Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

“KEBUTUHAN PSIKO-SPIRITUAL”
Laporan Pendahuluan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik
Keperawatan II D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo

IKE KUSUMA WATI


19613287

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ike Kusuma Wati


NIM : 19613287
Judul LP : Kebutuhan Psikospiritual

Telah diterima dan disahkan oleh pembimbing institusi dan pembimbing lahan atas
Laporan Pendahuluan yang telah diikuti selama Praktik Klinik Keperawatan Gerontik
yakni pada tanggal 22-01 Desember 2021.

Magetan, 22 November 2021

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

(.......................................) (.......................................)
A. KONSEP DASAR

1. Definisi

Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan spirit,

semangat untuk mendapatkan keyakinan, harapan dan makna

hidup, sedangkan spiritualitas merupakan suatu kecenderungan

untuk membuat makna hidup melalui hubungan intrapersonal,

interpersonal dan intranspersonal dalam mengatasi berbagai

masalah kehidupan (Ah,Yusuf, dkk, 2016).

Spiritual adalah kemampuan untuk mengalami dan

mengintegrasikan makna dan tujuan dalam hidup melalui

hubungan dengan diri sendiri, orang lain, ataupun dengan Tuhan

Yang Maha Esa (Ernawati, 2012).

Keterkaitan spiritualitas dengan proses penyembuhan

berhubungan pula konsep holistik dalam keperawatan. Konsep

holistik merupakan sarana petugas kesehatan dalam membantu

proses penyembuhan klien secara keseluruhan dalam memberikan

pelayanan kesehatan dengan memperhatikan komponen biologis,

psikologis, sosial, kultural dan spiritual sendiri (Ambarwati, 2014).

2. Klasifikasi

Hamid (2009), mengemukakan bahwa perkembangan

spiritual terdiri dari beberapa tahap diantaranya :

a. Bayi (0-2 tahun)


Tahap awal perkembangan spiritual adalah rasa

percaya kepada yang mengasuh yang sejalan dengan

perkembangan rasa aman dan dalam hubungan

interpersonal, karena sejak awal kehidupan manusia

mengenal dunia melalui hubungan dengan lingkungan,

khususnya orang tua. Bayi dan todler belum memiliki rasa

salah dan benar, serta keyakinan spiritual. Mereka mulai

meniru kegiatan ritual tanpa mengerti arti kegiatan tersebut

serta ikut ke tempat ibadah yang mempengaruhi citra diri

mereka.

b. Prasekolah

Sikap orang tua tentang kode moral dan agama

mengajarkan kepada anak tentang apa yang dianggap baik

dan buruk. Anak prasekolah meniru apa yang mereka lihat

bukan yang dikatakan orang lain. Permasalahan akan

timbul apabila tidak ada kesesuaian atau bertolak belakang

antara apa yang dilihat dan yang dikatakan kepada mereka.

c. Usia sekolah

Anak usia sekolah mengharapkan tuhan menjawab

doanya, yang salah akan dihukum dan yang baik akan

diberikan hadiah. Pada masa prapubertas, anak sering

mengalami kekecewaan karena mereka mulai menyadari

bahwa doanya tidak selalu dijawab menggunakan cara

mereka dan mulai mencari alasan tanpa mau menerima


keyakinan begitu saja. Pada usia ini, anak mulai mengambil

keputusan akan melepaskan atau meneruskan agama yang

dianutnya karna ketergantungannya kepada orang tua.

d. Dewasa

Kelompok usia dewasa muda yang dihadapkan pada

pertanyaan bersifat keagamaan dari anaknya akan

menyadari apa yang pernah diajarkan kepadanya pada masa

kanak-kanak dahulu, lebih dapat diterima pada masa

dewasa dari pada waktu remaja dan masukan dari orang tua

tersebut dipakai untuk mendidik anaknya

e. Usia pertengahan

Kelompok usia pertengahan dan lansia mempunyai

lebih banyak waktu untuk kegiatan agama yang diyakini

oleh generasi muda. Perasaan kehilangan karena pensiun

dan tidak aktif serta menghadapi kematian orang lain

(saudara, sahabat) menimbulkan rasa kesepian dan mawas

diri.

3. Etiologi

a. Usia anak-anak

Tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman

. Anak belum mempunyai pemahaman salah ataupun

benar . Keyakinan yang ada saat ini hanya mengikuti ritual

orang lain . Pada masa prasekolah kegiatan keagamaan

yang di lakukan belum bermakna pada dirinya .


perkembangan spiritual mulai mencontoh aktivitas

keagamaan orang lain dan biasanya sudah mulai bertanya

tentang penciptanya .

b. Usia remaja akhir

Tahap perkumpulan kepercayaan yang di tandai dengan

adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan

c. Usia awal remaja

Masa pencarian kepercayaan diri , di awali proses

pertanyaan akan keyakinan yang di kaitkan secara kognitif

sebagai bentuk yang tepat untuk mempercayai.

d. Usia pertengahan dewasa

Tingkatan kepercayaan pada diri sendiri , diawali dengan

semakin kuatnya kepercayaan diri yang di pertahankan

walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan

lebih mengerti adanya kepercayaan dirinya .

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi psikospiritual

Menurut Taylor dan Craven & Hirnle dalam Wahid, faktor

penting yang dapat mempengaruhi spiritual seseorang adalah:

a.Tahap perkembangan

Spiritual berhubungan dengan kekuasaan non

material, seseorang harus memiliki beberapa kemampuan

berfikir abstrak sebelum mulai mengerti spiritual dan

menggali suatu hubungan dengan yang Maha mengerti


spiritual dan menggali suatu hubungan dengan yang Maha

Kuasa. Hal ini bukan berarti bahwa Spiritual tidak memiliki

makna bagi Kuasa. Hal ini bukan berarti bahwa Spiritual

tidak memiliki makna bagi seseorang.

b. Peranan keluarga penting dalam perkembangan spiritual

individu

Tidak begitu banyak yang diajarkan keluarga tentang

Tuhan dan agama, kehidupan dan diri sendiri dari tapi

individu belajar tentang Tuhan, kehidupan dan diri sendiri

dari tingkah laku keluarganya. Oleh karena itu keluarga

merupakan lingkungan terdekat dan dunia pertama dimana

individu mempunyai pandangan, pengalaman terhadap

dunia yang pengalaman tehadap dunia yang diwarnai oleh

pengalaman dengan iwarnai oleh pengalaman dengan

keluarganya.

c. Latar belakang etnik dan budaya

Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar

belakang etnik dan sosial budaya. Pada umumnya seseorang

akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak

belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk

nilai moral dari hubungan keluarga dan peran serta dalam

berbagai bentuk kegiatan keagamaan.


d. Pengalaman hidup sebelumnya

Pengalaman hidup baik yang positif maupun negatif

dapat mempengaruhi spiritual seseorang dan sebaliknya juga

dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara

spiritual pengalaman tersebut. Peristiwa dalam kehidupan

seseorang dianggap sebagai suatu cobaan yang diberikan

Tuhan kepada manusia.menguji keimanannya.

e. Krisis dan perubahan

Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalam

spiritual seseorang. Krisis sering dialami ketika seseorang

menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan,

kehilangan, dan bahkan kematian, khususnya pasien dengan

penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk.

Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang dihadapi

tersebut merupakan pengalaman spiritual yang bersifat fiskal

dan emosional.

f. Terpisah dari ikatan spiritual

Menderita sakit terutama yang bersifat akut, sering kali

membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan

kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. Kebiasaa

hidup sehari-hari juga berubah antara lain tidak dapat

menghadiri acara resmi, mengikuti kegiatan keagamaan atau

tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau teman dekat

yang bisa memberikan dukungan setiap saat diinginkan.


g. Isu moral terkait dengan terapi

Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap

sebagai cara Tuhan untuk menunjukkan kebesaran-Nya,

walaupun ada juga agama yang menolak intervensi

pengobatan (Hamid, 2009).

5. Konsep Pengkajian kebutuhan spiritual

 Keluhan utama

- Apakah saat ini bapak mempunyai masalah ?

- Bagaimana bapak menanggapi masalah yang sedang bapak

hadapi ?

- Apakah bapak ada keluhan tentang kehidupan ibadah bapak

, jika ada apa keluhan itu?

 Keyakinan dan makna

- Apa arti kehidupan menurut ibu ?

- Menurut ibu apa yang memberi arti bagi hidup ibu ? misal

tentang pengalaman masa lalu ibu yang membuat ibu jauh

lebih baik lagi ?

- Bagian apa yang penting dalam kehidupan ibu?

 Autoritas dan pembimbing

- Apa yang membuat bapak kuat menjalani kehidupan?

- Ketika bapak memiliki masalah , siapa yang menolong

bapak?
- Apakah yang menolong bapak juga mengerti tentang

kehidupan bapak, sehingga orang tersebut dapat membantu

masalah yang bapak hadapi

 Pengalaman dan emosi

- Apa arti masalah bagi kehidupan bapak?

- Menurut bapak orang yang sehat seperti apa?

- Menurut bapak orang yang sakitt seperti apa?

6. Masalah yang mungkin muncul

a. Distress spiritual

7. Tanda gejala

a. Kelumpuhan

b. Gangguan bicara

c. Gangguan kognitif

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas klien

b. Riwayat penyakit sekarang

Serangan stoke hemoragik pada pasien terjadi muntah 1x warna

hitam, tiba-tiba tidak menyahut panggilan keluarga serta

penurunan kesadaran dan lemah anggota gerak kanan.

c. Penyakit dahulu

Pasien memiliki riwayat penyakit DM

o Pola kesehatan sehari-hari


Pola normal spiritual sangat erat hubungannya dengan

kesehatan. Karena dari pola tersebut dapat menciptakan

suatu bentuk perilaku adaptif ataupun maladaptif

berhubungan dengan penerimaan kondisi diri. Dimensi

spiritual merupakan dimensi yang sangat penting

diperhatikan oleh perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada semua klien. Carson (2002)

menyatakan bahwa keimanan atau keyakinan religius

adalah sangat penting dalam kehidupan personal individu.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa keimanan diketahui

sebagai suatu faktor yang sangat kuat (powerful) dalam

penyembuhan dan pemulihan fisik, yang tidak dapat diukur.

Mengingat pentingnya peranan spiritual dalam

penyembuhan dan pemulihan kesehatan maka penting bagi

perawat untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep

spiritual agar dapat memberikan asuhan spiritual dengan

baik kepada semua klien.

 Pemeriksaan fisik

a. Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran klien berpengaruh terhadap aktivits.

Dengan mengkaji menggunakan Skala Coma Glasglow

(GCS) dengan hasil normal

b. Postur atau bentuk tubuh


- Skoliosis, melengkungnya tulang belakang kearah

samping, mengakibatkan tubuh melengkung ke

kanan/kiri.

- Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang

belakang secara keseluruhan sehingga menjadi

bongkok.

- Lordosis, kelengkungan tulang belakang kearah

pinggang kearah depan sehingga kepala tertarik kearaha

belakang.

c. Ekstermitas

Kaji kekuatan otot pasien dengn menggunakan skala

kekuatan otot.

 Pemeriksaan penunjang

a. Lab

Untuk menunjang diagnosis penyakit, guna mendukung

atau menyingkirkan diagnosis lainnya.

b. CT-Scan

Pemeriksaan ini menunjukkan rincian bidang tertentu

tulang dan dapat memperlihatkan tumor jaringan

lunak/cedera tendon.

c. Thorax
Mengetahui kondisi organ di dalam rongga dada,

termasuk jantung dan paru-paru.


2. Perumusan Masalah (Pohon Masalah)

Penyakit akut,
Faktor Predisposisi kronis, terminal

Harga Isolasi
diri sosial
rendah

Perasaan bersalah, Perubahan Perilaku Verbilisasi


rasa takut, depresi distress

Ansietas Ketidak efektifan koping Keputusasaan

Distress spiritual
3. Perencanaan

DIAGNOSA (SDKI) KRITERIA HASIL INTERVENSI (SIKI)


(SLKI)
D.0082 Setelah di lakukan Tindakan
Distress spiritual intervensi keperawatan Observasi :
Definisi : 2x24 jam maka di - Identifikasi perasaan
Gangguan pada temukan hasil khawatir, kesepian dan
keyakinan atau sistem - Verbalisasi ketidakberdayaan
nilai berupa kesulitan makna dan tujuan - Identifikasi tentang
merasakan makna dan hidup meningkat hubungan antara
tujuan hidup melalui - Verbalisasi spiritual dan kesehatan
hubungan dengan diri, penerimaan - Identifikasi harapan dan
orang lain , lingkungan meningkat kekuatan pasien
atau tuhan - Verbalisasi - Identifikasi kesehatan
Penyebab : percaya pada dalam beragama
1. kondisi penyakit orang lain Terapeutik :
kronis meningkat - Berikan kesempatan
2. kematian orang - Perilaku marah mengekspresikan
terdekat kepada tuhan perasaan tentang
3. kesepian menurun penyakit dan kematian
4. pengasingan diri - Kemampuan - Fasilitasi melakukan
5. pengasingan sosial beribadah kegiatan beribadah
membaik - Yakinkan bahwa
perawat bersedia
mendukung selama
masa ketidakberdayaan
- Sediakan privasi dan
waktu luang untuk
aktivitas spiritual
- Diskusikan keyakinan
tentang makna dan
tujuan hidup jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan berinteraksi
dengan keluarga
temanatau orang lain
- Anjurkan berpartisipasi
dalam kelompok
pendukung
- Ajarkan metode
relaksasi meditasi dan
imajinasi terbimbing
Kolaborasi
- Atur kunjungan dengan
kerohaniawan

DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/38192354/LAPORAN-
PENDAHULUAN-KEBUTUHAN-SPIRITUALdocx/ diakses
pada tanggal 15 Nov 2021

amanda, R. 2019. http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/218/3/BAB


%20II.pdf diakses pada tanggal 15 Nov 2021.

http://eprints.umm.ac.id/42135/3/jiptummpp-gdl-syafrahmaw-51713-3-
babii.pdf

noorfaizah.http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-
noorfaizah-5292-3-babii.pdf diakses pada tanggal 15 Nov 2021

Prayogi, Mardiyanto. 2017. https://id.scribd.com/document/362773074/8-


Laporan-Pendahuluan-Spiritual-Dan-Psikososial diakses pada
tanggal 15 Nov 2021

Anda mungkin juga menyukai