Anda di halaman 1dari 11

Kesehatan Mental

Materi 1

Peran Orang Tua Sebagai Guru Dalam Menjaga

Kesehatan Mental Keluarga Dimasa Pendemi

Menurut seorang pegiat Pendidikan dari Amerika, Olmstead (2013) pentingnya


pendampingan orang tua dalam pembelajaran melalui daring yaitu untuk dapat meningkatkan
semangat belajar anak ketika sedang melakukan pembelajaran melalui daring dan dapat
meningkatkan keharmonisan antara anak dan orang tua. Secara umum menurut Munandar (2009)
dijelaskan tentang berbagai hal yang terkait dengan peranan orang tua dan lingkungan keluarga
dalam mengembangkan potensi anak. Yakni diawali dengan hasil penelitian Dacey dalam
Munandar (2009) mengenai beberapa faktor lingkungan keluarga yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak, yakni :

(a) Faktor genetis dan pola asuh yang mempengaruhi kebiasaan dan perilaku anak;

(b) Aturan perilaku, orang tua sebaiknya tidak banyak menentukan aturan dan perilaku
dalam keluarga. Orang tua justru menentukan dan meneladankan (model) seperangkat
nilai yang jelas, dan mendorong anak-anak mereka untuk menentukan perilaku apa yang
dapat mencerminkan nilai-nilai tersebut;

(c) Sikap orang tua yang humoris, suka bercanda sebagai lelucon yang biasa terjadi pada
kehidupan sehari-hari diakui akan cukup memberikan warna dalam kehidupan anak;

(d) Pengakuan dan penguatan pada usia dini, yakni dengan memperhatikan tanda-tanda
seperti pola pikiran khusus atau kemampuan memecahkan masalah yang tinggi sebelum
anak mencapai umur tiga tahun. Tapi kebanyakan anak mengatakan mereka merasakan
mendapat dorongan yang kuat dari orangtua mereka;

(e) Gaya hidup orang tua, pada cukup banyak keluarga, anak akan mempunyai minat
yang sama seperti orang tuanya;
(f) Trauma, anak yang lebih banyak mengalami trauma mempunyai kemampuan belajar
dari pengalaman yang dilalui.

Yang harus dilakukan oleh orang tua dalam kesehtan mental keluarga dimasa pandemi :

1. Meningkatkan IMAN,IMUN dan AMAN kita


2. Berfikir,Berperasaan dan Berperilaku Positif di situasi yang Negatif (Pandemi)
3. Terbuka dan Mau Belajar terhadap Teknologi, Pembelajaran jarak jauh melalui daring
tentunya tidak akan jauh dari penggunaan teknologi, entah itu melalui Whatsapp, Zoom,
Google Meet, Google Form, dan yang lainnya.
4. Orang tua harus Belajar Lebih Kreatif
Menurut Psikolog, Mayke S Tedjasaputra, mengemukakan bahwa anak sosok
yang gampang bosan. Oleh karena itu sang anak harus terus diberikan rangsangan dengan
cara memberikan metode belajar yang menarik dan positif agar rasa keingintahuan anak
dapat terpenuhi, sehingga hal ini membuat orang tua sebisa mungkin lebih kreatif lagi

Menurut Epstein (2009) Ada tiga jenis peran yang dapat dimaksimalkan oleh orang tua yaitu

a. Parenting, pola asuh mendidik dan mengasuh anak.


b. Belajar komunikasi efektif orang tua dan anak, juga dengan guru.
c. Peran orang tua sebagai fasilitator/guru dan motivator bagi anak.

Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama pandemi Virus Corona :

1. Pentingnya belajar terapi untuk diri sendiri (Selfhipnoterapi)


Tahap –tahap selfhipno terapi :
a. Tahap awal (konseling diri dan rileksasi)
b. Tahap inti (pemprograman diri)
c. 3. Tahap Akhir (sugesti positif)
Materi 2

Kepribadian yang sehat bisa dimaknai dengan tidak dalam kondisi sakit pribadinya dan tidak
mengalami sakit seperti adanya tekanan, depresi, stres dan sesuai dengan lingkungannya atau
sesuai dengan kaasitasnya. Meneurut federasi kesehatan mental dunia kepribadian yang sehat
atau sehat mental bisa diartikan sebagai perkembangan yang optimal baik fisik maupun psikis.
Untuk mendapatkan kesehatan mental yang baik harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan,
jika lingkungan baik maka kemungkinan mental baik sangat besar begitupun sebaliknya. Prinsip
kepribadian yang sehat : kesehatan mental tidak hanya sekedar tidak ada perilaku yang abnormal
atau namun bisa bermakna positif, kesehatan mental merupakan konsep yang ideal sebagai salah
satu dari tujuan hidup, sebagai salah satu dari bagian karakteristik hidup. Ciri-ciri orang yang
normal dan sehat

1. Sikap dia terhadap dirinya


2. Persepsi terhadap realitasnya
3. Memiliki kepribadian yang utuh
4. Memiliki kompetensi fisik, intelektual, emosiaonal dan sosial
5. Memiliki kemandirian tanggung jawab dan penentuan diri
6. Adanya pertumbuhan aktualisasi diri.

Kriteria abnormalitas

1. Penyimpangan dari norma-norma statistik, bisa abnormal secara fisik


2. Adanya penyimpangan dari norma-norma sosial
3. Ketidak efektifan individu dalam menghadapi, menangani, atau melaksanakan tuntukan
dari lingkungan atau diri sendiri
4. Adanya tekanan batin
5. Ketidakmatangan dari segi mental
6. Abnormal bisa diartikan sebagai setiap hal yang luar biasa atau tidak lazim dan dan tidak
sesuai dengan norma.
Materi 3

Kajian Konsep dan Riset Mutakhir

1. Model Riset Psikologi Islam


a. Model A, Mengkaji Persoalan Ummat Islam dengan Memanfaatkan Konsep Psikologi
Menggunakan metode ilmiah, tapi variabel yang diambil harus melalui proses
Islamisasi. Tanpa proses Islamisasi suatu teori tidak bisa disebut teori Psikologi
Islam, sekalipun subjeknya orang Islam. • Contoh: riset menurunkan kecenderungan
homoseks di pesantren. Proses islamisasi :
1) Similarisasi
Menyamakan begitu saja konsep psikologi barat dengan konsepkonsep islam.
Contoh: konsep dorongan (nafsu) dari Sigmund Freud dengan konsep Al-Ghazali.
2) Paralelisasi
Menganggap paralel konsep Psikologi Barat dengan konsep Islam karena
kemiripan konotasinya. Contohnya: teori religiusitas dari Glock & Strak dengan
dimensi-dimensi religiusitas dalam ajaran Islam
3) Komplementasi
Menganggap sains dan ajaran Islam adalah saling memperkuat tapi tetap
mempertahankan eksistensinya masingmasing. Misalnya: konsep piramida
kebutuhan Abraham Maslow
4) Komparasi
Membandingkan konsep Psikologi Barat dengan konsep Islam mengenai suatu
gejala-gejala yang sama untuk dicarikan titik temu antar keduanya. Misalnya
konsep ikhlas vs altruism, ridho vs self acceptance
5) Verifikasi
Mengungkapkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang membuktikan kebenaran
ajaran Islam. Contohnya penelitian menemukan bahwa shalat mampu membuat
lebih sehat bagi para pelakunya, puasa dapat meningkatkan empati.
b. Model B, membandingkan konsep manusia dari tinjauan islam dan psikologi
Pengembangan dari model pertama, bedanya selain ada islamisasi teori psikologi
Barat, juga ada tambahan teori dari Islam. Contoh: gratitude, happiness, forgiveness,
dll. Gratitide, Psikologi positif menganggap rasa syukur itu antara manusia kepada
manusia (konsekuensi pemikiran Atheis), “give thanks to others”. Psikologi Islam
menganggap rasa syukur ada 2 macam, kepada Allah SWT dan kepada manusia
Happiness, Psikologi positif banyak mengkaji kebahagiaan, menganggap tujuan
kehidupan untuk mencari kebahagiaan (konsekuensi tidak beriman kepada hari akhir).
Psikologi Islam tujuan orang hidup di dunia adalah masuk ke surganya Allah
(konsekuensi iman kepada hari akhir).
c. Model C, Perspektif Islam terhadap konsep-konsep psikologi
Pengembangan model B, bedanya seluruh teori diambil dari konsepkonsep Islam. •
Contoh: ridho, tawakkal, ihsan, konsep pendidikan adab. Implementasi kurikulum di
Al Azhar international islamic boarding school, Pembelajaran adab melalui
kurikulum, Terukur dalam setiap tahapannya, Rapor adab: evaluasi per semester,
Aktivitas: penanaman nilai adab, praktik, dan evaluasi.
d. Model D, Mengembangkan Pola Pengetahuan Bersumber Ajaran Islam
Pengembangan dari Model C, bedanya pada model D ini penggunaan metode lebih
bervariasi. Misalnya: Tawakkal kepada Allah sebagai obat “strategi koping”
menghadapi masalah, Iman kepada takdir sebagai resiliensi pada orang disabilitas
pasca kecelakaa
Materi 4

Pentingnya Kesehatan Mental

A. Gambaran Kesehatan mental


Saat ini kesehatan mental merupakah isu kesehatan global, yang menjadi perhatian dunia.
Hal ini karena kesehatan mental dan fisik memang saling terkait dan berpengaruh satu
dengan lainnya. Diantara kelompok masyarakat, ibu hamil dan nifas merupakan
kelompok yang rentang terhadap masalah kesehatan mental. Data di dunia menunjukkan
sekitar 10% wanita hamil dan 13% wanita nifas mengalami gangguan mental, terutama
depresi. Di negara-negara berkembang kondisi ini lebih tinggi, yaitu 15,6% selama
kehamilan dan 19,8% setelah kelahiran anak (1). Masa hamil dan nifas merupakan
periode kritis untuk timbulnya gangguan mental. Masalah kesehatan mental atau
gangguan mental pada wanita dimasa reproduksi jika tidak dikenali dan tidak dikelola
dengan baik, dapat memberikan konsekuensi dampak pada ibu dan janin dalam
kandungannya.
B. Potensi dan Peran Bidan dan Konseler dalam Kesehatan Mental
Bidan sebagai tenaga kesehatan professional memiliki peran penting dan strategis
terutama dalam sasaran pembangunan millenium nomor empat dan lima, yaitu penurunan
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Bidan memberikan
pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, fokus pada aspek
pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.
Bersama dengan tenaga kesehatan lain senantiasa siap melayani siapa saja yang
membutuhkan, kapan dan dimanapun (2). Secara praktis, bidan memiliki peran sebagai
educator, fasilitator dan motivator dalam kesehatan ibu dan anak, baik kesehatan fisik
maupun kesehatan mental.
C. Peran bidan sebagai Educator/Pendidik, bertanggung jawab untuk memberikan
pendidikan dan bimbingan kepada :
1. Individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Bidan berperan aktif dalam mendidik
atau mengajarkan pengetahuan dan ketrampilan, dalam bentuk promosi kesehatan,
penyuluhan kesehatan berupa edukasi kesehatan khsusunya kesehatan ibu dan anak,
dan keluarga berencana (KIA dan KB).
2. Melatih dan membimbing kader termasuk paraji/dukun di wilayah kerjanya tentang
kesehatan, missal mengajarkan pengisian KMS kepada kader posyandu, ikut
memantau ibu hamil
3. Mahasiswa kebidanan. Dalam menjalankan perannya bidan bertanggungjawab
memberi pendidikan agar mahasiswa memiliki ketrampilan yang memadai dan
memastikan bahwa mahasiswa bidan melakukan praktek kebidanan sesuai dengan
teori yang diajarkan. Pengetahuan baru, perilaku atau tingkah lahu yang baik karena
merupakan faktor penting dalam mewujudkan bidan yang profesional.
D. Secara umum peran bidan dan konselor sebagai fasilitator adalah membantu kelompok
masyarakat untuk:
1. Mempelajari lebih lanjut tentang masalah yang dihadapi
2. Mencari cara pemecahan masalah terbaik dan hal pendukung yang dibutuhkan
3. Melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan
4. Menilai masalah sudah teratasi atau terselesaikan

Sebagai fasilitator, bidan berperan memberikan konseling, yaitu membimbing dan


menuntun klien atau masyarakat untuk memahami sesuatu masalah sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat atau paling baik bagi dirinya. Bidan hendaknya tidak
mengambil alih proses pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah.

E. Peran bidan dan konselor sebagai motivator (Proses pemecahan masalah di masyarakat )
memberikan dorongan, arahan, bimbingan dan dukungan serta meningkatkan
kesadaran orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau pemecahan masalah
yang dihadapi, khususnya KIA. Proses pemecahan masalah di masyarakat sebagai
berikut:
Mempelajari masalah yang dihadapi, meliputi:
a. Apa yang diketahui dari masalah tersebut
b. Apa sebabnya dan bagaimana terjadinya
c. Siapa yang mengalami masalah tersebut dan apa yang dirasakan orang yang
mengalaminya
d. Masalah lain yang mungkin diakibatkannya
Mencari pemecahan masalah secara bersama-sama, meliputi:
a. Meminta pendapat orang yang pernah mengalami masalah tersebut
b. Meminta setiap orang belajar dari peserta yang lain
c. Menceritakan hal-hal yang diketahui tentang masalah tersebut
d. Bagaimana cara kelompok masyarakat lain mengatasi masalah tersebut
e. Apa yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah
f. Adakah informasi lain yang dibutuhkan agar dapat menemukan cara pemecahan
masalah yang terbaik
Merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah meliputi:
a. Kelompok masyarakat sendiri yang memilih cara pemecahan masalah yang paling
tepat, sehingga mereka merasa memiliki keputusan yang diambil bersama
b. Membantu rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama
c. Melaksanakan koordinasi dengan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan progtam
tertentu, mengorganisasi sosialisasi pemakaian kontrasepsi.
d. Memantau pelaksanaan kegiatan untuk mengatasi masalah, memantau efektifitas
dan efisiensi program terkait, untuk memperbaiki proses pemecahan masalah,
hingga masalah teratasi dengan baik.
Nama : Karina Novita Sari

NIM : 201141052

Kelas : Psikologi Islam 6B

Matkul : Kesehatan Mental

UTS Kesehatan Mental

1. Jelaskan pengertian kesehatan mental menurut 2 tokoh sesuai tokoh yg ada pada buku
psikologi positif (kesehatan mental). Dan berdasarkan pengertian dari dua tokoh tersebut
simpulkan pengertian kesehatan mental menurut anda?
(skor 30)
2. Bagaimana upaya anda dalam mewujudkankan kesehatan mental pada diri anda?
Silahkan anda boleh kaitkan teori yg ada dari berbagai sumber dengan pengalaman
pribadi anda dalam mewujudkan kesehatan mental pada diri anda sendiri
3. Silahkan tuliskan pengalaman gangguan kesehatan mental yg pernah anda alami?dan
deskripsi kan upaya anda untuk menyembuhkan gangguan kesehatan mental tersebut,apa
yang membuat anda move on, dan apa harapan anda agar tetap bisa menjaga kesehatan
mental?

Jawaban

1. Menurut psikiater, Karl Menninger, kesehatan mental adalah penyesuaian manusia


terhadap dunia dan satu sama lain dengan keefektifan dan kebahagiaan yang maksimum.
H.B. English, Psikolog, Kesehatan Mental adalah keadaan yang relatif tetap dimana sang
pribdai menunjukan penyesuaian atau mengalami aktualisasi diri atau relaksasi diri.
Menurut saya, Kesehatan Mental adalah Kondisi dimana seseorang mampu menghadapi
dunia atau kondisi dimana manusia mampu beradaptasi dengan semua hal yang ada di
dunia ini tampa mengalami stres atau tekanan dan selalu memiliki kebahagian yang
maksimum dalam hidupnya, walaupun bisa dikatakan tidak ada manusia yang 100%
sehat mental dan tidak ada manusia yang 100% rusak mental.
2. Untuk mewujudkan kesehehatan mental untuk diri saya sendiri adalah sebisa mungkin
untuk memilih lingkungan yang baik dan tidak membuat mental menjadi sakit selain itu
saya juga menghindari tidur terlalu malam maksimal jam 10 malam kalau sedang tidak
ada tugas karena saat saya tidur terlalu malam dan tidak melakukan suatu pekerjaan saya
akan overthingking yang berujung menjadi cemas, pikiran kemana-mana dan menjadi
tidak bisa tidur. Jika sedang ada masalah segera diselesaikan tidak menunda-nunda
masalah biar tidak menjadi beban pikiran. Lalu saat saya stres atau tertekan saya akan
melupakan masalah sejenak dengan refresing melakukan hal yang saya sukai jika pikiran
dan hati sudah tengan lalu menyelesaikan hal yang belum terselesaikan. Mendengarkan
musik adalah salah satu cara yang paling efekting yang sering saya gunakan saat saya
sedang penat, lelah, stress atau sedang penuh tekanan, karena hal itu sangat efektif
dengan saya dan membuat pikiran saya tenang dan mengembalikan mood saya.
Sebenarnya cara yang paling dan harus kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental kita
adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT seperti shalat, mengaji, sholawatan,
mengikuti pengajian dan melakukan hal-hal yang bisa mendekatkan diri dengan Allah
SWT. Dan yang paling penting juga dalam menjaga kesehatan mental kita adalah
bersihkan hati dari rasa iri, dengki dendam dan hal-hal buruk lainny karena kesehatan
mental harus dimulai dari diri sendiri dengan mebersihkan hati, karena hati yang kotor
bisa memicu penyakit mental.
3. Gangguan mental yang saya alami alhamdulilah tidak terlalu berat hanya seperti stres
karena tuntukan, sering overthingking dan mungkin gangguan kecemasan. Kenapa bisa
saya katakan seperti itu karena itu yang saya alami dan saya sadari untuk stress mungkin
karena banyak tuntutan dan tekanan membuat saya sedikit terbebani dan berujung stres
walaupun belum ditingkat yang lebih tinggi. Untuk overthingking saya orangnya suka
memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak saya pikirkan apalagi kalau saya begadang
tampa tujuan itu pasti saya akan overthingking, menangis, gelisah dan berujung tidak bisa
tidur itulah alasan saya jarang tidur larut jika tidak ada kepentingan. Untuk kecemasan
mungkin ini juga dialami oleh beberapa orang seperti kecemasan saat menghadapi orang
banyak, wawancara, menjawab pertanyaan dan presentasi. Untuk cara saya menangani
hal tersebut biasanya saya melakukan hal-hal yang saya sukai seperti menonton drama,
mendngarkan musik atau tidur. Untuk kecemasan sebenarnya saya belum menemukan
cara untuk mengtasinya saat kecemasan itu terjadi, tapi jika penyebab dari kecemasan itu
sudah berlalu atau sudah selesai maka setelah itu biasanya saya mendengarkan musik
atau menenangkan diri dengan cara tidur. Sebenarnya hanya ada 2 cara yang paling
efektif bagi saya yaitu mendengarkan musik dan tidur. Untuk menghindari overthingking
berakibat membuat saya menjadi pribadi yang cenderung cuek dan bodo amat karena jika
saya terlalu perhatian dengan sesorang atau terlalu care dengan seseorang kadang orang
tersebut tidak menyambutnya dengan baik dan membuat saya berpikir apa salah saya
mengapa dia begitu dan sebagainya dan berakhir menjadi overthingking, maka dari itu
saya sekarang tidak pernah atau jarang memberikan perhatian secara langsung didepan
mata orang itu. Sebenarnya saya orang yang cepat melupakan kesalahan orang lain atau
cepat memaafkan orang lain jika orang yang membuat kesalahan tersebut meminta maaf
dan bersikap baik dengan saya, tapi saya juga bisa menjadi orang yang pendendam jika
orang tersebut tidak pernah meminta maaf kepada sya, bisa dikatakan saya akan bersikap
seperti kamu bersikap dengan saya, jika kamu baik dengan saya maka saya juga akan
baik, jika kamu tidak suka dengan saya mungkin sya akan lebih tidak menyukai kamu.
Kadang ada beberapa masalah yang tidak ingin diceritakan dengan orang tua atau sahabat
dan yang biasanya saya lakukan adalah saya akan berbicara dengan diri saya sendiri di
imajinasi saya, dan sebenarnya cara itu cukup efektif dan sering saya lakukan.

Anda mungkin juga menyukai