A. Pengertian
Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh
seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi Tuhan, yang
menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan, dan
permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat (Alimul, 2006).
Dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada pasien terminal atau
keluarganya, harus ditetapkan tujuan bersama. Hal ini menjadi dasar untuk evaluasi
tindakan perawatan. Bimbingan yang diberikan harus berfokus pada peningkatan
kenyamanan dan perbaikan sisa kualitas hidup, hal ini berarti memberikan
bimbingan pada aspek perbaikan fisik, psikologis, social dan khusunya yang akan
dibahas ialah aspek spiritual.
B. Perkembangan spiritual
Perkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoff’s dibagi ke dalam
empat tingkatan berdasarkan kategori umur, yaitu:
a. Usia anak-anak, merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan
penglaman. Perilaku tahap yang didapat, antara lain: adanya pengalaman dari
interaksi dengan orang lain dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut.
Pada masa ini, anak belum mempunyai pemahaman salah atau benar.
Kepercayaan atau keyakinan yang ada pada masa ini mungkin hanya mengikuti
ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa sebelum tidur dan makan, dan lain-
lain. Pada masa prasekolah, kegiatan keagamaan yang dilakukan belum
bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual mulai mencontoh aktivitas
keagamaan orang sekelilingnya, dalam hal ini keluarga. Pada masa ini anak-
anak biasanya sudah mulai bertanya tentang pencipta, arti doa, serta mencari
jawaban tentang kegiatan keagamaan.
b. Usia Remaja akhir, merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai
dengan adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa
takjub membuat mereka semakin merasa memiliki dan berarti akan
keyakinannya. Perkembangan spiritual pada masa ini sudah mulai pada
keinginan akan pencapaian kebutuha spiritual seperti keinginan melalui
meminta atau berdoa kepada penciptanya, yang berarti sudah mulai
membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepecayaan. Bila
pemenuhan kebutuhan spiritual tidak terpenuhi akan timbul kekecewaan.
c. Usia awal dewasa, merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali
dengan proses pertanyaan akan keyakinan atau kepercayaan yang dikaitkan
secara kognitif sebagai bentuk yang tepat untuk mempercayainya. Pada masa
ini, pemikiran sudah bersifat rasional dan keyakinan atau kepercayaan terus
dikaitkan dengan rasional. Segala pertanyaan tentang kepercayaan harus dapat
dijawab secara rasional. Pada masa ini, timbul perasaan akan penghargaan
terhadap kepercayaannya.
d. Usia pertengahan dewasa, merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri,
perkembangan ini diawali dengan semakin kuatnya kepercayaan diri yang
dipertahankan walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih
mengerti akan kepercayaan dirinya
Bimbingan spiritual pada kondisi pasien menjelang ajal tidak jauh berbeda
dengan kondisinya saat mengalami fase penyakit terminal. Pasien tetap diberikan
dukungan spiritual untuk meningkatkan kekuatan spiritualnya. Klien pada fase ini
membutuhkan dukungan spiritual yang dapat berupa love (kasih sayang), trust
(kepercayaan), hope (harapan), forgiveness (permohonan maaf), dan meaning
(pengertian).
Pemberian bimbingan rohani diberikan secara khusus pada pasien khusus
yang menganut agama tertentu. Dalam pemberian bimbingan rohani tersebut
terdapat prosedur khusus yang dilakukan pada kepercayaan tertentu. Jika kondisi
pasien kritis, dokter akan secara resmi menuliskan namanya di daftar kritis.
Kemudian keluarga dan pemuka agama akan diberitahu.
1. Jika pasien Katolik tampak sedang menyongsong ajal, seorang pendeta harus
dipanggil untuk melakukan sakramen orang sakit. Akan lebih baik jika keluarga
hadir dan meninggalkan ruangan pada saat dilakukan pengakuan dosa.
2. Penganut agama Katolik dan keluarga menganggapnya sebagai suatu
keistimewaan karena memiliki kesempatan untuk mengaku dosa ketika masih
memiliki kemampuan.
3. Sementara hampir semua agama lainnya tidak memiliki ritual khusus, seperti
sakramen ini, oleh sebab itu pemberian privasi pada pasien dan keluarga adalah
hal yang penting.
4. Pembacaan kitab suci, jika diminta, dapat menjadi bantuan spiritual untuk
melalui saat kritis ini.