Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN

KEPERAWATAN
SPIRITUAL
Rustafariningsih, S.Kep.,Ns.M.Kep
PENDAHULUAN
◦ Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional
mempunyai kesempatan paling besar untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif dengan membantu klien memenuhi
kebutuhan dasar yang holistik.
PENDAHULUAN
◦ Perawat berupaya untuk membantu memenuhi
kebutuhan spiritual klien sebagai bagian dari
kebutuhan menyeluruh klien, dengan
memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual
klien, walaupun perawat dan klien mempunyai
keyakinan spiritual atau keagamaan yangtidak
sama.
PENGERTIAN
◦ .

Spiritual, keyakinan dan agama


merupakan hal yang terpisah,
walau pun seringkali diartikan
sama.
Pemahaman tentang perbedaan
antara tiga istilah tersebut
sangat penting bagi perawat
untuk menghindarkan salah
pengertian yang akan
mempengaruhi pendekatan yang
digunakan perawat
Aspek Spiritual (Burkhardt, 1993)

Berhubungan dengan Menyadari kemampuan


sesuatu yang tidak untuk menggunakan
Menemukan arti dan sumber dan kekuatan
diketahui atau
tujuan hidup dalam diri sendiri.
ketidakpastian dalam
kehidupan.

Mempunyai perasaan
keterikatan dengan diri
sendiri dan dengan
Yang Maha Tinggi.
Carson, 1989.
◦ Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan
memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai,
menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan
Kebutuhan Spiritual

◦ kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup


◦ kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta
rasa keterikatan
◦ kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan
maaf.
Kepercayaan (faith)
◦ komitmen terhadap sesuatu
atau seseorang
◦ keyakinan spiritual Agama
merupakan upaya seseorang o Sistem ibadah yang terorganisir atau
untuk memahami tempat teratur.
seseorang di dalam o Agama mempunyai aturan-aturan
kehidupan, yaitu bagaimana tertentu yang dipraktikan dalam
seseorang melihat dirinya kehidupan sehari-hari yang
dalam hubungannya dengan memberikan kepuasan bagi yang
lingkungan secara menjalankannya.
menyeluruh
KARAKTERISTIK SPIRITUALITAS

Untuk memudahkan dalam memberikan asuhan keperawatan kebutuhan


spiritual, maka perawat perlu memiliki kemampuan mengidentifikasi atau
mengenal karakteristik spiritualitas yaitu:
• Hubungan dengan diri sendiri
• Hubungan dengan orang lain
• Hubungan dengan ketuhanan
KARAKTERISTIK SPIRITUALITAS

Hubungan dengan diri


sendiri. Kekuatan Hubungan dg orang lain
dalam/dan self-reliance - Berbagi waktu, Hubungan dg ketuhanan
-Pengetahuan diri (siapa (Agamais atau tidak agamai)
- Mengasuh anak, orangtua
dirinya, apa yang dapat dan orang sakit. -Sembahyang, berdoa,
dilakukannya) meditasi
-Meyakini kehidupan dan
-Sikap (percaya pada diri kematian (mengunjungi, -Perlengkapan keagamaan
sendiri, percaya pada melayat, dll). -Bersatu dengan alam.
kehidupan/masa depan,
ketenangan pikiran, -Konflik dengan orang lain
harmoni/keselarasan dg
diri sendiri).
Kebutuhan Spiritual
Mampu merumuskan arti positif tentang tujuan keberadaannya di
dunia/kehidupan.
Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari kejadian
atau penderitaan.
Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya
dan cinta.
Membina integritas personal dan merasa diri berharga.
Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan.
Mengembangkan hubungan antar manusia yang positif.
Beberapa pengaruh dari keyakinan spiritual

◦ Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari


◦ Sumber dukungan
◦ Sumber kekuatan dan penyembuhan
◦ Sumber konflik
Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari

◦ Keyakinan spiritual dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.


◦ Contoh, ada agama yang menetapkan makanan diit yang boleh dan tidak
boleh dimakan. Begitu pula metode keluarga berencana ada agama yang
melarang cara tertentu untuk mencegah kehamilan termasuk terapi medik
atau pengobatan.
Sumber Dukungan

◦ Pada saat mengalami stress, individu akan mencari


dukungan dari keyakinan agamanya.
◦ Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima
keadaan sakit yang dialami, khususnya jika penyakit
tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama
dengan hasil yang belum pasti.
◦ Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci, dan
praktik keagamaan lainnya sering membantu memenuhi
kebutuhan spiritual
Sumber kekuatan dan penyembuhan

Nilai dari keyakinan agama tidak dapat dengan


mudah dievaluasi (Taylor, Lilis & Le Mone, 1997).
Pengaruh keyakinan dapat diketahui dari respon
individu saat mengalami suatu stressor sehingga
menimbulkan distress
Sumber konflik
◦ Pada suatu situasi tertentu, bisa terjadi konflik antara
keyakinan agama dengan praktik kesehatan. Misalnya ada
orang yang memandang penyakit sebagai suatu bentuk
hukuman karena pernah berdosa.
◦ Ada agama tertentu yang menganggap manusia sebagai
makhluk yang tidak berdaya dalam mengendalikan
lingkungannya, oleh karena itu penyakit diterima sebagai
nasib bukan sebagai sesuatu yang harus disembuhkan.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SPIRITUALITAS
Pertimbangan tahap perkembangan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak


dengan empat agama yang berbeda ditemukan
bahwa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan
dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut
usia, seks, agama dan kepribadian anak.
Tema utama yang diuraikan anak tentang Tuhan

Meyakini Tuhan mempunyai kekuatan dan selanjutnya merasa


takut menghadapi kekuasaan Tuhan.
Gambaran cahaya/sinar.

 Peran orang tua sangat menentukan dalam perkembangan


spiritualitas anak.
 Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman
pertama anak dalam mempersepsikan kehidupan di dunia, maka
pandangan anak pada umumnya diwarnai oleh pengalaman
mereka dalam berhubungan dengan orang tua dan saudaranya.
Spiritual - Latar Belakang Etnik dan Budaya
◦ Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan
sosial budaya.
◦ Pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan
spiritual keluarga.
◦ Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama
◦ Apapun tradisi agama atau sistem kepercayaan yang dianut
individu, pengalaman spiritual unik bagi tiap individu.
Spiritual - Pengalaman Hidup Sebelumnya
◦ Pengalaman hidup baik yang positif maupun negatif dapat
mempengaruhi spiritualitas seseorang
◦ Pengalaman yang tidak menyenangkan: ada dua orang kehilangan anak
mereka karena kecelakaan, salah satu dari mereka bereaksi dengan
mempertanyakan keberadaan Tuhan dan tidak mau sembahyang lagi,
sedangkan yang lain terus berdoa dan meminta Tuhan membantunya
sehingga dia bisa ikhlas dan menerima kehilangan anaknya.
◦ Pengalaman hidup yang menyenangkan: dapat menimbulkan perasaan
bersyukur kepada Tuhan, namun ada juga yang merasa tidak perlu
mensyukurinya. Peristiwa dalam kehidupan sering dianggap sebagai
suatu cobaan yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk menguji
kekuatan imannya.
MANIFESTASI PERUBAHAN FUNGSI SPIRITUAL
Verbalisasi distress
◦ Individu yang mengalami gangguan fungsi Perubahan perilaku
spiritual biasanya memverbalisasikan • Merupakan manifestasi gangguan fungsi
distress yang dialaminya atau spiritual.
mengekspresikan kebutuhan untuk • Klien yang merasa cemas dengan hasil
mendapatkan bantuan. Misalnya seorang pemeriksaan atau menunjukkan kemarahan
istri mengatakan: “Saya merasa bersalah setelah mendengar hasil pemeriksaan mungkin
karena saya seharusnya mengetahui lebih saja sedang menderita distress spiritual.
awal bahwa suami saya mengalami • Ada yang bereaksi dengan perilaku
serangan jantung”. mengintrospeksi diri dan mencari alasan
◦ Perawat juga perlu peka terhadap keluhan terjadinya suatu situasi dan berupaya mencari
klien tentang kematian atau merasa tidak fakta yang dapat menjelaskan situasi tersebut,
berharga dan kehilangan arti hidup. namun ada yang beraksi secara emosional
Kepekaan perawat sangat penting dalam • Perasaan bersalah, rasa takut, depresi dan
menarik kesimpulan dari verbalisasi klien ansietas mungkin menunjukkan perubahan
tentang distress yang dialami klien. fungsi spiritual.
Setiap Manusia mempunyai tiga kebutuhan spiritual
yang sama yaitu
◦ kebutuhan akan arti dan tujuan hidup
◦ kebutuhan untuk mencintai dan berhubungan
◦ kebutuhan untuk mendapatkan pengampunan
Peran Perawat
◦ Menghargai keyakinan dan praktik spiritual orang lain
walaupun berbeda dengan keyakinan spiritual perawat.
◦ Meningkatkan pengetahuan perawat tentang bagaimana
keyakinan spiritual klien mempengaruhi gaya hidup mereka,
berespon terhadap penyakit, pilihan pelayanan kesehatan
dan pilihan terapi/treatment.
◦ Menunjukkan kepekaan terhadap kebutuhan spiritual klien
◦ Menyusun strategi asuhan keperawatan yang paling sesuai
untuk membantu klien yang sedang mengalami distress
spiritual.
Perilaku self-care
◦ Gali nilai dan keyakinan pribadi dan orang lain.
◦ Gali praktik yang dapat mendukung secara spiritual.
◦ Hargai sistem kepercayaan orang lain.
◦ Praktikkan hubungan yang dilandasi perasaan cinta
terhadap diri sendiri dan orang lain.
◦ Cari bantuan spiritual untuk mengatasi masalah stress,
krisis dan kehilangan.
Kapan Pengkajian dilakukan?
pengkajian sebaiknya dilakukan setelah perawat dapat
membentuk hubungan yang baik dengan pasien atau dengan
orang terdekat pasien
Apa yang harus dikaji ?
Informasi awal yang perlu digali adalah :
a. Afiliasi agama
1) Partisipasi klien dalam kegiatan keagamaan
2) Jenis partisipasi dalam kegiatan keagamaan

b. Keyakinan / spiritual agama


1) Praktik kesehatan :
diet, mencari dan menerima terapi /upacara keagamaan
2) Persepsi penyakit :
hukuman, cobaan terhadap keyakinan
3) Strategi koping
Pengkajian lanjutan...
Pengkajian data subyektif :
a. Konsep tentang Tuhan atau ketuhanan
b. Sumber harapan dan kekuatan
c. Praktik agama dan ritual
d. Hubungan antara keyakinan dan kondisi kesehatan.
Pengkajian data objektif :
Pengkajian afektif (Apakah pasien tampak kesepian, depresi, marah, cemas, agitasi, apatis
atau preokupasi)
Perilaku (Apakah pasien tampak berdoa sebelum makan, membaca kitab suci atau buku
keagamaan, dan apakah pasien seringkali mengaluh, tidak dapat tidur, bermimpi buruk, dan
berbagai bentuk gangguan tidur lainnya, serta bercanda yang tidak sesuai atau
mengekspresikan kemarahannya terhadap agama)
Verbalisasi (Apakah pasien menyebut Tuhan, doa, rumah ibadah atau topik keagamaan
lainnya, apakah pasien pernah minta dikunjungi oleh pemuka agama, dan apakah pasien
mengekspresikan rasa takutnya terhadap kematian)
Hubungan interpersonal (Siapa pengunjung pasien, bagaimana pasien berespon terhadap
pengunjung, apakah pemuka agama datang mengunjungi pasien, dan bagaimana pasien
berhubungan dengan pasien yang lain dan juga dengan perawat)
Lingkungan (Apakah pasien membawa kitab suci atau perlengkapan ibadah lainnya, apakah
pasien menerima kiriman tanda simpati dari unsur keagamaan dan apakah pasien memakai
tanda keagamaan misalnya jilbab). Terutama dilakukan melalui observasi. (Hamid, 2000).
Diagnosa keperawatan spiritual
(North American Nursing Diagnosis Association (2006)

◦ Distres spiritual.
adalah kerusakan kemampuan mengintegrasikan arti dan
tujuan hidup seseorang dihubungkan dengan agama, orang
lain, dan dirinya.
Diagnosa keperawatan spiritual (North American Nursing Diagnosis Association (2006)
a. Berhubungan dengan diri
Mengekspresikan kurang dalam harapan, arti, tujuan hidup, kedamaian, penerimaan,
cinta, memaafkan diri, keberanian, marah, rasa bersalah, koping yang buruk).
b. Berhubungan dengan orang lain,
Menolak berinteraksi dgn teman, keluarga & pemimpin agama, mengungkapkan
terpisah dari sistem dukungan, mengekspresikan keterasingan.
c. Berhubungan dengan seni, musik, literatur dan alam,
Tidak mampu mengekspresikan kondisi kreatif (bernyanyi), tidak ada ketertarikan
kepada alam, tidak ada ketertarikan kepada bacaan agama
d. Berhubungan dengan kekuatan yang melebihi dirinya,
Tidak mampu ibadah, tdk mampu berpartisipasi dlm aktifitas agama,
mengekspresikan marah kepada Tuhan, mengalami penderitaan tanpa harapan.
Faktor yang berhubungan dari diagnosa keperawatan distres spiritual
(North American Nursing Diagnosis Association (2006)

◦ mengasingkan diri,
◦ kesendirian atau pengasingan sosial,
◦ cemas,
◦ kurang sosiokultural/ deprivasi,
◦ kematian dan sekarat diri atau orang lain,
◦ nyeri,
◦ perubahan hidup, dan penyakit kronis diri atau orang lain.
PERENCANAAN
◦ Tujuan askep klien distress spiritual berfokus pada menciptakan
lingkungan yang mendukung praktik keagamaan dan keyakinan
yang biasa dilakukannya.

Tujuan Pemberian Perawatan Spiritual (Munley, 1983) :


1.Klien percaya pada pemberi perawatan.
2.Klien mampu terikat dengan sistem pendukung.
3.Pencarian pribadi klien tentang makna (hidup) meningkat.
TUJUAN & KRITERIA HASIL
Tujuan Askep , Klien akan :
◦ Mengidentifikasi keyakinan spiritual yang memenuuhi kebutuhan
◦ Menggunakan kekuatan keyakinan, harapan dan rasa nyaman ketika menghadapi penyakit.
◦ Mengembangkan praktik spiritual dengan komunikasi pada diri sendiri, Tuhan dan dunia luar
◦ Mengekspresikan kepuasan dengan keharmonisan antara keyakinan spiritual dengan kehidupan sehari-hari.

Kriteria hasil yang diharapkan , klien akan :


a. Menggali akar keyakinan dan praktik spiritual
b. Mengidentifikasi faktor terkait keyakinan spiritual
c. Menggali alternative : menguatkan keyakinan
d. Mengidentifikasi dukungan spiritual
e. Mendemonstrasikan berkurangnya distress spiritual setelah keberhasilan intervensi

“Pada dasarnya perencanaan dirancang untuk memenuhi kebutuhan klien dengan membantu klien memenuhi kewajiban agamanya dan
menggunakan sumber dari dalam dirinya”.
IMPLEMENTASI (Hamid, 2000)
◦ Kaji keyakinan spiritual ibadah
◦ Fokuskan perhatian pada persepsi klien terhadap kebutuhan spritualnya.
◦ Jangan mengasumsi klien tidak mempunyai kebutuhan spiritual
◦ Mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati
◦ Menerapkan tehnik komunikasi terapeutik
◦ Membantu memfasilitasi klien agar dapat memenuhi kewajiban agamanya
◦ Memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia di Rumah Sakit.
◦ Menentukan arti dari situasi klien, bagaimana klien berespon terhadap
penyakit. : “ Apakah klien menganggap penyakit yang dideritanya
merupakan hukuman, cobaan atau anugrah dari Tuhan ? “
IMPLEMENTASI
McCloskey dan Bulechek (2006) dalam Nursing Interventions
Classification (NIC).
“ Salah satu intervensi distres spiritual adalah: support spiritual
( yaitu membantu pasien untuk merasa seimbang dan berhubungan
dengan kekuatan Maha Besar.)”
EVALUASI
Tujuan asuhan keperawatan tercapai apabila Klien :
◦ Mampu beristirahat dengan tenang
◦ Menyatakan penerimaan
◦ Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan
◦ Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama
◦ Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya
◦ Menunjukkan afek positif tanpa perasaan marah, rasa bersalah dan ansietas
◦ Menunjukkan perilaku lebih positif
◦ Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya
e TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai