Anda di halaman 1dari 18

REMIDI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Nama : Ika Oktavia

No absen : 25 (ganjil)

NIM : P1337424421057

Prodi : D4 Kebidanan SMG smt 4

SOAL WAJIB

1. Jelaskan Pengertian
a. Psikologi
b. Psikologi Perkembangan
c. Psikiatri
d. Pengembangan Kepribadian
15. Bagaimana Peran Bidan dalam membantu memecahkan Masalah Psikologi secara
umum

JAWABAN

1) a. Pengertian Psikologi Secara Umum adalah  adalah salah satu


bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari tentang perilaku, fungsi
mental, dan proses mental manusia melalui prosedur ilmiah. Seseorang yang
melakukan praktik psikologis disebut sebagai psikolog. 
Secara Etimoliogi adalah Kata Psikologi berasal dari bahasa Yunani
Kuno: psyche (berarti nafas, jiwa, atau budi) dan logos (berarti kata, diskursus, dan
ilmu), sehingga secara harfiah, psikologi berarti ilmu yang mempelajari
tentang budi. Penyebutan "ilmu psikologi" merupakan sebuah kekeliruan yang sering
muncul karena kata "psikologi" sendiri berarti "ilmu tentang jiwa".
Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli
 Branca (1964) & Sartain DKK (1967)
Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku (overt behavior dan inner
behavior).
 Wilhelm Wundt
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-
pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti perasaan panca indera,
pikiran, merasa (feeling) dan kehendak.
 Morgan dkk (1984)
Psikilogi adalah ilmu tentang tingkah laku manusia dan hewan.
 Bruno (1987)
Pengertian Psikologi dibagi dalam tiga bagian, yaitu: Pertama, psikologi
adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai “kehidup mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.

b. Pisikologi Perkembangan Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari


perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak
lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi
sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks
adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena
perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.

c. Psikiatri adalah cabang ilmu medis yang mempelajari tentang cara diagnosis,
pengobatan, dan pencegahan gangguan jiwa, emosional, hingga perilaku. Seorang
dokter yang telah selesai menempuh pendidikan spesialisasi dalam bidang psikiatri
dikenal dengan sebutan psikiater. Sebelum menjadi psikiater, seorang dokter harus
menjalani pendidikan kedoteran terlebih dahulu. Kemudian, dokter tersebut harus
mengikuti masa pelatihan serta pendidikan spesialisasi selama empat tahun yang
khusus mempelajari bidang psikiatri. Setelah selesai, dokter tersebut akan diberikan
gelar dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater.

d. Pengembangan Kepribadian Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari


tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi
kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial,
karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan
bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
15). Bagaimana Peran Bidan dalam membantu memecahkan Masalah Psikologi secara umum

 Memberikan pendidikan dan informasi: Bidan dapat memberikan pendidikan


dan informasi kepada individu atau kelompok tentang perubahan psikologis
yang terjadi selama periode tertentu, seperti kehamilan, persalinan, atau masa
nifas. Mereka juga dapat memberikan pengetahuan tentang tanda-tanda
masalah psikologis yang mungkin timbul dan bagaimana menghadapinya.
 Membantu identifikasi masalah: Bidan dapat membantu individu
mengidentifikasi masalah psikologis yang mungkin mereka alami, baik secara
langsung maupun melalui observasi dan pengamatan. Mereka dapat
melakukan wawancara dan mengevaluasi kondisi psikologis individu untuk
menentukan apakah ada masalah yang perlu dipecahkan.
 Memberikan dukungan emosional: Bidan dapat memberikan dukungan
emosional kepada individu yang mengalami masalah psikologis. Mereka dapat
mendengarkan dengan empati, memberikan ruang bagi individu untuk
berbicara tentang perasaan dan kekhawatiran mereka, serta memberikan
dorongan dan pengertian.
 Mengarahkan pada sumber daya yang tepat: Jika bidan merasa bahwa individu
membutuhkan bantuan yang lebih spesifik atau kompleks dalam menangani
masalah psikologis, mereka dapat mengarahkan individu tersebut pada sumber
daya yang tepat. Ini dapat mencakup mengarahkan mereka ke profesional
kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, atau merujuk mereka ke
kelompok dukungan atau layanan komunitas yang relevan.
 Menyediakan perawatan holistik: Bidan dapat memastikan bahwa perawatan
yang diberikan kepada individu meliputi aspek psikologis secara menyeluruh.
Mereka dapat bekerja sama dengan tim perawatan lainnya untuk memastikan
bahwa aspek kesehatan mental individu juga diperhatikan dan didukung
dengan baik.
 Memberikan pendekatan preventif: Bidan juga dapat memainkan peran
penting dalam mencegah masalah psikologis dengan memberikan pendekatan
preventif. Mereka dapat memberikan saran tentang strategi pengelolaan stres,
merangsang pola tidur yang baik, menjaga pola makan sehat, dan memberikan
informasi tentang pentingnya dukungan sosial.
SOAL ABSEN GANJIL

3. Jelaskan Tugas Perkembangan Anak Usia anak Pra Sekolah dan Perubahan Psikologi yang
Terjadi

5. Jelaskan Tugas Perkembangan Anak Usia Puber dan Perubahan Psikologi yang Terjadi

7. Jelaskan Tugas Perkembangan Masa Remaja dan Perubahan Psikologi yang Terjadi

9. Jelaskan Tugas Perkembangan Masa Perkawinan dan Perubahan Psikologi yang Terjadi

11. Jelaskan Tugas Perkembangan Masa Persalinan dan Perubahan Psikologi yang Terjadi

13. Jelaskan Tugas Perkembangan Masa Menopouse dan Perubahan Psikologi yang Terjadi

JAWABAN

3. Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun)

a. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain


Anak usia prasekolah senang melakukan aktifitas dengan tubuhnya seperti saat
bermain baik dengan teman sebayanya Beberapa keterampilan fisik yang anak
butuhkan untuk bermain diantaranya adalah menggenggam, berjalan, berlari, dan
melompat Banyak permainan yang dapat anak lakukan dengan menggunakan
fisiknya, seperti bermain bola, bermain permainan tradisional, bermain lompat tali
dan bermain kejar-kejaran dengan temannya
b. Membina sikap yang sehat (positif) terhadap diri sendiri sebagai seorang individu
yang berkembang, seperti kesadaran tentang harga diri dan kemampuan diri
Anak mampu menghargai dirinya sendiri dan mengetahui kemampuan yang dimiliki
dirinya. Anak yang dapat menghargai diri sendiri tentu dapat menghargai orang lain
juga, dengan begitu anak dapat berbaur dan beradaptasi dengan lebih baik di
lingkungannya
c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang
berkembang di masyarakat Anak mampu bergaul dengan teman sebayanya, ramah
dan berani untuk berkomunikasi dengan orang lain. Anak yang mampu bergaul
mempunyai pertemanan yang luas dan mudah akrab dengan orang lain sehingga anak
tidak akan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang-orang di
sekelilingnya.
d. Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelamin Anak mampu membedakan
laki-laki dan perempuan serta berperan sesuai dengan jenis kelaminnya. Hal-hal yang
dapat anak pelajari sesuai perannya dapat dimulai dari cara paling sederhana yaitu
cara berpakaian dan cara menggunakan toilet
e. Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis dan menghitung Anak
mampu meniru huruf kapital dengan menggunakan alat tulis, mengenali angka dan
huruf serta dapat membedakan bentuk dan warna
f. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari Anak
mengetahui keyakinan spiritualnya, anak melihat dan mampu meniru gerakan ibadah
yang dilakukan orang tuanya, anak mau belajar dan berbakti kepada orang tuanya.
g. Mengembangkan sikap objektif baik positif dan negatif terhadap kelompok dan
masyarakat Anak mampu bersikap objektif pada suatu hal di lingkungan keluarga
maupun masyarakat baik itu positif atau negative
h. Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi diri sendiri,
mandırı dan bertanggung jawab.

Perubahan psikologi yang terjadi

a. Masa Paling Bahagia


Masa pra sekolah dapat merupakan masa-masa bahagia dan amat memuaskan dari
seluruh masa kehidupan anak pra sekolah. Untuk itu anda perlu menjaga hal tersebut
berjalan sebagaimana adanya. Janganlah memaksakan sesuatu, maupun mencoba
untuk melakukan hal-hal yang memang anak belum siap.

b. Masa Bermain

Masa pra sekolah adalah masa pertumbuhan. Dalam masa perkembangan psikologi
pada masa pra sekolah, masa bermain adalah masa menemukan orang seperti apa
anak pra sekolah tersebut, dan teknik apakah yang bisa cocok dalam menghadapinya.

c. Amarah

Penyebab amarah yang paling umum ialah pertengkaran mengenai permainan, tidak
tercapainya keinginan, dan serangan yang hebat dari anak pra sekolah lain. Anak pra
sekolah mengungkapkan rasa marah dengan ledakan amarah yang ditandai dengan
menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat-lompat, atau memukul.
d. Takut

Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan


berperan penting dalam menimbulkan rasa takut seperti cerita-cerita,  mulanya reaksi
anak pra sekolah terhadap rasa takut ialah panik, kemudia menjadi lebih khusus lagi
seperi lari, menghindar, bersembunyi, dan menangis.

e. Cemburu

Anak pra sekolah menjadi cemburu bila ia mengira bahwa minat dan perhatian orang
tua beralih kepada orang lain di dalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir. Anak
pra sekolah yang lebih muda dapat mengungkapkan kecemburuannya secara terbuka
atau menunjukkan dengan kembali berperilaku seperti anak pra sekolah kecil seperti
mengompol, pura-pura sakit, atau menjadi nakal yang berlebihan. Perilaku ini
semuanya bertujuan untuk menarik perhatian orang tuanya.

f. Ingin Tahu

Anak pra sekolah mempunyai rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru dilihatnya,
juga mengenai tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain. Reaksi pertama ialah dalam
bentuk penjelajahan sensomotorik, kemudian sebagai akibat dari tekanan sosial dan
hukuman, anak pra sekolah bereaksi dengan bertanya.

g. Iri Hati

Anak pra sekolah pra sekolah sering iri hati mengenai kemapuan atau barang yang
dimliki orang lain. Iri hati ini diungkapkan dalam bermacam-macam cara, yang paling
umum ialah dengan mengeluh tentang barangnya sendiri, dengan mengungkapkan
keinginan untuk memilki barang seperti yang dimiliki orang lain.

h. Belajar Kooperatif

Semua anak bertanggung jawab untuk belajar dari dirinya sendiri dan belajar dari
orang lain. Anak pra sekolah memberikan konstribusi terhadap anak pra sekolah
lainnya dengan cara membantu, memberikan dorongan, mengkritik dan menghargai
anak lain. Setiap individu bertanggung jawab untuk mencapai hasil kelompok.
Kegiatan dibangun sedemikian rupa sehingga setiap anak pra sekolah berbagi
tanggung jawab untuk mencapai tujuan. Umpan balik diberikan kepada individu dan
kelompok secara keseluruhan.
i. Kemampuan Sosialisasi
Bagi anak pra sekolah umur 4-5 tahun perlunya dilakukan pengembangkan
kemampuan dalam hal sosialisasi karena anak akan mulai bermain bersama dengan
teman sebayanya. Stimulasi pada anak pra sekolah juga harus diperhatikan seperti
dalam hal aspek motorik, bahasa, kognitif, sosial-emosi, dan kemandirian.
5. Tugas Perkembangan Anak masa Puber

a. Identitas: Anak mengalami pengejaran identitas diri yang lebih mendalam. Mereka
mencoba untuk memahami siapa mereka, apa nilai-nilai mereka, minat mereka, dan
apa yang membuat mereka unik. Mereka juga berusaha untuk menentukan peran
mereka dalam keluarga, teman sebaya, dan masyarakat secara keseluruhan.

b. Kemandirian: Selama masa pubertas, anak-anak mulai mencari kemandirian mereka.


Mereka berusaha untuk mengembangkan kemampuan mengambil keputusan sendiri,
bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan mengatur hidup mereka sendiri. Ini
melibatkan perkembangan keterampilan seperti mengelola waktu, mengurus diri
sendiri, dan membuat keputusan yang tepat.

c. Hubungan sosial: Masa pubertas ditandai dengan perubahan signifikan dalam


hubungan sosial. Anak-anak mulai memperluas lingkaran pertemanan mereka dan
mengembangkan hubungan yang lebih intim. Mereka juga mengalami perubahan
dalam hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Selama periode ini,
anak-anak juga belajar mengenali dan mengelola emosi sosial, serta mengembangkan
keterampilan komunikasi yang lebih baik.

d. Seksualitas: Pubertas merupakan masa ketika anak-anak mengalami perubahan fisik


yang berkaitan dengan seksualitas. Mereka mulai mengembangkan pemahaman
tentang tubuh mereka sendiri, seksualitas, dan perasaan romantis. Penting bagi
mereka untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang seksualitas dan
pembentukan hubungan yang sehat.

e. Kemandirian dalam perawatan diri: Anak-anak perlu belajar merawat tubuh mereka
sendiri dengan baik selama masa pubertas. Ini termasuk menjaga kebersihan pribadi,
menjaga kesehatan fisik dengan olahraga dan pola makan yang seimbang, serta
memahami perubahan yang terjadi dalam tubuh mereka.
f. Pengembangan keterampilan akademik: Selama masa puber, anak-anak dihadapkan
pada tugas perkembangan yang berkaitan dengan pendidikan. Mereka mulai
menghadapi tuntutan akademik yang lebih besar dan perlu mengembangkan
keterampilan studi yang efektif, mengatur waktu, dan memenuhi tanggung
jawab sekolah mereka.

Perubahan Psikologi yang terjadi

a. Identitas: Remaja mulai mencari jati diri mereka dan mengembangkan identitas
pribadi yang lebih kuat. Mereka seringkali merenungkan pertanyaan-pertanyaan
tentang siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan di mana mereka berada dalam
kehidupan.

b. Emosi yang intens: Perubahan hormonal dapat menyebabkan fluktuasi emosi yang
lebih besar pada remaja. Mereka mungkin mengalami perasaan senang, sedih, marah,
atau cemas dengan intensitas yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Remaja juga
dapat lebih rentan terhadap stres dan depresi.

c. Hubungan sosial: Remaja mulai mengembangkan hubungan sosial yang lebih


kompleks di luar keluarga mereka. Mereka mungkin mulai memiliki teman-teman
yang lebih dekat dan menjalin hubungan romantis. Proses ini melibatkan belajar
tentang kerjasama, penyesuaian diri, dan konflik interpersonal.

d. Perkembangan seksualitas: Remaja mulai menyadari dan menjelajahi identitas seksual


mereka. Mereka mungkin memiliki ketertarikan romantis dan seksual yang baru, serta
mungkin mulai menjalin hubungan romantik atau eksplorasi seksual.

e. Diri sendiri dan citra tubuh: Remaja mungkin menjadi lebih sadar akan penampilan
fisik mereka dan membandingkannya dengan orang lain. Mereka dapat mengalami
perubahan dalam kepercayaan diri dan penghargaan diri mereka, terutama terkait
dengan citra tubuh.

f. Pemikiran abstrak: Proses perkembangan otak memungkinkan remaja untuk berpikir


lebih abstrak dan kompleks. Mereka mulai dapat mempertimbangkan perspektif yang
berbeda, berpikir tentang masa depan, dan memahami konsep-konsep yang lebih
kompleks.

g. Mandiri: Remaja cenderung ingin memperluas kemandirian mereka. Mereka mungkin


mulai mencari lebih banyak otonomi dalam pengambilan keputusan, menjalani
aktivitas sendiri, atau mengeksplorasi minat dan bakat mereka dengan cara yang
lebih independen.
7. Tugas Perkembangan Masa Remaja (11/12 - 18 tahun)
Menurut Havighurst (Hurlock, 1990), tugas perkembagan remaja meliputi:
a. Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda
jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat.
b. Mencapai peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, selaras dengan tuntutan sosial
dan kultural masyarakatnya.
c. Menerima kesatuan organ-organ tubuh/ keadaan fisiknya sebagai pria/wanita dan
menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
d. Menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di
tengah- tengah masyarakatnya.
e. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya dan
mulai menjadi "diri sendiri".
f. Mempersiapkan diri untuk mencapai karir (jabatan dan profesi) tertentu dalam bidang
kehidupan ekonomi.
g. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
h. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan
mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
Perubahan Psikologi yang terjadi
a. Identitas dan Peran Sosial
Pada usia remaja, individu mulai mencari dan membentuk identitas mereka. Mereka
merenungkan nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup mereka. Ini seringkali berdampak
pada pergulatan batin, di mana remaja mencoba memahami siapa mereka dan di mana
mereka berada dalam dunia ini. Perubahan sosial juga menjadi faktor yang penting,
karena remaja berhadapan dengan tuntutan untuk memenuhi peran baru dalam
keluarga, teman sebaya, dan masyarakat secara umum.
b. Perkembangan Emosi
Perubahan hormonal dan pertumbuhan otak yang pesat pada masa remaja juga
berdampak pada perkembangan emosi. Remaja cenderung mengalami fluktuasi emosi
yang lebih besar, seperti peningkatan intensitas perasaan, kecemasan, dan sensitivitas
terhadap penilaian orang lain. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan untuk
mengelola emosi mereka sendiri dan memahami emosi orang lain.
c. Konflik dengan Orang Tua
Proses individuasi pada usia remaja sering kali menciptakan konflik dengan orang tua.
Remaja ingin merasa mandiri dan mengambil keputusan sendiri, sementara orang tua
cenderung melindungi mereka dan mengontrol keputusan mereka. Konflik ini dapat
menciptakan tekanan emosional dan meningkatkan ketegangan dalam hubungan
keluarga. Penting bagi orang tua dan remaja untuk mengembangkan komunikasi yang
baik dan saling memahami agar dapat mengelola konflik dengan sehat.
d. Pertemanan dan Interaksi Sosial
Hubungan dengan teman sebaya menjadi lebih penting pada masa remaja. Remaja
menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman mereka, mencari dukungan
sosial, dan mengalami dinamika grup. Pertemanan yang sehat dapat memberikan
dukungan emosional, meningkatkan harga diri, dan membantu remaja belajar
keterampilan sosial yang penting. Namun, tekanan dari kelompok teman sebaya juga
dapat menyebabkan perilaku negatif atau pengaruh buruk.
e. Kesehatan Mental
Remaja rentan mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan
gangguan makan. Perubahan hormonal, tekanan akademik, dan perubahan sosial
dapat menjadi faktor risiko. Penting bagi remaja dan orang dewasa di sekitar mereka
untuk memperhatikan tanda-tanda masalah kesehatan mental dan mencari bantuan
profesional jika diperlukan.
f. Dukungan dan Pendidikan
Untuk membantu remaja menghadapi perubahan psikologis ini, dukungan dan
pendidikan yang tepat sangat penting. Orang tua, pendidik, dan masyarakat harus
memberikan lingkungan yang mendukung, dengan memfasilitasi ruang untuk
bereksplorasi, belajar dari kegagalan, dan membangun keterampilan sosial. Dukungan
emosional dan akses ke sumber daya kesehatan mental juga harus tersedia.
9. Tugas Perkembangan masa perkawinan
a. Pembentukan identitas perkawinan: Saat individu memasuki masa perkawinan,
mereka dihadapkan pada tugas untuk membentuk identitas baru sebagai pasangan
suami istri. Mereka perlu menemukan dan menggabungkan nilai-nilai, kebutuhan, dan
harapan mereka sebagai pasangan.

b. Pembentukan hubungan intim: Masa perkawinan melibatkan tugas untuk membentuk


hubungan intim yang sehat dan kuat dengan pasangan. Ini melibatkan kerja sama,
komunikasi yang efektif, kepercayaan, pengertian, dan dukungan emosional satu sama
lain.

c. Menyatukan tujuan dan rencana hidup: Pasangan perlu mengatasi tugas untuk
menyatukan tujuan dan rencana hidup mereka. Mereka harus memutuskan tentang
hal-hal seperti karier, keuangan, memiliki anak, dan rencana jangka panjang lainnya.
Proses ini melibatkan negosiasi, kompromi, dan kemampuan untuk bekerja bersama
dalam mencapai visi bersama.

d. Mengelola konflik: Tugas perkembangan penting lainnya adalah belajar mengelola


konflik dan kesulitan yang mungkin timbul dalam pernikahan. Pasangan perlu
mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif, memahami
perbedaan, menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat, dan membangun kerja
sama.

e. Pembentukan identitas sebagai individu: Selain menjadi pasangan, setiap individu


dalam pernikahan juga perlu terus mengembangkan dan mempertahankan identitas
mereka sendiri. Ini melibatkan menjaga minat pribadi, hubungan sosial di luar
pernikahan, dan waktu pribadi yang seimbang dengan waktu bersama pasangan.

f. Pertumbuhan dan perkembangan pribadi: Masa perkawinan adalah kesempatan untuk


pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang terus-menerus. Pasangan perlu
mendukung dan mendorong satu sama lain dalam mencapai tujuan pribadi,
pengembangan bakat, dan eksplorasi diri.
g. Perubahan peran dan tanggung jawab: Pernikahan membawa perubahan peran dan
tanggung jawab dalam kehidupan individu. Pasangan perlu menyesuaikan diri dengan
peran baru mereka sebagai suami atau istri, serta tanggung jawab dalam membentuk
keluarga, mengurus rumah tangga, dan mengambil keputusan bersama.
Perubahan Psikologi yang terjadi

a. Penyesuaian peran: Setelah menikah, individu harus menyesuaikan diri


dengan peran baru sebagai suami atau istri. Ini melibatkan penyesuaian
terhadap peran domestik, tanggung jawab keluarga, dan peran sosial yang
berbeda dari saat mereka masih lajang.

b. Pembagian tugas: Masa perkawinan melibatkan proses pembagian tugas dan


tanggung jawab antara pasangan. Individu perlu belajar dan beradaptasi
dengan pembagian pekerjaan rumah tangga, keuangan, dan peran orang tua
yang seimbang.

c. Intimasi dan kedekatan: Pernikahan memungkinkan pasangan untuk


membangun tingkat intimasi dan kedekatan emosional yang lebih dalam.
Individu perlu belajar membuka diri, mengungkapkan perasaan, dan
membangun hubungan yang kuat dengan pasangan mereka.

d. Komunikasi: Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam perkawinan yang


sehat. Individu perlu mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik
untuk dapat menyampaikan kebutuhan, harapan, dan masalah dengan
pasangan mereka. Komunikasi yang terbuka dan jujur membantu mencegah
konflik dan memperkuat hubungan.

e. Perubahan identitas: Pernikahan juga dapat membawa perubahan pada


identitas individu. Mereka dapat mengalami pergeseran dalam identitas diri
mereka, di mana menjadi suami atau istri menjadi bagian integral dari identitas
mereka. Hal ini dapat melibatkan perubahan nilai-nilai, minat, dan prioritas
dalam hidup.

f. Konflik dan penyelesaian masalah: Dalam perkawinan, individu akan


menghadapi konflik dan masalah yang timbul. Mereka perlu belajar
bagaimana menghadapi konflik dengan cara yang sehat, menyelesaikan
masalah secara efektif, dan belajar dari pengalaman tersebut.
g. Perkembangan pribadi: Pernikahan juga dapat menjadi panggung untuk
pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang berkelanjutan. Individu dapat
saling mendorong dan mendukung dalam mencapai tujuan pribadi,
mengembangkan minat dan bakat, serta mencari pemenuhan pribadi di luar
hubungan perkawinan.
11. Tugas perkembangan masa Persalinan

a. Persiapan fisik dan pengetahuan tentang persalinan: Perempuan hamil perlu


mempersiapkan diri secara fisik dan pengetahuan tentang proses persalinan.
Mereka harus mempelajari tanda-tanda persalinan, teknik relaksasi, posisi
persalinan, serta memahami perubahan yang terjadi pada tubuh mereka selama
persalinan.

b. Pengelolaan emosi dan kecemasan: Masa persalinan dapat menjadi waktu


yang penuh dengan emosi yang kuat seperti kegembiraan, kecemasan, dan
ketakutan. Perempuan perlu belajar mengelola dan mengatasi emosi ini
dengan cara yang sehat, seperti melalui dukungan sosial, relaksasi, dan
komunikasi yang efektif.

c. Mempersiapkan peran sebagai ibu: Selama masa persalinan, perempuan


sedang mempersiapkan diri untuk menjadi ibu. Mereka mungkin merenungkan
tentang tanggung jawab baru yang akan mereka hadapi, mempelajari cara
merawat bayi, mempertimbangkan pilihan pengasuhan, dan mempersiapkan
diri untuk merawat dan mengasuh anak mereka.

d. Menghadapi rasa sakit dan ketidaknyamanan: Proses persalinan sering kali


melibatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang signifikan. Perempuan perlu
belajar menghadapi dan mengelola rasa sakit ini, baik dengan teknik relaksasi,
pernapasan, atau pendekatan medis yang dipilih.

e. Menerima perubahan tubuh: Selama masa persalinan, tubuh perempuan


mengalami perubahan fisik yang signifikan. Mereka perlu menerima
perubahan ini dan mengembangkan sikap positif terhadap tubuh mereka yang
telah melahirkan.

f. Mendapatkan dukungan dan membangun hubungan dengan pasangan: Masa


persalinan melibatkan tugas untuk mendapatkan dukungan dari pasangan.
Pasangan perlu memainkan peran aktif dalam persalinan, memberikan
dukungan emosional dan fisik, serta membangun hubungan yang kuat dalam
menghadapi pengalaman persalinan bersama-sama.

g. Menghubungkan dengan bayi dan membangun ikatan: Setelah persalinan,


perempuan perlu membangun ikatan dengan bayi mereka. Mereka perlu
mengembangkan ikatan emosional dengan bayi, memahami kebutuhan
mereka, dan mengembangkan keterampilan perawatan yang diperlukan.

Perubahan Psikologi masa Persalinan

a. Perubahan Psikologis pada Kala I

Asuhan yang bersifat mendukung selama persalinan merupakan suatu standar


pelayanan kebidanan. Ibu yang bersalin biasanya mengalami perubahan
emosional yang tidak stabil.

Bentuk Asuhan Sayang Ibu :

 Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya.

 Jelaskan semua asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum
memulai asuhan

 Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarganya. Anjurkan ibu untuk


bertanya dan membicara rasa takut dan khawatir

 Dengarkan dan tanggapi pertanyaan ibu dan jangan menambah


kekhawatirannya.

 Berikan dukungan, besarkan harinya dan tentramkan perasaan ibu beserta


anggota keluarga yang lain.

 Anjurkan suami untuk menemani ibu dan atau keluarganya yang lain selama
persalinan

 Lakukan pencegahan infeksi yang baik dan benar secara konsisten


 Anjurkan ibu mencoba beberapa posisi selama persalinan

 Hargai privasi ibu

 Hargai praktek-praktek tradisional dan izinkan keluarga melaksanakannya


sebatas tidak memberi pengaruh yang merugikan.

 Hindari tindakan rutinitas/berlebihan dan mungkin membahayakan.

 Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi sebaik mungkin beserta Bahan


dan perlengkapan termasuk obat-obatan yang dibutuhkan.

 Siapkan rencana rujukan (jika diperlukan).

b. Perubahan Psikologis Kala II

Pada kala II, his berkontraksi kuat, cepat dan lebih lama. Kepala janin turun
dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin meneran. Karena
tekanan rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu terjadinya his, kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his meneran yang terpimpin, maka
akan lahir kepala diikui oleh seluruh badan janin.

c. Perubahan Psikologis Kala III

 Ibu ingin melihat, menyentuh dan memeluk bayinya

 Merasa gembira, lega dan bangga akan dirinya, juga merasa sangat
lelah.

 Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu dijahit

 Menaruh perhatian terhadap plasenta.

13. Tugas Perkembangan masa Menopose


a) Menerima perubahan fisik: Menopause seringkali disertai dengan perubahan fisik
seperti hot flashes (serangan panas), perubahan suhu tubuh, perubahan pada kulit dan
rambut, gangguan tidur, dan penurunan kepadatan tulang. Tugas utama adalah
menerima dan beradaptasi dengan perubahan ini, serta mengembangkan sikap yang
positif terhadap tubuh yang menua.

b) Mengelola gejala menopause: Perempuan perlu mengelola gejala menopause yang


mungkin muncul, seperti hot flashes, gangguan tidur, perubahan mood, kelelahan, dan
penurunan gairah seksual. Mereka dapat menjalani perawatan medis atau mencari
metode alternatif seperti terapi hormon atau pengobatan non-hormonal untuk
mengurangi dampak gejala tersebut.

c) Mengembangkan identitas baru: Menopause seringkali dianggap sebagai peralihan ke


fase baru dalam kehidupan perempuan. Perempuan perlu mengembangkan identitas
baru yang tidak lagi terkait dengan kemampuan reproduksi. Ini bisa melibatkan
eksplorasi minat dan kegiatan baru, memperkuat hubungan sosial dan pribadi, dan
mengembangkan diri dalam konteks yang berbeda.

d) Mengelola perubahan hormonal: Perubahan hormonal yang terjadi selama menopause


dapat mempengaruhi keseimbangan emosi dan suasana hati perempuan. Tugasnya
adalah mengelola fluktuasi hormonal ini dengan baik, seperti dengan menjaga gaya
hidup sehat, olahraga teratur, mempraktikkan teknik relaksasi, dan mencari dukungan
sosial.

e) Menghadapi perubahan dalam hubungan: Masa menopause dapat mempengaruhi


hubungan perempuan dengan pasangan dan anggota keluarga lainnya. Perubahan
hormonal dan perubahan fisik dapat memengaruhi kehidupan seksual dan dinamika
hubungan. Tugasnya adalah berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan, mencari
solusi yang memadai, dan menjaga hubungan yang sehat.

f) Menghadapi perasaan kehilangan: Bagi beberapa perempuan, menopause dapat


menandai akhir dari kemampuan reproduksi dan menyebabkan perasaan kehilangan
atau kesedihan. Perempuan perlu menghadapi perasaan ini dan mencari cara-cara
untuk merangkul peran baru dan tujuan hidup yang dapat memberikan makna dan
kepuasan.
g) Merawat kesehatan secara menyeluruh: Menopause adalah saat yang penting untuk
merawat kesehatan secara menyeluruh. Perempuan perlu menjaga pola makan sehat,
olahraga teratur, mengelola stres, melakukan pemeriksaan kesehatan yang diperlukan,
dan menjaga kesehatan mental dan emos

Perubahan Psikologis yang terjadi

 Depresi
Ini adalah kondisi gejala yang pasti dan sering dialami pada ibu menopause yang
dikarenakan perubahan – perubahan yang ada pada diri setiap seorang wanita karena
perubahan fisik dan psikologi pada tubuh (Nirmala, 2003).
 Kecemasan
Gangguan kecemasan dianggap sebagai bagian dari satu mekanisme pertahanan diri
yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang
mengancam atau membahayakan dirinya. Namun kecemasan ini umumnya bersifat
relatif artinya ada orang – orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah
mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya namun ada juga orang-orang yang
terus menerus cemas meskipun orang disekitarnya memberikan dukungan.
Mudah tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah
tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak
mengganggu.
 Stres
Perubahan yang terjadi pada massa menopause dengan menyebabkan stres pada
wanita serta merupakan reaksi tubuh terhadap kecemasan yang di hadapinya pada saat
situasi yang menakutkan atau tidak nyaman.

Anda mungkin juga menyukai