0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan36 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep spiritualitas dari perspektif perawatan kesehatan. Spiritualitas didefinisikan sebagai pencarian makna hidup, hubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan kekuatan tertinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi spiritualitas diantaranya latar belakang keluarga, budaya, pengalaman hidup, dan krisis. Spiritualitas berpengaruh terhadap praktik kesehatan, persepsi penyakit, dan strategi coping sese
Dokumen tersebut membahas tentang konsep spiritualitas dari perspektif perawatan kesehatan. Spiritualitas didefinisikan sebagai pencarian makna hidup, hubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan kekuatan tertinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi spiritualitas diantaranya latar belakang keluarga, budaya, pengalaman hidup, dan krisis. Spiritualitas berpengaruh terhadap praktik kesehatan, persepsi penyakit, dan strategi coping sese
Dokumen tersebut membahas tentang konsep spiritualitas dari perspektif perawatan kesehatan. Spiritualitas didefinisikan sebagai pencarian makna hidup, hubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan kekuatan tertinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi spiritualitas diantaranya latar belakang keluarga, budaya, pengalaman hidup, dan krisis. Spiritualitas berpengaruh terhadap praktik kesehatan, persepsi penyakit, dan strategi coping sese
Pengantar • Perawat memandang klien sebagai makhluk bio- psiko-sosiokultural dan spiritual yang berespon secara holistik dan unik terhadap perubahan kesehatan klien. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa terlepas dari interaksi perawat dengan klien. • Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik Spiritual Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan spirit, semangat untuk mendapatkan keyakinan, harapan dan makna hidup. Spirit menurut KBBI Berhubungan dnegan atau bersifat kejiwaan (rohani , batin) Seseorang dikatakan memiliki spirit yang baik jika orang tersebut memiliki harapan penuh, optimis dan berfikir positif, sebaliknya jika seseorang kehilangan spiritnya maka orang tersebut akan menunjukkan sikap putus asa, pesimis dan berfikir negatif (Blais dan Roper, 2002) Definisi • Spiritual Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual (unik), hal ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup (Farran et al,1989) • Spiritual suatu usaha dalam mencari arti kehidupan, tujuan dan panduan dalam menjalani kehidupan bahkan pada orang - orang yang tidak memercayai adanya Tuhan (Ellison, 2002). • Spiritualitas diartikan sebagai “pencarian makna dalam kehidupan, aktualisasi diri dan koneksi dengan diri sendiri, orang lain dan kekuatan yg lebih tinggi/Pencipta”. • Spiritualitas adalah kepercayaan seseorang akan adanya Tuhan, dan kepercayaan ini menjadi sumber kekuatan pada saat sakit sehingga akan mempengaruhi keyakinannya tentang penyebab penyakit, proses penyembuhan penyakit dan memilih orang yang akan merawatnya (Hamid, 2008). Aspek Spiritualitas
a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau
ketidakpastian dalam kehidupan. b. Menemukan arti dan tujuan hidup. c. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri. d. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi. Stoll (1989)
Spiritualitas sebagai konsep dua dimensi:
• Dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan YME yang menuntun kehidupan seseorang • Dimensi horizontal adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan. • Terdapat hubungan yang terus menerus antara dua dimensi tersebut. Perkemabangan Spiritual
1. Bayi dan Toddler (0-2 th)
Rasa percaya pada yang mengasuh/org tua Belum memiliki rasa salah-benar dan keyakinan spiritual Mulai meniru kegiatan spiritual 2. Pra Sekolah (3-5 Th) Dipengaruhi oleh sikap orang tua Meniru apa yang dia lihat Sering bertanya tentang moralitas dan agama Contohnya: Apa itu surga dll, Menyakinan orang tua seperti tuhan 3. Usia Sekolah dan Pubertas (6-21 Th) • Mengharapkan tuhan akan menjawab do’a • Masa pubertas, anak sering mengalami kekecewaan, karena tidak selalu do’anya terkabulkan • Mulai dapat mengambil keputusan • Mulai membandingkan standar orang tuanya dengan orang lain • Membandingkan standar ilmiah dengan standar agama 4. Dewasa • Mulai menyadani arti agama setelah mendapat pertanyaan dari anak atau generasi yang Iebih muda • Mengingatkan kembali pengajaran agama dan orang tuanya dulu 5. Usia Pertengahan dan Lansia • Lebih banyak waktu untuk benibadah • Perasaan kehilangan karena pensiun • Berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga • Lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak Kebutuhan spiritual
Merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan
tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf. Kontinum Sehat dan Kesehatan Mencakup Enam Dimensi Sehat 1. Sehat fisik ukuran tubuh, ketajaman sensorik, kerentanan terhadap penyakit, fungsi tubuh, kebugaran fisik, dan kemampuan sembuh 2. Sehat intelektual kemampuan untuk berfikir dengan jernih dan menganalisis secara kritis untuk memenuhi tantangan hidup. 3. Sehat sosial kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal dan interaksi dengan orang lain yang memuaskan. 4. Sehat emosional ekspresi yang sesuai dan control emosi; harga diri, rasa percaya dan cinta. 5. Sehat lingkungan penghargaan terhadap lingkungan eksternal dan peran yang dimainkan seseorang dalam mempertahankan, melindungi, dan memperbaiki kondisi lingkungan. 6. Sehat spiritual keyakinan terhadap Tuhan atau cara hidup yang ditentukan oleh agama; rasa terbimbing akan makna atau nilai kehidupan. Ciri Terpenuhinya Kebutuhan Spiritual 1. Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaannya di dunia/kehidupan. 2. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan. 3. Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta. 4. Membina integritas personal dan merasa diri berharga. 5. Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan. 6. Mengembangkan hubungan positif antar manusia Keterkaitan Antara Spiritualitas, Kesehatan Dan Sakit • Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku selfcare klien. • Beberapa pengaruh dari keyakinan spiritual yang perlu dipahami adalah sebagai berikut : 1. Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari
• Prilaku agama sesuai dengan tuntunan agama akan
mempengaruhi kesehatan • Sebagai contoh, - Agama yang menetapkan makanan diit yang boleh dan tidak boleh dimakan. - Perilaku waktu makan, minum, tidur dlll 2. Sumber Dukungan
• Pada saat mengalami stress atau masalah kesehatan,
individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.
• Sholat atau berdoa, membaca kitab suci, dan praktik
keagamaan lainnya sering membantu memenuhi kebutuhan spiritual yang juga merupakan suatu perlindungan terhadap tubuh. 3. Sumber Kekuatan Dan Penyembuhan Nilai dari keyakinan agama tidak dapat dengan mudah dievaluasi (Taylor, Lilis & Le Mone, 1997).
Walaupun demikian pengaruh keyakinan tersebut dapat diamati
oleh tenaga kesehatan melalui penelitian dan kemjuan/perkembangan pasien, dengan mengetahui bahwa individu cenderung dapat menahan stress yang luar biasa karena mempunyai keyakinan yang kuat. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPIRITUALITAS 1. Keluarga
• Peran orang tua sangat menentukan dalam
perkembangan spiritualitas anak. Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama anak dalam mempersepsikan kehidupan di dunia, maka pandangan anak pada umumnya diwarnai oleh pengalaman mereka dalam berhubungan dengan orang tua dan saudaranya. 2. Latar Belakang Etnik Dan Budaya
• Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar
belakang etnik dan sosial budaya. Pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. • Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan. 3. Pengalaman Hidup Sebelumnya
• Pengalaman hidup baik yang positif maupun pengalaman negatif
dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang. Sebaliknya juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual kejadian atau pengalaman tersebut. • Sebagai contoh, jika dua orang wanita yang mempercayai bahwa Tuhan mencintai umatnya, kehilangan anak mereka karena kecelakaan, salah satu dari mereka akan bereaksi dengan mempertanyakan keberadaan Tuhan dan tidak mau sembahyang lagi. Sedangkan wanita yang lain bahkan sebaliknya terus berdoa dan meminta Tuhan membantunya untuk mengerti dan menerima kehilangan anaknya. 4. Krisis dan perubahan
• Krisis sering dialami ketika seseorang menghadapi penyakit,
penderitaan, proses penuaan, kehilangan dan bahkan kematian, khususnya pada klien dengan penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk.
• Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalaman spiritual
seseorang MANIFESTASI PERUBAHAN FUNGSI SPIRITUAL
• Berbagai perilaku dan ekspresi yang
dimanifestasikan klien seharusnya diwaspadai oleh perawat, karena mungkin saja klien sedang mengalami masalah spiritual, seperti 1. Verbalisasi 2. Perubahan prilaku Verbalisasi distress
• Individu yang mengalami gangguan fungsi spiritual
biasanya memverbalisasikan distress yang dialaminya atau mengekspresikan kebutuhan untuk mendapatkan bantuan. • Misalnya seorang istri mengatakan: “Saya merasa bersalah karena saya seharusnya mengetahui lebih awal bahwa suami saya mengalami serangan jantung”. Perubahan Perilaku
• Perubahan perilaku juga dapat merupakan
manifestasi gangguan fungsi spiritual. Klien yang merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau menunjukkan kemarahan setelah mendengar hasil pemeriksaan mungkin saja sedang menderita distress spiritual. Spiritual Dalam Keperawatan
. Keyakinan Spiritual, Mempengaruhi:
1. Praktik Kesehatan: diet, mencari dan menerima
terapi, ritual atau upacara agama. 2. Persepsi Penyakit: hukuman, cobaan terhadap keyakinan. 3. Strategi Koping. Nilai Agama Atau Spiritual Mempengaruhi: 1. Tujuan dan arti hidup. 2. Tujuan dan arti kematian. 3. Kesehatan dan pemeliharaannya. 4. Hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan orang lain. Pengkajian Data Subjektif
Pedoman Pengkajian Spiritual yang disusun oleh Stoll
dalam Craven & Hirnle (1996) mencakup empat area yaitu: a) Konsep tentang Kepercayaan b) Sumber harapan dan kekuatan c) Praktik agama dan ritual d) Hubungan antara keyakinin spiritual dan kondisi kesehatan. Pengkajian Data Objektif • Pengkajian data objektif dilakukan melalui pengkajian klinik yang meliputi pengkajian pengetahuan dan sikap, perilaku, verbalisasi, hubungan interpersonal dan lingkungan. Pengkajian data objektif terutama dilakukan melalui observasi. Karakteristik klien yang mengalami Distress Spiritual :
Klien yang tampak kesepian
Klien yang mengekspresikan rasa takut dan cemas Klien yang mengekspresikan keraguan terhadap sistem kepercayaan/agama Klien yang mengekspresikan rasa takut terhadap kematian, Tidak dpt dikunjungi oleh pemuka agama Tdk mampu / menolak melakukan ritual spiritual Memverbalisasikan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan hukuman dari Tuhan Mengespresikan kemarahannya thd Tuhan Mempertanyakan rencana terapi karena bertentangan dengan keyakinan agama. Sedang menghadapi sakratul maut (dying).