Anda di halaman 1dari 25

NASKAH PUBLIKASI

KONSEP POLA ASUH KELUARGA MUSLIM












Oleh :

LATIFAH MUNAWAROH
RATNA SYIFAA R


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2007

KONSEP POLA ASUH KELUARGA MUSLIM

Latifah Munawaroh
Ratna Syifaa R

INTISARI

Penelitian ini dilakukan untuk menemukan konsep pola asuh keluarga
muslim yang meliputi sasaran/tujuan dari pola asuh islami, komponen yang
terkait, waktu dan durasi pola asuh islami serta hasil dari pola asuh islami.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan
kualitatif, dengan maksud untuk mendapatkan wawasan tentang fenomena yang
baru sedikit diketahui. Penelitian ini melibatkan tiga orang informan yang
memiliki kriteria; muslim yang paham dan menerapkan pola asuh islami di
Yogyakarta,
Dari hasil penelitian diketahui bahwa konsep dasar pola asuh islami adalah
dari sumber ajaran islam yaitu Al-quran dan Al-hadist. Pola asuh islami memiliki
tujuan antara lain ruh, jasad, akal anak seimbang. Sehingga anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang utuh. Selain itu diketahui juga bahwa pola asuh islami
terdapat tiga komponen yang mempengaruhi yakni : orang tua, metode
pengasuhan, dan lingkungan. Waktu pola asuh islami dimulai sejak masih di
dalam kandungan, paska melahirkan dan sampai usia baliq. Akan tetapi secara
umum, durasi pola asuh islami adalah terus-menerus, tidak terhenti. Karakteristik
pola asuh islami adalah penekanan masalah religiusitas/ideology keagamaan dan
motivasi-motivasi bagi orang tua yang mengasuh anak-anaknya. Dan inilah yang
membedakan antara pola asuh dari Barat secara umum.


Kata kunci : Pola asuh, Keluarga Muslim













Pengantar

Pada era sekarang ini, arus informasi terbuka secara cepat yang tentunya
membuat tugas orang tua menjadi semakin berat, terutama jika dikaitkan dengan
tugas mendidik anak. Oleh karena itu Darajat (dalam Djuwariyah, 2002)
mengatakan bahwa orang tua harus dapat berkompetensi untuk meraih peluang
dengan memperhatikan kemampuan dan mengetahui ciri-ciri perkembangan yang
dilalui oleh anak pada setiap umur, sehingga anak dapat dinilai dengan
kepribadian yang terdapat dalam agama.
Keluarga sebagai sistem merupakan lingkungan pertama yang dikenal
anak sejak lahir. Orang tua sebagai kepala keluarga mempunyai peranan yang
penting dalam memberikan hidup, tanggung jawab dan berkewajiban
mengusahakan perkembangan anak yang sehat, baik jasmanai maupun rohani.
Proses ini dapat dilakukan melalui pola asuh orang tua terhadap anaknya. Seperti
pendapat yang dikemukakan oleh Haditono (1979) bahwa peranan dan bantuan
orang tua tercermin dalam pola asuhnya.
Perkembangan yang dialami oleh anak adalah perkembangan jasmani dan
rohani. Oleh karena itu didalam membantu perkembangan, orang tua diharapkan
mampu menerapkan pola asuh yang sesuai dengan masa perkembangan anak.
Untuk menjaga keseimbangan, agar tidak terjadi kelainan pada anak.
Pada dasarnya dalam keluargalah anak berkembang, oleh karena itu
keluarga menduduki tempat terpenting bagi terbentuknya pribadi anak secara
keseluruhan yang akan dibawa sepanjang hidupnya, keluargalah pembentuk watak
yang memberi dasar rasa keagamaan, penanaman sifat, kebiasaan, hobby, cita-cita
dan sebagainya. Sedangkan lembaga-lembaga lain dimasyarakat adalah sekedar
membantu, melanjutkan, memperbanyak, apa yang telah diperoleh dari keluarga.
Beberapa ahli telah membahas masalah pola asuh orang tua dan
mengadakan penelitian, kemudian ada yang mencoba membagi bentuk-bentuk
pola asuh dari sudut pandang masing-masing. Sepengetahuan penulis, ada
beberapa ahli dari Barat yang membagi bentuk pola asuh, antara lain :
1. Marburger ( dalam Haditono, 1979) membagi pola asuh menjadi 2 tipe
berdasarkan reinforcement positif dan negative
2. Hurlock (1976) mengemukakan pula tentang adanya 3 model pola asuh,
yaitu ; pola asuh otoriter, demokratis dan permisif
3. Baumrind (dalam Yeniar Indriana, 1992) juga membedakan pola asuh
menjadi 3 yaitu ; otoritatif, otoriter, dan permisif
4. Lafore (dalam Jersild, 1975) membedakan pola asuh orang tua menjadi 4
model yaitu ; dictators, cooperators, temporizers dan appeasers.
Ke-4 ahli diatas berasal dari Barat, mengeluarkan teori pola asuh hasil dari
penelitian di luar negeri (Barat), yang kita ketahui ada banyak perbedaan-
perbedaan masyarakat, budaya, latar belakang orang tua dan anak, sikap religi dan
kebiasan-kebiasan lain yang mungkin dapat mempengaruhi pola asuh orang tua.
Menurut Hoffman dan Lippit (dalam Mussen, 1970) ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi pola asuh yaitu ; latar belakang orang tua dan anak,
semisal tentang sikap religi (keberagamaan), di Indonesia sangat mengutamakan
sikap ini. Sehingga dalam menjalani kehidupan sehari-hari bisa dipastikan
terdapat pertimbangan agama, termasuk dalam hal ini dalam mengasuh anak.
Bangsa Indonesia sejak dahulu telah dikenal sebagai bangsa yang religius.
Agama telah memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat, baik secara formal kenegaraan maupun kehidupan pribadi (Subandi).
Berbeda dengan kondisi masyarakat luar negeri (Barat). Masalah agama
bukan merupakan pertimbangan penting yang mendasari kehidupan. Sehingga,
kemungkinan ada perbedaan penerapan teori pola asuh yang ada dengan realita
penerapan teori pola asuh di masyarakat Indonesia.
Bangsa Indonesia merupakan Negara yang mayoritas beragama Islam.
Sehingga teori pola asuh yang ada dalam penerapannya berbeda dengan teorinya.
Ada kemungkinan terjadi teori baru dalam pola asuh yang sangat dipengaruhi oleh
agama Islam.
Tentunya semua orang tua menginginkan anak menjadi orang yang penuh
percaya diri, sukses serta dapat mencapai kebahagiaan dan cita-cita dalam
hidupnya. Untuk merealisasikan hal itu, mustahil jika orang tua hanya berpangku
tangan saja menunggu saat itu datang. Sebagai lingkungan terdekat dalam
keluarga, orang tua harus membantu dan mengarahkan anak untuk mencapai
kebahagiaan dan cita-citanya serta menjadi anak yang sehat jasmani dan
rohaninya.
Dalam keluarga anak mendapat kesempatan yang banyak untuk
memeperoleh pengaruh perkembangan pribadinya. Karena perkembangan anak
mengalami perubahan pada tiap-tiap fasenya, maka pola asuh orang tua pun
mengalami perubahan. Tidak bisa orang tua hanya menggunakan satu model pola
asuh saja.
Di dalam ajaran Islam juga mengatur bagaimana mengasuh dan mendidik
anak. Mula-mula tanggung jawab orang tua adalah seagai pemberi, pelindung dan
pendidik yaitu menjaga agar segala kebutuhannya terpenuhi dan
menghindarkannya dari berbagai krisis. Ketika usia anak bertambah, anak
memerlukan orang tua dengan cara yang lain, yaitu untuk membimbing, mengajar,
menghibur dan menerangi, menjalin keakraban dan temapat berbagi rahasia. Pada
setiap tahap, peran orang tua harus ditinjau kembali. Peran sebagi orang tua
menuntut untuk terus menerus dan secara luwes menyesuaikan reaksi terhadap
perkembangan kemampuan anak.
Selain itu, didalam satu Hadist juga disebutkan diperbolehkannya
memukul anak pada usia tertentu. Ini menunjukkan satu metode hukuman didalam
mengasuh anak. Berbagai contoh praktis pengasuhan anak didalam Islam
menunjukkan pola asuh yang berbeda dengan teori pola asuh yang sudah ada,
akan tetapi konstruk pola asuh Islami harus terus dikaji.
Salah satu contoh bagian dari pengasuhan anak adalah pendidikan anak.
Maraknya sekolah-sekolah Islam terpadu, merupakan fenomena perkembangan
teori pola asuh yang ditawarkan, yaitu pola pendidikan berbasis Islam. Akan tetapi
dalam teori pola asuh yang berasal dari Barat, bentuk pola asuh Islam ini belum
diteliti. Sehingga terdapat kemungkinan model pola asuh di Indonesia yang
dipengaruhi oleh Islam, merupakan teori baru dalam pola asuh.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui konsep pengasuhan pada
keluarga muslim.
Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian tentang pola asuh Islami ini, maka diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan sumbangan pada ilmu Psikologi sehingga dapat memperkaya
khasanah ilmu khususnya di bidang Psikologi perkembangan
2. Memberikan sumbangan pada ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Islami
3. Sebagai bahan referensi dalam islamisasi ilmu, terutama ilmu Psikologi
Pertanyaan Penelitian
Apakah Islam mengatur tentang pola asuh ? Bagaimana pola asuh islami ?
Apa komponen yang terkait dengan pola asuh islam? Tujuan dari pola asuh
islami? Waktu dan durasi pola asuh islami bagaimana ? Apa perbedaan pola asuh
islami dengan pola asuh Barat ?
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini
diarahkan pada latar belakang dan individu secara holistik, sehingga tidak
mengisolasikan individu ke dalam variabel atau hipotesis tetapi memandangnya
sebagai sebuah keutuhan (Bogdan & Taylor, dalam Moleong, 2002)
Penelitian kualitatif memungkinkan peneliti mendapatkan jawaban
mendalam mengenai apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh responden penelitian,
dikarenakan responden lebih diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya
tanpa harus membuatnya terperangkap pada pilihan kondisi dan jawaban standar
yang mungkin tidak sesuai dengan konteks kehidupannya (Poerwandari, 1998).
Metode kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
(Moleong, 2002)
Informan Penelitian
Muslim yang paham dan menerapkan pola asuh islami di Yogyakarta.
Metode Pengumpulan Data
Cara yang peneliti gunakan untuk memperoleh data yaitu dengan
melaksanakan Wawancara mendalam (In depth Interview).
Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif
Hasil Penelitian
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan pengelompokan data
berdasarkan tema yang ditentukan sesuai dengan aspek-aspek yang ingin
diungkap dengan berpedoman pada panduan wawancara. Analisis tersebut
menghasilkan gambaran sebagai berikut:





Tabel I. Hasil Analisis Isi kategori, sub kategori dan Tema
Kategori Sub Kategori Tema
Lingkup ajaran Islam - Semua hal di dalam
kehidupan mengacu pada
aturan-aturan Allah
- Firman Allah :Telah Aku
sempurnakan Islam bagi
manusia
- Seluruh aspek kehidupan
manusia diatur di dalam
Islam








Kesempurnaan ajaran
Islam Karakteristik agama
Islam
- Bersifat toleran dengan
perkembangan zaman.
- Merupakan ajaran Tauhid
- Merupakan ajaran dalam
ibadah
- Merupakan ajaran moral
Perkembangan Islam Sejarah perkembangan
Islam


Perkembangan nilai-nilai
Islam di Indonesia
- Islam pernah menguasai
Negara-negara Eropa
- Orang tahu Islam pernah
unggul
- Indonesia masih jauh dari
nilai-nilai Islam
Psikologi dan Islam
Islam sebagai sumber
ilmu
- Islam menjadi muara dari
berbagai ilmu, termasuk
Psikologi
- Semua ada di dalam
Alquran
-Keyakinan akan
kebenaran teori dari Islam
Sinkronisasi Psikologi
dengan Islam
- Islam bisa melengkapi
hal yang belum ada di
Psikologi
- Islam dan Psikologi bisa
di integralkan.
- Islam mengisi hal-hal
atau menambah dan
memperdalam Psikologi.
Psikologi masih harus
terus dikembangkan
- Pijakan antar teori
berbeda, sehingga antar
teori bisa saling berbeda.
- Sifat ilmiah sebuah teori
adalah terbuka.
Berasal dari Alquran - Terus mengkaji
pada konsep-konsep
Alquran
- Apapun mazhab yang
dipakai harus berasal dari
Al-quran.
Bukan berasal dari Barat - Pola asuh Islam
bukan mengembangkan
pola asuh Otoriter,
Permisif & Demokratis.
Konsep Teori Pola asuh
Islam
Menyeluruh - Kaffah
Waktu & Durasi pola
asuh Islam
Pendidikan pra lahir
Pengasuhan terus
menerus


Pengasuhan Pokok dan
- Pendidikan dimulai
sebelum lahir
- Tidak berhenti
- Rasulullah juga
mendidik ketika anaknya
berkeluarga.
finansial - Tanggung jawab
finansial sampai baliq.
- Pengasuhan pokok
sampai menikah.
Pola asuh setelah
kelahiran
Umur 1-7 hari





Lebih dari 7 hari
- Perdengarkan kalimat
Tauhid.
- Dilekati sesuatu yang
manis.
- Pemberian nama yang
baik.
- Aqiqah
- Makanan yang halal.
- Khitan (Laki-laki)
Untuk orang tuanya
- Karunia Allah
- Jika tidak berhati-hati bisa
menjadi musuh
- Ujian
- Penopang di akherat
- Penopang di akherat ketika
sudah uzur
- Investasi akherat Pandangan Islam
terhadap anak Untuk Umat - Abdullah
- Khaliful fil ard
- Anak adalah
generasi yang harus
dipersiapkan.
- Anak dilahirkan
bukan untuk zaman orang
tuanya.
Dengan keteladanan - Keteladanan
- Orang tua sebagai
uswatun hasanah.
Dengan perhatian - Dengan perhatian
- Anak butuh
reputasi dan perhatian
Dengan nasehat - Penjelasan dan
cerita.
- Nasehat dengan
kelembutan dan dengan
tepat.
- Dialog partisipasif
jika anak salah.
- Anak umur 14
tahun dengan diskusi,
bertindak sebagai sahabat
Dengan pembiasaan - Pembiasaan
perilaku-perilaku yang
baik
Dengan hukuman - Punishment yang
mendidik
- Hukuman dengan
penjelasan.
- Menghilangi
kenikmatan.
Metode pendidikan
Islam
Manajemen hukuman - Pukulan sebagai
jalan terakhir dan tidak
boleh merusak.
- Pukulan tidak
menjadi kebiasaan.
- Menghukum
dengan disertai penjelasan.
Orang tua - Pendidik utama
adalah orang tua.
Komponen pola asuh
islam
Bekal orang tua - Ilmu
- Kepribadian orang
tua.
- Orang tua harus
memahami diri, anak dan
agama.
Sekolah & lingkungan
masyarakat
- Orang tua harus
bekerja sama dengan
pendidik formal.
- Lingkungan
masyarakat.

Doa - Doa
Tujuan/sasaran pola asuh
islam
- Ruh, akal dan jasad
anak seimbang.
- Pengetahuan dan
kekuatan jiwa
- Menumbuhkan
motivasu ntrinsic
- Mempersiapkan
anak untuk mampu
menghadapi tantangan
zaman mereka.
- Membangun visi
anak
- Anak sukses dunia
akherat.
Hasil pola asuh islam Kepribadian Islam - Ibadahnya bagus
- Akhlaq kepada
sesama bagus
- Fisiknya kuat
- Bermanfaat pada
orang lain
Karakteristik Pola ash
Islam
Perbedaan dengan teori
Barat
- Masalah ideology
- Penuh motivator

Dari hasil analisis diatas, dapat dirangkum suatu konsep umum pola asuh
islami berikut ini:



















Bagan 1 : Konsep dasar pola asuh islam








ALLAH
ISLAM
AL-QURAN AS-SUNNAH
POLA ASUH ISLAM
WAKTU DAN
DURASI
KOMPONEN
SASARAN/TUJUAN
KEPRIBADIAN ISLAM

Bagan 2 : Konstruk pola asuh islam








WAKTU DAN
DURASI
KOMPONEN
SASARAN
DAN
TUJUAN
P
O
L
A
A
S
U
H
I
S
L
A
M
LINGKUNGAN
METODE
ORANG TUA
MENYELURUH
BUKAN BERASAL
DARI BARAT
BERASAL DARI
AL-QURAN
Ruh, akal dan jasad anak
seimbang.
Pengetahuan dan kekuatan
jiwa
Menumbuhkan motivasi
intrinsic
Mempersiapkan anak untuk
mampu menghadapi
tantangan zaman mereka.
- Membangun visi anak
Anak sukses dunia akherat.

Bagan 3 : Komponen pola asuh islam


LINGKUNGAN
METODE
ORANG TUA
MASYARAKAT
SEKOLAH
HUKUMAN
PEMBIASAAN
NASEHAT
PERHATIAN
KETELADANAN
PAHAM DIRI,
ANAK DAN
AGAMA
KEPRIBADIAN
ILMU
KOMPONEN





Bagan 4 : Waktu & Durasi Pola asuh Islam








PENGASUHAN
POKOK DAN
FINANSIAL
SETELAH
KELAHIRAN
PRA
KELAHIRAN
> 7 HARI
1-7 HARI
WAKTU DAN
DURASI
TERUS
MENERUS
- Perdengarkan
kalimat Tauhid.
- Dilekati sesuatu
yang manis.
- Pemberian
nama yang baik.
- Aqiqah

- Makanan yang
halal.
Khitan (Laki-
laki)




Bagan 5 : Hasil Pola asuh Islam















KEPRIBADIAN
ISLAM
FISIKNYA
KUAT
AKHLAQNYA
BAGUS
IBADAHNYA
BAGUS
BERMANFAAT
PADA ORANG
LAIN


Pembahasan
Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh aspek
kehidupan. Ia adalah Negara dan tanah air atau pemerintahan dan rakyat, akhlak
dan kekuatan atau kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang atau
ilmu pengetahuan dan peradilan, materi dan kekayaan alam atau penghasilan dan
kekayaan, jihad dan dakwah atau militer dan pemikiran, sebagai juga ia adalah
akidah yang lurus dan ibadah yang benar tidak kurang dan tidak lebih (Syeh
Hasan Al-banna).
Ajaran Islam yang bersifat syumul atau menyeluruh tidak menutup
kemungkinan juga mengatur dan memberikan konsep-konsep pola asuh Islam
yang harus terus dikaji dan dibuktikan secara empiris di masa sekarang. Islam
yang diturunkan oleh Allah dengan mengutus Nabi Muhammad SAW adalah
aturan-aturan Rabbani untuk kemaslahatan seluruh manusia. Terdapat dua sumber
hukum yang diyakini oleh umat Islam yaitu Al-quran dan As-sunnah. Di dalam
sumber hukum ini, terdapat seluruh kunci-kunci pengaturan hidup manusia,
termasuk juga pola asuh dan pendidikan anak.
Dalam Islam juga menjelaskan pandangan anak yang merupakan generasi
penerus yang harus dipersiapkan. Karena manusia adalah pemimpin di muka
bumi, wakil Allah di bumi (kahlifatullah fil ardh). Anak adalah karunia Allah
yang harus disyukuri dengan cara mengasuhnya dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan aturan Islam, sehingga anak akan menjadi investasi dunia dan akherat bagi
orang tuanya.
Metode pendidikan anak dalam Islam banyak dicontohkan langsung oleh
Nabi dan para sahabat yang banyak dikaji dalam buku-buku sejarah Islam (siroh
Nabawiyah). Secara garis besar terdapat 5 metode dasar pendidikan anak menurut
Islam yaitu pendidikan dengan keteladanan, pendidikan dengan adat kebiasaan,
pendidikan dengan nasehat, pendidikan dengan perhatian/pengawasan, dan
pendidikan dengan hukuman.
Pola asuh Islam adalah pola asuh dengan nilai-nilai Islam yang bersumber
dari ajaran Islam. Meliputi pola asuh setelah kelahiran, juga mengatur. Aspek
sasaran dalam pola asuh Islam adalah terpenuhinya seluruh potensi dasar manusia
yaitu; ruh, akal dan jasad, sehingga melahirkan anak yang seimbang (tawazun).
Proses berlangsungnya pola asuh Islam tidak dibatasi dengan usia dan pernikahan.
Tanggung jawab orang tua secara moral terus berlangsung terus menerus, tetap
harus mengontrol. Tetapi secara tanggung jawab financial orang tua menurut
Islam hanya sampai usia baliq. Yang sebelumnya orang tua berkewajiban
mempersiapkan anak-anaknya menghadapi masa baliq sedini mungkin sehingga
ketika anak telah memasuki usia baliq, anak telah siap baik fisik, ruh dan
kemampuan kemandiriannya.
Berbagai factor yang berpengaruh terhadap perkembangan anak juga harus
diperhatikan oleh orang tua, satu diantaranya adalah lingkungan sekolah yang
harus dapat mengoptimalkan ilmu pengetahuan dan iman ketaqwaan. Ilmu-ilmu
tentang bagaimana Islam mendidik anak juga harus dimiliki orang tua, disamping
kepribadian (personality) yang kuat juga sangat berpengaruh pada anak.
Pola asuh Islam akan menghasilkan anak atau orang yang berkepribadian
Islam (syaksiyah Islamiyah) dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Ibadahnya bagus
b. Akhlaq kepada sesama bagus
c. Fisiknya kuat
d. Bermanfaat pada orang lain
Menurut Said Hawa terdapat 3 syarat dalam menjadikan orang berkepribadian
Islam yaitu Pembimbing (orang tua), Manhaj (sisitem pendidikan), dan biah
Islamiyah (lingkungan yang baik)
Perbedaan mendasar dari pola asuh Islam dengan teori pola asuh yang
berasal dari Barat adalah tentang ideology/nilai-nilai keagamaan (religiusitas).
Dalam pola asuh Islam anak juga harus dididik masalah ruhnya atau agamanya.
Selain itu adanya berbagai motivator yang di janjikan Allah bagi orang tua yang
ikhlas dalam mendidik anaknya. Sehingga menurut penulis dua hal inilah yang
menjadi karakteristik pola asuh islam.
Kesimpulan
Hasil analisis yang didapat menunjukkan antara lain :
1. Konsep pola asuh Islam berasal dari Al-quran dan As-sunah. Pola asuh
Islam adalah pola asuh yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam, bersifat
menyeluruh, yang berlangsung terus menerus sehingga syaksiyah
islamiyah akan terbentuk.
2. Perbedaan mendasar pola asuh Islam dengan teori pola asuh Barat ada
pada nilai-nilai religius.
Saran
Beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil penelitian,
antara lain :
1. Penelitian ini dikaji secara mendalam sehingga menjadi kontribusi satu
dasar teori baru.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti topik yang sama
disarankan untuk meneliti lebih lanjut dengan informan yang luas.
















DAFTAR PUSTAKA

Dr Abdullah Nashih Ulwan. 1999. Pendidikan Anak Dalam Islam Jilid I, Jakarta :
Pustaka Amani.

Dr Abdullah Nashih Ulwan. 1999. Pendidikan Anak Dalam Islam Jilid II, Jakarta
: Pustaka Amani.

Calvin.S.Hall. 1993. Teori-teori sifat dan Behavioristik, Yogyakarta : Kanisius.

Duane Schultz. 1991. Psikologi Pertumbuhan, Yogyakarta : Kanisius.

Deddy Mulyana, Dr, MA. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.

Hamdan Rajih, Dr. 2005. Spiritual For Children (agar si buah hati kuat imannya
dan taat ibadahnya). Yogyakarta : Diva Press.

Imam Musbikin, 2003. Pendidikan Ala Shinchan, Yogyakarta : Mitra Pustaka.

Irwan Prayitno, Ir. 1998. Kepribadian Muslim, Jakarta : Tarbiyatuna.

Jamaal Abdur Rahman. 2005. Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah.
Bandung : Irsyad Baitus Salam.

Jamal Abdurrahman. 2002. Pendidikan Ala Kanjeng Nabi, Yogyakarta : Mitra
Pustaka.

M. Quraish Shihab, 1995. Untaian Permata Buat Anakku (pesan Al-Quran untuk
mempelai). Bandung : Al-bayan.

Moeloeng. L.J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda
Karya.

Moh. Nazir, Ph.D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi.
Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Said Hawwa. 1992. Membina Angkatan Mujahid I. Jakarta : Al-Ishlahy Press.

Syaikh M.Jamaluddin. 1998. Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta : Al-
Kautsar.

Anda mungkin juga menyukai