Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of helping ) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial). Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi tuhan, yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat (Alimul, 2006). Bimbingan spiritual adalah bimbingan kerohanian yang menggunakan dasar-dasar keagamaan.Bimbingan spiritual secara umum adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu berdasarkan ajaran agama yang dianutnya agar individu mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk ajarannya, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan menjelang ajal (dying) merupakan suatu kondisi pasien saat sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagi hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian secara klinis merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah. B. Konsep pelaksanaan Bimbingan Spiritual Menjelang Ajal Berbagai semangat dan motivasi sangat diperlukan untuk membangun rasa kepercayaan diri, kepasrahan, ketenangan dan kebahagian lahir batin bagi pasien-pasien di rumah sakit baik itu pasien dengan penyakit kronis, terminal maupun pasien menjelang ajal. Bimbingan spiritual ternyata berdampak kepada peningkatan kesembuhan dan motivasi pasien. Dukungan spiritual yang diberikan pada pasien dengan kondisi tersebut sangat penting dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya. Bantuan spiritual itu meliputi : 1) Menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya dan rencana-rencana klien selanjutnya menjelang kematian. 2) Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan agama dalam hal untuk memenuhi kebutuhan spiritual. 3) Membantu dan mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual sebatas kemampuannya. Klien dengan kondisi penyakit terminal mungkin mencari untuk menemukan tujuan dan makna hidup sebelum menyerahkan diri kepada kematian. Klien mungkin minta pengampunan baik dari yang maha kuasa atau dari anggota keluarga. Perawat dan keluarga memberikan ketenangan spiritual dengan menggunakan ketrampilan komunikasi, empati, berdoa dengan klien, membaca kitab suci, atau mendengarkan musik. Memberikan ketenangan spiritual mempunyai arti lebih besar dari sekedar kunjungan rohaniawan. Perawat dapat memberi dukungan kepada klien dalam mengekspresikan filosofi kehidupan. Ketika kematian mendekat, klien sering mencari ketenangan dengan menganalisis nilai dan keyakinan yang berhubungan dengan hidup dan mati. Perawat dan keluarga dapat membantu klien dengan mendengarkan dan mendorong klien untuk mengekspresikan tentang nilai dan keyakinan. Bimbingan spiritual pada kondisi pasien menjelang ajal tidak jauh berbeda dengan kondisinya saat mengalami fase penyakit terminal. Pasien tetap diberikan dukungan spiritual untuk meningkatkan kekuatan spiritualnya. Klien pada fase ini membutuhkan dukungan spiritual yang dapat berupa love (kasih sayang),trust (kepercayaan),hope (harapan), forgiveness (permohonan maaf), dan meaning (pengertian). Pemberian bimbingan rohani diberikan secara khusus pada pasien khusus yang menganut agama tertentu. Dalam pemberian bimbingan rohani tersebut terdapat prosedur khusus yang dilakukan pada kepercayaan tertentu. Jika kondisi pasien kritis, dokter akan secara resmi menuliskan namanya di daftar kritis. Kemudian keluarga dan pemuka agama akan diberitahu.