Anda di halaman 1dari 40

LOGO

Asuhan Keperawatan Jiwa pada Anak


www.themegallery.com

Gangguan jiwa pada anak-anak pada umumnya tidak


terdiagnosis dan pengobatannya kurang adekuat.

Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja adalah


perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya,
menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya,
yang mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi
adaptasi (Townsend, 1999).

Teori perkembangan adalah dasar untuk memahami


gangguan yang terjadi pada bayi, anak-anak dan
remaja. Penyimpangan dari norma-norma
perkembangan merupakan tanda bahaya penting
tentang adanya suatu masalah.
www.themegallery.com

Landasan Teoritis Perkembangan Jiwa Anak


(Clunn, 1991)

1 Teori Perkembangan Fisio Biologis

2 Teori Perkembangan Psikologis

3 Teori Perkembangan Kognitif

4 Teori Perkembangan Bahasa

5 Teori Perkembangan Moral

6 Teori Psikologis Ego


www.themegallery.com

Teori Perkembangan Fisio Biologis

 Konsep utama yang melandasi ?

 Kepribadian : elemen-elemen yang membentuk reaksi


menyeluruh individu terhadap lingkungan.
 Tempramen : gaya perilaku sebagai reaksinya terhadap
lingkungan
 Trait : atribut kepribadian

Citra tubuh merupakan konsep biofisik yang juga


mempunyai dimensi biologis dan sosial dalam
perkembangan seseorang. Bersifat dinamis dan
berkembang mengikuti perkembangan interpersonal,
lingkungan, citra tubuh ideal dan penyesuaian sebagai
respons terhadap pertumbuhan fisik dan pengalaman
hidup.
www.themegallery.com

Teori Perkembangan Psikologis

 Teori Psikoanalitik Freud dan Teori Interpersonal


Sullivan

 Freud menekankan pada tahapan perkembangan dan


pengaruh pengalaman masa kecil terhadap perilaku pada
saat dewasa. Masa lima tahun pertama kehidupan anak
sangat penting dimana karakter dasar yang dimiliki anak
telah terbentuk dan tidak dapat berubah lagi.

 Sullivan memfokuskan teori perkembangan pada anak


berhubungan dengan manusia. Tema sentral teori ini
berkisar pada ansietas dan menekankan bahwa
masyarakat sebagai pembentuk kepribadian. Anak belajar
perilaku tertentu karena hubungan interpersonal.
www.themegallery.com

Teori Perkembangan Kognitif

 Teori Piaget

 Cara anak berfikir anak berbeda dari orang dewasa


 Anak belajar secara spontan tanpa mendapatkan masukan
dari orang dewasa.
 Anak belajar melalui proses meniru dan bermain serta
menunjukkan proses kegiatan asimilasi dan akomodasi
yang menjabarkan tiap tahap dari kematangan kognitif
anak.
 Perkembangan kognitif mengintegrasikan struktur pola
perilaku sebelumnya ke arah pola perilaku baru yang lebih
kompleks.
 Kecepatan tiap tahap perkembangan dipengaruhi oleh
perbedaan tiap individu dan pengaruh sosial.

Company Logo
Teori Perkembangan Bahasa

 Penguasaan bahasa merupakan tugas


perkembangan utama pada masa kanak-kanak,
yang mana struktur linguistik dan kognitif
berkembang secara pararel.

Chompskiy (1975) dalam teorinya menyatakan bahwa anak


menggunakan dan menginterpretasikan kalimat baru
melalui proses internal yang disebut dengan transformasi
yatu penyusunan kata menjadi kalimat.

Perkembangan bahasa memudahkan uji realitas dan sebagai


dasar terhadap identitas diri dan perbedaan semua
dimensi pada anak yang sedang berkembang.
Teori Perkembangan Moral

 Perkembanga Moral

Konversi sikap dan konsep primitif kedalam standar moral


yang komprehensif. Proses transformasi ini merupakan
bagian dari/dan bergantung pada kumpulan pertumbuhan
kognitif anak, yang timbul sejalan dengan hubungan anak
dengan dunia luar.

Teori perkembangan moral, antara lain dikemukakan oleh


Freud, Piaget dan Kohlberg.
Teori Psikologi Ego

 Teori psikologi ego menjembatani psikoanalisis


dengan psikologi perkembangan

 Ilmuan yang mendukung teori ini berkeyakinanbahwa ego dan


unsur rasional yang menentukan pencapaian intelektual dan
sosial (sumber energi, motif dan rasa tertarik).
 Pada dasarnya tidak ada satu teoripun yang secara lengkap
dapat menjelaskan perkembangan jiwa anak dan menyimpulkan
secara holistik tentang penyimpangan jiwa pada anak termasuk
landasan intervensi yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, dalam
keperawatan jiwa pada anak dapat digunakan suatu pendekatan
yang berfokus pada keterampilan kompetensi ego anak.
 Menurut Stuart dan Sundeen (1995), pendekatan ini sangat
efektif dan sensitif secara kultural dalam merencanakan dan
mengimplementasikan intervensi keperawatan apappun
diagnosis psikiatrik atau dimanapun tatanan pelayanan
kesehatan jiwa diberikan
.
Lanjutan ....

Sembilan keterampilan kompetensi ego yang perlu dimili oleh


semua anak untuk menjadi dewasa yang kompeten menurut
Strayhorn (1989) adalah :
1. Menjalin hubungan dekat yang penuh rasa percaya
2. Mengatasi perpisahan dan membuat keputusan yang mandiri
3. Membuat keputusan dan mengatasi konflik interpersonal
secara bersama
4. Mengatasi frustasi dan kejadian yang tidak menyenangkan
5. Menyatakan perasaan senang dan merasakan kesenangan
6. Mengatasi penundaan kepuasan
7. Bersantai dan bermain
8. Proses kognitif melalui kata-kata, simbol dan citra (image)
9. Membina perasaan adaptif terhadap arah dan tujuan
Gangguan spesifik dengan awitan pada masa kanak-kanak
meliputi retardasi mental, gangguan perkembangan,
gangguan eliminasi, gangguan perilaku dan gangguan
ansietas.

Jenis gengguan jiwa pada anak-anak :


 Gangguan perkembangan pervasif, ditandai dengan
masalah pada perilaku, interaksi sosial dan komunikasi
seprti retardasi mental, autisme, gangguan perkembangan
spesifik (keterlambatan perkembangan)
 Defisit perhatian/ADHD dan gangguan perilaku
(kesengajaan untuk tidak patuh terhadap norma dan
aturan sosial), gangguan penyimpangan oposisi (sikap
menentang)
 Gangguan ansietas, skizofrenia, gangguan mood (bunuh
diri), gangguan penyalahgunaan zat
Autisme

Gangguan ini dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial,
komunikasi serta aktivitas dan minat yang terbatas (Johnson, 1997).
Sebelumnya autis jarang terjadi, tetapi sekarang diperkirakan di Amerika
Serikat terdapat 58.000 hingga 115.000 anak yang mengalami autisme
pada 57,6 juta anak usia 1 sampai 15 tahun (Rapin, 1997).

Gejala-gejala autisme meliputi kurangnya responsivitas terhadap orang lain,


menarik diri dari hubungan sosial, kerusakan yang menonjol dalam
komunikasi, dan respons yang aneh terhadap lingkungan (mis., tergantung
pada benda mati dan gerakan tubuh yang berulang-ulang seperti
mengepakkan tangan, bergoyang-goyang dan memukul-mukulkan kepala.

Seorang anak autis tidak mencari kenyamanan dari orang lain ketika mereka
terluka, sakit atau kelelahan. Anak tersebut tidak ikut serta dalam aktivitas
sosial atau berhubungan dengan teman sebayanya tetapi lebih menyukai
mainan sendiri.
Lanjutan ....

Dalam area komunikasi, bahasa percakapan mungkin tidak muncul atau


mungkin berisi gumaman yang tidak jelas (babling), ekolalia (mengulangi
pembicaran orang lain), neologisme (membentuk kata-kata baru sendiri),
menggunakan simbol kata-kata, komentar-komentar yang tidak berhubungan
dan kata ganti yang bertentangan. Contoh : anak mengatakan “kamu ingin
minum” maksudnya “saya ingin minum”.

Anak dapat berinteraksi melalui penggunaan metode komunikasi nonverbal


abnormal, misalnya postur tubuh yang ekstrem, tatapan terus menerus dan
tindakan-tindakan sosial yang tidak sesuai. Seringkali anak mengalami
distres jika terjadi perubahan dalam lingkungan atau rutinitas hariannya.

Gangguan ini pertama kali terjadi pada usia kurang dari 30 bulan dan lebih
banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan
dengan rasio 3:1. Berbagai kondisi biologis seperti rubella pada ibu hamil,
anoksia selama proses kelahiran, fenilketonuria yang tidak diobati dan
ensefalitis telah dikaitkan dengan munculnya gangguan autistik.
Lanjutan ....

Riset neurobiologis menyatakan bahwa komplikasi pranatal menciptakan kerusakan


dalam sistem saraf pusat. Masalah-masalah imunologis misalnya ketidakcocokan
antara jaringan ibu dan janin, perubahan fungsi otak akibat cedera dan faktor-
faktor genetik dapat juga mendukung terbentuknya autisme. Anak-anak autis
menunjukkan masalah fungsional pada otak hemisfer kiri yang dimanifestasikan
dalam kesulitan berbahasa dan pemikiran logis.

Strategi komunikasi :
 Semua komunikasi verbal dan nonverbal tetap dilakukan secara singkat dan
langsung
 Fokuskan pada perilaku nonverbal klien dan temukan artinya
 Temukan makna neologisme (kata baru yg tdk dapat didefiniskan)
 Jangan menggunakan frase dan humor yang abstrak
 Usahakan untuk mengerti saat klien menggunakan kata ganti yang bertentangan
 Jangan mengawali komunikasi melalui sentuhan fisik tapi mulai komunikasi
secara bertahap
 Berkomunikasi secara nonverbal melalui kontak mata, ekspresi wajah dan gerak
tubuh yang sederhana
Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan: terhadap diri sendiri/orang lain

 Kemungkinan penyebab :  Batasan karakteristik : reaksi


keterikatan ibu-bayi yang berlebihan terhadap
terganggu, kurang rasa takut perubahan lingkungan,
terhadap bahaya, ansietas terkesima dan sangat ingin
hebat, kebutuhan untuk menyentuh bagian mesin yang
bergantung tidak terpenuhi, bergerak dan berbahaya (mis.,
gangguan fisiologis yang kipas angin yang sedang
mempengaruhi persepsi dan berputar), tidak peka terhadap
kognisi rasa nyeri, menjauhi rangsang
yang baru diikuti dengan
perilaku impulsif,
tempertantrum, membenturkan
kepala dan menggigit diri
sendiri.
Lanjutan ....

 Tujuan jangka panjang : klien menahan diri untuk tidak


membahayakan diri sendiri dan orang lain
 Tujuan jangka pendek 1 : frekuensi respon klien yang aneh
terhadap lingkungan berkurang
Intervensi :
 Pertahankan lingkungan yang tenang dan tidak mengancam
 Buat rutinitas yang serupa dengan rutinitas harian dirumah,
batasi dan kemudian secara bertahap tingkatkan kontak dengan
orang-orang baru
 Monitor temper tantrum/perilaku/perangai motorik yg berulang-
ulang dan menganiaya diri sendiri serta mendokumentasikan
perilaku, faktor-faktor presipitasi dan strategi pelaksanaan yang
efektif
 Jangan berfokus pada temper tantrum yang tidak mengancam
kehidupan.
Lanjutan ....

 Tujuan jangka pendek 2 : klien akan mendemonstrasikan cara aman


untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres
Intervensi :
 Hentikan klien dari melakukan perilaku merusak diri sendiri
 Sediakan pelindung kepala (helm), sarung tangan dan
perlengkapan pengaman lain
 Tandai kejadian-kejadian dan perasaan-perasaan
 Hentikan tindakan kekerasan yang diarahkan kepada orang lain
dengan cara memisahkan klien dari orang lain atau mengalihkan
energinya kepada benda mati (mis., sebuah boneka tinju)
 Temani klien pada saat perubahan rutinitas atau saat klien
sedang sedih dan takut.
Terapi

Tidak ada fakta yang menguatkan penggunaan psikoterapi atau psikoanalitis pada
anak autistik
 Terapi modifikasi perilaku
 Berfokus hanya pada perilaku yang tidak sesuai, bukan pada gangguan
emosional yang mungkin ada
 Berikan umpan balik positif dan penghargaan untuk perilaku yang sesuai
 Abaikan perikau negatif, seperti temper tantrum, jika perilaku tersebut tidak
merusak/mengancam jiwa
 Terapi milieu (lingkungan sosial)
 Berikan pengalaman yang biasa terjadi pada kehidupan sehari-hari secara
berulang, misalnya mempertahankan jadwal perawatan dan aktivitas
bermain yang tetap.
 Kendalikan stimulus lingkungan dengan sedapat mungkin meminimalkan
perubahan disekeliling klien
 Turunkan dan ubah perilaku yang mengganggu dengan mempertahankan
tugas yang sederhana yang tidak membutuhkan kemampuan berfikir
abstrak/bahasa sosial yang komples
Lanjutan ....

 Terapi bermain
 Selidiki pandangan klien tentang dunia dan lingkungan saat ini sebagai suatu
cara untuk mengembangkan interaksi terstruktur dan mempraktikkan
keterampilan sosial melalui bermain
 Berikan penguatan positif untuk perilaku yang sesuai
 Pengobatan
Beberapa obat (antipsikotik, stimulan SSP dan antidepresan) dapat diberikan untuk
meredakan ansietas, agitasi psikomotor berat dan kepekaan yang ekstrem
terhadap stimulus lingkungan. Obat-obatan tersebut tidak secara nyata meredakan
gejala-gejala autisme.
 Asuhan keluarga
 Berikan pedoman antisipatif untuk interaksi orang tua-anak
 Diskusikan bagaimana menangani perilaku anak yang mengganggu
 Fasilitasi diskusi tentang rasa bersalah dan rasa malu keluarga
 Cegah keluarga dari isolasi sosial
 Dorong orang tua untuk berfokus pada kebutuhan diri sendiri dan anaknya
 Bantu orang tua untuk mengungkapkan rasa berduka
Gangguan Defisit Perhatian/Hiperaktivitas

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) menunjukkan tiga gejala perilaku


utama yaitu tidak perhatian, impulsif dan hiperaktivitas. Gambaran ini
berdampak pada perkembangan emosional dan sosial anak dan khususnya
mengakibatkan masalah di sekolah atau rumah. Gejala memburuk jika anak
perlu terlibat dalam aktivitas atau situasi yang berlangsung lama.

ADHD biasanya pertama kali terjadi sebelum anak usia 4 tahun tetapi
beberapa anak mungkin tidak dapat teridentifikasi mengalami ADHD
sampai mereka masuk sekolah. Gangguan ini lebih banyak terjadi pada
anak laki-laki dibandingkan perempuan.

Tidak teridentifikasi adanya masalah biologis khusus yang menyebabkan


ADHD. ADHD dianggap sebagai penyakit keturunan dan hasil riset
menyatakan bahwa penghasil dopamin pada gen pembawa sifat dominan
berhubungan dengan pemindahan ADHD dari orang tua ke anak.
Lanjutan ....

Neurotransmiter khususnya dopamin, norepinefrin dan serotonin


diyakini menjembatani aktivasi dan penghambat perilaku. Studi
diagnostik otak yang lebih jauh akan mengungkapkan bahwa anak-
anak ADHD mengalami penurunan aliran darah di korpus striatum
yang dapat menyebabkan difist motivasi dan sikap acuh tak acuh
terhadap konsekuensi yang terlihat dalam perilaku sehari-hari.

Pada beberapa anak, gangguan neurobiologis dapat terjadi secara


bersamaan seperti serebral palsy dan epilepsi terjadi bersamaan
dengan ADHD. Kondisi lain yang muncul sebelum ADHD adalah
keadaan keluarga yang kacau, penganiayaan anak, keracunan
timbal, terpapar obat sewaktu dalam kandungan dan BBLR.
www.themegallery.com

Gejala ADHD

 Perilaku tidak perhatian  Perilaku hiperaktif/impulsif


 Mengabaikan hal-hal kecil  Gelisah
 Membuat kesalahan dengan  Sering meninggalkan tempat
ceroboh duduk (mis., selama makan)
 Sulit mempertahankan perhatian  Berlari/menaiki sesuatu
 Tidak terlihat mendengarkan secara berlebihan
 Tidak menyelesaikan tugas atau  Tidak dapat bermain dengan
pekerjaan rumah tenang
 Sulit diatur  Selalu aktif bergerak
 Menghindari tugas yang  Banyak bicara
memerlukan pemikiran  Menjawab tanpa dipikirkan
 Sering kehilangan sesuatu yang dahulu
penting
 Mengiterupsi
 Mudah terdistraksi oleh stimulus lain
 Tidak dapat menunggu giliran
 Sering lupa dlm aktivitas sehari-hari
 Menganggu saudara
kandung/teman bermain
Company Logo
www.themegallery.com

Strategi Komunikasi

 Cegah klien agar tidak mampu menginterupsi ketika perawat


sedang berbicara dengan memberikan umpan balik yang cepat dan
membantu klien menetapkan tujuan yang realistik untuk perubahan
perilaku.
 Minta klien menghentikan aktivitasnya, melihat pada pembicara dan
berfokus pada apa yang dikatakan pembicara.
 Gunakan perintah verbal untuk meminta klien melaksanakan
tugas/menghentikan perilaku yang tidak sesuai.
 Bicara dengan tenang tetapi tegas ketika kondisi yang terbatas,
gunakan kalimat singkat dan sederhana.

Company Logo
www.themegallery.com

Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan Koping Individu

 Kemungkinan penyebab :  Batasan karakteristik : perilaku


kejadian-kejadian yang yang mengganggu/kemarahan
menimbulkan stres, yang meledak, aktivitas
keberadaan kondisi motorik meningkat, tidak
neurologis, keterampilan mampu
koping terbatas, kekacauan berkonsentrasi/menyelesaikan
latar belakang keluarga, tugas, perilaku impulsif,
penganiayaan anak. hubungan interpersonal
kurang.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan ....

 Tujuan jangka panjang : klien mempraktikkan strategi koping yang


efektif
 Tujuan jangka pendek 1 : klien mengembangkan cara-cara yang
sesuai untuk mengatasi perilaku impulsif
Intervensi :
 Bantu klien mengidentifikasi pikiran dan perasaan tentang
perilaku diri sendiri
 Beri dukungan pada upaya klien untuk mengontrol kebiasaan
dan impuls-impuls yang tidak diinginkan
 Bantu klien mengidentifikasi perilaku yang mengganggu pada
saat ini dan konsekuensi dari perilaku tersebut
 Diskusikan alternatif cara berperilaku
 Berikan penguatan positif untuk semua usaha yang telah
dilakukan klien dalam mengubah perilaku maladaptif.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan ....

 Tujuan jangka pendek 2 : klien belajar menggabungkan beberapa


respons baru ke dalam aktivitas sehari-hari
Intervensi :
 Kaji tanda-tanda awal hiperaktivitas klien (mondar-mandir
berlebihan, menggeliat-geliat, mengayunkan kaki0 dan tangani
sebelum aktivitas tersebut menjadi dominan
 Salurkan energi yang berlebihan kedalam aktivitas motorik kasar
yang sesuai
 Secara verbal batasi perilaku
 Diskusikan keputusasaan, kemarahan dan kebingungan klien
 Buat waktu bekerja singkat dengan jeda yang telah direncanakan
untuk menurunkan frekuensi respons-respons yang hiperkatif
 Pantau fungsi tubuh, pastikan bahwa klien tidak terdistraksi
status internal.

Company Logo
www.themegallery.com

Terapi

Terapi untuk ADHD umumnya membutuhkan waktu singkat dan berfokus pada
menurunkan gejala. Terapi paling efektif adalah terapi obat, terapi individual
dan terapi keluarga.
 Terapi individual
 Bantu klien mengembangkan rasa percaya
 Bantu perkembangan harga diri klien
 Bantu klien mengembangkan keterampilan komunikasi verbal dan
nonverbal
 Bantu klein meningkatkan pengendalian impuls (dorongan dari dalam diri)
 Bantu klien meredakan depresi yang berhubungan dengan citra diri negatif
 Bantu klien mengurangi isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan-
perasaan berbeda dari anak lain

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan ....

 Terapi bermain
 Berikan suatu alat yang dapat dipakai klien untuk mengkomunikasikan ide-
ide dan perasaan yang tidak dapat diekspresikan
 Bantu melakukan beberapa pengendalian terhadap lingkungan
 Gunakan bermain untuk menyelesaikan masalah atau mencoba
mempraktikan solusi untuk mengatasi situasi yang membuat stres
 Pendidikan khusus
 Konsultasikan dengan petugas sekolah mengenai tujuan
mengkombinasikan metode pendidikan khusus dengan teknik modifikasi
perilaku
 Atur klien untuk berada dalam tatanan kelas terstruktur yang sering
memberi pengulangan materi-materi untuk dipelajari
 Berikan sumber-sumber yang tersedia kepada klien sehingga tugas-tugas
yang rumit dapat dibagi kedalam unit-unit kecil
 Jika mungkin, biarkan klien mengulang kembali modul belajar jika klien
menemui beberapa hari yang sulit.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan ....

 Intervensi pendidikan lainnya


 Adaptasi aktivitas yang biasa dikerjakan dikelas dengan menyediakan
guru membaca dan guru matematika dan bantu mengerjakan PR
 Bantu klien memahami dan memprioritaskan subyek materi yang
merupakan pengetahuan penting untuk ujian
 Barikan waktu lebih untuk menyelesaikan ujian
 Bekerja dengan klien untuk mencapai tujuan tertentu dan tentukan
penghargaan sebagai penguatan
 Untuk klien usia 6 thn atau lebih, lakukan kontrak yang menetapkan
perilaku yang diinginkan dan konsekuensinya jika perilaku tersebut tidak
dilakukan
 Ajarkan klien untuk merencanakan belajar
 Pengobatan
 Obat-obatan stimulan efektif pada lebih dari 70% anak-anak ADHD
 Obat-obatan antipsikotik dana ntidepresan trisiklik meredakan beberapa
gejala dan menstabilkan mood.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan ....

 Asuhan keluarga
 Beritahu orang tua mengenal penyebab dan penanganan ADHD
 Kembangkan rencana intervensi yang konsisten ketika menangani perilaku
yang tidak sesuai
 Ajarkan teknik penatalaksanaan perilaku anak
 Diskusikan bagaimana cara menurunkan kemungkinan cedera/kerusakan
barang-barang
 Gali dampak keberadaan anak ADHD di keluarga
 Beri tahu keluarga mengenai pelayanan komunitas yang berbasis rumah,
terutama pelayanan khusus yang tertutup, yang mengajarkan intervensi
perilaku kognitif pada anak dan orang tua
 Fokuskan pada penguatan pola komunikasi dan aset setiap anggota keluarga
 Dukung keterlibatan orang tua yang positif dalam sekolah dan kehidupan
sosial anak
 Dorong orang tua yang memiliki anak ADHD untuk berpartisipasi dalam
kelompok pendukung.

Company Logo
www.themegallery.com

Retardasi Mental/
Tunagrahita

Retardasi Fasilitas yang


mental bukanlah tersediapun tanpa
suatu penyakit, program intervensi dini
melainkan akibat suatu yang sangat diperlukan
proses patologis diotak dalam meningkatkan
yang ditandai adanya kemampuan anak
keterbatasan fungsi semaksimal mungkin.
adaptif dan intelektual.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan ....

Hamid (1993) keterbatasan finansial, kekhawatiran akan masa


depan dengan stigma dan masalah lain turut menambah
kompleks masalah yang dihadapi penyandang tunagrahita dan
keluarganya.

Peran perawat sangat diperlukan dalam usaha penanganan


masalah anak tunagrahita dan keluarganya terutama melalui
kegiatan preventif termasuk promosi kesehatan dan juga asuhan
keperawatan langsung terhadap anak tunagrahita.

Retardasi mental dicirikan dengan keterbatasan substandar dalam


berfungsi yang dimanifestasikan dengan fungsi intelektual tang
secara signifikan berada dibawah rata-rata dan keterbatasan
terkait dengan dua bidang keterampilan adaptasi atau lebih (mis.,
komunikasi, perawatan diri, aktivitas hidup sehari-hari,
keterampilan sosial, fungsi dalam masyarakat, pengarahan diri,
kesehatan dan keselamatan, fungsi akademis, kesenangan dan
bekerja). Muncul sebelum usia 18 tahun (Johnson, 1997).

Company Logo
www.themegallery.com

Tingkat Kemampuan Tunagrahita

Skor Tes IQ
35-40 sampai 50-55

Sedang
Berat

Skor Tes IQ
Ringan 20-25 sampai 35-40

Skor Tes IQ Sangat


50-55 sampai 70 Berat
Text
Dibawah 20-25

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan ....

IQ 70-84 termasuk klasifikasi borderline, tetapi sudah tidak


digunakan lagi karena biasanya dipengaruhi oleh sosial
ekonomi yang rendah.

Faktor penyebab tunagrahita erat kaitannya dengan keadaan


sosial, ekonomi, kesehatan, sumber yang tersedia untuk
pendidikan, perkembangan dan kesempatan kerja dari suatu
masyarakat. Oleh karena itu angka kejadian lebih tinggi pada
negara yang kurang mempunyai program imunisasi massa,
gizi dan sanitasi yang baik, lingkungan yang aman dan
pelayanan kesehatan masyarakat pada wanita hamil dan anak-
anak.

Company Logo
www.themegallery.com

Etiologi

Prenatal Perinatal Postnatal

 Abnormalias kromosom
 Hidrosefalus kongenital  Perdarahan
 Gangguan endokrin intraventrikuler
 Asfiksia
 Radiasi dosis tinggi  Kernikterus
 Hipoksia
 Malnutrisi  Malnutrisi
 Iskemia
 Infeksi maternal  Meningitis
 Infeksi
 Gangguan metabolisme  Kejang neonatal
 Pramatur
 Defek tube neural  Kebutuhan emosional
 Hiperbilirubinemia berat yang terabaikan
 TORCH

Company Logo
www.themegallery.com

Peran Perawat dalam Pencegahan Tunagrahita

A
Prevensi B
Primer Prevensi C
Sekunder Promkes
Pencegahan
kehamilan Pengkajian
terhadap Penkes
muda pada
remaja putri, resiko pada
Konsultasi ortu, kebutuhan & prang tua
masalah pd dan anak
> Bumil beresiko
anak & klrg

Company Logo
www.themegallery.com

Empat Hal Utama Penkes pada Anak Tunagrahita

Menggunakan
stimulasi

Mengajarkan
anak untuk
Memberi memilih
pengarahan yang alternatif ketika
nyata agar anak mengambil
dapat mengikuti keputusan

Memberi kesempatan
untuk mengambil
keputusan Company Logo
www.themegallery.com

Proses Keperawatan

Riwayat kesehatan, riwayat


Perkembangan personal dan sosial,
perkembangan kognitif, keterampilan bahasa,
perkembangan motorik dan sensorik Pengkajian
Latar belakang informasi,
kebutuhan anak, tujuan anak-
perawat, batu loncatan, rujukan
keperawatan Perencanaan
Lingkungan yang terstruktur,
instruksi yg sederhana,
memberi penghargaan,
bljrr ttng tugas & kosep Implementasi
Meningkatkan
kemampuan
anak
Evaluasi

Company Logo
www.themegallery.com

Membantu anggota klrg untuk


menjalan proses berduka
sehingga mampu beradaptasi
Dukungan
Terhadap Memberi kesempatan untuk
Keluarga bertanya

Perawat harus peka terhadap


kebutuhan emosional orang
tua dan memberikan dukungan
yang tepat

Company Logo
LOGO

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai