Anda di halaman 1dari 2

Latihan.

1. Pilihlah usia peserta didik yang Anda harapkan bisa mengajarnya suatu hari nanti.
2. Buatlah daftar karakteristik anak tersebut menurut teori:
o Perkembangan kognitif Piaget,
o Teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner dan
o Teori perkembangan sosial-emosional Erikson.
3. Kemudian, buatlah daftar karakteristik terkait anak pengalaman masa kecil Anda
sendiri.
4. Jika sudah, bandingkanlah kedua daftar yang telah anda buat.

• Jelaskan dengan cara apa anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya serta
sosio-emosionalnya?
• Penyesuaian yang seperti apa yang Anda butuhkan agar anak bisa berinteraksi
secara efektif bersama Anda?

Jawaban :
1. Saya memilih peserta didik kelas tinggi yang berusia sekitar 10-12 tahun.
2. Daftar karakteristik anak menurut:
1) Perkembangan kognitif Piaget
Tahap Operasional Formal (11 -15 tahun):
o Sudah mulai menggunakan penalarannya tentang pengalaman konkret
o Berpikir secara abstrak, idealis, dan logis.
o Mulai mampu memecahkan masalah melalui eksperimen yang telah
dilaluinya.
2) Teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner
Tahap V: Puberty and Adolescence (masa remaja):
o remaja berusaha untuk mencari jatidirinya, apa makna dirinya, dan kemana
mereka akan menuju.
o Mereka akan menemukan banyak peran baru dan status dewasa (seperti
pekerjaan dan pacaran)
3) Teori perkembangan sosial-emosional Erikson
Tahap Kerja Keras vs Rasa Inferior (usia 6-12 tahun):
o anak mulai mampu berkerja keras untuk menyelesaikan tugas-tugasnya
dengan baik. Jika pada tahap ini anak tidak berhasil, maka kedepannya anak
akan menjadi pribadi yang rendah diri (minder) dan tidak mampu menjadi
pemimpin.
3. Daftar karakteristik anak terkait masa kecil saya sendiri saat berusia 10-12 tahun:
1) Saya sudah menemukan banyak peran baru dan status dalam hubungan dewasa
(misalnya pacaran, menikah, PDKT)
2) Saya sudah mampu mengungkapkan keinginan saya terkait kelanjutan pendidikan
yang saya inginkan
3) Saya sudah mampu membedakan cara berteman yang baik
4) Saya sudah mulai mandiri mulai dari mengerjakan tugas sekolah sendiri, kerja
kelompok sendiri bersama teman-teman sekolah, menyiapkan keperluan yang akan
dibawah ke sekolah sendiri.
5) Saya mampu mengolah emosi saya sendiri. misalnya saya akan menangis dan
murung seharian ketika ada hal yang tidak sesuai dengan ekspetasi saya.

4. Berikut cara yang dapat digunakan agar anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya
serta sosio-emosionalnya :
o Mengajarkan empati
Cara pertama yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kemampuan sosial emosional
anak adalah mengajarkan ia bersikap empati. Sebab, empati melibatkan kecerdasan
emosional anak terhadap orang lain. Hal tersebut bisa mulai bertanya pada anak tentang
perasaannya yang berhubungan dengan peristiwa dalam kehidupan mereka. Contohnya,
"Bagaimana perasaanmu ketika mainanmu hilang?".
o Menjadi contoh yang baik
Sebagai guru, kita harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak peserta didik kita.
Tunjukkanlah keterampilan sosial emosional yang baik kepada anak melalui perilaku sehari-
hari di sekolah. Otak anak diibaratkan seperti spons yang dapat menyerap semua perilaku
dan pembelajaran disekitar mereka. Jadi, ketika anak melihat gurunya berbagi, membantu,
atau mengungkapkan rasa terima kasih, anak pun bisa memiliki pemahaman yang baik
tentang cara berinteraksi dengan orang lain.
o Apresiasi Perilaku Baik
Melatih kemampuan sosial emosional anak yang stabil dapat juga dilakukan dengan
memberikan apresiasi ketika anak menunjukkan perilaku sosial yang baik. Dengan cara ini,
kita bisa membantu anak merasa baik tentang diri mereka sendiri, yang pada akhirnya
memainkan peranan penting dalam mengembangkan rasa empati serta kemampuan
emosional. Apresiasi juga bisa memotivasi anak untuk selalu berperilaku baik.
o Ajak anak belajar dan bermain di luar kelas
Mengajak siswa belajar dan bermain di luar rumah sangat penting agar anak nantinya tidak
takut berada di keramaian.. Di luar rumah kelas siswa dapat melihat dan mengamati orang-
orang dan banyak hal-hal baru yang ada di lingkungan luar. Anak bisa terstimulasi untuk
mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain. Selain itu, anak juga dapat terbiasa dengan
lingkungan luar yang ramai.
o Ajak anak untuk berbagi
Salah satu aspek perkembangan sosial anak bisa dilihat dari seberapa mampu ia menahan
egonya. Ketika anak tidak lagi menangis saat diajak berbagai, maka artinya kemampuan
sosial yang dimiliki anak telah terbentuk dengan baik. Oleh sebab itu, mulailah mengajak
anak berbagi sejak dini. Orang tua juga bisa juga mengajak anak untuk mulai
mengikuti playdate, dimana ia bisa bertemu dengan teman-teman sebayanya.

5. Penyesuaian yang saya butuhkan agar anak bisa berinteraksi secara efektif dengan saya
yaitu kunci awalnya dengan membuat anak nyaman menceritakan apa yang telah
dilaluinya pada hari tersebut. Buatlah anak merasa nyaman dengan kehadiran kita,
setelah anak nyaman anak akan selalu bercerita apa yang ia alami tanpa kita minta.
Walaupun nantinya anak pasti akan bercerita, kita juga harus tetap menanyakan kepada
anak bagaimana perasaannya ketika menjalani hari ini? Apa saja yang telah dilalui
untuk menikmati perasaannya tersebut? Ajarkan anak untuk selalu menikmati apa yang
telah dilalui karena hal tersebut akan menjadi pengalaman untuk pembelajaran
kehidupannya yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai