Anda di halaman 1dari 13

BENTUK-BENTUK GEJALA JIWA DALAM PENDIDIKAN

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN


DOSEN PENGAMPU : PARIDA,M.Pd.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
BAITA HERLINA : 02429202
RIRIN FONICASARI : 02359202
RIZKA YULIANA PUTRI : 02289202

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
KABUPATEN LINGGA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Bismillahirrahmaanirrahiim
Tiada tempat untuk mengucapkan puji syukur atas kegembiraan dan kebahagiaan
atas terselesaikannya penulisan makalah yang berjudul ” Bentuk-Bentuk Gejala Jiwa
Dalam Pendidikan” untuk memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Pendidikan” kecuali
hanya kepada Allah SWT. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang telah memberikan penerang dan ilmu pengetahuan kepada
umatnya.
Tiada keberhasilan yang diperoleh kami tanpa adanya bantuan dari pihak lain.
Karena itu, pada kesempatan ini izinkan kami menyampaikan penghargaan dan rasa terima
kasih kepada IBU PARIDA,M.Pd.
Harapan kami semoga amal baik yang telah diberikan oleh pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini memperoleh balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT.kami berdo’a semoga makalah ini diridhai Allah dan dapat
bermanfaat bagi kami dan semua pihak yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1. Latar Belakang...............................................................................................1
2. Rumusan Masalah..........................................................................................1
3. Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
1. Pengertian Psikologi.......................................................................................2
2. Bentuk-Bentuk Gejala Jiwa............................................................................2
a. Gejala Kognitif...........................................................................................3
b. Gejala Afektif.............................................................................................4
c. GejalaPsikomotorik/Gejala kehendak........................................................5
3. Gejala Jiwa Dalam Pendidikan.......................................................................6
a. Gejala Psikologi..........................................................................................7
4. Bentuk-Bentuk Gejala Psikologi Siswa Dalam Belajar..................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ditinjau dari asal katanya, psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa, dan
Ligos yang berarti ilmu.Jadi secara istilah, psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang
mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan.
Tetapi dalam sejarah perkembangannya , kemudian arti psikologi menjadi ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia. Ini di sebabkan karena jiwa yang
mengandung arti yang abstrak itu sukar untuk di pelajari secara objektif.Kecuali itu,
keadaan jiwa seseorang melatarbelakangi timbulnya hampir setiap tingkah
laku.Beragamnya pendapat para ahli psikologi tentang pengertian dari psikologi,
sehingga bisa di simpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan perbuatan individu dimana individu tersebut tidak dapat
di lepaskan dari lingkungannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dangan psikologi?
2. Apa yang dimaksud dengan gejala jiwa?
3. Apa Bentuk-bentuk dalam gejala jiwa?
4. Apa saja bentuk-bentuk gejala jiwa dalam pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui tentang psikologi.
2. Agar mengetahui tentang bentuk-bentuk dari gejala jiwa.
3. Agar mengetahui tentang gejala jiwa dalam pendidikan
4. Agar mengetahui bentuk-bentuk gejala psikologi siswa dalam belajar

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti
bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak
mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi
psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni
berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses
mental.
Ilmu psikologi adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mempelajari tentang
JIWA, baik mengenai macam, gejala, proses, maupun latar belakang. Psikologi juga
mempelajari tentang perbedaan Nyawa dan Jiwa. Nyawa adalah daya jasmani yang
adanya tergantung pada hidup jasmaniah dan menimbulkan hidup badaniah
(behavior), Perilaku yaitu perbuatan yang ditimbulkan karena proses belajar. Jiwa
adalah daya hidup rokhaniah yang bersifat abstrak, menjadi penggerak dan pengatur
bagi perbuatan manusia (personal behavior).
Pengertian Psikologi secara umum adalah : psikologi mempelajari gejala jiwa
manusia yang normal dewasa dan beradab. Sedangkan Pengertian Psikologi secara
Khusus adalah : psikologi mempelajari sifat khusus dari gejala jiwa manusia (mis:
anak, perkembangan, criminal, psikopathologi, psikologi kepribadian), psikologi
masa. Dengan cara: Description (menggambarkan), Explanation (penjelasan)
prediction (meramalkan) controling (pengontrolan/pengendalian) sedang yang
menjadi obyek dalam psikologi adalah jiwa.
Disini akan saya tuliskan beberapa definisi dari para ahli psikolog : 
1. Psikologi menyelidiki berbagai panca indra, pengalaman, perasaan, pikiran
dan kehendak (W. Wundt,1892).
2. Psikologi mempelajari semua kesadaran, baik normal maupun abnormal
(James Angell, 1910).
3. Psikologi adalah ilmu mental termasuk fenomena yang sering kita sebut
sebagai perasaan, keinginan, kognisi, pikiran, keputusan dsb (William James,
1980).
4. Psikologi merupakan analisis ilmiah mengenai proses mental dan struktur
daya ingat untuk memahami perilaku manusia (Richard Mayer, 1981).

2
5. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakekat manusia (Edwin G.
Boring dan Herbert S.Langefeld).
6. Ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap
lingkungannya (Garden Murphy).

B. BENTUK-BENTUK GEJALA JIWA


a. Gejala  Kognitif
Istilah cognitive berasal  dari  kata cognition yang  padanan  katanya
knowing,  berarti  mengetahui.  Dalam  arti  luas,  cognition  (kognisi)  ialah
perolehan,  penataan,  dan  penggunaan  pengetahuan.  Dalam  perkembangan
selanjutnya,  istilah  kognitif  menjadi  populer  sebagai  salah  satu  domain 
atau wilayah/ ranah psikologis manusia  yang meliputi setiap peilaku mental 
yang berhubungan  dengan  pemahaman,  pertimbangan,  pengolahan 
informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.
1. Pengindraan
2. Persepsi
3.  Memori
4. Berfikir
5. Intelegensi

b. Gejala Afektif
Adalah unsur kejiwaan dari sisi emosi atau rasa.  Rasa dapat dibedakan
kepada rasa fisik  yang berhubungan erat dengan alat dria seperti rasa asin dan
rasa psikis yang lebih berupa rasa dalam seperti emosi, sikap, dan moral.

c. Gejala psikomotorik / gejala kehendak


Keadaan dalam pribadi manusia yang mendorong untuk berbuat sesuatu
yang mereka kehendaki.1

C. GEJALA JIWA DALAM PENDIDIKAN


a. Gejala Psikologi
Setiap orang mempunyai sisi psikologis dimana sisi ini berdampak pada
hal-hal tindakannya. Atau bisa disebut gejala jiwa.  Dalam pendidikan pun

http://makalah085731.blogspot.com/2018/02/gejala-jiwa-manusia-danapikasinya.html?m=1
1

di akses tanggal 15 Oktober 2022 pukul 13.00 WIB.

3
gejala jiwa manusia yang mendasar banyak muncul. Gejala jiwa tersebut akan
mempengaruhi berbagai perilaku  manusia, baik perilaku pendidik maupun
perilaku peserta didik atau siswa.
Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana gejala jiwa tersebut
mempengaruhi kemampuan belajar siswa. Gejala jiwa yang ada pada diri
manusia sangat mempengaruhi perilakunya. Tidak terlepas dalam dunia
pendidikan yaitu pada pendidik maupun peserta didik (dalam tulisan ini hanya
membahas peserta didik). Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa,
Gejala Psikologi yaitu proses perubahan perilaku manusia dalam
kehidupannya.

D. Bentuk-bentuk Gejala Psikologi Siswa Dalam Belajar


Dalam psikologi terdapat berbagai gejala-gejala yang berhubungan dengan
kegiatan belajar siswa, diantaranya yang akan kita bahas yaitu:
1. Pengindraan/sensasi dan persepsi
a. Pengindraan,Kemampuan otak untuk menerjemahkan stimulus seorang
anak satu sama lain berbeda-beda, tidak semua stimulus dapat diindra.
Begitu pelajaran yang disampaikan guru tidak semua bisa ditangkap oleh
siswa, persepsi pun akan berlainan.  Hal ini juga mempengaruhi
kemampuan belajar.Definisi penginderaan (sensation) menurut Wundt
adalah penangkapan terhadap rangsang-rangsang dari luar dan dapat
dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil. Penginderaan meliputi  :
1. Penglihatan
Alat penglihatan utama adalah mata. Rangsang berupa gelombang
cahaya masuk ke dalam bola mata melalui bagian-bagian mata. Prosesnya
cahaya masuk ke retina diteruskan berupa impuls menuju ke syaraf (otak)
sehingga  objek dapat terlihat.
2. Pendengaran
Alat pendengaran utama adalah telinga. Rangsang berupa gelombang
suara masuk ke dalam telinga melalui bagian-bagian alat
pendengaran.Gelombang suara merambat melalui 3 media, yaitu udara,
benda padat/tulang, cairan/endolymphe. Bila seseorang tidak dapat
mendengar, maka ada kemungkinan kerusakan pada pusat pendengaran
yang menyebabkan gangguan fungsi intelek atau pada salah satu alat
tempat berjalannya/penerus rangsang (conductive deafness) yang tidak ada
hubungannya dengan fungsi intelek.

4
3. Pengecap
Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang berupa larutan cairan
melalui lidah (lingua) dan rongga mulut (cavumroris). Prosesnya adalah
larutan/cairan diterima lidah masuk ke rongga mulut diteruskan nervus ke-
9 menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak).
Reseptor pada lidah ada 4 jenis penerima rangsang, yaitu : rasa manis,
pahit, asin dan asam.
4. Pembau
Alat pembau utama adalah hidung.  Rangsang berupa hawa/udara/bau
melalui udara menuju ke reseptor yang ada di rongga hidung (cavum
nasalis). Prosesnya adalah bau diterima oleh rongga hidung diteruskan
oleh nervus ke-1 (saraf pembau) menuju gyrus centralis posterior (pusat
sensibilitas di kulit otak).
5. Perabaan
Alat perabaan utama adalah kulit. Rangsang yang diterima tubuh
manusia dapat berupa rangsang : mekanis, thermis, chemis, elektris, suara,
cahaya. Perabaan adalah ransang mekanis ringan pada bagian permukaan
tubuh, khususnya yang tidak berambut seperti telapak kaki, bibir,dll.
Reseptornya adalah corpuscula meissner dan corpuscula pacini.

b. Persepsi,Persepsi adalah sebuah proses saat ataupun kimiawi yang


mengenai alat indra. individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-
kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan
mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka
tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.

2.    Memori, ingatan, dan lupa


Setiap hari kita memilki banyak aktivitas, berbagai informasi kita peroleh
setiap harinya. Untuk memunculkan kembali informasi-informasi tersebut
terkait dengan kerja memori atau otak. Dalam kenyataan, kemampuan otak
manusia berbeda-beda. Siswapun seperti itu. Kemampuan otak untuk
memasukkan, menyimpan,  memunculkan kembali informasi yang didapatkan
(pelajaran misalnya) mempengaruhi kemampuan belajar si anak tersebut.
a. Memori
Memori merupakan simpanan informasi - informasi yang diperoleh dan
diserap dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang

5
bersangkutan. Memory juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi
diberi kode dan dipanggil kembali. Pada dasarnya juga memory adalah sesuatu
yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk
hidup lainnya. Secara umum usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan
memori harus memenuhi tiga ketentuan sebagai berikut:
a. Proses memori bukanlah suatu usaha yang mudah.
b. Bahan-bahan yang akan diingat harus berhubungan.
c. Proses memori memerlukan organisasi.

b. Ingatan
Secara sederhana, Irwanto (1999) mendefinisikan ingatan sebagai
kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di
masa yang akan datang. Galotti (2004) mendefinisikan memori sebagai
suatu proses kognitif yang terdiri atas serangkaian proses, yakni :
penyimpanan (storage), retensi, dan  pengumpulan informasi (information
gathering).
c. Lupa
3 aspek Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut
atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Gulo
(1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan
mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Jadi
lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal
kita.
Faktor-faktor Penyebab Lupa :
1. Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi
atau materi yang ada dalam sistem memori.
2.  Lupa dapat terjadi pada karena adanya tekanan terhadap item yang telah
ada, baik sengaja ataupun tidak.
3. Lupa dapat terjadi karena perubahan situasi lingkungan antara waktu
belajar dengan waktu mengingat kembali (Andreson 1990).
4. Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat terhadap proses dan
situasi belajar tertentu

3. Berfikir
Pemecahan masalah merupakan  bagian dari proses berpikir. Sering
dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua

6
fungsi kecerdasan,  pemecahan  masalah telah didefinisikan sebagai
proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih
dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika
suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana
untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju. Berfikir
kreatif sangat berperan dalam pemecahan masalah. Menurut Graham Wallas
(dalam Morgan, at al. 1989), proses berfikir kreatif meliputi lima tahap, yaitu
Persiapan (Preparation), Inkubasi (Incubation), Iluminasi (Ilumation), Evaluasi
(Evaluation), Revisi (Revision).

4.Intelegensi
Setelah kita membahas tentang berpikir, maka kaitan dengan masalah
berpikir adalah inteligensi. Secara umum inteligensi adalah kesanggupan untuk
berpikir. Ada beberapa pendapat tentang pengertian inteligensi.
a. William Stern mengatakan, bahwa inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk
dapat menyesuaikan diri dengan situasi-situasi baru.
b. V. Hees, bahwa inteligensi adalah sifat kcerdasan jiwa.
c. Terman mengatakan, inteligensi adalah kesanggupan untuk belajar secara
abstrak.
d. Binet mengatakan bahwa  inteligensi meliputi pengertian penemuan sesuatu
yang baru, ketetapan hati dan pengertian diri sendiri.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu
kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena
itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan
dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir
rasional itu.

5. Emosi
Istilah emosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan
emosional, yang diambil dari Oxford English Dictionary memaknai emosi
sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap
keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Atau dapat kita pahami bahwa
emosi itu merupakan suatu gejolak atau rasa yang terjadi dalam hati/perasaan

7
yang terjadi karena ada suatu rangsangan yang diberikan pada saat kita dalam
keadaan mental yang hebat.2

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti
bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak
mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi
psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa
tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Bentuk-Bentuk Gejala Jiwa,yaitu Gejala  Kognitif,Gejala Afektif,Gejala psikomotorik
gejala kehendak.
Bentuk-bentuk gejala siswa dalam belajar diantaranya ada pengindraan,persepsi,
memori, berfikir dan intelegensi,. Semua ini saling berhubungan satu sama lainnya.

B. Saran
Penulis menyadari tiada gading yang tak retak, sehingga penulis berharap adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca budiman demi adanya
peningkatan dalam makalah kami selanjutnya. Terlepas dari banyaknya kekurangan yang
ada, penulis berharap agar isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

2
http://endangrahmana.blogspot.com/2013/01/bentuk-bentuk-gejala-psikolgi-siswa.html
diakses pada tanngal 15 Oktober 2022 pada pukul 19.15 WIB.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://makalah085731.blogspot.com/2018/02/gejala-jiwa-manusia-dan-apikasinya.html?m=1

http://endangrahmana.blogspot.com/2013/01/bentuk-bentuk-gejala-psikolgi-siswa.html

Anda mungkin juga menyukai