Anda di halaman 1dari 11

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1

TEORI PERKEMBANGAN A. DEFINISI Gangguan jiwa pada anak-anak merupakan hal yang banyak terjadi yang umumnya tidak terdiagnosis dan pengobatannya kurang adekuat.masalah kesehatan jiwa terjadi pada 15 - 22% anak-anak dan remaja,namun yang mendapatkan pengobatan jumlahnya kurang dari 20% (keys ,1998). Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya,menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya,yang mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi adaptasi(townsend,1999).dasar untuk memahami gangguan yang terjadi pada bayi,anak-anak,dan remaja adalah dengan menggunakan teori perkembangan.penyimpangan dari norma-norma perkembangan merupakan tanda adanya suatu masalah.

Teori perkembangan menurut Clunn(1991) : 1. Teori perkembangan fisio-biologis Tiga konsep utama yang melandasi teori fisiologis perkembangan individu adalah kepribadian, sifat (traits), dan terperamen. Kepribadian didefinisikan sebagai elemen-elemen yang menbentuk reaksi menyuluruh individu terhadap lingkungan. Temperamen adalah gaya perilaku sebagai reaksinya terhadap lingkungan dan berkaitan dengan trait, yaitu atribut kepribadian. Body image (citra tubuh) merupakan konsep biofisik yang juga mempunyai dimensi biologis dan social dalam perkembangan seseorang.

2. Teori perkembangan psikologis Teori psikoanalisis yang dikembangkan oleh Freud : menekankan pada tahapan perkembangan dan pengaruh pengalaman masa kecil terhadap perilaku pada saat dewasa. Freud menyatakan bahwa masa 5 tahun pertama kehidupan anak sangat penting dan pada usia 5 tahun karakterr dasar yang dimiliki oleh anak telah terbentuk dan tidak dapat diubah lagi. 3. Teori perkembangan kognitif Teori Piaget menekankan bahwa cara anak berfikir berbeda dari pada orang dewasa, bahwa anak belajar secara spontan tanpa mendapatkan masukan dari orang dewasa. Anak belajar melalui proses meniru dan bermain. 4. Teori perkembangan bahasa Merupakan tugas perkembangan utama pada masa kanak-kanak, yang mana stuktur linguistic dan kognitif perkembangan secara paralel. Chomsky (1975) dalam teori menyatakan bahwa anak menggunakan dan menginterprestasikan kalimat baru melalui proses kognitif internal yang disebbut dengan transformasi, yaitu penyusunan kata menjadi kalimat. 5. Teori perkembangan moral Kumpulan pertumbuhan kognitif anak, yang timbul sejalan dengan hubungan anak dengan dunia luar. 6. Tori psikologi ego Menjembatani psikoanalisis dengan psikologi perkembangan, individu dengan berfokus pada ego atau diri sebagaiunsur mandiri. Ilmuan yang mendukung teori ini berkeyakinan bahwa ego dan unsur rasional yang menentukan pencapaian intelektul dan social terdiri dari sumber energy, motif, dan rasa tertarik.

Sembilan keterampilan kompetensi ego yagn perlu dimiliki oleh semua anak untuk menjadi seorang dewasa yang kompeten menurut strayhorn (1989) adalah : 1) Menjalin hubungan dekat yang penuh rasa percaya. 2) Mengatasi perpisahan dan membuat keputusan yang mandiri. 3) Membuat keputusan dan mengatasi konflik interpersonal secara bersama. 4) Mengatasi frustasi dan kejadian yang tidak menyenangkan. 5) Mengatasi penundaan kepuasan. 6) Menyatakan perasaan senang dan merasakan kesenangan. 7) Bersantai dan bermain. 8) Proses kognitif melalui kata-kata , symbol, dan citra(image). 9) Membina perasaan adaptif terhadap arah dan tujuan. B. ETIOLOGI 1.faktor-faktor psikobiologik. a.Riwayat genetic keluarga, seperti retardasi mental,autism,skizofrenia anakanak,gangguan perilaku,gangguan bipolar,dan gangguan ansietas b.Abnormalitas struktur otak dan perubahan neurotransmitter pada pasien yang menderita autism,skizofrenia anak-anak,dan ADHD c.Pengaruh prenatal,seperti infeksi maternal,kurangnya perawatan prenatal, dan ibu yang menyalah gunakan zat,semuanya dapat menyebabkan abnormalitas saraf yang berkaitan dengan gangguan jiwa. d.Penyakit Kronis atau kecacatan dapat menyebabkan kesulitan koping bagi anak. 2.Dinamika keluarga a.Penganiayaan Anak.anak yang terus menerus dianiaya pada masa anak-anak aal,perkembangan otaknya kurang adekuat(terutama otak kiri).

b.Disfungsi system keluarga(misalnya kurangnyabsifat pengasuh,komunikasi yang buruk,kurangnya batasan antar generasi dan perasaan terjebak). 3.Faktor Lingkungan a.Kemiskinan perawatan prenatal yang tidak adekuat,nutrisi yang buruk ,dan kurannya terpenuhinya kebutuhan akibat pendapatan yang tidak mencukupi dapat memberikan pengaruh buruk pada pertumbuhan dan perkembangan normal anak. b.Tunawisma Anak-anak tunawisma memiliki berbagai kebutuhan kesehatan yang mempengaruhi perkembangan emosi dan psikologi mereka. c.Budaya Keluarga Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda dengan budaya sekitar sangat dapat mengakibatkan kurang di terimanya anak-anak oleh teman sebaya dan masalah psikologik. C. PENATALAKSANAAN 1.Perawatan berbasis komunitas. a.Pencegahan primer melalui berbagai program social yang di tunjukan untuk menciptakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan anak. b.Pencegahan sekuder dengan menemukan kasus secara dini pada anak-anak yang mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan yang tepat dapat di lakukan. c.Dukungan terapetik bagi anak-anak di berikan melalui psikoterapi individu,terapi bermain,dan program penddkan khusus untuk anak-anak yang tidak mampu berpartisipasi dalam system sekolah yg nomal. d.Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga penting untuk membantu keluarga mendapatkan keterampilan dan bantuan yang di perlukan guna membuat

perubahan yang dapat meningkatkan fungsi semua anggota keluarga.

2.Pengobatan Berbasis keluarga a.Uji khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja,terdapat di rumah sakit jiwa. b.Program hospitalisasi parsial juga tersedia,memberikan program sekolah di tempat(on-site) yang di tujukan untuk memenuhi kebutuhan khusus anak yang menderita penyakit jiwa. c.Seklusi Dan Restrain untuk mengendalikan perilaku disruptif masih menjadi kontroversi karena bersifat traumatis.

3.Farmakoterapi Mediakasi digunakan sebagai satu metode pengobatan.medikasi psikotropik di gunakan dengan hati-hati pada klien anak-anak dan remaja karena memliki efek samping yang beragam. Tinjauan Proses Keperawatan Gangguan Psikiatrik pada Anak dan remaja

2.2

PROSES KEPERAWATAN Sesuai dengan tahapan proses keperawatan dan dengan berorientasi pada ketrampilan kompetensi ego,pertama perawat perlu melakukan pengkajian. A. Pengkajian Perawat mengkaji penguasaan anak terhadap tiap area ketrampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat menjadi seorang dewasa yang kompeten. Selain mengkaji ketrampilan yang telah diuraikan tersebut,perawat juga perlu mengkaji data demografi, riwayat kesehatan terdahulu, kegiatan hidup anak sehari-hari, keadaan fisik, status mental, hubungan interpersonal,serta riwayat personal dan keluarga.

1. Data Demografi. Pengkajian data demografi meliputi nama,usia,tempat dan tanggal lahir anak,pendidikan,nama orang tua,alamat orang tua,serta data lain yang dianggap perlu diketahui.Riwayat kelahiran,alergi,penyakit,dan pengobatan yang pernah diterima anak,juga perlu dikaji. Selain itu,aktivitas sehari-hari anak meliputi keadaan gizi termasuk berat badan,jadwalmakan dan minat terhadap makanan tertentu,tidur termasuk kebiasaan dan kualitas tidur,eliminasi meliputi kebiasaan dan masalah yang diberkaitan dengan eliminasi, kecacatan dan keterbatasan lainnya. 2. Fisik. Dalam pengkajian fisik perlu diperiksa keadaan kulit,kepala,rambut,mata,telinga,hidung,mulut,pernapasan,kardiovaskuler,muskul oskeletal dan neurologis anak. Pemeriksaan fisik lengkap sangat diperlukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh gangguan fisik terhadap perilaku anak. Misalnya, anak yang menderita diabetes atau asma sering berperilaku merusak dalam usahanya mengendalikan lingkungan. Selain itu,hasil pemeriksaan fisik berguna sebagai dasar dalam menentukan pengobatan yang diperlukan. Bahkan untuk mengetahui kemungkinan bekas penganiayaan yang pernah dialami anak. 3. Status mental. Pemeriksaan status mental anak bermanfaat untuk memberi gambaran mengenai fungsi ego anak. Perawat membandingkan perilaku dengan tingkatan fungsi ego anak dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,status mental anak perlu dikaji setiap waktu dengan suasana yang santai dan nyaman bagi anak. Menggunakan alat bermain sangat bermanfaat untuk mengalihkan fokus anak atau yang menimbulkan ansietas ke karakter yang digunakan dalam permainannya. Data dicatat sesuai dengan prilaku yang diamati untuk menjaga obyektifitas pengkajian,kesan,perasaan dan pendapat perawat. Pemeriksaan status mental meliputi keadaan emosi,proses berpikir,dan isi pikiran,halusinasi dan persepsi,cara bicara dan orientasi,keinginan untuk bunuh diri atau membunuh. Pengkajian terhadap hubungan interpersonal anak dilihat dalam hubungannya dengan anak sebayanya yang penting untuk mengetahui kesesuaian perilaku dengan usia.

Pertanyaan yang perlu diperhatikan perawat ketika mengkaji interpersonal anak,antara lain sebagai berikut : a. Apakah anak berhubungan dengan anak sebaya dan dengan jenis kelamin tertentu? b. Apakah posisi anak dalam struktur kekuasaan dalam kelompok? c. Bagaimana ketrampilan sosial anak ketika menjalin dan berhubungan dengan anak lain? d. Apakah anak mempunyai teman dekat? Kemampuan anak berhubungan dengan orang dewasa juga penting dikaji untuk mengetahui kebutuhan anak akan tokoh panutan dan kebutuhan anak akan dukungan dan kasih sayang. 4. Riwayat personal dan keluarga. Riwayat personal dan keluarga meliputi faktor pencetus masalah, riwayat gejala,tumbang anak, yang biasanya dikumpulkan oleh tim kesehatan. Data ini sangat diperlukan untuk mengerti prilaku anak dan membantu menyusun tujuan asuhan keperawatan. Pengumpulan data keluarga merupakan bagian penting dari pengkajian melalui pengalihan fokus dari anak sebagai individu ke sistem keluarga. Tiap anggota keluarga diberi kesempatan untuk mengidentifikasi siapa yang bermasalah dan apa yang telah dilakukan oleh keluarga untuk menyelesaikan masalah tersebut Untuk menegakkan diagnosis keperawatan , data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis sebagai dasar perencanaan asuhan keperawatan selanjutnya. Dalam keperawatan psikiatri dapat digunakan PND ( Psychiatric Nursing Diagnosis ) , NANDA. B. Perencanaan Setelah pengkajian selesai dan masalah utama yang dialami anak telah diindentifikasi , rencana perawatan dan pengobatan yang komprehensif disusun. Tujuan asuhan keperawatan disusun sesuai dengan kebutuhan anak, seperti modifikasi penyesuain sekolah anak dan perubahan lingkungan anak.

Tujuan umum untuk anak yang dirawat di unit perawatan jiwa sebagai berikut : 1) Memenuhi kebutuhan emosi anak. 2) Mengurangi ketegangan pada anak. 3) Membantu anak menjalani hubungan positif dengan orang lain. 4) Membantu mengambangkan identitas diri anak. 5) Membantu anak berkomunikasi secara efektif. 6) Mencegah anak untuk menyakiti . 7) Membantu anak memelihara kesehatan fisiknya. 8) Meningkatkan uji coba relaitas yang tepat.

C. Implementasi Berbagai bentuk terapi pada anak dan keluarga dapat diterapkan terdiri atas sebagai berikut 1. Terapi bermain Fungsinya : 1) Mengusai dan mengasimilasi kembali pengalaman yang lalu. 2) Berkomunikasi dengan kebutuhan yang tidak disadari 3) Berkomunikasi dengan orang lain 4) Menggali dan mencoba belajar 5) Mencocokkan tuntutan dan dorongan dari dalam diri dengan realitas

2.

Terapi keluarga Orang tua perlu belajar dengan cara bertahap tentang peran mereka dalam

permasalahan yang dihadapi dan bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi pada anak dan keluarga.

3.

Terapi kelompok Terapi kelompok ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan uji realitas ,

mengendalikan impuls ( dorongan internal ) , meningkatkan harga diri , memfasilitasi pertumbuhan kematangan dan ketrampilan social anak.Hubungan dan penglaman sosial yang positif dalam suatu lingkungan yang terkendali

4.

Psikofarmakologi. Walaupun terapi obat belum sepenuhnya diterima dalam psikiatri anak ,

tetap Bermanfaat untuk mangurangi gejala ( hiperaktif , depresi , impulsif , dan ansietas ) dan membantu agar pengobatan lain lebih efektif . pemberian obat ini tetap diawasi oleh dokter dan menggunakan pedoman yang tepat .

5.

Terapi individu. Ada berbagai terapi individu , terapi bermain psikoanalitis , psikoanalitis

berdasarkan psikoterapi , dan terapi bermain pengalaman . hubungan antara anak dengan therapis memberi ksempatan pada anak untuk mendapatkan pengalaman mengenai hubungan positif dengan orang dewasa dengan penuh kasih sayang dan uji realitas

6.

Pendidikan pada orang tua . Pendidikan terhadap orang tua merupakan hal yang penting untuk

mencegah gangguan kesehatan jiwa anak , begitu pula untuk meningkatkan kembali penyembuhan setelah dirawat . orang tua diajarkan tentang tahap tumbuh kembang anak sehingga orang tua dapat mengetahui perilaku yang sesuai dengan usia anak . keterampilan berkomunikasi juga meningkatkan pengertian dan empati antara orang tua dan anak . teknik yang tepat dalam mengasuh anak juga diperlukan untuk mengembangkan disiplin diri anak . hal- hal lain , seperti spikodinamika keluarga , konsep kesehatan jiwa ,dan penggunaan pengobatan , juga diajarkan .

7.

Terapi lingkungan. Konsep terapi lingkungan dilandaskan pada kejadian dalam kehidupan

sehari-hari yang dialami anak. Lingkungan yang aman dan kegiatan yang teratur dan terprogram, memungkinkan anak untuk mencapai tugas terapeutik dari rencana penyembuhan dan berfokus pada modifikasi perilaku. Kegiatan yang terstruktur secara formal, seperti belajar, terapi kelompok, dan terapi rekreasi. Kegiatan rutin meliputi bangun pagi hari, makan, dan jam tidur. Program yang berfokus pada perilaku, memungkunkan staf keperawatan untuk member umpan balik terus-menerus kepada anak-anak tentang perilaku mereka sesuai jadwal kegiatan. Untuk perilaku yang baik, mereka menerima pujian, stiker, atau nilai, bergantung pada tingkat perkembangannya. Sebaliknya, perilaku negative tidak ditoleransi.

Peran perawat sebagai orang tua yang baik menuntun perawat mampu menciptakan lingkungan yang terbuka, komunikasi yang jujur, dan member gambaran yang jelas tentang batasan hubungan anak-orang dewasa yang bebas dari keintiman yang pura-pura. Lingkungan yang terapeutik harus member perlindungan pada anak dari ancaman dinamika keluarganya yang patologis. D. EVALUASI Pada umumnya fasilitas penyembuhan bagi anak dengan gangguan jiwa mempunyai program yang dirancang untuk jangka waktu tertentu. Waktu perawatan jangka pendek biasanya berkisar antara 2 sampai 4 minggu, dan direncanakan untuk diagnosis dan evaluasi, intervensi krisis, serta perencanaan yang komprehensif. Apabila gejala telah berkurang dan gambaran klinis anak membaik, serta rencana jangka panjang telah disusun, anak dikeluarkan dari rumah sakit. Penentuan rencana memulangkan anak kerumahnya, lebih sulit dilakukan pada anak dengan perawatan jangka panjang. Pada umumnya, pengamatan perawat berfokus pada perubahan perilaku anak. Apakah anak menunjukkan kesadaran dan pengertian tentang dirinya sendiri melalui

refleksi diri dan meningkatnya kemampuan untuk membuat keputusan secara rasional? Anak harus mulai beradaptasi dengan ligkungannya dan tidak impulsive.

Aspek yang perlu dievaluasi, antara lain, sebagai berikut. 1) Keefektifan intervensi penanggulangan perilaku. 2) Kemampuan untuk berhubungan dengan teman sebaya, orang dewasa, dan orang tua secara wajar. 3) Kemampuan untuk melakukan asuhan mandiri. 4) Kemampuan untuk menggunakan kegiatan program sebagai rekreasi dan proses belajar. 5) Respons terhadap peraturan dan rutinitas. 6) Status mental secara menyeluruh. 7) Koordinasi dan rencana pemulangan.

Anda mungkin juga menyukai