NIM: 201804051
Kelas: D3 keperawatan B
Semua anggota keluarga perlu diikutsertakan dalam terapi keluarga. Orangtua perlu belajar
secara bertahap tentang peran mereka dalam permasalahan yang dihadapi dan bertanggung
jawab terhadap perubahan yang terjadi pada anak dan keluarga. Biasanya cukup sulit bagi
keluarga untuk menyadari bahwa keadaan dalam keluarga turut meninbulkan gangguan pada
anak. Oleh karena itu perawat perlu berhati-hati dalam meningkatkan kesadaran keluarga.
c. Terapi kelompok
Terapi kelompok dapat berupa suatu kelompok yang melakukan kegiatan atau berbicara. Terapi
kelompok ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan uji realitas, mengendalikan impuls
(dorongan internal), meningkatkan harga diri, memfasilitasi pertumbuhan, kematangan dan
keterampilan sosial anak. Kelompok dengan lingkungan yang terapeutik memungkinkan
anggotanya untuk menjalin hubungan dan pengalaman sosial yang positif dalam suatu
lingkungan yang terkendali.
d. Terapi individu
e. Terapi psikofarmaka
Walaupun terapi obat bekum sepenuhnya diterima dalm psikiatri anak, tetap bermanfaat untuk
mengurangi gejala (hiperaktif, depresi, impulsif, dan ansietas) dan membantu agar pengobatan
lain lebih efektif. Pemberian obat ini tetap diawasi oleh dokter dan menggunakan pedoman
yang tepat.
Pendidikan terhadap orang tua merupkan hal yang penting untuk mencegah gangguan
kesehatan jiwa anak, begitu pula untuk meningkatkan kembali penyembuhan setelah dirawat.
Orang tua diajarkan tentang tahap tumbuh kembang anak, sehingga orang tua dapat
mengetahui perilaku yang sesuai dengan usia anak. Keterampilan berkomunikasi juga
meningkatkan pengertian dan empati antara orangtua dan anak. Teknik yang tepat dalam
mengasuh anak juga diperlukan untuk mengembangkan disiplin diri anak. Hal-hal lain seperti
psikodinamika keluarga, konsep kesehatan jiwa, dan penggunaan pengobatan, juga diajarkan.
g. Terapi lingkungan
Konsep terapi lingkungan dilandaskan pada kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dialami
anak. Lingkungan yang aman dan kegiatan yang teratur dan terprogram, memungkinkan anak
untuk mencapai tugas terapeutik dari rencana penyembuhan dengan berfokus pada modifikasi
perilaku. Program yang berfokus pada perilaku, memungkinkan staf keperawatan untuk
memberikan umpan balik terus menerus kepada anak-anak tentang perilaku mereka sesuai
jadwal kegiatan. Untuk perilaku yang baik, mereka menerima pujian, stiker atau nilai,
tergantung pada tingkat perkembangannya. Sebaliknya, perilaku negatif tidak ditoleransi.
4. Evaluasi
Teori Perkembangan:
a. Sigmund Freud
b. Erik Erikson
c. Sullivan
d. Teori Interaksi Humanistik
Interaksi tahap perkembangan, faktor sosial budaya, pengaruh keluarga & konflik
psikodinamika yg dimanifestasikan melalui perilaku.
Fokus pertanyaan aolikasi teori interaksi humanisti
Apa arti perilaku/masalah bagi remaja?
Apa yang dikatakan remaja tentang perilakunya?
Apa dampak masalah ini pada remaja? Apakah ini suatu mslh yg biasa terjd pd
kelompok usia remaja?
Bagaimana perubahan ini mempengaruhi remaja dan hubungannya dengan
orang lain?
Apa tujuan yang dimiliki remaja dalam waktu dekat dan yang akan datang?
Apa kekuatan personal yang dimiliki remaja untuk mengatasi masalah yg sdg
dihadapinya?
Pertimbangan apa yang telah dibuat (perawat&remaja) berkaitan dengan faktor
perkembangan, keluarga, biologis atau sosial budaya?
E. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Informasi tentang:
Perumbuhan&perkembangan
Keadaan biofisik (penyakit, kecelakaan)
Keadaan emosi (status mental: proses berfikir, ide u/bunuh diri atau melukai org lain)
Latar belakang sosial budaya
Penampilan kegiatan hidup sehari-hari
Pola penyelesaian masalah (denial, acting out, menarik diri)
Pola interaksi (klg, teman sebaya)
Persepsi ttg kesehatannya
Tujuan kesehatan remaja
Lingkungan (fisik, emosi, ekologi)
Sumber materi dan nara sumber yg tersedia bagi remaja (sahabat, keterlibatan di
masyarakat)
Perasaan & konflik cenderung diekspresikan melalui perilaku kasar daripada secara
verbal
Mempunyai bahasa mereka sendiri
Kata-kata kotor sering diucapkan terutama bagi yang terganggu
Perhatikan perilaku, cara berpakaian dan lingkungannya
3. EVALUASI
Anak cenderung mudah tertarik untuk melakukan sesuatu dan mudah pula berpindah.
Anak tidak mampu mengikuti pola instruksi yang tertata dan sulit untuk berkonsentrasi
a. Attention Defisit Hyperactivity Disorder (ADHD)
b. Gangguan Perilaku (conduct disorder)
c. Ggn Penyimpangan oposisi (oppositional defiant disorder)
Anak tidak mampu memahami apa yang terjadi di sekitarnya, bingung dan tidak mampu
mengerti apa yang sedang terjadi
Retardasi mental
Autisme
Asperger syndrome
Ggn perkembangan spesifik
A. Neurophatology
Hasil riset membuktikan bahwa Lobusfrontal mempunyai peranan penting dalam
organisasi, rencana, perhatian dan pengaturan aktivitas motorik serta tingkah laku.
Adanya lesi pada Lobusfrontal menyebabkan seseorang menjadi overaktif, mudah sekali
terdistraksi dan kurangnya kemampuan untuk sensitif terhadap lingkungan.
Pada anak ADHD kemungkinan ditemukan lesi pada Lobusfrontalnya
B. Genetic
C. Biochemical
Teori membuktikan bahwa aliran darah ke otak dan metabolisme glukosa sangat
mempengaruhi kerja otak.
Pada anak ADHD, ditemukan pengurangan aliran darah ke Striatum (Caudatum dan
Putamen) mengakibatkan pengurangan darah ke aliran darah frontal
studi pada hewan menunjukkan adanya perbedaan kimiawi transmitter otak yang
terlibat dalam proses mengambil keputusan, kontrol impuls, kesadaran, perencanaan
dan fleksibilitas mental.
g. Nursing Management
1. Pengkajian
Pada pengkajian anak dengan ADHD akan didapatkan data anak terlihat rentang
perhatiannya pendek overaktifitas, susah untuk diam dalam jangka waktu yang panjang,
gangguan tidur, impulsive, kurang disiplin, susah berinteraksi.
Medical history menunjukkan adanya gangguan pada masa perinatal, sering mengalami
hospitalisasi, injury, sering demam.
Yang perlu dikaji adalah situasi dalam lingkungan keluarga, konsistensi peraturan dan
kegiatan rutin sehari-hari, kejadian dalam hidup si anak seperti perceraian orang tua, pindah,
kematian.
2. Nursing Diagnosis
a. Ketidak efektifan koping
b. defisit perawatan diri,
c. gangguan pola tidur,
d. kerusakan interaksi sosial,
e. gangguan peran,
f. ketidak efektifan koping keluarga.
3. Planning, Implementing and Interventions
a. Lakukan spesifik teknik terapi perilaku kognitif, seperti ajarkan anak untuk lihat,
dengar, berhenti sebelum melakukan sesuatu yang destruktif.
b. Setting suatu lingkungan dengan peraturan yang jelas dan berikan aktifitas yang rutin
untuk makan, tidur dan bermain.
c. Berikan batasan yang jelas dengan konsekwensi yang jelas terhadap suatu hal.
d. Gunakan kata-kata yang sedikit ketika memberikan suatu instruksi.
e. Jaga lingkungan tetap tenang dengan sedikit stimulus.
f. Bina komunikasi yang terapetik, contohnya lakukan kontak mata sebelum
memberikan perintah dan suruh anak untuk mengulang apa yang telah dia dengar
g. Pekerjaan rumah seharusnya dilakukan pada lingkungan yang tenang, jauh dari
stimulus.
h. Berikan reward kepada si anak atas tindakan positif yang telah dilakukan.
i. Terapi medis yang biasa digunakan adalah Metilpenidin 10-50mg sehari yang dibagi
atas 2-3 dosis.
h. Proses Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Riwayat klg: genetik, peristiwa2 yg menimbulkan stress, status kes.jiwa, riwayat mslh
fisik dan psikologis dan pengobatannya
Pola pertumbuhan dan perkembangan anak
Kaji respons perilaku
Identifikasi bukti gangguan kognitif
Observasi adanya gangguan mood
Kaji kelebihan dan kekurangan sistem keluarga
2. Diagnosa Keperawatan