup bagi dirinya. Kegiatan- kegiatan itu diantaranya adalah:
1) Kegiatan berkarya, bekerja dan menciptakan, serta melaksanakan dengan sebaik-baiknya
tugas dan kewajiban masing-masing.
2) Keyakinan dan penghayatan atas nilai-nilai tertentu (kebenaran, keindahan, kebajikan,
keimanan dan lainya) dan
3) Sikap tepat yang diambil dalam keadaan dan penderitaan yang menghadapi tidak terelakkan
lagi.
Dapat disimpulkan bahwa Kesehatan Mental dan Jiwa Keagamaan sangat berkaitan, karna pada
dasarnya pada usia remaja sering mengalami kegoyahan dalam dirinya. Oleh sebab itu peranan
Agama sangat etar kaitanya dengan Kesehatan Mental karna jika Agama pada diri seseorang itu
baik maka akan membantu untuk terhindar dari perasaan cemas, gelisah dan lain sebagainya.
2. Jelaskan beserta contoh definisi mengenai bentuk problema jiwa keagamaan yang anda ketahui.
Jawab : Sikap dipandang sebagai seperangkat reaksi-reaksi afektif terhadap obyek tertentu
berdasarkan hasil penalaran, pemahaman dan penghayatan individu seseorang.
Problem jiwa keagamaan memiliki sikap menurut Allport :
1) Sikap merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi yang terus
menerus dengan lingkungan (attitudes are learned)
2) Sikap selalu dihubungkan dengan obyek seperti manusia, wawasan, peristiwa atau ide
(attitudes have referent)
3) Sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain, baik di rumah, sekolah, tempat
ibadah, ataupun tempat lainnya melalui nasehat, teladan atau percakapan (attitudes are
social learnings)
4) Sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap
obyek (attitudes have readiness to respond)
5) Bagian dominan dari sikap adalah perasaan dan afektif (attitudes are affective)
6) Sikap memiliki tingkat intensitas terhadap obyek tertentu yakni kuat atau lemah (attitudes
are very intensive)
7) Sikap bergantung kepada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu
mungkin sesuai, dan bisa jadi tidak sesuai di waktu yang berbeda (attitudes have a time
dimension)
8) Sikap dapat bersifat relatif consistent dalam sejarah hidup individu (attitudes have duration
factor)
9) Sikap merupakan bagian dari konteks persepsi ataupun kognisi individu (attitudes are
complex)
10) Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi
tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan (attitudes are evaluations)
11) Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang
sempurna, atau bahkan tidak memadai (attitudes are inferred)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Keagamaan yang Menyimpang
• Teori Stimulus dan Respons: Perhatian, Pengertian, dan Penerimaan
• Teori Pertimbangan Sosial: Faktor Internal (Persepsi Sosial, Posisi Sosial, Proses Belajar
Sosial), dan Faktor Eksternal (Faktor Penguatan, Komunikasi Persuasif, Harapan)
• Teori Konsistensi: Perubahan sikap merupakan proses yang terjadi pada diri seseorang
dalam upaya untuk mendapatkan keseimbangan antara sikap dan perbuatan
• Teori Fungsi: Perubahan sikap seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan seseorang
3. Jelaskan hubungan antara pengaruh kebudayaan dengan problema jiwa keagamaan. Jawab :
Kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap
potensi batin yang dimilikinya. Di dalam kebudayaan tersebut terdapat pengetahuan, keyakinan,
seni, moral, adat istiadat sebaga aspek – aspek dar kebudayaan itu sendiri yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Dengan
demikian, kebudayaan dalam suatu masyarakat merupakan sistem nilai tertentu yang dijadikan
pedoman hidup oleh warga yang mendukung kebudayaan tersebut. Karena dijadikan kerangka
acuan dalam bertindak dan bertingkah laku, maka kebudayaan cenderung menjadi tradisi dalam
suatu masyarakat.
4. Jelaskan hubungan antara pengaruh pendidikan dengan problema jiwa keagamaan. Jawab :
Pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap jiwa keagamaan seseorang, khususnya dalam
pembentukan pribadi atau pembentukan watak seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang
maka akan semakin baik tingkat kecerdasan dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Dan
semakin sadar seseorang terhadap kewajiban dan memiliki banyak pengetahuan tentang agama
buat kehidupan seseorang.
5. Jelaskan terapi keagamaan yang dapat digunakan dalam problema jiwa keagamaan. Jawab : Terapi
agama dalam perspektif psikologi agama sejalan dengan konsep kesehatan mental dalam
penyembuhan gangguan jiwa (neurose) atau gejala-gejala penyakit jiwa (psychose) yaitu
terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi kejiwaan dan terciptanya
penyesuaian diri antara sesama manusia dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan
ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dalam masyarakat.
Keberadaan agama bagi manusia merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mengatasi
problematika kejiwaan dan mendapatkan pengobatan kejiwaan atau kesehatan mental, yaitu :
1) Setiap individu selalu memiliki dorongan-dorongan atau kebutuhan pokok yang bersifat
organis (fisis dan psikhis) kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan itu menuntut
kepuasan. Dalam pencapian kebutuhan itu timbullah ketegangan-ketegangan, namun
ketegangan akan menurun jika kebutuhannya terpenuhi. Dan sebaliknya ketegangan akan
meningkat jika mengalami frustrasi atau hambatan-hambatan untuk memperolehnya.
2) Setiap orang menginginkan kepuasan, baik yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat
psikhis.
3) Setiap individu selalu berusaha mencari posisi dan status dalam lingkungan sosialnya. Tiap
manusia membutuhkan cinta kasih dan simpati.
6. a. Menurut anda berdasarkan penelitian, kapankah mulainya terjadinya konversi agama ditinjau
dari perkembangan usia. Jawab : Menurut saya, kapan mulai terjadinya konversi agama ditinjau
dari perkembangan usia yaitu antara rentang umur 18-27 tahun.
b. Jelaskan proses yang terjadi pada perkembangan usia tersebut sehingga terjadinya konversi
agama. Jawab : Menurut saya, karena pada saat usia tersebut seseorang mulai merasakan kritis
terhadap suatu agama yang dipercayainya dan kesadaran untuk mengadakan suatu informasi yang
disebabkan oleh krisis yang terjadi didalam keputusan diambil oleh seseorang berdasarkan
pertimbangan pribadi. Dan pada saat usia tersebut perubahan yang berasal dari luar diri atau
kelompok sehingga mampu menguasai kesadaran orang.
7. Jelaskan bagaimana hubungan antara pengaruh kebudayaan pada problema jiwa keagamaan
berikut ini beserta contoh kasusnya :
a. Klenik
b. Fatalisme
c. Sekularisme
8. Jelaskan bagaimana hubungan antara pengaruh pendidikan pada problema jiwa keagamaan
berikut ini beserta contoh kasusnya :
a. Klenik
b. Fatalisme
c. Sekularisme
d. Kekerasan Atas Nama Agama
e. Terorisme
9. Jelaskan terapi keagamaan yang menurut anda dapat digunakan dalam problema jiwa keagamaan
berikut ini :
a. Klenik. Jawab : Klenik dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepercayaan akan hal-hal yang mengandung rahasia dan tidak masuk akal.
Bagi penganut agama masalah yang berkaitan dengan hal-hal yang gaib umumnya
diterima sebagai bentuk keyakinan yang lebih bersifat emosional, ketimbang rasional.
Karena itu tak jarang dimanipulasi dalam bentuk kemasan yang dihubungkan dengan
kepentingan tertentu.
b. Fatalisme. Jawab : Umumnya nilai-nilai ajaran agama sering “dimanipulasi” hingga
melahirkan masyarakat yang fatalis. Mereka dibiasakan untuk menerima keadaan
sebagai “gambaran nasib” yang sudah ditentukan dari “atas”. Sikap pasrah yang
mengarah kepada fatalisme dapat dikategorikan sebagai tingkah laku keagamaan yang
menyimpang. Sikap seperti ini setidaknya mengabaikan fungsi dan peran akal secara
normal. Agama menempatkan akal pada kedudukan yang tinggi, dengan akal manusia
mampu membangun peradaban melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
c. Sekularisme
d. Kekerasan Atas Nama Agama
e. Terorisme. Jawab : Akhir-akhir ini mulai berkembang suara bernada “miring” untuk
mengaitkan terorisme dengan gerakan keagamaan. Silang pendapat mengenai
terorisme tampaknya memang sulit untuk dihindarkan, karena berbagai tuduhan yang
dialamatkan seakan sudah terbakukan dalam persepsi masing-masing. Titik awal dari
terorisme sering dikaitkan dengan fundamentalisme, khususnya Islam.
10. Jelaskan perbedaan antara pendidikan agama Islam, Psikologi Islam dengan Psikologi Agama.
Jawab : Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, mememahami, mengimani, bertakwa, berakhalak mulia, mengamalkan
ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan al-Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Psikologi Islam adalah Psikologi Islam merupakan suatu bidang ilmu pengembangan dari ilmu
nafs yaitu suatu ilmu pada zaman keemasan Islam.
Psikologi Agama adalah merupakan cabang ilmu psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah
laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta
dalam kaitannya dengan pengaruh usia masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai