Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FIFIN SATRIA

NPM : A1L018062

SEMESTER : 5A

MATA KULIAH : MODEL PENGEMBANGAN DIRI

Tugas : Pengembangan Kehidupan Bidang Agama

1. Pengertian
Agama (Religion) berasal dari kata Latin “religio”, berarti “tie-up” dalam bahasa Inggris,
Religion dapat diartikan “having engaged ‘God’ atau ‘The Sacred Power’.
Secara umum di Indonesia, Agama dipahami sebagai sistem kepercayaan, tingkah laku,
nilai, pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan kepada masalah
spiritual/ritual yang disalingtukarkan dalam sebuah komunitas dan diwariskan antar generasi
dalam tradisi.
Agama merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor
tentang dimensi keagamaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu.
Dalam proses pelayanan yang diberikan pada setiap individu/siswa, konselor harus
memperhatikan dimensi keagamaannya sehingga pemberian solusi akan sesuai dengan apa
yang mereka yakini, tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama yang mereka anut.
Seorang konselor sangatlah penting untuk memahami landasan agama secara baik karena
konselor tidak hanya sekedar menuangkan pengetahuan ke otak saja atau pengarahan
kecakapannya saja tetapi agama penting untuk menumbuhkembangkan moral, tingkah laku,
serta sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agamanya. Sehingga kepribadian serta sikap
jiwanya harus dapat mengendalikan tingkah lakunya dengan cara yang sesuai dengan ajaran
dan tuntunan aganmanya.
Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konseling
saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan modern dengan
kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang dialami bangsa-
bangsa Barat yang ternyata telah menimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak
memberikan kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang
berkembang kecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual.
Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan konseling yang
berlandaskan spiritual atau religi.
Ditinjau dari segi ontologi, hakikat bidang pengembangan kehidupan beragama adalah
bantuan yang diberikan pembimbing kepada terbimbing agar mereka mampu menghadapi
dan memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama. Di sekolah
beberapa aspek pengembangan kehidupan beragama yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling adalah suasana lembaga dan objek keagamaan seperti upacara ritual
keagamaan, sarana ibadah, situs dan peninggalan keagamaan.
Ditinjau dari segi epistemologi. Adapun cara atau sarana yang bisa digunakan konselor
dalam memperoleh pengetahuan agama sebagai landasan pelaksanaan bidang
pengembangan kehidupan beragama yakni akal, empirisme, intuisi dan wahyu. Objek
pelaksanaan bidang bimbingan beragama adalah semua individu.
Ditinjau dari aksiologi, bimbingan kehidupan beragama memiliki kegunaan untuk
membentuk pribadi-pribadi yang kokoh, keimanan yang mantap, yakni mau menjalankan
apa yang telah diperintahkan Allah SWT kepada setiap manusia
Pemahaman agama di sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan
pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan agama mempunyai dua aspek
penting.
Aspek pertama dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada jiwa atau pembentukan
kepribadian. Siswa diberi kesadaran akan adanya Tuhan, lalu dibiasakan melakukan
perintah-perintah Tuhan dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Dalam hal ini siswa
dibimbing agar terbiasa kepada peraturan yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama,
seperti yang diberikan oleh keluarga yang berjiwa agama.
Aspek kedua dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada pikiran atau pengajaran
agama itu sendiri, kepercayaan kepada Tuhan tidak akan sempurna bila isi dari ajaran-ajaran
Tuhan itu tidak diketahui betul-betul. Pendidikan agama yang diberikan sejak kecil akan
memberikan kekuatan yang akan menjadi benteng moral dan polisi yang mengawasi tingkah
laku dan jalan hidupnya dan menjadi obat anti penyakit/ganguan jiwa.
2. Manfaat
Manfaat Pengembangan Kehidupan Agama
a. Membantu individu menyadari fitrah manusia
b. Membantu individu mengembangkan fitrahnya (mengaktualisasikannya)
c. Membantu individu memahami dan menghayati ketentuan dan petunjuk Allah dalam
kehidupan keagamaan
d. Membantu individu menjalankan ketentuan dan petunjuk Allah mengenai kehidupan
keagamaan.
e. Membantu individu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan
keagamaannya.
f. Membantu individu memahami dan menghayati berbagai cara untuk mengatasi problem
kehidupan keagamaannya sesuai dengan ajaran agama.
g. Membantu individu menetapkan pilihan upaya pemecahan problem keagamaan yang
dihadapinya.
h. Membantu individu memelihara situasi dan kondisi kehidupan keagamaan dirinya yang
telah baik agar tetap baik dan atau menjadi lebih baik.
i. Untuk mengungkapkan kemampuan dasar mental-spiritual dan agama dalam pribadi anak
agar diaktualisasikan dan difungsionalkan menjadi tenaga pendorong (motivator) bagi
peningkatan proses kegiatan belajar mengajar anak didik.
j. Untuk mengarahkan untuk meletakkan kemampuan mental-spiritual tersebut sebagai
benteng pribadi anak didik dalam menghadapi tantangan dan rongrongan dari luar
dirinya, baik yang berbentuk mental maupun yang berbentuk material.
k. Membantu menanamkan sikap dan orientasi kepada hubungan dalam empat arah yaitu
dengan Tuhannya, dengan masyarakatnya, dengan alam sekitarnya dan dengan dirinya
sendiri sehingga menjadi pola hidup yang bersendikan nilai- nilai agamanya.
l. Untuk membantu mencerahkan kehidupan batin sehingga segala kesulitan yang dihadapi,
akan mudah diatasi dengan kemampuan mental rohaniahnya.
3. Tujuan
Tujuan umum dari konseling agama adalah membantu klien agar ia memiliki pengetahuan
tentang posisi dirinya melakukan sesuatu perbuatan yang dipandang baik, benar dan
bermanfaat untuk kehidupannya di dunia dan untuk kepentingan akhirat.
Adapun Tujuan khusus konseling agama yaitu :
a. Untuk membantu klien agar tidak menghadapi masalah.
b. Jika orang terlanjur bermasalah,maka konseling di lakukan dengan tujuan membantu
klien agar dapat mengatasi masalah yang di hadapi
c. Kepada klien yang sudah berhasil disembuhkan,maka konseling agama bertujuan agar
klien dapat mengembangkan potensi dirinya supaya tidak menjadi sumber masalah bagi
dirinya dan bagi orang lain.
4. Faktor
Menurut Jalaluddin (1998: 199) bahwa perilaku keagamaan dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah fakor-faktor yang timbul dalam
diri individu sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang datang dari luar individu.
1) Faktor intern adalah faktor yang berasal dalam diri manusia itu. Faktor intern meliputi:
a. Pengalaman pribadi yaitu semua pengalaman pribadi yang dilalui orang-orang sejak
lahir adalah pengalaman pribadinya (Darajat, 1970: 11)
b. Pengaruh emosi, emosi memegang peranan penting dalam sikap dan tindak agama.
c. Minat yaitu minat terhadap agama yang nampak dalam keaktivan mengikuti berbagai
kegiatan keagamaan, membahas masalah agama dan mengikuti pelajaran
agama/belajar agama.
2) Faktor ekstern adalah faktor atau keadaan yang di luar diri individu yang meruakan
stimulus untuk membentuk atau mengubah perilaku. Dalam hal ini terjadi melalui
belajar dari interaksi dan pengalaman yang ditempuh melalui hal berikut:
a. Interaksi adalah hubungan timbal balik antara orang perorangan, antara kelompok
dengan kelompok atau antara orang dengan kelompok (Soekanto, 2000: 67) apabila
terjadi pertemuan antara seseorang dengan yang lain atau disebut terjadi interaksi
maka akan terjadi saling pengaruh mempengaruhi baik dalam sikap atau perilaku
baik yang berhubungan dengan kehidupan sosial maupun keagamaan
b. Pengalaman pada diri manusia merupakan unsur pembentuk pribadinya termasuk
pengalaman keagamaanya. Semakin banyak unsur-unsur agama dalam diri seseorang
maka sikap, tindakan, tingkah laku dan cara seseorang menghadapi hidup akan sesuai
dengan ajaran agama. Djalaluddin Rahmad (1998: 47) berpendapat bahwa faktor
situasional sangat berpengaruh terhadap pembentukan perilaku manusia seperti
faktor ekologis, faktor rancangan dan arsitektural, faktor temporal, faktor teknologi,
suasana perilaku, faktor sosial seprti struktur organisasi. Tetapi manusia memberikan
reaksi yang berbeda-beda terhadap situasi yang dihadapinya sesuai dengan
karakteristik personal yang dimiliknya.
5. Bentuk Layanan
a. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.
Yang bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungan atau situasi yang baru. Isi layanan orientasi adalah berbagi hal berkenaan
dengan suasana, lingkungan, dan objek-objek yang baru bagi individu. Hal tersebut
melingkupi bidang-bidang layanan bimbingan konseling.
b. Layana Informasi
Menurut Winkel (1991) layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupa
memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan orientasi
sangat perlu diselenggarakan karena tiga hal. Pertama, membekali individu dengan
pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial
budaya. Kedua, memungkinkan individu dapat menentukan ara hidupnya. Ketiga, setiap
individu adalah unik, keunikan itu akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan
dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-
masing individu. Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi merupakan kebutuhan yang
amat tinggi tingkatannya.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan adalah usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa
depannya selama masih seolah dan sesudah tamat, memilih program studi lanjutan
sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu. Yang bertujuan supaya siswa
bisa menempatkan diri dalam program studi akademik dan lingkup kegiatan
nonakademik yang menunjang perkembangannya serta semakin merealisasikan rencana
masa depan.
d. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan pesertadidik
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasaimateri belajar
atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dankemampuan dirinya serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan sikap dan kebiasaanbelajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi
untuk pengembangan, menambah wawasan dan pemahaman, serta mengarahkan
penilaian dan sikap, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah-
masalahnya.
e. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinanpeserta
didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)dengan guru
pembimbing untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yangdihadapinya dan
perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik
dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Yang bertujuan agar klien memahami
kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan-permasalahan yang dialami,
kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Apabila konseling perorangan menunjukan layanan kepada individu atau klien
orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan
kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu
memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang. Layanan bimbingan kelompok
merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik)
tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik
sebagaiindividu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Yang
bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi peserta layanan.
g. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan
dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Masalah yang
dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota
kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin dari kegiatan kelompok. Layanan ini
mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi
pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu yang menjadi peserta layanan.
Yang bertujuan untuk berkembangnya kemampuan bersosialisasi dan komunikasi
individu.
h. Layanan Konsultrasi
Layanan Konsultasi merupakan layanan yang membantu peserta didik danatau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Pengertian
konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaanbantuan teknis
untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnyadalam mengidentifikasi dan
memperbaiki masalah yang membatasi efektivitaspeserta didik atau sekolah konseling
atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan
kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan
orang lain. Layanan ini bertujuan agar konsulti memiliki kemampuan diri yang berupa
wawasan, pemahaman, dan cara-cara bertindak yang terkait langung dengan suasana atau
permasalahan pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang yang mempunyai hubungan baik
dengan konsulti, sehingga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga setidak-tidaknya
sebahagian menjadi tanggung jawab konsulti.
i. Layanan Mediasi
Istilah mediasi terkait dengan istilah media yang berasal dari kata medium yang
berarti perantara. Dalam literatur Islam istilah mediasi sama dengan wasilah yang juga
berarti perantara. Berdasarkan arti diatas, mediasi bisa dimaknai suatu kegiatan yang
mengantarai atau menjadi wasilah atau menghubungkan yang semula terpisah. Layanan
mediasi merupakan layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan
ataupun perselisihan dan memperbaiki hubungan antar peserta didik dengan konselor
sebagai mediator. Layanan mediasi juga berarti layanan atau bantuan terhadap dua pihak
atau lebih yang sedang dalam kondisi bermusuhan. Yang bertujuan agar tercapai kondisi
hubungan yang positif dan kondusif di antara para klien atau pihak-pihak yang bertikai
atau bermusuhan.

Anda mungkin juga menyukai