0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan44 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang spiritualitas dan kebutuhan spiritual pasien, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya, manifestasi perubahan fungsi spiritual, dan proses keperawatan dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang spiritualitas dan kebutuhan spiritual pasien, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya, manifestasi perubahan fungsi spiritual, dan proses keperawatan dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang spiritualitas dan kebutuhan spiritual pasien, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya, manifestasi perubahan fungsi spiritual, dan proses keperawatan dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien.
sosial, spiritual yang harus dipenuhi kebutuhannya — Dimensi spiritual mempengaruhi kesehatan, sakit dan penyembuhan pasien — Perawat memenuhi kebutuhan spiritual pasien meliputi : makna & tujuan spiritual, memfasilitasi pasien untuk mengekspresikan agama & keyakinannya — Dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien, perawat memperhatikan perkembangan pasien Pengertian individu tentang spiritualitas dipengaruhi oleh : kultur, perkembangan, pengalaman hidup, ide seseorang tentang hidup Kesehatan spiritual adalah suatu kondisi yang ditandai oleh sebuah penguatan hidup, kedamaian, keselarasan, dan perasaan saling berhubungan dengan Tuhan, dirinya, komunitas, dan lingkungan yang pemeliharaan dan keseluruhan ternama (Greer dan Moberg, 1998).
Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan
spiritual tampak untuk pemenuhan yang mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri. Konsep kesehatan spiritual. Konsep spiritual memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih: Energi, transendensi diri, keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial, keyakinan dan nilai, kekuatan batiniah, harmoni dan batin nurani. 1. Spiritualitas memberikan individu energi yang dibutuhkan untuk menemukan diri mereka, untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan untuk memelihara kesehatan. 2. Transedensi diri (self transedence) adalah kepercayaan yang merupakan dorongan dari luar yang lebih besar dari individu. 3. Spiritualitas memberikan pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan diri sendiri), interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal (dengan yang tidak terlihat, Tuhan atau yang tertinggi) (Potter & Perry, 2009) 4. Spiritual memberikan kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan. Kepercayaan selalu identik dengan agama sekalipun ada kepercayaan tanpa agama. 5. Spiritualitas melibatkan realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup). 6. Keyakinan dan nilai menjadi dasar spiritualitas. Nilai membantu individu menentukan apa yang penting bagi mereka dan membantu individu menghargai keindahan dan harga pemikiran, obysk dsn prilaku.(Holins, 2005; Vilagomenza, 2005) 7. Spiritual memberikan individu kemampuan untuk menemukan pengertian kekuatan batiniah yang dinamis dan kreatif yang dibutuhkan saat membuat keputusan sulit (Braks-wallance dan Park, 2004). 8. Spiritual memberikan kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal maupun menjelang ajal (Potter & Perry, 2009). Beberapa individu yang tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) atau percaya bahwa tidak ada kenyataan akhir yang diketahui (Agnostik) bukan berati bahwa spiritual bukan merupakan konsep penting. Atheis mencari arti kehidupan melalui pekerjaan mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Agnostik menemukan arti hidup dalam pekerjaan mereka karena mereka percaya bahwa tidak adanya akhir bagi jalan hidup mereka. Spiritualitas/keyakinan spiritual Pengertian Spiritualitas meliputi : — Berhubungan dengan sesuatu yang tak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan — Menemukan arti hidup — Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber & kekuatan dalam diri sendiri — Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri & dengan Yang Maha Tinggi — Suatu yang multidimensi : eksistensial & agama üDimensi eksistensial : fokus pada tujuan & arti kehidupan üDimensi agama : fokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Konsep kesejahteraan spiritual (spiritual well-being) (Gray,2006; Smith, 2006): Spiritual mencakup dimensi vertikal & horizontal dan merupakan hubungan terus menerus 2 dimensi tsb. — Dimensi vertikal : hubungan dengan Tuhan yang menuntun kehidupan seseorang — Dimensi horizontal : hubungan seseorang dengan diri sendiri, orang lain & lingkungan Spiritualitas tidak selalu berkaitan dengan agama, tetapi spiritualitas adalah bagaimana seseorang memahami keberadaannya dan hubungannya dengan alam semesta. Orang-orang mengartikan spiritualitas dengan berbagai cara dan tujuan tersendiri. Spiritualitas mewakili keberadaan seseorang & berfungsi sebagai perspektif pendorong yang menyatukan berbagai aspek individu (fisiologis, psikologis, sosial) Kebutuhan spiritual Kebutuhan untuk : — mempertahankan atau mengembalikan keyakinan — memenuhi kewajiban agama — Mendapatkan maaf atau pengampunan — Mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan — mencari arti & tujuan hidup — mencintai & dicintai serta ketertarikan Kepercayaan/Keimanan (faith) Mempercayai/mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang Agama/keyakinan spiritual } Merupakan upaya seseorang untuk memahami tempat seseorang di dalam kehidupan-bagaimana seseorang melihat dirinya dalam hubungan dengan lingkungan secara menyeluruh } Merupakan suatu sistem keyakinan & ibadah yang terorganisasi atau teratur yang dipraktekkan seseorang untuk menunjukkan spiritualitasnya } Mempunyai keyakinan sentral, ritual & praktik yang berhubungan dengan kematian, keselamatan/penyelamatan } Mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari yang memberikan kepuasan bagi yang menjalankan Perkembangan spiritual : } Bayi / toddler : 0-2 tahun : } Tahap awal perkembangan spiritual – rasa percaya terhadap pengasuh yang sejalan dengan perkembangan rasa aman & hubungan interpersonal } Belum memiliki rasa salah & benar dan keyakinan spiritual } Mulai meniru kegiatan spiritual tanpa mengerti arti kegiatan tsb } Ikut ke tempat ibadah yang mempengaruhi citra diri mereka Pra sekolah : } Sikap ortu tentang kode moral & agama ; mengajarkan kepada anak tentang apa yang dianggap baik & buruk } Anak meniru apa yang mereka lihat bukan yang dikatakan orang lain } Permasalahan akan timbul bila tidak sesuai apa yang dilihat & yang dikatakan kepada mereka } Sering bertanya tentang moralitas & agama seperti: perbuatan atau tindakan tertentu yang dianggap salah Usia sekolah : — Mengharapkan Tuhan menjawab do’anya — Perbuatan salah akan dihukum, baik diberi hadiah — Pra pubertas : menyadari do’a tidak selalu dijawab- menggunakan cara mereka, mulai cari alasan tanpa mau menerima keyakinan begitu saja Remaja — Membandingkan standar ortu dengan ortu lain & menetapkan standar apa yang akan diintegrasikan dalam perilakunya — Membandingkan pandangan ilmiah dengan agama serta coba untuk menyatukannya — Remaja yang ortu beda agama : mereka memutuskan pilihan agama yang akan dianut salah satu ortu atau tidak pilih dari kedua agama ortunya. Dewasa Dewasa muda : — dihadapkan pertanyaan tentang keagamaan dari anaknya — Menyadari apa yang pernah diajarkan kepadanya pada masa kanak-kanak — Lebih dapat diterima drpd waktu remaja — Masukan dari ortu dipakai untuk mendidik anaknya Usia pertengahan & lansia } Banyak waktu untuk kegiatan agama } Berusaha mengerti nilai-nilai agama yang diyakini oleh generasi muda } Perasaan kehilangan : karena pensiun & tidak aktif, kematian orang lain, ditinggalkan anak, yang menimbulkan kesepian dan mawas diri } Perkembangan filosofis agama yang lebih matang- sehingga membantu untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan & merasa berharga, lebih menerima kematian. Seseorang terpenuhi kebutuhan spiritual: } Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaannya di dunia/kehidupan } Mengembangkan arti penderitaan & meyakini hikmah dari kejadian/penderitaan } Membina hubungan positif & dinamis melalui keyakinan, rasa percaya & cinta } Membina integritas personal & merasa diri berharga } Merasakan kehidupan yang terarah –terlihat melalui harapan } Mengembangkan hubungan antar manusia yang positif Keterkaitan kesehatan spiritual & sakit Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan & self care pasien : — Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari Praktik pelayanan kesehatan tertentu-mungkin mempunyai makna keagamaan bagi pasien. Misal : makanan diit, KB — Sumber dukungan : saat stress memerlukan dukungan agama : do’a, membaca kitab suci, praktik keagamaan lain untuk membantu menerima kondisinya. — Sumber kekuatan & penyembuhan : ü individu cenderung dapat mengatasi stress karena keyakinan yang kuat ü Keluaarga mengikuti semua proses penyembuhan yang perlu upaya luar biasa-karena keyakinan bahwa semua upaya akan berhasil — Sumber konflik : Situasi tertentu dapat menimbulkan konflik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan Misal : ü pandangan penyakit karena pernah dosa ü Manusia makhluk tak berdaya : penyakit diterima sebagai nasib Faktor-faktor yang mempengaruhi spiritualitas seseorang : — Perkembangan — Keluarga — Latar belakang etnik & budaya — Pengalaman hidup sebelumnya — Krisis — Terpisah dari ikatan spiritual — Isyu moral terkait dengan terapi — Asuhan keperawatan yang kurang tepat Manifestasi perubahan fungsi spiritual — Verbalisasi distress : ü Menyatakan distress yang dialami atau mengungkapkan kebutuhan untuk mendapatkan bantuan ü Minta perawat/orang lain untuk berdo’a bagi kesembuhannya atau memberutahukan kepada pemuka agama untuk mengunjungi ü Keluhan tentang kematian/merasa tak berharga/kehilangan arti hidup — Perubahan perilaku : ü Cemas, marah ü Perilaku introspeksi & mencari alasan terjadinya sesuatu & upaya mencari fakta yang dapat menjelaskan situasi tersebut. Orang yang membutuhkan bantuan spiritual a.l : — Pasien kesepian — Pasien keputusasaan — Pasien berduka fungsional — Pasien ketakutan — Pasien kecemasan — Pasien menghadapi pembedahan — Pasien dengan perubahan gaya hidup — Pasien dengan perubahan peran — dll PROSES KEPERAWATAN Ø Pengkajian Ø Diagnosa keperawatan Ø Perencanaan Ø Implementasi Ø Evaluasi Ø Pengkajian — Ketepatan waktu pengkajian : setelah pengkajian psikososial — Bila pasien bertanya tentang aspek psikososial : perawat langsung dapat menjelaskan bahwa keyakinan spiritual seseorang merupakan bagian penting untuk memelihara kesehatannya — Pengkajian meliputi data subyektif dan obyektif Informasi umum yang diperlukan dalam pengkajian : } Partisipasi pasien dalam kegiatan agama : aktif/tidak aktif } Jenis partisipasi dalam kegiatan agama } Praktik kesehatan : diet, mencari/menerima terapi, ritual atau upacara agama } Persepsi terhadap penyakit : hukuman, cobaan terhadap keyakinan. } Strategi koping } Nilai agama/spiritual yang mempengaruhi : tujuan & arti hidup, arti kematian, kesehatan & pemeliharaan, hubungan dengan Tuhan, diri sendiri & lingkungan Pengkajian data subyektif : Untuk mendapatkan informasi tentang pola fungsi spiritual; } Apakah agama atau Tuhan merupakan hal penting dalam kehidupan anda ? } Kepada siapa anda biasanya minta bantuan bila menghadapi masalah ? } Apakah anda merasa kepercayaan/agama membantu anda? Bagaimana dapat membantu ? } Apakah sakit/kejadian penting yang pernah anda alami telah mengubah perasaan anda terhadap Tuhan/praktek kepercayaan yang anda anut ? — Mengapa anda berada di RS ? — Apakah kondisi sakit yang anda alami telah mempengaruhi cara anda memandang kehidupan ? — Apakah penyakit anda telah mempengaruhi hubungan dengan orang yang paling berarti? — Apakah kondisi sakit telah mempengaruhi cara melihat diri anda ? — Apa yang paling anda butuhkan saat ini ? Pengkajian subyektif untuk anak : — Bagaimana perasaanmu ketika dalam kesulitan ? — Kepada siapa minta perlindungan saat merasa takut ? — Apa kegemaran yang dilakukan bila merasa gembira ? Merasa sedih ? — Siapa Tuhan itu ? — Seperti apa Tuhan itu ? Pengkajian obyektif : — Melalui pengkajian klinik : — Afek : tampak kesepian, depresi, marah, cemas ? Dll — Perilaku : do’a, tidak dapat tidur, gangguan tidur lainnya, bercanda yang tidak sesuai, ungkapan kemarahan terhadap agama ØDiagnosa keperawatan : — Gangguan penyesuaian diri terhadap penyakit berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merekonsiliasi penyakit dengan keyakinan spiritual — Koping individu tidak efektif b/d kehilangan agama sebagai dukungan utama — Berduka disfungsional, keputusasaan b/d keyakinan bahwa agama tidak mempunyai arti — Takut yang berhubungan dengan belum siap menghadapi kematian & pengalaman kehidupan setelah kematian — Keputusasaan b/d keyakinan bahwa tidak ada yang peduli termasuk Tuhan — Gangguan harga diri b/d kegagalan untuk hidup sesuai dengan ajaran agama — Gangguan pola tidur b/d distress spiritual Ø Perencanaan : — Fokus pada menciptakan lingkungan yang mendukung praktek keagamaan & keyakinan yang biasanya dilakukan — Tujuan ditetapkan individual dengan mempertimbangkan riwayat, area berisiko, tanda-tanda disfungsional & data obyektif Contoh : pasien akan … } Mengidentifikasi keyakinan spiritual yang memenuhi kebutuhan untuk memperoleh arti & tujuan hidup, mencintai & keterikatan, pengampunan } Menggunakan kekuatan keyakinan, harapan & rasa aman saat menghadapi tantangan, penyakit, cedera } Mengembangkan praktek spiritual yang memupuk komunikasi dengan diri sendiri, Tuhan dan dunia luar } Mengekspresikan kepuasan dengan keharmonisan antara keyakinan spiritual dengan kehidupan sehari- hari Rencana tindakan untuk memenuhi kebutuhan spiritual : — Membantu untuk memenuhi kewajiban agamanya — Membantu untuk menggunakan sumber dari dalam dirinya dengan cara yang lebih efektif untuk mengatasi situasi yang sedang dialaminya — Membantu untuk mempertahankan atau membina hubungan personal dengan Maha Pencipta ketika sedang menghadapi peristiwa yang kurang menyenangkan — Membantu untuk mencari arti keberadaannya & situasi yang sedang dihadapinya — Meningkatkan perasaan penuh pengharapan — Memberikan sumber spiritual atau cara lain yang relevan Ø Implementasi : } Kaji, sadari keyakinan spiritual pribadi perawat } Fokuskan perhatian pada persepsi pasien terhadap kebutuhan spiritualnya } Jangan asumsikan bahwa pasien tidak mempunyai kebutuhan spiritual } Mengetahui pesan non verbal tentang kebutuhan spiritual pasien } Berespon secara singkat, spesifik, faktual } Dengarkan secara aktif & menunjukkan empati yang berarti menghayati masalah pasien } Menerapkan teknik komunikasi terapeutik } Meningkatkan kesadaran dengan kepekaan pada ucapan atau pesan verbal pasien } Sikap empati } Memahami masalah pasien tanpa menghukum walaupun tidak berarti menyetujui pasien } Menentukan arti & situasi pasien, bagaimana pasien berespons terhadap penyakit ; apakah pasien menganggap sebagai hukuman, cobaan, anugerah ? } Membantu memfasilitasi pasien agar dapat memenuhi kewajiban agama } Memberitahukan pelayanan spiritual yang tersedia di pelayanan kesehatan/ RS. ØEvaluasi : Mengumpulkan data terkait dengan pencapaian tujuan asuhan keperawatan. Tujuan tercapai, secara umum : — Pasien istirahat dengan tenang — Mengatakan penerimaan keputusan moral/etika — Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan — Menunjukkan hubungan yang hangat & terbuka dengan pemuka agama — Menunjukkan afek positif tanpa perasaan marah, rasa bersalah, kecemasan — Menunjukkan perilaku yang lebih positif — Mengekspresikan arti positif terhadap situasi & keberadaannya.