Anda di halaman 1dari 4

KOMENTAR HASIL TUGAS 2

1. Pertanyaan pertama, mengenai perbandingan perkembangan yang terjadi di masa Pre Sekolah
dan Usia Sekolah, bertujuan agar mahasiswa lebih mendalami tentang perkembangan pada masa-
masa tersebut. Respon mahasisawa umumnya adalah dengan memasukkan langsung dari ppt
mengenai perkembangan yang terjadi pada Presekolah dan Sekolah. Jawaban sepert itu akan
menyulitkan dalam memberi komentar. Komentar yang diminta dalam soal ini harus mendasarkan
apa yang diisikan di tabel. Jawaban akan baik jika terlebih dahulu menemukan tiga hal apa yang akan
dibandingkan antara masa Presekolah dan masa Sekolah. Maka yang harus dicari pertama adalah
tiga hal yang mau dibandingkan. Misal, perkembangan motorik, perkembangan kognitif dan
perkembangan sosial. Setelah itu, isi bagaimana perkembangan motorik pada Presekolah dan
Sekolah. Selanjutnya ke kognitif dan sosial. Lihat contoh berikut ini :

Pre Sekolah (3 – 6 tahun) Usia Sekolah (6 – 12 tahun)


Dari segi emosi cenderung lebih ekspresif dan Emosi lebih terkendali, misalnya dalam kasus
belum terkendali, misalnya ketika anak meminjam yang sama seperti tabel disamping, tindakan
mainan milik temannya tetapi temannya tidak mau yang dilakukan anak cenderung diam dan
meminjami anak akan marah/kesal dan berusaha pasrah karena ia sadar bahwa mainan tersebut
merebut mainan tersebut. bukanlah miliknya.
Mulai penasaran dan mencoba menggunakan
Mulai bisa menggunakan alat-alat tulis, misalnya
peralatan rumah tangga, seperti palu dan
menulis menggunakan pensil di buku.
sapu.
Memiliki ketertarikan yang besar pada aktivitas
Mulai tertarik pada bacaan dan pengetahuan.
bermain dan mencari teman.

Komentar:
Semakin besar dan bertambah usia, kemampuan seorang anak akan semakin baik dan meningkat
karena adanya dukungan dari beberapa faktor yaitu lingkungan dan peningkatan fungsi otak, dari
yang awalnya hanya bisa melakukan hal yang sederhana, lama kelamaan anak dapat melakukan hal
yang lebih kompleks, contohnya pada anak usia 4 tahun dapat mengenali dan mengingat 5 warna
saja, maka saat usia anak menginjak 6 tahun anak tersebut dapat mengenali 10 warna bahkan
mungkin anak sudah bisa berhitung menggunakan jari.

Atau berikut contoh lain yang memasukkan komnetar di dalam tabel:


Pra Sekolah (4-6 thn) Usia Sekolah (> 7thn)
Emosional Anak Pra-sekolah cenderung Anak Usia Sekolah, sudah mulai bisa
mengekspresikan emosinya dengan mengatur emosi serta merespon distress
bebas dan terbuka. Sikap sering marah emosional pada orang lain. Anak usia
dan iri hati juga tak jarang mereka sekolah juga mulai belajar mengenai hal
perlihatkan. yang membuatnya merasakan emosi
negatif, sehingga mereka dapat
beradaptasi dan mengendalikan dirinya.
Emosi Sosial Anak usia pra sekolah biasanya mudah Pada anak usia sekolah, anak cenderung
bersosialisasi engan orang sekitarnya. ingin terlibat dalam segala sesuatu,
Kelompok bermainnya juga cenderung mereka juga sedang aktif mencari teman
kecil dan tidak terlalu terorganisasi dan bahkan sudah mulai tertarik dengan
secara baik, oleh karena itu kelompok lawan jenisnya.
tersebut cepat berganti-ganti.
Kemampuan Anak usia pra sekolah umumnya telah Anak usia sekolah sudah mampu berfikir
Kognitif terampil dalam berbahasa. Dan dapat logis mengenai objek dan kejadian,
mengelompokkan benda sesuai dengan mereka juga sudah memahami alam
bentuk, warna, ukuran dan fungsi sekitar dengan tidak terlalu
secara sederhana. mengandalkan informasi yang bersumber
dari panca indera.
Komentar Dari ketiga perbandingan di atas, saya dapat melihat perkembangan yang sangat
signifikan diantara anak usia pra-sekolah dan anak usia sekolah. Misalnya dari segi
emosional, anak usia pra-sekolah cenderung mengekspresikan emosi mereka
dengan bebas. Berbeda dengan anak di usia sekolah, mereka cenderung sudah bisa
mengendalikan emosi yang mereka rasakan. Sehingga, dari sini juga sudah dapat
menggambarkan bagaimana tahapan kematangan anak seiring bertambahnya usia.

2. Pertanyaan nomor 2, tentang operational kongkrit, meminta mahasiswa untuk menggambarkan


perkembangan kognitif berdasar teori Piagiet. Untuk dapat menjawabnya mahasiswa harus
mengambil intisari dari dua slide di ppt. Cukup dalam dua hal, apa saja. Umumnya jawaban para
mahasiswa cukup bagus. Namun ada suatu jawaan yang boleh untuk dicontoh:

Pada periode operasional kongkrit ini anak dapat memahami operasi (logis) dengan bantuan benda-
benda konkret, yang dimaksud dengan bantuan benda-benda konkret disini adalah tindakan atau
perbuatan mental mengenai kenyataan dalam kehidupan nyata. Anak sudah mulai
mengembangakan pikiran logis mengenai suatu objek ataupun kejadian. Misalnya anak dapat
mengklasifikasikan benda menurut warna dan ukuran. Mereka dapat mengurutkan benda sesuai
jenis warna ataupun bentuknya, yang mana hal ini merupakan sebuah bentuk operasi yang mengacu
pada proses berpikir rasional tersebut.

Pada masa ini pula anak belum sepenuhnya bisa berpikir abstrak. Anak sudah mampu mengambil
suatu kesimpulan dari suatu kejadian tetapi belum sepenuhnya dapat merealisasikan suatu
pemikiran. Misalnya dalam pembelajaran matematika yang materinya cenderung bersifat abstrak,
dalam pembelajarannya kehadiran benda-benda konkrit masih diperlukan.

3. Jabawan pertanyaan nomor 3, tentang peran senyuman pada bayi, sebenarnya meminta
mahasiswa untuk memberi penjelasan tentang proses senyuman pada bayi dan peran senyuman itu
dalam perkembangan social. Kebanyakan respon para mahasiswa, sudah mengarah kepada kedua
hal tersebut. Ada suatu jawaban yang sangat bagus menggambarkan perkembangan senyuman bayi
dan perannya dalam perkembangan, ini sebagai contoh:

Umumnya pada bayi usia 1-3 bulan mampu mengangkat kepala, bereaksi terhadap bunyi dan
melihat dengan tersenyum. Kemampuan tersenyum pada bayi mempunyai pengaruh dan proses
tersendiri pada perkembangan sosial bayi. Seperti yang disebutkan oleh Skeels dan Dye (1939)
‘pentingnya lingkungan yang memberi stimulasi dalam tahun-tahun pertama bagi perkembangan
intelektual’. Kontak sosial pertama kita adalah dengan orang yang mencintai kita pada masa bayi,
biasanya ibu. Tidak hanya untuk perkembangan sosial dan intelektual, kemampuan untuk tersenyum
pada usia tersebut, juga memiliki andil dalam memperkokoh hubungan antara ibu dan anak.
Perkembangan sosial emosi semakin dipahami sebagai sebuah krisis dalam perkembangan anak.
Dari masa perkembangan awal, bayi menunjukkan rasa aman dalam keluarganya apabila
kebutuhannya terpenuhi oleh lingkunga. Sebaliknya, apabila bayi merasa tidak aman dalam
lingkungan keluarga, bayi akan menghabiskan energinya untuk mengatur dirinya sehingga bayi tidak
memiliki kesempatan untuk mengeksplorasikan. Ketika bayi tidak dapat kesempatan untuk
bereksplorasi, bayi tidak memiliki kesempatan untuk belajar.

American academy of pediatrics (2012) menyatakan bahwa perkembangan sosial emosi mengacu
pada kemampuan anak untuk memiliki pengetahuan dalam mengelola dan mengekspresikan emosi
secara lengkap baik emosi positif maupun emosi negative, mampu menjalin hubungan dengan anak-
anak lain dan orang dewasa disekitarnya, secara aktif mengeksplorasi lingkungan melalui belajar.

Usia dini desebut juga sebagai tahap perkembangan kritis atau usia emas (golden age). Pada tahap
ini Sebagian besar jaringan sel-sel otak berfungsi sebagai pengendali setiap aktivitas dan kualitas
manusia. Dua tahun pertama kehidupan manusia sangat penting bagi perkembangan anak. Anak
mulai mengembangkan kemampuan motoric indrawi, visual dan auditori yang distimulasi melalui
lingkungan sekitarnya (Schunk, 2012) dalam hal ini pula termasuk kemampuan kita tersenyum pada
bayi.

Psikiater asal Inggris, John Bowlby (1969, 1989) mengemukakan teori bahwa bayi dan ibu secara
insting membentuk suatu kelekatan. Bagi Bowlby, bayi lahir ke dunia dilengkapi dengan hal-hal
tertentu untuk menstimulasi respons dari pengasuh: bayi tersebut menangis, menendang,
tersenyum, dan mengoceh. Usia dua bulan, rata-rata bayi akan tersenyum pada waktu ia melihat
wajah ibunya. Sebagian besar ibu, merespon positif, bayi akan mengulangi. Kemampuan untuk
tersenyum pada usia itu, berperan peting dalam memperkukuh hubungan ibu dan anak. Bowbly
berpikir bahwa hubungan awal dengan pengasuh utama (ibu) ini akan diinternalisasikan sehingga hal
tersebut dapat menjadi skema untuk memahami diri kita dan dunia.

4. Jawaban pertanyaan nomor 4, tentang peran attachment dalam perkembangan anak, pada
dasarnya meminta mahasiswa untuk menjelasakan tentang peran attachment, tetapi mau tidak mau
mahasiswa harus menjelaskan juga attachment itu sendiri. Jawaban mahasiswa semua tidak
bermasalah, semua jawaban cukup baik. Namun ada suatu jawaban yang sangat jelas dalam
menggambarkan peran attachment dalam perkembangan. Ini contoh:

Hubungan anak dengan orang tua merupakan sumber emosional dan kognitif bagi anak. Hubungan
tersebut memberi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan maupun kehidupan
sosial. Keterkaitan anak pada masa-masa awal ini dimulai sejak anak terlahir ke dunia, bahkan
sebetulnya sudah dimulai sejak janin berada dalam kandungan (Sutcliffe,2002). Bahkan Ainsworth
dalam Santrock (2002) mengatakan bahwa keterikatan yang aman dalam tahun pertama memberi
landasan yang penting bagi perkembagan psikologis di kemudian hari.

Secure attachment atau hubungan kelekatan aman antara orangtua dan anak. Sesuai dengan
perkataan Lock dalam Schore (2001) bahwa bayi sangat berorientasi pada wajah manusia dan suara,
dan belajar ‘karakteristik dangkal’ yang selanjutnya adalah afektif dan sosial, yang berfungsi tuturan,
tanggung jawab yang diserap melalui mekanisme kognisi sosial diletakkan dibelahan kanan otak, dari
hal ini dapat kita ketahui bahwa rangsangan emosional yang diterima bayi tersimpan dalam otak
sebelah kanan.

Selanjutnya Schore mengutip penekanan Salovey (2000) bahwa hubungan keadaan emosi dan
Kesehatan mental, kondisi emosional negative akan mempengaruhi Kesehatan fisik dan kondisi
emosi positif akan mempengaruhi Kesehatan fisik dan system kekebalan tubuh. Perilaku orangtua
terutama ibu dianggap memegang peranan penting dalam perkembangan anak karena memegang
peranan penting di awal kehidupan seorang anak. Anak mendapatkan kesan pertama mengenai
dunia melalui perilaku dan sikap ibu/orangtua terhadap anak terutama di awal usianya. Jika ibu
berlaku baik maka kesan anak tentang dunia dan lingkungan positif dan sikap anak juga akan
menjadi positif. Hal ini dapat menyebabkan anak mampu mengeksplorasi lingkungan secara optimal,
akibatnya perkembangan perilaku, emosi, sosial, kognitif dan kepribadian anak akan optimal pula.

Atau contoh jawaban berikut ini:

Peran attachment (keterikatan) mempengaruhi seorang anak untuk mendapatkan pengalaman baru
selama beberapa tahun kemudian. Keterikatan memberikan kontribusi terhadap perkembangan
emosi anak dikemudian hari. Selain itu keterikatan dapat membentuk suatu internal working model
yang mengatur pembentukan perasaan, ingatan, ide dan harapan seseorang dalam menjalin
hubungan dengan orang lain di kemudian hari, misalnya bayi gelisah selama ibunya tidak ada, baik
ketika ditinggal bersama orang asing itu maupun ditinggal sendirian; ditandai antara lain merengek
dan mencari ibunya, sampai menangis dengan keras. Jika kualitas keterikatan yang terbentuk antara
bayi dan orang tua berjalan baik, maka si kecil akan merasa senang dan aman, serta kebutuhan
utamanya tercapai, tetapi kualitas ikatan itu beda-beda. Ada dua keterikatan yaitu :
Keterikatan yang aman
Keterikatan yang memberikan rasa aman dan nyaman pada anak dimana orangtua bersifat responsif
terhadap kebutuhan anak mereka dengan cara memberikan stimulasi sosial yang lebih banyak
(bercakap-cakap dan bermain bersama), serta lebih mengungkapkan rasa sayang. Anak akan tumbuh
dengan memiliki pandangan positif terhadap orang lain, saat mereka menghadapi kesulitan, mereka
jarang menangis atau marah tetapi mencari bantuan orang dewasa yang ada.
Keterikatan tidak aman
Keterikatan ini terjadi akibat orangtua yang kurang peka dan kurang responsif terhadap anak. Anak
yang dinilai mempunyai keterikatan tidak aman berlaku sangat berbeda. Mereka mudah frustasi dan
marah, jarang meminta bantuan, cenderung mengabaikan atau menolak petunjuk orang dewasa,
dan cepat menyerah dalam menghadapi persoalan.

Anda mungkin juga menyukai