Anda di halaman 1dari 5

FORMAT JAWABAN TUGAS TUTON

TUGAS 2

MKDK4002/ Perkembangan Peserta Didik

Riris sulistiyarini
857753239
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Upbjj Semarang
Pokjar Salut Kartini Rembang

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2023.2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tutorial saya ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik/MKDK4002. Selain itu, juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Perkembangan Peserta Didik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Trio Ardhian,M.Pd. Selaku mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik/MKDK4002 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Rembang,11 Mei 2023

Penulis
Riris sulistiyarini

PEMBAHASAN

SOAL
1. Jelaskan perkembangan bahasa anak.
Perkembangan Bahasa anak di bedakan me jadi 2 teori
a). Yang pertama teori Piaget dalam Bahasa
Menurut Piaget pada anak-anak pra sekolah terjadi suatu percakapan egosetris, yaitu
percakapan yang tidak ditujukan oleh siapapun, dan tidak ada maksud sungguh-sungguhh untuk
di pahami oleh lawan bicaranya. Namun hanya menggambarkan aktivitas mental anak.
Sehingga tidak sungguh-sungguh melakukan percakapan satu sama lain, namun seiring dengan
perkembangan kognitif anak akan bisa mengembangkan percakapan egosetris menjadi
percakapan komunikatif.
b). Yang kedua teori Vygotsky dalam Bahasa
Menurut vygotsky kemampuan Bahasa anak pada akhirnya akan saling mempengaruhi .
percakapan- percakapan yang disebut egosentris oleh Piaget sebetulnya merupakan bagian
penting dari perkembangan juga karena menjadi penghubung sebelum anak mengerti Bahasa
yang benar hingga mereka sudah dapat menalar suatu hal. Terdapat pendapat dari Piaget yang
disetujui oleh vygostky yaitu pemikiran awal anak mampu merefleksikan hal-hal yang telah
anak ketahui. Monolog yang di lakukan oleh anak atau private speech merupakan hal yang baik.
Karena dengan itu anak akan mencoba mencari tau akar dari sebuah masalah, dan
merencanakan solusi untuk permasalahan tersebut. Dengan berjalannya waktu private speech
tidak akan hilang, namun menjadi panduan kognitif dan tidak akan di ucapkan secara jelas
namun hanya akan di simpan oleh anak di dalam fikirannya.
Ketika sudah memasuki usia yang lebih dewasa private speech tidak akan hilaang, namun di
kembangkan lagi seperti halnya: pada usia remaja atau dewasa Ketika menghadapi suatu
permasalahan tidak mungkin isi pikiran tersebut di ucapkan secara lantang, namun sudah
mampu menganalisis masalah, dan mencari jalan keluar tanpa harus berbicara dengan lantang
apa yang akan di rencanakan. Teori sosialkultural Vygotsky memberi pandangan baru bahwa
perkembangan Bahasa juga di pengaruhi oleh lingkungan sosial sekitar anak. Pemikiran anak
akan berkembang jika mereka terlibat di dalam lingkungan yang tepat. Selain itu perkembangan
kognitif anak juga terjadi saat mengaplikasikan apa yang di katakan pada lawan biacaranya.
Sehingga menjadi orang dewasa harus berhati-hati Ketika berbicara dengan anak, karena anak
sangat mudah terpengaruh dan menirukan sesuatu hal yang ada di sekitarnya.
2. Menjelaskan cara pengembangan berfikir matematis anak.
Definisi berfikir sistematis
Meurut pendapat dari Fajri (2017), dlam proses berfikir matematis, pembelajaran yang di
laksanakan tidak hanya berlangsung dalam arah (one way communication ), tetapi harus
melalui interaksi dari dua arah (two way communication), yaitu siswa berinteraksi dengan
temannya, dengan gurunya , dan dengan lingkungan sekitarnya. Martin Hunghes
mengategorikan cara anak menyelesaikan masalah berdasarkan umurnya.
a). Pada umur ( 1- 2 )
Memecahkan masalah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya dan nyata, karena
pada umur 1- 2 tahun anak masih membutuhkan stimulasi untuk memahami jumlah benda.
Dengan ini anak belajar dengan menggunakan benda atau memengangnya secara langsung.
b). Pada umur (3- 4 )
Anak sudah mulai bisa memecahkan masalah dengan imajinasi. Seperti contoh: ‘’bayangkan
nina memiliki 4 buah jambu lalu 2 jambu milik nina dikasihkan ke indah. Berapakah sekarang
jambu milik nina?’’ cara tersebut lebih efektif daripada menanyakan langsung seperti halnya 4-
2=…?
Seiring dengan berjalannya waktu semakin lama anak akan berfikir untuk menyelesaiakn
masalah dengan berfikir secara abstrak. Seperti halnya Ketika anak sudah menginjak masa SMP
mereka tidak lagi menyelesaiakan masalah dengan imajinasi atau menggunakan benda-benda
kongret. namun mereka akan belajar ememcahkan masalah menggunakan cara yang lebih
abstrak. Seperti halnya menyelesaikan soal Aljabar.
3. Menjelaskan merancang pembelajaran dengan mempetimbangkan sosial emosional anak.
Emosi adalah perasaan atau efek yang terjadi Ketika seseorang berada dalam interaksi yang
penting baginya dengan ditandai oleh perilaku yang mencerminkan rasa senang, atau tidaknya
seseorang. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi:
a). Faktor kematangan
Perilaku emosional yang matang dapat terjadi jika perkembangan kelenjar endokrin sudah
matang. Itulah sebabnya bayi belum matang secara emosional, karena mereka kekurangan
produksi kelenjar endokrin yang penting sebagai penunjang reaksi fisiologis terhadap stress.
b). Faktor belajar

 Anak belajar mengekspresikan emosinya dengan cara coba-coba.


 Meniru : anak mengamati sesuatu hal yang ada di sekitarnya lalu menirukannya.
 Mengidentifikasi : sama halnya meniru. Hanya saja anak memilih lingkungan yang
mempunyai ikatan darinya. Sehingga keinginan untuk meniru lebih kuat lagi.
 Mengkondisikan : anak mulai mengkondisikan Ketika mengekspresikan sesuatu.
 Berlatih : anak mulai mencoba mengelola emosi dengan bimbingan orang dewasa, di
mana anak akan berlatih untuk mengendalikan emosi Ketika mendapatkan rangsangan.
Karena perkembangan anak berbeda-beda dan penciptaan emosi anak juga tidak sama satu
dengan lainnya, sehingga faktor- faktor mempengaruhi perkembangan emosi anak harus di
perhatikan. Anak adalah makhluk yang mudah sekali terpengaruh dengan suatu hal. Dan cara
mengontrol emosi mereka juga tidak selalu sama, maka di dalam pembelajaran sebagai guru
harus tetap memperhatikan murid. Guru harus bisa menyelidiki emosi dan karakter setiap anak.
Dan Ketika terjadi suatu permasalahan guru bisa dengan mudah untuk mengatasinya , karena
dari awal sudah hafal tentang murid tersebut.

DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Nisa Felicia.(2022). Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Rembang,11 Mei 2023

Riris sulistiyarini

Anda mungkin juga menyukai