KEPERAWATAN
SPIRITUAL
Rustafariningsih, S.Kep.,Ns.M.Kep
PENDAHULUAN
◦ Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional
mempunyai kesempatan paling besar untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif dengan membantu klien memenuhi
kebutuhan dasar yang holistik.
PENDAHULUAN
◦ Perawat berupaya untuk membantu memenuhi
kebutuhan spiritual klien sebagai bagian dari
kebutuhan menyeluruh klien, dengan
memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual
klien, walaupun perawat dan klien mempunyai
keyakinan spiritual atau keagamaan yangtidak
sama.
PENGERTIAN
◦ .
Mempunyai perasaan
keterikatan dengan diri
sendiri dan dengan
Yang Maha Tinggi.
Carson, 1989.
◦ Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan
memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai,
menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan
Kebutuhan Spiritual
◦ Distres spiritual.
adalah kerusakan kemampuan mengintegrasikan arti dan
tujuan hidup seseorang dihubungkan dengan agama, orang
lain, dan dirinya.
Diagnosa keperawatan spiritual (North American Nursing Diagnosis Association (2006)
a. Berhubungan dengan diri
Mengekspresikan kurang dalam harapan, arti, tujuan hidup, kedamaian, penerimaan,
cinta, memaafkan diri, keberanian, marah, rasa bersalah, koping yang buruk).
b. Berhubungan dengan orang lain,
Menolak berinteraksi dgn teman, keluarga & pemimpin agama, mengungkapkan
terpisah dari sistem dukungan, mengekspresikan keterasingan.
c. Berhubungan dengan seni, musik, literatur dan alam,
Tidak mampu mengekspresikan kondisi kreatif (bernyanyi), tidak ada ketertarikan
kepada alam, tidak ada ketertarikan kepada bacaan agama
d. Berhubungan dengan kekuatan yang melebihi dirinya,
Tidak mampu ibadah, tdk mampu berpartisipasi dlm aktifitas agama,
mengekspresikan marah kepada Tuhan, mengalami penderitaan tanpa harapan.
Faktor yang berhubungan dari diagnosa keperawatan distres spiritual
(North American Nursing Diagnosis Association (2006)
◦ mengasingkan diri,
◦ kesendirian atau pengasingan sosial,
◦ cemas,
◦ kurang sosiokultural/ deprivasi,
◦ kematian dan sekarat diri atau orang lain,
◦ nyeri,
◦ perubahan hidup, dan penyakit kronis diri atau orang lain.
PERENCANAAN
◦ Tujuan askep klien distress spiritual berfokus pada menciptakan
lingkungan yang mendukung praktik keagamaan dan keyakinan
yang biasa dilakukannya.
“Pada dasarnya perencanaan dirancang untuk memenuhi kebutuhan klien dengan membantu klien memenuhi kewajiban agamanya dan
menggunakan sumber dari dalam dirinya”.
IMPLEMENTASI (Hamid, 2000)
◦ Kaji keyakinan spiritual ibadah
◦ Fokuskan perhatian pada persepsi klien terhadap kebutuhan spritualnya.
◦ Jangan mengasumsi klien tidak mempunyai kebutuhan spiritual
◦ Mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati
◦ Menerapkan tehnik komunikasi terapeutik
◦ Membantu memfasilitasi klien agar dapat memenuhi kewajiban agamanya
◦ Memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia di Rumah Sakit.
◦ Menentukan arti dari situasi klien, bagaimana klien berespon terhadap
penyakit. : “ Apakah klien menganggap penyakit yang dideritanya
merupakan hukuman, cobaan atau anugrah dari Tuhan ? “
IMPLEMENTASI
McCloskey dan Bulechek (2006) dalam Nursing Interventions
Classification (NIC).
“ Salah satu intervensi distres spiritual adalah: support spiritual
( yaitu membantu pasien untuk merasa seimbang dan berhubungan
dengan kekuatan Maha Besar.)”
EVALUASI
Tujuan asuhan keperawatan tercapai apabila Klien :
◦ Mampu beristirahat dengan tenang
◦ Menyatakan penerimaan
◦ Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan
◦ Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama
◦ Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya
◦ Menunjukkan afek positif tanpa perasaan marah, rasa bersalah dan ansietas
◦ Menunjukkan perilaku lebih positif
◦ Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya
e TERIMA KASIH