Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

OLEH:

RIRIN ARINDA ARISTA


NIM. 859760641

JURUSAN BI PAUD
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin semoga tetap terucapkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya yang telah memberi ilmu, Kesehatan

dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah ini. Sholat serta salam selalu peneliti

junjungkan kehadirat Nabi Muhammad SAW.

Terimakasih penulis ucapakan kepada Dosen dan teman- teman yang telah

memotivasi dan membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari, bahwa

makalah ini masih banyak kekurangan. oleh karena itu perlu kritik dan saran yang

membangun. Akhir dari penutupan , saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat

khususnya pada diri saya pribadi dan umumnya bagi para pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN ii

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Sasaran PEngembangan Emosi Anak 3

B. Konsep Pembelajaran Pengembangan Sosial Emosional Anak TK 5

C. Mretode Pengembangan Sosial Emosional Anak TK 7

BAB III PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11

B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang

berhubungan antara individu dengan individu lainnya sebagai bagian dari

kelompoknya. Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain,

baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun lingkungan dimana anak itu tinggal.

Saat anak melakukan interaksi dengan orang lain maka akan terjadi peritiwa-peristiwa

yang sangat bermakna dalam kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya.

Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam lingkungan sosialnya sangat

dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Dan perkembangan emosi anak juga dipengaruhi

oleh kondisi lingkungannya.

Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan

melibatkan hampir keseluruhan diri individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai

pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat

berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu.

Maka dari itu, pengembangan emosi anak adalah kemampuan anak dalam

berhubungan dengan individu lain. Dimana dalam lingkungannya akan terjadi

peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna bagi hidup anak dan akan membentuk

kepribadian anak. Dan lingkungan juga yang akan menentukan kepribadian seorang

anak tersebut.

1
B. Rumusan Masalah

Bagaimana strategi pengembangan sosial emosional Anak TK?

C. Tujuan Penulisan

Memahami bagaimana strategi pengembangan sosial emosional Anak TK

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sasaran Pengembangan Emosi Anak

Pengembangan emosi pada anak merupakan satu hal yang penting dan harus

diperhatikan oleh para guru. Keterampilan emosi pada anak sangat menentukan

terbentuknya kepribadian anak pada masa selanjutnya.

1. Strategi Pengembangan Emosi Anak

Salovry dan mayer (dalam tim suryakanti; 2000) mengemukakan bahwa

terdapat lima cara yang dapat kita lakukan untuk membina emosi yang sehat pada

anak. Kelima cara itu adalah mengembangkan kemempuan untuk mengenali

emosi diri, kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara

tepat, kemampuan untuk memotivasi diri, kemampuan untuk memahami perasaan

orang lain dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain.

Berikut adalah penjelasan dari strategi pengembangan emosi pada Anak TK

a. Kemampuan untuk mengenali emosi

Untuk membantu anak mengenali emosinya dapat dilakukan dengan cara

mengajarakan anak untuk memahami perasaan-perasaan yang dialaminya.

Orang tua atau pun guru, dapat mengajak anak untuk mendiskusikan

mengenai berbagai emosi yang dirasakan berdasarkan pengalamnnya.

Misalnya guru mengarahkan rasa marah anak dengan suatu kegiatan bermain.

b. Kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat

Anak dapat dibiasakan untuk berpikir realistis sehingga anak dapat

menanggapi suatu kejadian dengan prilaku yang tepat. Selain itu, orang tua

3
dan guru juga dapat melatih anak untuk mengelola emosi, misalnya anak

diajak untuk meredakan emosi marah atau kecewa dengan cara mengalihkan

emosi itu pada kegiatan lainnya yang berarti, misalnya dengan menggambar.

c. Kemampuan untuk memotivasi diri

Pengembangan kemampuan untuk memotivasi diri didorong oleh

kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, orang dan

guru diharapkan tidak mengabaikan kemempuan anak untuk memecahkan

masalah. Karena dengan penyelesaian masalah ini anak dapat belajar banyak.

Selain itu orang tua dan guru perlu menanamkan optimisme pada anak.

Optimisme menjadikan anak tidak mudah putus asa, terbiasa untuk berpikir

positif, dan memiliki kecenderungan melihat sisi cerah terhadap suatu situasi.

Misalnya, saat anak kecewa karena tidak dapat mengerjakan sesuatu, ajak

anak untuk bermain dengan menyusun balok-balok yang lebih mudah dan

dapat dilakukan anak.

d. Kemampuan unutk memahami perasaan orang lain

Untuk mengembangkan keterampilan anak dalam memahami perasaan

orang lain maka upaya pengembangan empati dan keperdulian terhadap orang

lain menjadi sangat penting. Anak sebaiknya mendapatkan pengalaman

langsung dalam kehidupan nyata untuk merasakan perasaannya tersebut.

Guru atau pun orang tua dapat melatihnya dengan cara mengunjungi panti

asuhan, melihat orang sakit dan membicarakan kemungkinan yang dihadapi

orang sakit itu. Selain itu bangkitkan rasa humor dalam kehidupan keluarga

karena humor merupakan peluruh dinding pembatas antar generasi yang

4
paling efektif. Ajaklah anak melihat badut/sirkus untuk dapat memiliki rasa

gembira dan keinginan tertawa anak.

e. Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain

Latihlah anak untuk bergabung dengan anak yang lain, bermain kelompok,

dan melakukan keja sama. Pengalaman ini akan sangat berarti bagi anak

untuk kehidupannya dikemudian hari. Contohnya, biarkan anak bermain

dengan anak sebayanya dan perhatikanlah serta arahkan cara bermain anak

sehingga dia tidak mendomonasi dikuasai anak lainnya.

B. Konsep pembelajaran pengembangan sosial emosional Anak TK

Konsep yang akan dikembangkan dan menjadi sasaran pengembangan emosi Anak

TK di antaranya adalah mengembangkan rasa cinta kasih, empati, dan melatih

pengendalian emosi.

1. Cinta dan Kasih saying

Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang atau

benda yang ditunjukkan dengan perhatian yang hangat, dan mungkin terwujud

dalam bentuk fisik atau kata-kata.

Reaksi kasih sayang terutama diperhatikan dengan perilaku ramah-tamah,

penuh perhatian, dan akbar. Setelah anak berumur satu tahun mereka

mengekspresikan rasa cinta dan sayang dengan memeluk, meraba, membelai,

dan mencium orang atau objek yang mereka cintai. Anak kecil ingin terus -

menerus bersama denga orang yang dicintainya dan mereka mencoba

membantu apapun yang sedang dilakukan oleh orang tersebut.

5
Dalam pembelajaran tentang kasih sayang ini peroses attachment juga

sangat penting. Attachment adalah hubungan kasih sayang pertama antara bayi

dan kedua orang tuanya. Adanya ikatan kasih sayang ini merupakan hal yang

penting dalam perkembangan anak karena merupakan dasar pembentukan pola

hubungan dengan orang lain. Anak akan menyalurkan lagi pola kasih sayang

ini dan belajar membentuk persahabat dengan orang lain.

2. Empati

Empati adalah satu respons individu untuk merasakan perasaan orang lain

dengan cara seolah-olah ia yang mengalami peristiwa tersebut atau dengan kata

lain ia menempati posisi orang lain untuk merasakan perasaan yang sama

sebagai mana yang dikemukakan Stiwart, at.al (1985), yaitu an empeashic

responce is one in which someone responce as if he or she were feeling what

another person in feeling.

mpati merupakan emosi yang kompleks. Sebagai contoh, misalnya dalam

peristiwa seorang anak yang menangis karena jatuh dari sepeda, anak yang telah

mengembangkan empatinya akan mendekati anak tersebut, menepuk atau

mengusap badannya, dan membantunya berdiri lalu memapahnya untuk pulang.

Ia mengerti rasa sakit yang diderita anak tadi dan memahami kebutuhan anak

tersebut. Berbeda dengan anak yang belum cukup usia atau belum

mengembangkan sikap empatinya, mungkin ia hanya akan menonton kejadian

tersebut, dan tidak tahu apa-apa yang harus dilakukannya.

6
3. Pengendalian emosi

Seorang anak perlu di didik untuk dapat mengendalikan emosinya,

kemampuan ini berhubungan pula dengan kemampuan penyesuaian diri dan

mengendalikan tindakan yang disesuaikan dengan keadaan yang dialaminya.

Jika berhasil mengendalikan emosinya, anak akan merasa senang dan

tenang jiwanya. Berikut ini adalah contoh penelitian yang berhubungan dengan

pengendalian emosi.

C. Metode Pengembangan Sosial Emosional Anak TK

Untuk membantu proses perkembangan emosi anak usia dini, seorang guru dapat

melakukan beberapa metode pembelajaran berikut:

1. Benyanyi dan bermain music

Musik itu berasal dari suara alam, binatang atau manusia. Kehidupan

manusia tidak bisa lepas dari pengaruh musik karena dalam diri manusia

sendiripun memiliki sumber musik, seperti pita suara ataupun degup jantung

yang mirip, seperti suara drum band.

Musik merupakan salah satu instrumen atau media bagi seseorang untuk

dapat merasakan kasih sayang, keagungan ilahi, serta semesta alam, dan

melakukan transformasi diri ke alam spiritual.

2. Bermain peran

Bermain peran adalah permainan yang dilakukan nak dengan cara

memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, binatang ataupun tumbuhan yang ada

disekitar anak. Melalui permainan ini daya imajinasi, kreativitas, empati serta

penghayatan anak dapat berkembang.

7
Anak-anak dapat menjadi apa punyang diinginkannya dan ia juga dapat

melakukan manipulasi terhadap objek, seperti yang diharapkannya. Jika ia

mengagumi ibunya, ia akan memerankan tokoh ibunya, seperti yang biasa ia

lihat.

Namun, sebaliknya jika ia tidak menyukai tokoh tertentu, ia tidak akan

pernah menghadirkan tokoh tersebut dalam permainannya. Kalaupun ia

memerankannya maka ia akan merubah karakter tokoh tersebut menjadi sosok

seorang yang diinginkannya.

3. Permainan hand puppet

Hand puppet atau permainan dengan menggunakan boneka tangan,

merupakan salah satu permainan yang digemari anak-anak usia TK, melalui

permainan ini anak akan belajar berkomunikasi, berimajinasi, mengekspresikan

perasaannya dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Untuk melakukan

permainan yang lebih menyenangkan anak, membutuhkan kawan dalam

melakukannya walaupun ada juga anak yang bermain sendiri dan berbicara

sendiri memainkan boneka tangannya. Namun, sekalipun permainan dilakukan

anak sendirian, itu pun tidak menjadi masalah selama anak tidak menolak

teman-temannya.

Dengan adanya manfaat yang cukup besar dalam mengekspresikan emosi,

sebagai trapis telah menggunakan permainan hand puppet ini untuk terapi.

Dengan permainan ini anak-anak yang mengalami permasalahan emosional pun

dapat terbantu.

8
4. Latihan relaksasi dan meditasi dengan music

Proses pelaksanaannya cukup sederhana, guru hanya memilihkan musik

yang lembut dan disukai anak dan meminta anak untuk mendengarkan dan

menghayatinya dengan seksama. Untuk membantu proses penghayatan, anak

dapat diminta untuk mengambil posisi yang paling nyaman, ia dapat duduk atau

pun berbaring sambil memejamkan mata.

Setelah proses mendengarkan lagu selesai, guru dapat melakukan

wawancara, atau memberikan selembar kertas untuk mengevaluasi apa yang

anak rasakan selama ia mendengarkan lagu tadi. Dan jawaban anak sanagat

beragam, diantaranya ada yang merasa sedih, takut, bosan, teringat kembali saat

ditinggalkan ibunya keluar negeri dan sebagainya.

5. Bercerita

Bercerita bagi seorang anak adalah sesuatu yang menyenangkan. Melalui

cerita anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apa pun yang dia

inginkan.

Dalam cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyak dan berarti

bagi proses pembelajaran dan perkembangannya, termasuk didalamnya

perkembangan emosi dan sosialnya.

6. Permainan gerak dan lagu

Permainan gerak dan lagu merupakan aktivitas bermain musik sambil

menari. Anak-anak sangat menyukai permainan ini terutama jika kita

memodifikasi lagu-lagu yang diperdengarkan.

9
Teknik pelaksanaannya sangat mudah, pertama kita dapat memutar musik

kelasik di awal kegiatan, anak-anak diminta gerak bebas mengikuti alunan

musik. Tiba-tiba musik kita matikan ditengah-tengah dan anak-anak pun

berhenti bergerak dan berpura-pura menjadi patung.

Langkah berikutnya kita putar lagu yang kedua dari jenis musik dangdut,

dan anak pun bergerak bebas sesuai irama dangdut. Gerak anak-anak tentu akan

berbeda dengan lagu pertama tadi.

Permainan di lanjutkan dengan pola tersebut, semakin beraneka macam

irama musik, kegiatan akan semangkin menyenangkan, dan emosi anak

semangkin terekspresikan. Di akhir kegiatan anak dapat merasakan perasaan

yang lega dan menyenangkan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan emosi

anak dapat di bentuk melalui metode pembelajaran seperti bernyanyi dan bermain

musik, bermain peran, permainan hand puppet, latihan relaksasi dan meditasi dengan

musik, bercerita, permainan gerak dan lagu. Selain itu pengembangan emosi anak juga

dapat dibentuk dari lingkungan dimana anak itu tinggal.

Karena dari lingkungan anak juga mendapat pengalaman dan pristiwa-pristiwa

penting yang terjadi pada anak. Dan dari pengalaman dan pristiwa penting itu,

kepribadian anak juga akan terbentuk.

Maka dari itu, guru dan orang tua harus mengembangkan perkembangan emosi

anak dengan tepat dan baik, agar perkembangan emosi anak berkembang sesuai tahap

perkembangannya.

B. Saran
Diharapkan pemahaman dan pengetahuan dalam pengembangan sikap sosial anak

dapat dikembangkan lagi. Kemampuan guru atau pendidik dapat ditingkatkan lagi

dengan memadukan metode yang digunakan dengan teknologi.

Kerja sama antar guru dapat terus terlaksana untuk lebih mematangkan

tingkat kemampuan guru satu sama lain agar dapat menyelaraskan tujuan bersama

untuk menciptakan peserta didik yang berakhlakul karimah. Serta menjalin

komunikasi antara pihak sekolah dan orangtua siswa melalui kegiatan parenting

untuk menyamakan tujuan dalam pengembangan anak

11
DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B. Hurlock.1996. psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga

Nugraha, Ali. 2008. Kurikilum dan Bahan Belajar TK. Edisi 1. Cetakan 6. Jakarta:
Universitas Terbuka

12

Anda mungkin juga menyukai